PENGANGGURAN DI INDONESIA
ANGGOTA KELOMPOK :
GUSTIADI WALUYO (15)
JUN SUI SIAHAAN (18)
RATIH NURANIKA (33)
ZULMY AGUNG PAMBUDI (41)
: Jaminan Sosial
: Seminar Keuangan Publik
: Gustiadi Waluyo (15), Jun Sui Siahaan (18), Ratih Nuranika (33), Zulmy
Agung Pambudi (41)
: M. Ridhwan Galela
tidak bisa disamakan bagi semua. Kondisi masing-masing negara harus dipertimbangkan. Di
banyak negara berkembang, dimana permintaan tinggi dan sumber daya terbatas, bantuan tunai
kepada pengangguran dianggap tidak realistis. Pendekatan lain perlu dicari agar memenuhi
kebutuhannya. Pada dasarnya kekhawatiran utamanya adalah orang menerima tunjangan
pengangguran padahal mereka dapat bekerja.
Krisis finansial Asia menunjukkan, skema asuransi pengangguran berperan penting dalam
menanggapi kesulitan hidup yang meningkat akibat pengangguran yang juga meningkat. Mereka
juga dapat membantu membatasi jatuhnya permintaan konsumen dan kepercayaan bisnis yang
memperparah krisis tersebut. Sebagaimana ditunjukkan pada penelitian ILO yang dilakukan
untuk Pemerintah Thailand, tingkat iuran yang dibutuhkan untuk membiayai skema asuransi
pengangguran yang biasa saja memerlukan kurang dari satu persen penghasilan pada jangka
panjang.
PENGANGGURAN DI INDONESIA
Definisi pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (usia 15 sampai 64 tahun)
yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya ibu rumah tangga, siswa sekolah (SMP, SMA), mahasiswa perguruan tinggi, dan
lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Untuk mengukur
tingkat pengangguran (unemployment rate) pada suatu wilayah atau negara diperoleh dari
prosentase hasil bagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja dimana angkatan kerja
adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja.
Tingkat pengangguran = jumlah pengangguran / jumlah angkatan kerja x 100%
Definisi lain dari pengangguran adalah kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan
kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan
kerja. Pengangguran tidak hanya disebabkan karena kurangnya lowongan pekerjaan, tetapi juga
disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja. Persyaratanpersyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, tidak dapat dipenuhi oleh pencari kerja.
Berdasarkan faktor penyebabnya, pengangguran dibedakan dalam 3 (tiga) jenis, yaitu:
pengangguran konjungtur, pengangguran struktural, dan pengangguran normal atau friksional.
Ketiga jenis pengangguran ini dapat dikelompokkan sebagai pengangguran terbuka.
Pengangguran
pekerjaan apapun dalam periode tertentu. Disamping itu, di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, terdapat beberapa bentuk pengangguran lain, yaitu pengangguran tersembunyi,
pengangguran bermusin, dan setengah menganggur.
1995
80,1
-
2000
89,8
-
2005
95,4
70,5
2011
107,4
63,9
2012
112,5
61,4
2013
112,8
60,1
2014
114,6
59,6
7,2
6,1
10,5
7,5
6,1
6,2
5,9
Feb
2013
178,8
Mei
2013
179,4
Agt
2013
180,0
Nov
2013
180,6
Feb
2014
181,2
Mei
2014
181,8
Agt
2014
183,0
Feb
2015
184,6
123,6
124,1
120,2
124,7
125,3
126,0
121,9
128,3
116,4
7,2
5,8
30,8
65,2
117,0
7,1
5,7
30,8
65,2
112,8
7,4
6,2
33,2
62,7
117,7
7,1
5,8
30,9
65,2
118,2
7,2
5,7
30,8
65,2
118,9
7,2
5,7
30,7
65,4
114,6
7,2
5,9
33,4
62,6
120,8
7,5
5,8
30,5
65,5
Tabel 3
Indonesia
Medium
HDI
55,7
Developin
g
countries
60,7
East Asia
and the
Pasific
67,9
63,5
67,7
6,2
58,8
5,3
64,3
5,6
71,1
3,3
0,0
1,7
2,5
1,6
Sebagian besar angkatan kerja di Indonesia bekerja di sektor informal. PDB per kapita Indonesia
sebesar US $3.492 pada tahun 2014, sedangkan Purchasing Power Parity sekitar US $10.190.
