Anda di halaman 1dari 3

Salah satu jenis pajak yang wajib dibayarkan oleh setiap warga negara adalah Pajak Penghasilan

(PPh). Oleh karena itu perhitungan pajak penghasilan menjadi sangat penting diketahui bagi Orang yang
sudah berpenghasilan.

Pajak penghasilan dibebankan kepada seseorang yang sudah memiliki penghasilan yang diatur
dalam undang-undang tentang pajak. Disebutkan bahwa yang terkena pajak PPh adalah semua bentuk
penghasilan, termasuk upah, gaji, tunjangan, honorarium, atau pembayaran lain yang berhubungan
dengan jasa, kegiatan, jabatan atau pekerjaan.

Pengetahuan tentang cara perhitungan pajak penghasilan ini berguna bagi wajib pajak dalam
proses pelaporan pajak. Perhitungan pajak penghasilan sendiri dihitung berdasarkan besaran upah yang
diterima, semakin besar upah maka semakin tinggi pajak yang dikenakan. Berikut langkah-langkah dalam
perhitungan pajak penghasilan yang perlu Anda ketahui untuk memudahkan Anda dalam membayar
kewajiban sebagai warga negara.

 Perhitungan Pajak Penghasilan Bersih Selama Setahun


Untuk besaran penghasilan sendiri tidak hanya berupa gaji atau upah saja, melainkan juga
termasuk tunjangan-tunjangan yang diterima oleh Anda. Semua penghasilan yang diterima oleh
seorang pegawai dalam setahun ini disebut dengan penghasilan kotor.
Sementara itu, perhitungan pajak penghasilan dikenakan pada penghasilan bersih yang
diterima seseorang dalam satu tahun. Sebelum perhitungan pajak penghasilan, Anda perlu
mengetahui lebih dulu jumlah penghasilan bersih yang diterima dari tempat Anda bekerja selama
satu tahun.
Penghasilan bersih dihitung dari penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan. Di dalamnya termasuk biaya pensiun, hutang, dan kredit
bank.
 Menghitung Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Setelah Anda menghitung besaran penghasilan bersih selama satu tahun, langkah
selanjutnya yang perlu dilakukan dalam perhitungan pajak penghasilan adalah mengetahui
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Perhitungan ini digunakan untuk mencari Penghasilan
Kena Pajak (PKP).
PTKP adalah jumlah penghasilan yang tidak dikenai pajak penghasilan, sehingga para
wajib pajak yang penghasilannya sebesar PTKP atau di bawah batas PTKP tak perlu membayar
pajak penghasilan.Berikut tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terbaru yang harus
diketahui sebagai berikut:
1. Rp54.000.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi.
2. Rp4.500.000 tambahan untuk wajib pajak yang telah menikah.
3. Rp54.000.000 untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.
4. Rp4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap
keluarga.
 Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP)
Selesai dengan menghitung PTKP, langkah berikutnya dalam perhitungan pajak
penghasilan adalah mengetahui besaran PKP yang diperoleh dengan melakukan pengurangan
antara penghasilan bersih dengan PTKP.
 Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh)
Setelah mengetahui besaran PKP, kemudian tentukan persentase perhitungan pajak
penghasilan (PPh) yang diterapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. PKP kurang dari Rp50.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 5%
2. PKP antara Rp50.000.000 -- Rp250.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 15%
3. PKP antara Rp250.000.000 -- Rp500.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 25%
4. PKP di atas Rp500.000.000 dikenai tarif pajak 30%
Langkah selanjutnya dalam perhitungan pajak penghasilan yaitu dengan mengalikan antara
PKP yang sudah diperoleh dengan persentase sesuai ketentuan. Hasil perkalian tersebut adalah
PPh yang wajib dibayarkan dalam periode satu tahun.
 Simulasi Perhitungan Pajak Penghasilan
Untuk lebih memudahkan Anda dalam perhitungan pajak penghasilan, silahkan simak
simulasi perhitungan pajak penghasilan atau PPh berikut ini:
Aditia merupakan seorang kepala keluarga dengan satu anak. Aditia bekerja di salah satu
perusahaan swasta. Penghasilan bruto (kotor) yang terdiri dari gaji, tunjangan, dan pembayaran
lain adalah senilai Rp100.000.000. Aditia membayar iuran pensiun dan tunjangan hari tua senilai
Rp2.000.000 setiap bulan. Maka, berikut perhitungan pajak penghasilan yang harus dibayar oleh
Aditia.
1. Hitung penghasilan bersih (Penghasilan Bruto - beban tanggungan) Rp100.000.000 -
Rp2.000.000 = Rp98.000.000
2. Hitung PTKP (PTKP = Pribadi + Istri + Anak) Rp54.000.000 + Rp4.500.000 + Rp4.500.000
= Rp63.000.000
3. Hitung PKP (PKP = Penghasilan bersih - PTKP) Rp98.000.000 - Rp63.000.000 =
Rp35.000.000
4. Hitung PPh (PKP x Persentase PPh) Karena PKP Aditia kurang dari Rp50.000.000, maka
pajak yang harus ia bayarkan adalah 5% dari PKP-nya Rp35.000.000 x 5% = Rp1.750.000
5. Maka, PPh yang harus dibayarkan Aditia selama setahun adalah sebesar Rp1.750.000.

