Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP AKTIVITAS

PEREKONOMIAN DI BANDAR LAMPUNG


Muhammad Taufiq Alkahfi1, Nelly Noviyana2, Peni Padila3, Alfinur4, Mahfud Sidik5, Heni
Noviarita6
1,2,3
Program Studi Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis IslamUniversitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung
taufikktb01@gmail.com1 , nengnelly445@gmail.com2 , penifadilaa@gmail.com3 ,
alfinur.an25@gmail.com4 , mahfuzhsiddik@gmail.com5 , heninoviarita@gmail.com6.
Abstrak

Penelitian ini kami buat berdasarkan masalah ekonomi yang masih belum terpecahkan.
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Seseorang yang tidak
mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari pekerjaan
(ingin bekerja), mungkin dengan segera mendapatkannya. Jika seperti diasumsikan para
ekonom klasik, pasar tenaga kerja bekerja dengan baik, bagaimana kita bisa menjelaskan
fakta bahwa tingkat pengangguran kadang kelihatan tinggi? Kelihatannya ada masa-masa
dimana jutaan orang yang menginginkan pekerjaan pada tingkat upah saat ini tidak bisa
mendapatkan pekerjaan. Bagaimana kita bisa mencocokkan situasi ini dengan asumsiklasik
tentang pasar tenaga kerja?

Beberapa ekonom menjawab dengan argument bahwa tingkat pengangguran bukan ukuran
yang baik tentang apakah pasar tenaga kerja bekerja baik. Kita mengetahui bahwa
perekonomian bersifat dinamis dan pada setiap waktu beberapa industry berekspansi dan
beberapa berkontraksi.

Keywords : Pengangguran, Perekonomian

Abstract

This research is based on unsolved economic problems. Unemployment is not the


same as not working or not wanting to work. A person who does not want to work
cannot be said to be unemployed. Because if he is looking for a job (want to work),

1
maybe immediately get it. If, as classical economists assume, the labor market works
well, how can we explain the fact that the unemployment rate sometimes seems high?
There seem to be times when the millions of people who want jobs at today's wage
rates can't find work. How can we match this situation with classical assumptions
about the labor market?

Some economists have responded by arguing that the unemployment rate is not a
good measure of whether the labor market is doing well. We know that the economy
is dynamic and that over time some industries are expanding and some contracting.

Keywords : Unemployment, Economy

PENDAHULUAN Lebih jelasnya anda dapat melihat

Dalam ilmu kependudukan Gambar 20.8.

(demografi), orang yang mencari kerja masuk


dalam kelompok penduduk yang disebut
angkatan kerja. Berdasarkan kategori usia,
usia angkatan kerja adalah 15-64 tahun.
Namun, tidak semua orang yang berusia 15-
64 tahun dihitung sebagai angkatan kerja,
yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah
penduduk berusia 15-64 tahun yang bekerja
Pada Gambar 20.8 terlihat bahwa jumlah
dan sedang mencari kerja, sedangkan yang
penduduk suatu Negara dapat dibedakan
tidak mencari kerja, entah karna harus
menjadi penduduk usia kerja (15-64
mengurus keluarga atau sekolah, tidak masuk
tahun) dan bukan usia kerja.
angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah
Termasuk dalam kelompok bukan usia kerja
presentase angkatan kerja yang tidak/belum
(usia non-produktif) adalah anak-anak (0-14
mendapatkan pekerjaan.
tahun) dan manusia lanjut usia (manula)

2
yang berusia ≥65 tahun. Dari jumlah 20.8 menunjukkan bahwa jumlah angkatan
penduduk usia kerja, yang termasuk angkatan kerja yang tidak bekerja atau belum
kerja adalah mereka yang mencari kerja atau mendapatkan pekerjaan dalam periode 2000,
bekerja. Sebagian yang tidak bekerja (dengan 2010, dan 2018 masing-masing adalah
berbagai alasan) tidak termasuk angkatan 6,08%, 7,14%, dan 5,34% dari angkatan
kerja (bukan angkatan kerja). Lebih lanjut kerja. Angka-angka tersebut didapat dengan
lagi terlihat, ternyata tidak semua angkatan cara membagi jumlah orang yang
kerja memperoleh lapangan kerja. Mereka menganggur dengan jumlah angkatan kerja
inilah yang disebut penganggur. (bukan penduduk usia kerja) dikalikan

▪ Tabel 20.8 Jumlah Penduduk 100%.