Hal ini membuat ruang lingkup yang terbatas untuk mendanai sistem perlindungan sosial.
Prioritas belanja pemerintah untuk saat ini ditujukan untuk pembangunan, biaya pendidikan dan
kesehatan. Perlindungan sosial yang sekarang sudah ada diprioritaskan untuk membantu
masyarakat miskin.
Akan tetapi, apakah dengan kondisi seperti ini pemberian tunjangan pengangguran tidak
mungkin untuk diterapkan di Indonesia? Tentu saja untuk memberi tunjangan pengangguran
untuk semua pengangguran yang ada di Indonesia melupakan langkah yang sangat sulit atau
hampir tidak mungkin. Karena jumlah dari penduduk Indonesia yang bekerja di sektor informal
dan semua pencari kerja di Indonesia sangat banyak. Pemberian tunjangan pengangguran
menjadi mungkin dan sangat bisa diterapkan apabila diberikan kepada pekerja dari sektor formal
yang berhenti bekerja karena sebab tertentu sampai mereka mendapatkan pekerjaan kembali atau
sampai batas waktu yang sudah ditentukan. Tunjangan pengangguran ini diharapkan bisa
dilaksanakan dengan memperluas manfaat dari BPJS Ketenagakerjaan yang sekarang sudah
berjalan. Jumlah pekerja yang menjadi anggota aktif dari BPJS Ketenagakerjaan sekitar 12% dari
total jumlah pekerja atau sekitar 4% dari total penduduk Indonesia. Proporsi ini masih dapat
ditingkatkan dengan memperluas cakupan pekerja yang terdaftar serta meningkatkan kepatuhan
dalam membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan bagi mereka yang sudah terdaftar namun tidak
aktif.
2. Kemungkinan Sumber Pendanaan Tunjangan Pengangguran
Iuran Pengusaha
Salah satu pilihan dalam sumber pendanaan
membayar seluruh biaya premi tetapi tidak menghilangkan kewajiban memberikan pesangon
kepada pegawai yang berhenti bekerja. Secara administratif pilihan ini layak diterapkan tetapi
akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha. Hal ini dapat menyebabkan tekanan
sehingga pengusaha akan menghindari BPJS Ketenagakerjaan dan iuran dana pensiun lainnya,
tidak mendaftarkan semua pekerja atau tidak memberikan infomasi yang benar tentang gaji
pegawainya. Ada kemungkinan pengusaha menentang pilihan ini.
Iuran Pekerja
Pilihan kedua adalah pekerja yang harus membayar semua premi melalui pemotongan dari gaji
mereka. Secara administratif pilihan ini juga layak untuk diterapkan. Namun, itu berarti akan
mengurangi penghasilan yang diterima oleh para pekerja. Mereka akan menekan kepada
pengusaha untuk tidak bergabung dengan BPJS Ketenagakerjaan atau dana pensiun lainnya.
Pekerja akan menentang pilihan ini melalui serikat pekerja.
Iuran Dibagi Antara Pekerja dan Pengusaha
Pilihan ketiga adalah dengan membagi iuran premi kepada pekerja dan pengusaha sesuai
proporsi yang sudah ditentukan. Pilihan ini akan membagi kewajiban kepada kedua belah pihak.
Sistem seperti ini adalah yang sering dipakai di berbagai negara. Pengusaha tentu saja tidak ingin
apabila biaya yang dikeluarkan meningkat, begitu juga dengan pekerja tidak ingin apabila
pendapatan bersihnya menurun. Oleh sebab itu, opsi ini bisa diterima dalam kondisi
perekonomian yang sedang membaik dimana keuntungan dari pengusaha naik begitu juga gaji
pekerja.
Iuran Pengusaha dan Penyesuaian Pesangon
Pilihan keempat adalah pengusaha yang harus membayar premi, tetapi diizinkan untuk
mengurangi jumlah pesangon yang dibayarkan kepada pegawai yang berhenti bekerja. Ketika
pekerja berhenti bekerja dan mendapat tunjangan pengangguran maka pengusaha dapat
mengurangi pesangon yang dia bayarkan sebesar tunjangan pengangguran yang didapat oleh
pekerja. Pilihan ini akan menarik bagi pengusaha karena pengusaha dapat menghindari
kewajiban untuk membayar pesangon pekerja yang jumlahnya cukup besar dalam satu waktu.
