Anda di halaman 1dari 6

ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Di susun oleh :
DESTITA AMDAYONA
041481408

ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU HUKUM SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA
2023/2024
Tugas 1

1. Jelaskan perbedaan dari pajak, retribusi dan sumbangan ?

Jawab :

1) Pajak
Secara sederhana, pajak adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan seorang
warga Negara kepada pemerintahnya. Kontribusi ini bersifat memaksa dan
pembayar pajak tidak akan mendapatkan imbalan secara langsung. Dengan kata
lain, uang yang dibayarkan pembayar pajak kepada pemerintah akan
dikembalikan dalam bentuk pembangunan fasilitas-fasilitas umum. Misalnya
jalan raya, dan fasilitas lainnya.
2) Retribusi
Retribusi merupakan sumber penerimaan yang sudah umum bagi semua bentuk
pemerintah daerah. Retribusi tersebut mungkin juga merupakan sumber utama
dari pendapatan badan pembangunan daerah. Pengertian retribusi secara umum
adalah pembayaran-pembayaran kepada Negara yang dilakukan oleh mereka yang
menggunakan jasa-jasa Negara, atau merupakan iuran kepada Pemerintah
yang dapat dipaksakan dan jasa balik secara langsung dapat ditunjuk.
Paksaan di sini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa
balik dari Pemerintah, dia tidak dikenakan iuran itu.
3) Sumbangan
Sumbangan atau donasi atau derma adalah sebuah pemberian pada umumnya
bersifat secara fisik oleh perorangan atau badan hukum, pemberian ini
mempunyai sifat sukarela dengan tanpa adanya imbalan bersifat
keuntungan.

2. Jelaskan penggolongan tarif pajak yang Anda ketahui serta jelaskan secara singkat
mengenai perbedaannya !

Jawab :

Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak atas objek pajak yang menjadi tanggung
jawab Wajib Pajak (WP). Besarnya tarif pajak ini dalam bentuk persentase yang
ditetapkan oleh pemerintah. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pada dasarnya tarif
pajak adalah dasar pengenaan pajak atas segala objek pajak yang memang menjadi
tanggung jawab wajib pajak. Tarif pajak pada umumnya berupa besaran persentase yang
telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai acuan dalam pengenaan pajak. Secara
struktural, setidaknya ada 4 jenis tarif pajak yaitu antara lain adalah tarif tetap
atau regresif , tarif progresif, tarif degresif, tarif proporsional.
1) Tarik Pajak Tetap atau regresif

Tarif tetap atau tarif regresif yang dimana saat pemungutan tarif pajaknya akan selalu
tetap tanpa melihat jumlah dari keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. Sehingga,
tarif yang dikenakan besarannya sama bagi seluruh wajib pajak. Tarif tetap ini juga
diartikan sebagai tarif yang akan selalu sama dan sesuai dengan peraturan yang
diberlakukan oleh pemerintahan seperti contoh bea meterai dengan nilai yang sudah
ditentukan oleh pemerintahan. Tarif pajak tetap atau yang nama lainnya tarif pajak
regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa memerhatikan jumlah yang
dijadikan dasar pengenaan pajaknya (tidak berubah-ubah). Tarif tetap ini juga
diartikan sebagai tarif yang akan selalu sama dan sesuai dengan peraturan yang
diberlakukan oleh pemerintahan. Misalnya bea meterai dengan nilai yang sudah
ditentukan oleh pemerintahan.

2) Tarif Pajak Progresif

Jenis tarif pajak progresif ini, persentase tarifnya semakin besar mengikuti besaran
nilai objek yang dikenai pajak. Artinya, semakin besar nilai objek pajak, maka
semakin besar pula tarifnya. Tarif pajak progresif ini dipecah lagi menjadi tiga,
yaitu:

a. Tarif progresif-progresif

Dalam tarif progresif, saat pemungutan pajaknya, atas persentasenya akan naik
sebanding dengan jumlah dasar pengenaan pajaknya. Tarif progresif-progresif
adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya semakin besar atau
persentase akan naik sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.

Di Indonesia, tarif pajak progresif ini diberlakukan untuk PPh WP individu


(pribadi) yakni:

- Penghasilan kena pajak (gaji) sampai Rp50.000.000, tarif pajaknya 5%


- Penghasilan kena pajak lebih dari Rp50.000.000 – Rp250.000.000, tarif
pajaknya 15%
- Penghasilan kena pajak lebih dari Rp250.000.000 – Rp500.000.000, tarif
pajakya 25%
- Penghasilan kena pajak di atas Rp500.000.000, tarif pajaknya 30%

b. Tarif pajak progresif-tetap

Tarif progresif-tetap adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya


tetap.
c. Tarif progresif-degresif
Tarif progresif-degresif adalah jenis tarif progresif yang kenaikan persentasenya
semakin menurun (degresif).
3) Tarif Pajak Degresif
Kebalikan dengan pajak progresif, persentase pajak dengan tarif degresif yang
dipungut akan lebih kecil saat dasar pengenaan pajaknya meningkat. Dengan kata
lain, persentase atas tarif pajak akan semakin rendah atau menurun ketika dasar
pengenaan pajaknya semakin besar. Dalam praktik perundang-undangan
Indonesia, tarif degresif tidak pernah diimplementasikan.
Ada tiga jenis tarif pajak degresif, yaitu:
 Tarif Degresif-Degresif

Tarif pajak degresif-degresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan


persentase tarifnya semakin kecil.

 Tarif Degresif-Tetap

Tarif pajak degresif-tetap adalah jenis tarif degresif yang penurunan


persentasenya tetap.

 Tarif Degresif-Progresif

Tarif pajak degresif-progresif adalah jenis tarif degresif yang penurunan


persentase tarifnya makin besar.

4) Tarif Pajak Porposional

Tidak seperti tarif progresif dan tarif degresif, tarif proporsional saat pemungutan
pajaknya atas persentasenya akan tetap dan tidak terjadi perubahan terhadap
keseluruhan dasar pengenaan pajaknya. jadi bisa dibilang bahwa sebesar apapun
jumlah objek pajak yang dikenakan dalam pajak penghasilannya, persentasenya
pun akan tetap sama. Dalam hal ini contohnya adalah adanya PPN sebesar 10%
dan PPB sebesar 0.5% dari apapun objek pajaknya. Salah satu contoh tarif
proporsional yang ditentukan Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak), yaitu pajak
pertambahan nilai (PPN) sebesar 11% sebagaimana diatur dalam UU HPP yang
berlaku sejak 1 April 2022.

3. Reformasi perpajakan saat ini sering dilakukan pemerintah diantaranya membuat sistem
administrasi perpajakan modern. Apakah reformasi perpajakan yang dilakukan
pemerintah efektif dalam meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia? Jelaskan secara
ringkas beserta contohnya!
Jawab :

Reformasi administrasi perpajakan memberikan efek meningkatkan kepatuhan pajak dan


mengurangi biaya kepatuhan pajak. Saat ini negara Indonesia sedang aktif melakukan
pembangunan baik di kota maupun di daerah-daerah, dalam rangka untuk
menyejahterakan masyarakat Indonesia. Sumber dana yang diperoleh untuk
melaksanakan pembangunan tersebut berasal dari penerimaan pajak. Penerimaan pajak
sering diartikan sebagai sumber pembiayaan negara yang baik dan dapat diandalkan
untuk kegunaan dari belanja rutin kenegaraan hingga pembangungan negara.

Lalu, pajak juga merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan-tujuan dalam rangka
menyejahterakan masyarakat. Namun yang menjadi permasalah adalah angka penerimaan
pajak yang tidak sesuai dengan ekspetasi dimana tax ratio masih relatif lebih kecil.
Penerimaan pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan negara yang sangat penting
dan akan terus ditingkatkan. Dengan melakukan evaluasi-evaluasi terhadap sistem
perpajakan dan penyempurnaan kebijakan perpajakan. Oleh karena semakin hari
pengeluaran negara semakin besar, maka pemerintah melakukan berbagai usaha untuk
meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu usaha pemerintah dalam meningkatkan
penerimaan pajak yakni dengan mengadakan Reformasi Pajak (Tax Reform).

Menurut Direktorat Jenderal Pajak, terdapat 5 alasan mengapa Reformasi perpajakan


perlu dilakukan.

1. Tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang masih rendah


2. Target penerimaan pajak setiap tahun meningkat
3. Jumlah SDM tidak sebanding dengan penambahan jumlah Wajib Pajak. Kesulitan
dalam pengawasan dan penegakan hukum
4. Perkembangan ekonomi digital dan kemajuan teknologi sangat pesat
5. Aturan yang mengantisipasi perkembangan transaksi perdagangan

Kesimpulannya bahwa reformasi perpajakan dilakukan efektif ya karena seperti layaknya


peraturan pada umumnya diberlakukan, peraturan perpajakan merupakan sebuah
landasan atau fondasi yang sangat berpengaruh dalam menentukan arah kebijakan
pemerintah dalam perpajakan.

Dengan adanya landasan yang kuat, yang berupa data dan informasi basis pajak yang
handal serta pemetaan kepatuhan pajak, diharapkan peraturan perpajakan tersebut dapat
meningkatkan kepatuhan pajak. Karena landasan tersebut merupakan modal utama untuk
menentukan arah masa depan strategi perpajakan.
Sumber Referensi :

- Buku Materi Pokok Administrasi Perpajakan

- Materi Inisiasi yang diberikan

-
https://elearning.ut.ac.id/pluginfile.php/22019517/mod_resource/content/1/Materi%202.1
%20penggolongan-sanksi-tarif.pdf

- http://repository.radenfatah.ac.id/9299/3/3_BAB%20II.pdf

- https://www.pajakku.com/read/606e7862eb01ba1922cca754/Jenis-Jenis-Tarif-Pajak-
yang-Perlu-Diketahui

- https://www.online-pajak.com/tentang-efiling/modernisasi-administrasi-perpajakan-
upaya-penyempurnaan-pelayanan-pajak-bagian-1-1

Anda mungkin juga menyukai