Indonesia Hasil Sensus Penduduk Tahun
2000, 2010, 2018 Berdasarkan Usia
(Dalam Juta Jiwa)
Tabel 20.8 menunjukkan bahwa dalam dua
decade terakhir ini, proporsi penduduk
menganggur selalu berada dalam kisaran
5% hingga 7%. Tingkat pengangguran
terbuka ini masih tergolong sebagai tingkat
pengangguran yang wajar bila dibandingkan
dengan Negara-negara lain. Akan tetapi, perlu
dicermati bahwa terdapat kemungkinan
bahwa angka pengangguran yang tertera
Tabel 20.8 memberikan data-data tersebut tidak sepenuhnya menggambarkan
komposisi penduduk Indonesia tahun kondisi sosial-ekonomi masyarakat
2000,2010, dan 2018 dengan menggunakan Indonesia. Hal ini dapat dikarenakan oleh
klasifikasi seperti pada Gambar 20.8. definisi pengangguran yang digunakan oleh
Angka/tingkat pengangguran dalam tabel BPS. Seperti yang tercantum dalam situs

3
web (website ) BPS tentang pengangguran, pengumpulan data yang diperoleh dari studi
BPS mendefinisikan seseorang dalam pustaka melalui data-data yang ada, seperti
kategori bekerja bila setidaknya selama buku, artikel, maupun jurnal jurnal.
seminggu terakhir orang tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
menghabiskan waktu 1 jam (secara tidak
Jenis-Jenis Pengangguran
terputus) untuk melakukan kegiatan
ekonomi dalam usaha mendapatkan Dalam studi makroekonomi yang

penghasilan atau keuntungan. Menariknya, lebih lanjut, pembahasan masalah

kegiatan ekonomi seperti bekerja sebagai pengangguran akan dilakukan lebih spesifik

buruh yang tidak dibayarpun juga turut dan cermat. Misalnya, akan dibahas apakah

diperhitungkan sebagai status bekerja. pengangguran yang terjadi merupakan

Akibatnya, angka pengangguran yang rendah pengangguran sukarela (voluntary

tidak akan selalu mencerminkan tingakat unemployment) atau pengangguran pe

kesejahteraan masyarakat. dukalara (involuntary unemployment).


Pengangguran sukarela adalah pengangguran
Akan tetapi, besar kecilnya angka
yang bersifat sementara, karena seseorang
pengangguran memang sangat tergantung dari
ingin mencari pekerjaan yang lebih baik atau
definisi atau pengklasifikasian pengangguran.
lebih cocok. Pengangguran dukalara adalah
Setidak-tidaknya ada dua dasar utama
pengangguran yang terpaksa diterima oleh
klasifikasi pengangguran, yaitu pendekatan
seseorang, walaupun sebenarnya dia masih
angkatan kerja (labour force approach) dan
ingin bekerja. Pengangguran sukarela dan
pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labour
dukalara erat kaitannya dengan eng jenis-
untilization approach).
jenis pengangguran berikut ini.
METODE PENLITIAN
1. Pengangguran Friksional (Frictional
Penelitian ini menggunakan metode Unemployment)
penelitian kualitatif dengan observasi melalui
Apabila dalam suatu periode tertentu
kuesioner dengan para responden, juga