Contoh lain perhitungan pajak penghasilan belum menikah

Ridwan adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta yang belum menikah. Dengan begitu,
berikut simulasi perhitungan pajak Ridwan.

1. Gaji per bulan = Rp6.000.000


2. Penghasilan neto per tahun = Rp6.000.000 x 12 = Rp72.000.000
3. PTKP = Rp54.000.000
4. PKP Ridwan = Rp72.000.000 – Rp54.000.000 = Rp18.000.000
5. Pembayaran PPh (tarif 5%) = 5% x Rp18.000.000 = Rp900.000
6. PPh tersebut sudah dipotong oleh pemberi kerja (perusahaan), sehingga saat melaporkan pajak di
SPT Tahunan nihil atau tidak kurang bayar pajak.

 Kesalahan Cara Perhitungan Pajak Penghasilan


Perhitungan pajak penghasilan sebetulnya mudah. Hanya saja kesalahan mendasar dalam
menerapkan cara perhitungan pajak penghasilan membuat hal ini jadi terlihat rumit.Dengan
demikian, pentingnya untuk menghindari kesalahan saat perhitungan pajak penghasilan. Berikut
beberapa kesalahan yang biasanya dilakukan saat perhitungan pajak penghasilan.
 Lupa Memasukkan Biaya Jabatan
Biaya jabatan adalah hal yang umum bagi karyawan swasta/BUMN/PNS. Biaya jabatan
adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya jabatan termasuk
unsur yang penting dalam menghitung pajak penghasilan. Besarannya adalah 5% dari pendapatan
bruto. Jika tidak disertakan, hasil perhitungan bisa tidak tepat.
 Tidak Menghitung Sesuai Ketentuan
Seorang karyawan dengan penghasilan kena pajak senilai Rp 55.000.000 dikenakan tarif
pajak senilai 10%. Otomatis, akan terjadi kesalahan perhitungan karena tidak mengikuti
ketentuan sebagaimana mestinya dalam PPh Pasal 17. Di sini pentingnya bagi kita mengetahui
pedoman terbaru mengenai besaran tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak (PPh
Pasal 17).
 Salah Memilih Penghasilan Tidak Kena Pajak
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), istilah ini mungkin masih jarang didengar oleh
para wajib pajak. Bahkan beberapa diantaranya masih ada yang bingung dalam memahami PTKP.
PTKP adalah jumlah penghasilan yang tidak dikenai pajak penghasilan, sehingga para wajib
pajak yg penghasilannya sebesar PTKP atau di bawah batas PTKP tak perlu membayar pajak
penghasilan.
Besaran PTKP ini diibaratkan sebagai besaran kebutuhan pokok kita selama 1 tahun.
Oleh karenanya, pemerintah tidak membebani kita terhadap pajak. Namun, ketika ada kesalahan
dalam mengisi formulir PTKP atau kesalahan dalam menghitung PTKP, wajib pajak bisa
dikenakan PPh. Tentunya sudah pasti salah dalam cara menghitung pajak penghasilan.
Perhitungan pajak penghasilan menjadi sangat penting agar pembayaran kewajiban tepat.
Setelah membayar kewajiban sebagai warga negara yang taat, Anda juga bisa merencanakan
keuangan Anda untuk keperluan di masa mendatang dengan salah satu caranya menabung.

Anda mungkin juga menyukai