Bahkan pilihan ini dapat dikembangkan menjadi penggantian sepenuhnya uang pesangon yang
diberikan sekaligus menjadi tunjangan pengangguran yang diberikan setiap bulan sampai pekerja
mendapatkan pekerjaan kembali atau periode yang ditentukan. Untuk pengusaha yang tidak
mendaftarkan pekerjanya tidak akan mendapat manfaat ini. Hal ini kan membuat pekerja untuk
menekan agar pengusaha mendaftarkan pekerjanya dalam program tunjangan pengangguran.
Kelemahan dari opsi ini adalah adanya ketidaksesuaian pemberian manfaat apabila pekerja yang
sudah bekerja lebih lama berhenti dan langsung mendapat pekerjaan lagi, dibandingkan dengan
pekerja yang baru bekerja kemudian berhenti dan menganggur dalam jangka waktu yang cukup
lama. Akan tetapi hal ini tidak akan menjadi masalah karena tentu saja pekerja akan lebih
memilih untuk mendapat pekerjaan kembali daripada mendapat tunjangan pengangguran.
Disamping itu opsi ini juga memerlukan sistem administrasi yang lebih komplek.
Penggunaan BPJS Ketenagakerjaan Plus
Pilihan lain adalah dengan menggunakan dana yang sudah dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan
untuk mendanai tunjangan pengangguran. Dengan menambah manfaat yang diberikan oleh BPJS
Ketenagakerjaan tanpa mengurangi jumlah premi yang harus dibayar tentu saja akan menarik
minta dari pengusaha untuk mendaftarkan pekerjanya dalam BPJS Ketenagakerjaan. Hal yang
serupa juga akan dilakukan oleh pekerja melalui serikat pekerja yang akan mendesak pengusaha
untuk ikut serta dalam program BPJS Ketenagakerjaan. Apalagi ditambah dengan adanya
kebijakan pemerintah untuk mewajibkan pengusaha untuk mendaftarkan pekerjanya ke BPJS
Ketenagakerjaan.
Pada tahun 2014 BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan keuntungan bersih sebesar Rp690 milyar.
Angka yang cukup besar untuk bisa mendanai tunjangan pengangguran. Akan tetapi tentu saja
tidak akan cukup untuk mendanai seluruh tunjangan pengangguran. Oleh sebab itu maka
dibutuhkan campur tangan pemerintah untuk mendanai sebagian tunjangan pengangguran yang
dananya bersumber dari APBN, tentu saja dana tersebut dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan.
tahun 1991 yang mana termasuk penyediaan jaminan untuk pengangguran sesuai Judul IV dari
The National Employment Law. Tunjangan penganggguran mulai dilaksanakan di tahun 1992
dengan mengacu pada prinsip jaminan sosial dengan menggunakan Integrated Unemployment
Benefit System. Tidak ada perubahan yang signifikan dari penggunakan sistem dimaksud hingga
saat ini. Pada Januari 2001 pemerintah mengadopsi Law No. 25.371 (Industria de la
Construccin. Sistema Integrado de Prestaciones por Desempleo) yang memberikan
perpanjangan tunjangan pengangguran untuk pada pekerja pada industri konstruksi nasional
(dengan potensi penerima manfaat sebesar 200.00 pekerja per tahun). Sebelumnya telah terdapat
skema yang berbeda (System Integral of Unemployment Benefits for Rural Workers) yang
diadopsi dari Law 25.191 yang diperuntukkan untuk para pekerja di bidang pertanian.
Produk Utama dan Cakupan Tunjangan Pengangguran
Tunjangan pengangguran diberikan dalam bentuk uang tunai sesuai dengan pendapatan
sebelumnya dengan jangka waktu antara 2 sampai dengan 12 bulan (tergantung dari besaran dan
lamanya kontribusi yang diberikan selama 3 tahun terakhir). Besaran tunjangan pengangguran
mencakup penghasilan terdaftar pekerja sektor swasta yang kehilangan pekerjaannya bukan
karena keinginan pribadi atau berhenti untuk alasan yang baik. Namun tunjangan ini tidak
berlaku untuk: (i). Pembantu Rumah Tangga, (ii). Pekerja pada sektor publik (federal, provinsi,
dan kota), (iii). Pekerja pada institusi pendidikan swasta yang diatur dalam Law 13.047,
(iv). Guru pada universitas swasta yang diatur dalam Law 24.521.