4
perekonomian terus-menerus mengalami harus menganggur. Namun, pengangguran
perkembangan yang pesat, jumlah dan tingkat ini tidak serius karena bersifat sementara.
pengangguran akan menjadi semakin 2. Pengangguran Struktural (Structural
rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat Unemployment)
mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
Dikatakan pengangguran struktural
penuh (full employment), yaitu apabila
karena sifatnya yang mendasar.Pencari kerja
pengangguran tidak melebihi 4%.
tidak mampu memenuhi persyaratan yang
Pengangguran ini dinamakan pengangguran
dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang
friksional (frictional unemployment).
tersedia. Hal i terjadi dalam perekonomian
Pengangguran te jenis ini bersifat sementara
yang berkembang pesat. Makin tinggi dan
dan terjadi karena adanya kesenjangan antara
rumitnya proses produksi dan atau
pencari kerja dengan lowongan kerja.
teknologi produksi yang digunakan,
Kesenjangan ini dapat berupa kesenjangan
menuntut persyaratan tenaga kerja yang
waktu, informasi, ataupun karena kondisi
makin tinggi. Misalnya, tenaga kerja yang
geografis/jarak antara pencari kerja dan
dibutuhkan untuk industri kimia menuntut
kesempatan (lowongan) kerja. Mereka yang
persyaratan yang relatif berat, yaitu
masuk dalam kategori pengangguran
pendidikan minimal program D-3, mampu
sementara umumnya rela menganggur
menguasai komputer, dan menguasai minimal
(voluntary unemployment) untuk mendapat
bahasa Inggris.
pekerjaan.
Dengan makin besarnya peranan mekanisme
Pengangguran friksional bukanlah
pasar yang semakin mengglobal, maka
wujud sebagai akibat dari ketidakmampuan
toleransi terhadap kekurangan persyaratan
memperoleh pekerjaan, melainkan sebagai
tidak ada lagi. dua atau tiga dekade lalu,
akibat dari keinginan untuk mencari kerja
seseorang yang tidak memenuhi persyaratan
yang lebih baik. Di dalam proses mencari
yang dibutuhkan masih dapat ditoleransi,
kerjayang lebih baik itu adakalanya mereka
selama kekurangannya hanya sedikit. Sebab

5
penawaran tenaga kerja yang berkualitas baik diberhentikan. Dengan demikian,
relatif sedikit dibanding kebutuhan. Namun, kemunduran ekonomi akan menaikkan
sekarang yang terjadi adalah kelebihan tenaga jumlah dan tingkat pengangguran.
kerja berkualitas. Jika tetap terjadi Tenaga kerja akan terus bertambah sebagai
kekurangan, dapat diatasi dengan akibat pertambahan penduduk. Apabila
mendatangkan tenaga kerja asing. Dilihat kemunduran ekonomi terus berlangsung
dari sifatnya, pengangguran struktural lebih sehingga tidak dapat menyerap tambahan
sulit diatasi dibanding pengangguran tenaga kerja, maka pengangguran konjungtur
friksional. Selain membutuhkan pendanaan akan menjadi bertambah serius. Ini berarti
yang besar, juga waktu yang lama. Bahkan diperlukan kebijakan-kebijakan ekonomi
untuk Indonesia, pengangguran struktural guna meningkatkan kegiatan ekonomi, dan
merupakan masalah besar di masa harus diusahakan menambah penyediaan
mendatang, jika tidak ada perbaikan kesempatan kerja untuk tenaga kerja yang
kualitas SDM. baru memasuki pasar tenaga kerja (sebagai
3. Pengangguran siklis (cyclicsl akibat bertambahnya penduduk).
unemployment) Pengangguran konjungtur hanya dapat
Pengangguran siklis (cyclical unemployment) dikurangi atau diatasi masalahnya apabila
atau pengangguran konjungtur adalah pertumbuhan ekonomi yang terjadi setelah
pengangguran yang diakibatkan oleh kemunduran ekonomi cukup besar juga
perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan dapat menyediakan kesempatan kerja
perekonomian. Ketika kegiatan ekonomi baru yang lebih besar daripertambahan
mengalami kemunduran, perusahaan- tenaga kerja yang terjadi.
perusahaan harus mengurangi kegiatan 4. Pengangguran Musiman (Seasonal
memproduksi. Dalam pelaksanaannya berarti Unemployment)
jam kerja dikurangi, sebagian mesin produksi
Pengangguran musiman berkaitan erat
tidak digunakan, dan sebagian tenaga kerja
dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka

6
pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. menurunkan penawaran agregat, bila dilihat
Misalnya, di luar musim tanam dan panen, dari peranan tenaga kerja sebagai faktor
petani umumnya menganggur, sampai produksi utama. Makin sedikit tenaga kerja
menunggu musim tanam dan panen yang digunakan, makin kecil penawaran
berikutnya. agregat. Dampak pengangguran terhadap

Biaya Sosial Pengangguran penawaran agregat makin terasa dalam


jangka panjang. Makin lama seseorang
Sama halnya dengan inflasi,
menganggur, keterampilan, produktivitas
pengangguran juga akan menimbulkan
maupun etika kerjanya akan mengalami
dampaknegatif jika sifat pengangguran sudah
penurunan.
sangat structural dan/atau kronis.
Mungkin argumen di atas dapat dibantah
1. Terganggunya Stabilitas Perekonomian
dengan mengatakan bahwa dalam
Pengangguran struktural dan atau kronis akan perekonomian modern, tenaga kerja dapat
mengganggu stabilitas perekonomian dilihat digantikan dengan barang modal. Bahkan,
dari sisi permintaan dan penawaran agregat. penggunaan barang modal yang makin
2. Melemahnya Permintaan Agregat intensif akan meningkatkan efisiensi,

Untuk dapat bertahan hidup, manusia harus diukur dari biaya produksi per unit yang

bekerja. Sebab dengan bekerja dia akan makin rendah. Dengan harga jual yang

memperoleh penghasilan, yang digunakan makin rendah, tentu permintaan akan

untuk belanja barang dan jasa. Jika tingkat meningkat.

pengangguran tinggi dan bersifat struktural, Logika di atas adalah benar sampai batas
maka daya beli akan menurun, yang pada tertentu. Namun yang harus diingat, yang
gilirannya menimbulkan penurunan dimaksud dengan mekanisme pasar adalah
permintaan agregat. interaksi permintaan dan penawaran.

3. Melemahnya Penawaran Agregat Sekalipun produksi bisa berjalan efisien,


tetapi jika permintaan agregat sangat lemali,
Tingginya tingkat pengangguran akan

7
maka keseimbangan ekonomi terjadi di dibandingkan SMA. Selain itu juga
tingkat yang sangat rendah. Akibatnya, kurangnya pelatihan kepada para calon
tingkat produksi harus diturunkan drastis. tenaga kerja menyebabkan kurangnya skill
Penurunan tingkat/skala produksi ini akan atau kemampuan kepada calon tenaga kerja.
menaikkan biaya produksi per unit. Hal ini Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan
tentunya melemahkan penawaran agregat. meningkatkan mutu kualitas Pendidikan

Melemahnya permintaan dan penawaran agregat kepada mesyarakat tetapi, dikarenakan

jelas akan mengancam stabilitas perekonomian. pandemic covid-19 yang sudah melanda

Hal ini telah berkali-kali terbukti dalam Indonesia sejak 2 tahun terakhir,

sejarah perekonomian dunia. Misalnya, menyebabkan meningkatnya angka

Depresi Besar (1929-1933), oleh para pengangguran. Hal tersebut terjadi karena

ekonom diakui disebabkan oleh melemahnya banyak perusahaan yang mangalami failed,

permintaan egregat. Krisis Ekonomi Asia sehingga membuat para pekerja di PHK.

