NIM:042798529
PRODI:ADMINISTRASI NEGARA
Tarif Progresif
Sampai Rp 60 juta 5%
Contoh:
Kiki memiliki penghasilan kena pajak Rp 180 juta per tahun, maka cara
menghitung pajak progresif penghasilannya, adalah:
Tarif 5%: Rp60 juta x 5% = Rp3 juta
Tarif 15%: Rp250 juta x 15% = Rp37,5 juta
PPh Terutang: Rp3 juta + Rp37,5 juta = Rp40,5 juta
Kepemilikan Kendaraan Kedua
Selain itu, tarif pajak proresif ini juga berlaku bagi wajib pajak yang ingin
memiliki kendaraan mobil atau motor kedua dan seterusnya. Dengan
catatan, kepemilikan kendaraan tersebut atas nama yang sama atau masih
tergabung dalam satu Kartu Keluarga (KK) dan tinggal di satu tempat yang
sama.
Peraturan tarif pajak progresif pada kendaraan ini tertuang dalam undang-
undangan Nomor 28 Tahun 2009, tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah (PDRD) yang isinya Kebijakan tarif pajak kendaraan bermotor juga
diarahkan untuk mengurangi tingkat kemacetan di daerah perkotaan
dengan memberikan kewenangan daerah untuk menerapkan tarif pajak
progresif untuk kepemilikan kendaraan kedua dan seterusnya.
Berikut tarif pajak progresif kendaraan di DKI Jakarta:
Kepemilikan kendaraan bermotor pertama = 2%
Kepemilikan kendaraan bermotor kedua = 2,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor ketiga = 3%
Kepemilikan kendaraan bermotor keempat = 3,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor kelima = 4%
Kepemilikan kendaraan bermotor keenam = 4,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor ketujuh = 5%
Kepemilikan kendaraan bermotor kedelapan = 5,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor kesembilan = 6%
Kepemilikan kendaraan bermotor kesepuluh = 6,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor kesebelas = 7%
Kepemilikan kendaraan bermotor kedua belas = 7,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor ketiga belas = 8%
Kepemilikan kendaraan bermotor keempat belas = 8,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor kelima belas = 9%
Kepemilikan kendaraan bermotor keenam belas = 9,5%
Kepemilikan kendaraan bermotor ketujuh belas = 10%
Tarif Degresif
Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini
merupakan tarif pajak yang persentasenya akan lebih kecil dari jumlah
yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi. Atau, persentase tarif pajak
akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin
meningkat.
Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut
mengecil. Melainkan bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan
dasar pengenaan pajaknya semakin besar.
Jenis Penjelasan
Tarif Proporsional
Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari
berapa pun objek pajaknya.
Nia menerima gaji Rp72 juta per tahun. Jika pendapatannya sudah
dikurangi PTKP, maka perhitungan PPn nya:
Rp72 juta x 10% = Rp7,2 juta
Tarif Tetap/Regresif
Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap
tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya.
Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap
sesuai dengan peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai
dengan nilai atau nominal sebesar Rp3.000 dan Rp6.000
Jawab: ada tanggal 14 Juli lalu, Indonesia merayakan Hari Pajak Nasional
ke-2 dengan tema “Bersama Dukung Reformasi Perpajakan”. Sejauh
manakah reformasi perpajakan yang telah berlaku di Indonesia? Tujuan
reformasi perpajakan adalah untuk apa? Mari kita simak penjelasan
mengenai Reformasi perpajakan pertama-tama dengan memahami apa itu
reformasi.
Reformasi Pajak
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan kepatuhan para wajib
pajak. Untuk itu agar cara pengumpulan pajak menjadi lebih efektif dan
tujuan pajak dapat terlaksana, administrasi perpajakan harus berfungsi
secara efektif dan efisien. Oleh karena itu untuk memperbaiki hal tersebut,
perlu adanya reformasi perpajakan agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari administrasi perpajakan.