Anda di halaman 1dari 1

Nama

No/Kelas

: Gustiadi Waluyo
: 14/8B Reguler

Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang


Anda tentu tidak asing dengan tokoh Dono, Kasino, dan Indro; dan pasti masih ingat
beberapa judul film yang mereka bintangi. Salah satu filmnya yang sangat nge-hits pada
jamannya yaitu yang berjudul Maju Kena, Mundur Kena. Seperti halnya judul film tersebut,
posisi akuntansi dalam dunia bisnis seakan terjepit antara dua kepentingan. Di satu sisi ingin
maju terlihat bagus dalam laporan keuangan dengan membukukan net income yang tinggi
untuk menarik para investor dan kreditur, tetapi di saat yang sama juga ingin mundur tidak
ingin membayar pajak yang terlalu tinggi kepada negara dengan menurunkan pendapatan
atau meninggikan beban. Tentu saja kebijakan pajak yang dikeluarkan oleh pemerintah
sangat mempengaruhi kebijakan akuntansi yang diambil oleh perusahaan. Hal ini menjadi
menarik untuk dibahas mengingat akuntansi dan pajak yang seakan-akan saling
bertentangan padahal saling terkait satu sama lain seperti tokoh-tokoh dalam Warkop DKI.
Ibarat film Warkop DKI yang butuh cewek sexy berbikini untuk menarik penonton
masuk ke bioskop. Pajak juga membutuhkan akuntansi untuk menghitung seberapa besar
rupiah yang seharusnya masuk ke kas negara. Petugas pajak terutama pemeriksa dan
account representative harus mengerti standar akuntansi yang berlaku umum untuk bisa
menghitung pajak yang terutang. Tanpa adanya standar akuntansi akan sangat susah untuk
menetapkan berapa jumlah objek yang akan dikenai pajak.
Dalam pembuatan kebijakan akuntansi, manajemen selalu memperhatikan peraturan
pajak yang ada. Mulai dari menetapkan komposisi struktur modal sampai pemilihan metode
pencatatan persediaan akan dipikirkan dengan matang oleh perusahaan. Tentu saja metode
yang paling menguntungkan perusahaan yang akan diterapkan. Contoh dalam pemilihan
sumber pembiayaan apakah lebih baik dengan menerbitkan saham atau dengan
menerbitkan deposito atau surat hutang. Perusahaan akan membandingkan tarif pajak
mana yang lebih kecil antara pembayaran deviden atau pembayaran bunga, serta seberapa
besar implikasi kedua sumber pembiayaan tersebut terhadap keuangan perusahaan.
Besar dan kecil keuangan perusahaan juga sangat menentukan tingkat resistensi
terhadap pajak. Semakin besar laba yang dibukukan oleh perusahaan maka akan semakin
resisten perusahaan terhadap pajak. Segala hal akan dilakukan oleh perusahaan untuk bisa
meminimalisasi jumlah pajak yang mereka bayar. Mulai dari usaha yang diperbolehkan oleh
standar akuntansi yang ada sampai dengan memanfaatkan celah yang ada dalam
peraturan. Itulah sebabnya menjadi sangat penting dalam penentuan kebijakan perpajakan
untuk memahami praktik akuntansi yang berlaku serta hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki
untuk menutupi celah yang ada.
Ketiga alasan di atas semakin memperjelas bagaimana hubungan antara pajak dan
akuntansi serta bagaimana keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. DJP sebagai
otoritas yang diberi mandat untuk menghimpun penerimaan penerimaan pajak di Indonesia
harus bisa menetapkan kebijakan mana yang paling efektif untuk diterapkan dengan tetap
mempertimbangkan standar akuntansi yang berlaku. Perusahaan juga diperkenankan untuk
menerapkan kebijakan akuntansi yang paling menguntungkan asal tidak bertentangan
dengan peraturan pajak yang ada. Seperti halnya yang sering kita jumpai pada akhir film
Warkop DKI, Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang

Anda mungkin juga menyukai