Selain mendapatkan manfaat uang tunai, penganggur juga mendapatkan manfaat kesehatan dan
tunjangan anak. Kekhususan lainnya adalah periode dimana seorang mendapatkan manfaat
pengangguran dihitung untuk tujuan pensiun.
Kelembagaan yang Mengatur
The Administracin Federal de Ingresos Pblicos (AFPIP) (Badan Pajak Nasional) bertugas
mengumpulkan kontribusi dari para pekerja. Dana tersebut akan disetor kepada The Fondo
Nacional de Empleo (FNE) (Dana Pekerja Nasional), yang berada di bawah manajemen dari
Administracion Nacional de Seguridad Social (ANSES) (Administrasi Jaminan Sosial Nasional),
perwakilan dari Ministerio del Trabajo, Empleo y Seguridad Social (MTEySS) (Kementerian
Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial). Pada Tahun 2010 telah terkumpul ARS2,4 miliar dan ARS2,9
miliar di tahun 2011 yang dapat menutupi pembayaran tunjangan pengangguran di tahun 2010
sebesar ARS614 juta.
Sistem Operasional
Pengisian aplikasi dapat dimulai melalui jaringan internet atau melalui telepon, yang dilanjutkan
dengan mendatangi ANSES (Administrasi Jaminan Sosial Nasional). Data akan di cek secara
elektronik yang terhubung kepada database yang digunakan oleh ANSES untuk memverifikasi
kelayakan awal dan langkah selanjutnya (terbatas pada lapangan kerja formal). Tunjangan
pengangguran dikelola melalui sistem komputer tingkat nasional yang dikembangkan dan
digunakan oleh ANSES.
Tingkat Iuran/Kontribusi
Iuran atau kontribusi yang disetorkan kepada FNE (Dana Pekerja Nasional) oleh pemberi kerja
tergantung pada bidang kegiatan perusahaan yaitu 1,11 persen atau 0,89 persen dari gaji. Untuk
pekerja di bidang agrikultur, iuran yang dibayarkan sebesar 1,5 persen dari gaji bulanan. Untuk
kedua kasus diatas tidak ada pungutan dari pekerja.
Ketentuan dan Kualifikasi
Syarat utama yang harus dipenuhi adalah : (i) Pengangguran bukan karena keinginan penganggur
(ii). Keinginan untuk kembali bekerja kapan saja, (iii). Pengajuan klaim dalam waktu 90 hari
sejak menjadi pengangguran, (iv). Berkontribusi setidaknya 6 bulan selama 3 tahun terakhir, (v).
Tidak menerima tunjangan dari skema non-iuran atau atau tunjangan pensiun atau tunjangan
cacat pensiun. Pada prinsipnya orang yang mengajukan tunjangan pengangguran harus: (i).
Menganggur dan secara aktif mencari pekerjaan dan melapor sesekali kepada MTEySS
(Departemen Tenaga Kerja), (ii). Menghadiri wawancara pekerjaan, menerima pekerjaan yang
sesuai atau mengikuti pelatihan. Database yang saling terhubung akan mengecek secara
bersamaan data dari orang yang mengajukan tunjangan pengangguran.
Tingkat Manfaat dan Jangka Waktu
Jangka waktu tunjangan pengangguran tergantung pada lamanya iuran/kontribusi diberikan
selama 3 tahun terakhir dengan skema jangka waktu sebagai berikut:
Pekerja diatas 45 Tahun bisa mendapatkan manfaat tambahan 6 bulan. Tingkat manfaat
bervariasi tergantung dari jangka waktu menganggur yang diklasifikasikan sebagai berikut:
Sejak tahun 2006 telah ditetapkan batas minimum sebesar ARS250 dan batas maksimum sebesar
ARS400. Paket Manfaat tersebut juga termasuk:
Thailand
Data Umum:
Kementerian Tenaga Kerja : http://www.mol.go.th
Program Jaminan Sosial : Social Security Programmes Throughout the World Asia and the
Pacific: http://www.ssa.gov/policy/docs/progdesc/ssptw/2010-2011/asia/thailand.html
Petani
Pembantu Rumah Tangga
Perusahaan yang menerapkan skema jaminan manfaat pekerja
Pegawai negeri sipil dan pegawai BUMN dilindungi dengan skema manfaat yang terpisah.
