penyajian
sebagai berikut:
a. Untuk wajib pajak orang pribadi
Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak
Sampai dengan Rp 25 juta 5%
Di atas Rp. 25 juta sampai dengan Rp. 50 juta 10%
Di atas Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 100 juta 15%
Di atas Rp. 100 juta sampai dengan Rp. 200 juta 25%
Di atas Rp. 200 juta 35%
1. TARIF PROGRESIF (MENINGKAT)
sebagai berikut:
b. Untuk wajib pajak badan dan bentuk usaha tetap
Lapisan penghasilan kena pajak Tarif pajak
Sampai dengan Rp. 50 juta 10%
Di atas Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 100 juta 15%
Di atas Rp.100 juta 30%
2. Tarif Degresif (menurun)
2. Tarif Degresif (menurun)
Tarif degresif adalah tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin kecil
bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak semakin besar. Sekalipun
persentasenya semakin kecil, tidak berarti jumlah pajak yang terutang
menjadi kecil, tetapi bisa menjadi besar karena jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajaknya juga semakin besar. Tarif ini tidak pernah
dipergunakan dalam praktik perundang-undangan perpajakan.
Contoh pemakaian tarif degresif.
sebagai berikut:
Tarif degresif adalah tarif pemungutan pajak yang persentasenya semakin kecil
bila jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak semakin besar. Sekalipun
persentasenya semakin kecil, tidak berarti jumlah pajak yang terutang
menjadi kecil, tetapi bisa menjadi besar karena jumlah yang dijadikan dasar
pengenaan pajaknya juga semakin besar. Tarif ini tidak pernah
dipergunakan dalam praktik perundang-undangan perpajakan.
Contoh pemakaian tarif degresif.
sebagai berikut:
Tarif tetap adalah tarif pemungutan pajak yang besar nominalnya tetap tanpa
memperhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak. Tarif ini diterapkan
dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai (BM). Dalam
Undang-undang Bea Meterai, tarif yang digunakan adalah Bea Meterai dengan nilai
nominal sebesar Rp 500 dan Rp 1.000. Nilai nominal dalam perkembangannya selalu
berubah-ubah. Berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1995 tarif Bea Meterai di atas dinaikan
menjadi Rp 1.000 dan Rp 2.000 yang selanjutnya dengan PP Nomor 24 Tahun 2000
tarifnya dinaikan lagi menjadi Rp 3.000 dan 6.000.
5. Tarif Advalorem
5. Tarif Advalorem
Tarif Advalorem adalah suatu tarif dengan persentase tertentu yang dikenakan/ditetapkan
pada harga atau nilai suatu barang Misalnya PT ABC mengimpor barang jenis 'X'
sebanyak 1000 unit dengan harga per unit Rp 100.000. Jika tarif Bea Masuk atas Impor
Barang tersebut 10%, maka besamya Bea Masuk yang harus dibayar adalah:
Tarif Spesifik adalah tarif dengan suatu jumlah tertentu atas suatu jenis barang tertentu
atau suatu satuan jenis barang tertentu.
Misalnya PT BCD mengimpor barang jenis 'X' sebanyak 1000 unit dengan harga Rp 100.000.
Jika tarif Bea Masuk atas impor barang Rp 100.000 per unit, maka besarnya Bea Masuk
yang harus dibayar adalah: