Anda di halaman 1dari 5

Kewajiban Pajak Badan Usaha CV

CV (Commanditaire Vennootschap) adalah bentuk badan usaha yang memiliki kewajiban


pajak seperti subjek pajak lainnya. Karenanya, pemilik CV harus mendaftarkan NPWP ke
Kantor Pelayanan Pajak terdekat, menyelenggarakan pembukuan jika telah menjadi
Pengusaha Kena Pajak (PKP), dan melaporkan SPT pajak sesuai Undang-Undang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

CV Anda telah mencapai omzet lebih dari Rp4,8 miliar dalam satu tahun? Maka wajib
menjadi PKP dan memenuhi beberapa kewajiban pajak lainnya. Sebagai PKP, CV juga harus
menghitung besar pajak terutang PPh secara mandiri sesuai sistem self-assessment, serta
membayar pajak terutang ke kas negara sesuai prosedur.

Lalu, bagaimana jika omzet CV belum mencapai angka Rp4,8 miliar? Jawabannya, Anda
dapat memilih untuk dikukuhkan sebagai PKP.

Dalam menjalankan kewajiban pajak, CV harus memperhatikan sanksi yang berlaku apabila
terdapat pelanggaran perpajakan. Oleh karena itu, para pemilik CV perlu meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya kewajiban pajak bagi badan usahanya. Memenuhi kewajiban
pajak tidak hanya memenuhi tanggung jawab sebagai subjek pajak, namun juga memastikan
kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

Baca juga: 7 Langkah Antre Kunjung Pajak Online

4 Jenis Pajak Badan Usaha CV


Sebagai badan usaha yang memiliki kewajiban perpajakan, CV memiliki beberapa jenis pajak
yang harus dipahami. Beberapa di antaranya adalah:

1. PPh Pasal 21

Jenis pajak ini wajib dipotong langsung dari penghasilan karyawan. Seperti gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lainnya. Jenis pajak ini sangat penting karena
membantu memastikan kepatuhan CV dalam membayar pajak yang menjadi tanggung
jawabnya.

2. PPh Pasal 25

PPh Pasal 25 dihitung berdasarkan jumlah pajak penghasilan terutang yang dikurangi PPh
dipotong serta PPh terbayar atau terhutang di luar negeri yang dikreditkan. Pajak ini dapat
membantu meringankan beban Wajib Pajak dan harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
3. PPh 28/29

Pajak ini dikenakan jika memperoleh penghasilan dari luar negeri dan telah dipotong pajak di
negara tersebut. Jenis pajak ini dapat dijadikan kredit pajak sesuai dengan mekanisme
pengkreditan pajak Pasal 24 UU PPh. Sebagai PKP, CV juga harus memungut PPN sebesar
10% dari harga jual barang/jasa/nilai penggantian yang dilakukan pada penyerahan terutang
PPN.

4. PPN

Untuk CV yang telah diakui sebagai PKP, diwajibkan untuk mengeluarkan faktur pajak dan
mengumpulkan PPN sebesar 10% dari nilai penjualan barang, jasa atau nilai penggantian
yang dikenakan PPN. Pungutan PPN ini berlaku ketika CV melakukan penyerahan yang
memerlukan pembayaran PPN.

Baca juga: Jenis-jenis Pajak Sesuai Ketentuan Terbaru 2023

Perbedaan Pajak UD, CV, dan PT


Selain UD, ada pun jenis badan usaha lainnya yang juga memiliki kewajiban pajak, yakni CV
dan PT. Lalu, apa perbedaan kewajiban pajak di antara ketiganya?

Dilihat dari sisi kualitatif, UD adalah bentuk badan usaha paling sederhana yang ideal bagi
Wajib Pajak dengan modal terbatas. Di sisi lain, CV lebih formal dengan adanya NPWP
badan, sehingga cocok bagi Anda yang ingin mengembangkan usaha bersama rekanan.
Sedangkan, PT memiliki legalitas hukum yang baik dengan kemudahan memperoleh
tambahan modal usaha melalui bursa efek.

Dalam hal kuantitatif, baik UD, CV, maupun PT dapat menggunakan PP No. 23 Tahun 2018
dengan tarif sebesar 0,5%. Syarat penggunaannya adalah omzetnya wajib di bawah Rp4,8
miliar. Jangka waktu pengenaan PPh bersifat final paling lama 7 tahun bagi Wajib Pajak
orang pribadi, 4 tahun bagi Wajib Pajak badan berbentuk CV, serta 3 tahun bagi Wajib Pajak
badan berbentuk PT.

Namun, setiap jenis badan usaha tentu memiliki keuntungan dan kerugiannya tersendiri. UD
memiliki kemudahan dalam pendiriannya, namun Wajib Pajak harus menggunakan NPWP
pribadinya. CV memiliki kemudahan dalam memperoleh modal usaha, tetapi tidak dapat
menjual saham di bursa efek. Sedangkan PT memiliki legalitas hukum yang baik dan
kemudahan memperoleh tambahan modal usaha, tetapi memiliki pembukuan yang kompleks
dan pendiriannya paling sulit.

Contoh Perhitungan Pajak CV


Masih kebingungan dalam menghitung pajak CV Anda? Simak 3 contoh perhitungan berikut
ini:

CV A memiliki omzet Rp 2 miliar dalam setahun. Berdasarkan PP No. 23 Tahun


Contoh 2018, CV A dapat menggunakan tarif PPh final sebesar 0,5% dari omzet.
A
Maka, pajak yang harus dibayar oleh CV A adalah Rp 10 juta (0,5% x Rp 2 miliar).
CV B memiliki omzet Rp 7 miliar dalam setahun. Karena omzetnya melebihi batas
maksimum yang ditetapkan oleh PP No. 23 Tahun 2018, CV B harus menggunakan
Contoh tarif PPh umum sebesar 25%.
B
Jika CV B memiliki penghasilan bruto sebesar Rp 5 miliar, maka pajak yang harus
dibayar oleh CV B adalah Rp 1,25 miliar (25% x Rp 5 miliar).
CV C memiliki omzet Rp 3,5 miliar dalam setahun dan melakukan kegiatan usaha di
bidang jasa konstruksi. Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang konstruksi, CV
C juga harus membayar PPN sebesar 10%. Oleh karena itu, perhitungan pajak CV C
akan melibatkan dua jenis pajak, yaitu PPh dan PPN.
Contoh
C
Jika CV C memiliki penghasilan bruto sebesar Rp 2 miliar, maka pajak yang harus
dibayar oleh CV C adalah Rp 15 juta untuk PPh (0,5% x Rp 3,5 miliar) dan Rp 200
juta untuk PPN (10% x Rp 2 miliar). Total pajak yang harus dibayar oleh CV C
adalah Rp 215 juta.
Itu dia ulasan lengkap tentang jenis-jenis pajak CV hingga perbedaannya dengan pajak UD
dan PT. Berbicara tentang kewajiban laporan pajak, sudah tahu kode KLU Pajak Anda?
Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat memanfaatkan KLU untuk mendapatkan insentif
pajak yang tersedia untuk jenis usaha tertentu. Simak ulasannya di sini!

Anda mungkin juga menyukai