Sesuai Undang-Undang Jaminan Sosial, tenaga kerja imigran juga tercakup dalam ketentuan
tunjangan pengangguran, walaupun pada prakteknya ijin tinggal mereka
terkait dengan
pekerjaan mereka.
Penerapan Spesifik
Skema tunjangan pengangguran membedakan antara pengangguran bukan karena keinginan
sendiri atau dengan keingingan sendiri, dimana untuk pengangguran yang karena keinginan
sendiri hanya diberikan setengah dari manfaat tunjangan pengangguran. Jangka waktu pemberian
dan besaran manfaat yang diberikan diusahakan serendah mungkin untuk menjaga keberlanjutan
dana tunjangan. Walaupun demikian program tunjangan pengangguran ini membantu
meringankan penderitaan penganggur selama krisis keuangan di Tahun 2008. Tunjangan sebesar
THB2.000 sangat membantu mereka saat itu selama masa pencarian pekerjaan. Demikian pula
pada saat terjadi bencana banjir pada Tahun 2011, kompensasi khuus telah disediakan untuk
menjamin para pekerja yang di PHK, dengan menyediakan tunjangan selama 6 bulan dengan
nilai sebesar 50 persen dari gaji bulanan dengan nilai total maksimal per bulan sebesar
THB7.500. Untuk mempersingkat proses dari sistem tunjangan pengangguran telah direncanakan
untuk menggabungkan perwakilan yang mengelola tunjangan pengangguran seperti perwakilan
yang bertanggung jawab dalam pengelolaan dana, layanan ketenagakerjaan dan pusat pendidikan
dan pelatihan tenaga kerja.
Kelembagaan yang Mengatur dan Sistem Operasional
Kantor Jaminan Sosial (The Social Security Office) bertanggungjawab dalam mengumpulkan
kontribusi/iuran, memproses pengajuan tunjangan, menyetujui atau tidak menyetujui
pembayaran tunjangan pengangguran, yang mana akan langsung ditransfer ke rekening bank
penerima manfaat.
Departemen Tenaga Kerja (The Department of Employment) menyusun kriteria dan kebijakan
terkait implementasi tunjangan pengangguran, seperti pendaftaran dan proses wawancara.
Kantor Layanan Pekerja dibawah pengawasan dari Departemen Tenaga Kerja bertanggungjawab
atas:
Pendaftaran dari pekerja yang diasuransikan tunjangan pengangguran
Membantu mengisi dan mendaftarkan formulir pengajuan tunjangan pengangguran
Melakukan wawancara serta menyediakan konseling dan konsultasi penempatan pekerjaan
Tingkat Iuran/Kontribusi
Tingkat iuran/kontribusi dibagi sebagai berikut:
Pemberi kerja dan karyawan berkontribusi masing-masing 0,5 persen dari gaji karyawan
Pemerintah memberikan kontribusi 0,25 persen dari pendapatan karyawan
Pendapatan karyawan yang dihitung untuk kontribusi adalah maksimal sebesar THB15.000 per
bulan. Sehingga pemberi kerja dan karyawan setiap bulan memberikan maksimal
iuran/kontribusi sebesar THB75.
Ketentuan dan Kualifikasi
Untuk memenuhi syarat mendapatkan tunjangan pengangguran, maka minimum masa kerja yang
diasuransikan ditetapkan pada sedikit enam bulan kontribusi dalam 15 bulan terakhir sebelum
masa kerja berakhir. Pemohon tunjangan pengangguran harus terdaftar pada Kantor Layanan
Pekerja. Pemutusan hubungan kerja haruslah tidak disebabkan oleh pelanggaran kontrak kerja,
kejahatan yang direncanakan untuk melawan pemberi pekerjaan, tindakan melawan hukum yang
mengakibatkan kerusakan bisnis dari pemberi kerja, atau yang mengakibatkan hukuman penjara.
Karyawan yang memutuskan untuk berhenti bekerja atas kemauan sendiri masih berhak atas
tunjangan pengangguran namun dengan tingkat manfaat yang lebih sedikit dan jangka waktu
yang lebih pendek.