Timur (1998), termasuk yang dialami Adapun hal lain yang dapat mengurangi
Indonesia, menurut Bank Dunia (World pengangguran adalah dengan dibangunnya
Bank, 1999) maupun IMF (1998), dapat sebuah jembatan,jalan tol,ataupun rumah
dijelaskan dalam konteks interaksi sakit.hal tersebut dapat membutuhkan para
melemahnya permintaan dan penawaran pekerja yang banyak sehingga terbukanya
agregat. lowongan pekerjaan.Selain itu,juga dapat

Dampak Pengangguran Terhadap menguntungkan bagi para warga sekitar

Perekonomian karena bisa membuka peluang usaha


disekitar bangunan.
Berdasarkan hasil dari penelitian, kami dapat
menyimpulkan bahwa salah satu yang Dampak pengangguran terhadap

menjadi alasan utama menganggur adalah perekonomian lainnya adalah semakin banyak

lowongan pekerjaan yang lebih yang menganggur,maka akan berimbas kepada

mendahulukan lulusan sarjana pajak negara.Pajak negara yang masuk akan

8
lebih sedikit,dan dapat membuat kerugian Pengangguran struktural dan atau kronis akan
pada negara.Selain itu,Inflasi juga bisa terjadi mengganggu stabilitas perekonomian dilihat
jika tingkat pengangguran semakin dari sisi permintaan dan penawaran agregat.
banyak. 2. Melemahnya Permintaan Agregat
KESIMPULAN Untuk dapat bertahan hidup, manusia harus
Dalam studi makroekonomi yang lebih bekerja. Sebab dengan bekerja dia akan
lanjut, pembahasan masalah pengangguran memperoleh penghasilan, yang digunakan
akan dilakukan lebih spesifik dan cermat. untuk belanja barang dan jasa.
Misalnya, akan dibahas apakah Adapun hal lain yang dapat mengurangi
pengangguran yang terjadi merupakan pengangguran adalah dengan dibangunnya
pengangguran sukarela (voluntary sebuah jembatan,jalan tol,ataupun rumah
unemployment) atau pengangguran sakit.hal tersebut dapat membutuhkan para
pedukalara (involuntary unemployment). pekerja yang banyak sehingga terbukanya
Pengangguran sukarela adalah pengangguran lowongan pekerjaan.Selain itu,juga dapat
yang bersifat sementara, karena seseorang menguntungkan bagi para warga sekitar
ingin mencari pekerjaan yang lebih baik atau karena bisa membuka peluang usaha
lebih cocok. Pengangguran dukalara adalah disekitar bangunan.
pengangguran yang terpaksa diterima oleh
DAFTAR PUSTAKA
seseorang, walaupun sebenarnya dia masih
ingin bekerja. Anwar, Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Sama halnya dengan inflasi, pengangguran
Chaudhry, Muhammad Syarif.
juga akan menimbulkan dampak negatif jika
“Fundamentals of Islamic Economics
sifat pengangguran sudah sangat structural
System.” www.
dan/atau kronis.
muslimtenant.com (24 Mei 2009).
1. Terganggunya Stabilitas Perekonomian

9
Ruslan Abdul Ghofur, Peran Instrumen Rahardja, Manurung. Pengantar Ilmu
Distribusi Ekonomi Islam Dalam Ekonomi, Jakarta : Salemba Empat,
Menciptakan Kesejahteraan Di 2019
Masyarakat, IKONOMIKA Vol 1 No Tulus Suryanto, Pengaruh Etika Bisnis Islam
1, Mei 2016. Dan Kompensasi Terhadap
https://ejournal.radenintan.ac.id Peningkatan Kinerja Karyawan
/index.php/ikonomika Perusahaan Properti Di Provinsi
A.Sukris Sarmadi, Transedensi Keadilan Lampung, Gorontalo Management
Hukum Waris Islam Transformatif, Research. Vol 3 No 1 April 2020
Jakarta: Raja Grafindo persada,
1997

Abdurrahman Qadir, Zakat Dalam Dimensi


Mahdah dan Sosial, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1998

Lestari, Pasha, Oktapianti, Noviarita,


“Teori Pembangunan Ekonomi”,
Jurnal Manajemen Bisnis Islam.
Volume 2 No 2, 2021.

Ruslan Abdul Ghofur Noor, Kebijakan


Distribusi Ekonomi Islam Dalam
Membangun Keadilan Ekonomi
Indonesia, ISLAMICA Vol 6 No 2,
Maret 2012.

10

Anda mungkin juga menyukai