Anda di halaman 1dari 4

1.

Jenis-Jenis Tarif Pajak


Ada beberapa jenis tarif pajak dan setiap jenis pajak pun memiliki nilai tarif yang berbeda-beda.

a. Tarif Pajak Proporsional


Tarif pajak proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan
terhadap dasar pengenaan pajak. Dengan begitu, seberapa besarnya jumlah objek pajak,
persentasenya akan tetap. Contohnya adalah PPN yang persentasenya 10% dan tarif
PBB dengan tarif 0,5%.

b. Tarif Pajak Tetap


Tarif pajak tetap atau yang nama lainnya tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya
tetap tanpa memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya (tidak berubah-
ubah).Tarif pajak tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu sama sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Contohnya, Bea Meterai dengan nilai Rp3000 dan Rp6000. Tapi,
tarif bea meterai ini mulai 2021 berlaku meterai elektronik. Bea meterai terbaru naik menjadi
Rp10.000 dan merupakan single tarif.

3. Tarif Pajak Progresif


Jenis tarif pajak progreif ini, persentase tarifnya semakin besar mengikuti besaran nilai objek yang
dikenai pajak. Artinya, semakin besar nilai objek pajak, maka semakin besar pula tarifnya. Tarif
pajak progresif ini dipecah lagi menjadi tiga, yaitu:

a. Tarif progresif-progresif

Tarif progresif-progresif adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya semakin besar
atau persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.

Di Indonesia, tarif pajak progresif ini diberlakukan untuk PPh WP individu (pribadi) yakni:

 Penghasilan kena pajak (gaji) sampai Rp50.000.000, tarif pajaknya 5%


 Penghasilan kena pajak lebih dari Rp50.000.000 – Rp250.000.000, tarif pajaknya 15%
 Penghasilan kena pajak lebih dari Rp250.000.000 – Rp500.000.000, tarif pajakya 25%
 Penghasilan kena pajak di atas Rp500.000.000, tarif pajaknya 30%

b. Tarif pajak progresif-tetap

Tarif progresif-tetap adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya tetap.

c. Tarif progresif-degresif

Tarif progresif-degresif adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya semakin
menurun (degresif).
4. Tarif Pajak Degresif
Tarif pajak degresif ini kebalikan dari tarif pajak progresif. Tarif pajak degresif adalah nilai
persentasenya semakin kecil jika nilai objek yang dikenai pajak semakin besar. Atau, persentase
tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat. Dengan
begitu apabila persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil. Akan
tetapi, bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin
besar.

Ada tiga jenis tarif pajak degresif, yaitu:

 Tarif Degresif-Degresif

Tarif pajak degresif-degresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentase tarifnya
semakin kecil.

 Tarif Degresif-Tetap

Tarif pajak degresif-tetap adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentasenya tetap.

 Tarif Degresif-Progresif

Tarif pajak degresif-progresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan persentase tarifnya
makin besar.

5. Tarif Pajak Ad Valorem

Tarif pajak ad valorem adalah tarif dengan persentase khusus yang dikenakan pada harga
suatu barang.

Untuk memudahkan pemahaman tarif pajak ad valorem ini, berikut contohnya:

Perusahaan AAA mengimpor barang sebanyak 100 unit komputer dengan harga per unit Rp10
juta. Jika tarif bea masuk impor barang tersebut 20%, maka nilai bea masuk yang harus
dibayarkan adalah:

Nilai barang impor = Jumlah Unit x Harga Per Unit

= 100 x Rp10.000.000

= Rp1.000.000.000

Bea Masuk =Tarif Bea Masuk x Nilai Barang Impor

= 20% x Rp1.000.000.000
= Rp200.000.000

6. Tarif Pajak Spesifik


Seperti namanya, tarif pajak spesifik adalah tarif pajak dengan jumlah tertentu dan dikenakan
pada suatu barang atau jenis barang tertentu.

Contoh kasus,

PT. AAA di Indonesia mengimpor mobil sedan dari Amerika Serikat sebanyak 100 unit. Apabila
harga satu mobil tersebut Rp100.000.000 dan tarif bea masuk atas impor barang Rp20.000.000
per unit, maka jumlah bea masuk yang harus dibayarkan oleh perusahaan tersebut sebagai
berikut:

Jumlah mobil yang diimpor: 100 unit

Tarif bea masuk Rp20.000.000

Jumlah bea masuk yang harus dibayarkan

= Tarif Bea Masuk Per Unit x Jumlah Mobil

= Rp10.000.000 x 100

= Rp1.000.000.000

Tarif Pajak Besarannya Biasa Digunakan di Indonesia


Proporsional Tetap PPN
Tetap Selalu Sama Bea Meterai
Progresif Berlapis-lapis semakin besar PPh Individu
Degresif Berlapis-lapis semakin kecil
Ad Valorem Khusus untuk harga barang
Spesifik Atas Suatu Barang dan Jenis Barang

2. Reformasi Perpajakan merupakan salah satu cara pemerintah dalam meningkatkan


penerimaan negara agar dapat menyejahterakan masyarakat. Reformasi perpajakan akan selalu
dilakukan seiring berkembangnya zaman. Saat ini reformasi perpajakan akan melakukan
perubahan dalam bidang SDM dan Sistem Administrasi. Reformasi perpajakn telah dimulai sejak
tahun 1983 dan proses berlanjut hingga saat ini sampai pada Jilid III dan masih akan terus
berjalan. Semuanya dilakukan guna merespon situasi dan kondisi model bisnis dan model
transaksi yang berubah. Langkah reformasi yang telah dilakukan saat ini salah satunya dengan
memanfaatkan momentum Covid-19 dengan mengeluarkan UU 2/2022, UU 11/2020 tentang
cipta kerja dan UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan. Saat ini pemerintah
melalui Peraturan Presiden No 40 Tahun 2018 tentang pembaruan Sistem Inti Administrasi
Perpajakan (PSIAP) telah membangun Coretax system untuk mendukung proses bisnis di
lingkungan DJP, karena sistem yang dipakai saat ini telah ketinggalan zaman untuk menghadapi
model bisnis dan model transaksi yang berubah.

Anda mungkin juga menyukai