Tingkat Manfaat dan Jangka Waktu
Pekerja yang diberhentikan bukan karena kesalahan datau keinginan pekerja tersebut akan
mendapatkan 50 persen dari penghasilan yang diasuransikan selama 180 hari (6 bulan) dalam
satu tahun. Tingkat penghasilan yang digunakan dalam menghitung tunjangan pengangguran
yang diterima adalah penghasilan tertinggi selama 9 bulan terakhir sebelum di PHK. Untuk
pekerja yang berhenti atas keinginan sendiri dibayarkan sebesar 30 persen dari penghasilan yang
diasuransikan selama 90 hari (3 bulan) dalam satu tahun. Baik diberhentikan maupun berhenti
sendiri, tunjangan pengangguran harian maksimal yang dapat diterima adalah sebesar THB250.
Pada masa krisis 2008, Pemerintah memperpanjang jangka waktu pemberian tunjangan
pengangguran untuk pekerja yang diberhentikan menjadi selama 8 bulan.
Masa Tunggu Sebelum Mendapatkan Pembayaran Pertama
Tidak ada manfaat yang dibayarkan selama tujuh hari pertama menjadi pengangguran.
Perbandingan Tunjangan Pengangguran dengan Upah Minimum Nasional
Pada 1 April 2012 upah minimum sesuai ketentuan pemerintah ditetapkan di Thailand. Upah
tersebut sebesar THB300 per hari, dimana pada tahun 2010 upah rata-rata bulanan adalah sebesar
THB8.412. Rata-rata tunjangan pengangguran yang diberikan untuk pengangguran yang
diberhentikan diperkirakan sebesar THB4.665 dan THB2.586 untuk mereka yang berhenti
bekerja.
Kelebihan dan Kelemahan Penerapan Tunjangan Pengangguran
Kelebihan : Skema pembayaran yang rendah menghasilkan surplus yang berkelanjutan, sehingga
menciptakan ruang untuk perbaikan/peningkatan tunjangan pengangguran.
Kelemahan : Sebagian besar penerima manfaat tunjangan pengangguran adalah pekerja yang
berhenti atas kemauan sendiri (77,4 persen selama tahun 2011) yang menghabiskan hampir 67,5
persen dana tunjangan pengangguran, sehingga perlu dikaji kembali prinsip dasar dari pemberian
tunjangan penggangguran.
Petani
Pegawai negeri sipil dan pegawai BUMN dilindungi dengan skema manfaat yang terpisah.
Penerapan Spesifik
Skema tunjangan pengangguran membedakan antara pengangguran bukan karena keinginan
sendiri atau dengan keingingan sendiri, dimana untuk pengangguran yang karena keinginan
sendiri hanya diberikan setengah dari manfaat tunjangan pengangguran.
Tingkat Iuran/Kontribusi
Untuk menutukan biaya administrasi sebelum tunjangan pengangguran diberikan, ILO
menyarankan agar skema pemberian tunjangan pengangguran dengan periode manfaat sampai
dengan 3 bulan dengan iuran sebesar 0,4 persen dari gaji. Selanjutnya untuk mendanai tunjangan
pengangguran, besaran iuran adalah 1,5 persen sampai dengan 3 persen dengan asumsi
pendapatan karyawan yang dihitung untuk kontribusi adalah sebesar IDR3.650.000 per bulan.
Ketentuan dan Kualifikasi
Pemohon tunjangan pengangguran harus terdaftar pada BPJS. Pemutusan hubungan kerja
haruslah tidak disebabkan oleh pelanggaran kontrak kerja, kejahatan yang direncanakan untuk
melawan pemberi pekerjaan, tindakan melawan hukum yang mengakibatkan kerusakan bisnis
dari pemberi kerja, atau yang mengakibatkan hukuman penjara. Karyawan yang memutuskan
untuk berhenti bekerja atas kemauan sendiri masih berhak atas tunjangan pengangguran namun
dengan tingkat manfaat yang lebih sedikit dan jangka waktu yang lebih pendek. Untuk
mendapatkan tunjangan pengangguran, pekerja harus memberikan kontribusi selama 12 bulan.
Ketentuan ini berlaku secara akumulasi jika dalam satu tahun memiliki lebih dari satu pemberi
kerja.
Tingkat Manfaat dan Jangka Waktu
Pekerja yang diberhentikan bukan karena kesalahan dan/atau keinginan pekerja tersebut akan
mendapatkan:
70 persen dari penghasilan yang diasuransikan selama 4 bulan atau 50 persen dari penghasilan
KESIMPULAN
Jelas ada kebutuhan untuk beberapa bentuk bantuan pengangguran di Indonesia dalam jangka
panjang. Pengangguran merupakan masalah serius yang memiliki konsekuensi yang sangat
merugikan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan mereka. Di saat yang sama sistem
pembayaran gaji tidak bekerja dengan baik bagi banyak pekerja. Pada prakteknya juga penarikan
besar-besaran di awal dari tabungan tunjangan hari tua oleh para pekerja yang tergabung dalam
Jamsostek menunjukkan bahwa secara de facto skema tunjangan hari tua telah menjadi semacam
skema bantuan pengangguran. Ini melemahkan perannya sebagai skema tabungan hari tua, dan
selanjutnya merusak potensi untuk mengubahnya menjadi skema pensiun.
Salah satu pilihan yang tampak paling layak dilaksanakan pada keadaan saat ini adalah tunjangan
penganggguran dalam jangka pendek bagi pekerja yang diasuransikan. Skema bantuan
pengangguran yang lebih luas yang mencakup pekerja yang tidak diasuransikan dianggap tidak
dapat dilaksanakan karena tingginya proporsi tenaga kerja di sektor informal, dan tingginya
orang yang belum mendapatkan pekerjaan dalam angkatan kerja. Pengangguran dalam kelompok
yang tidak diasuransikan perlu solusi lainnya termasuk pengembangan kapasitas dan skema kerja
khusus. Pada tahap ini tampaknya hanya skema tunjangan pengangguran waktu singkat yang
layak untuk diterapkan. Pemberian tunjangan pengangguran dalam jangka panjang dianggap
belum layak diterapkan mengingat keterbatasan kemampuan untuk memverifikasi apakah
seorang pekerja yang telah kehilangan pekerjaan sudah kembali bekerja atau tidak termasuk
pekerja di sektor informal.
Secara ekonomi pemberian tunjangan pengangguran dalam periode yang singkat layak untuk
diterapkan. Skema pemberian tunjangan pengangguran dengan periode manfaat sampai dengan 3
bulan dan penggantian 50 persen tingkat penghasil dapat diterapkan dengan menarik
kontribusi/iuran sebesar 2 persen dari upah yang diasuransikan. Selanjutnya, BPJS
ketenagakerjaan dapat beroperasi dalam menerapkan skema tersebut serta meningkatkan sistem
komputer dan informasi untuk menerapkan skema tersebut.
Skema tunjangan pengangguran dianggap mampu menjamin taraf hidup pekerja yang tergantikan
selama mereka beradaptasi dengan perubahan struktural pada ekomoni. Namun yang terpenting
adalah kebijakan bursa tenaga kerja yang aktif harusnya mendorong pekerjaan melalui
pengembangan keterampilan, pelatihan dan insentif lain serta pekerjaan harus diciptakan untuk
memberikan pekerjaan yang layak bagi angkatan kerja yang terus bertambah.
REFERENSI
Badan Pusat Statistik. 2015. Berita Resmi Statistik No.47/05/Th.XVIII. Jakarta.
Bank Dunia. 2012. Laporan Ketenagakerjaan di Indonesia: Menuju terciptanya pekerjaan yang
lebih baik dan jaminan perlindungan bagi para pekerja. Jakarta.
International Labour Organization (ILO). 2003. The feasibility of introducing an unemployment
insurance benefit in Indonesia. Geneva.
International Labour Organization (ILO). 2003. Restructuring of The Social Security System
Indonesia. Geneva.
International Labour Organization (ILO). 2015. Publikasi: Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di
Indonesia 2014-2015. Jakarta.
OECD Economi Surveys Indonesia. 2015.
OECD. 2012. Survei OECD Perekonomian Indonesia September 2012 Ikhtisar. Jakarta.
Organisasi Perburuhan Internasional. 2008. Jaminan Sosial: Konsensus Baru. Jakarta.
www.bps.go.id diakses pada tanggal 29 s.d. 31 Januari 2016
www.worldbank.org diakses pada 31 Januari 2016
United Nation Development Program (UNDP). 2015. Human Development Report Indonesia