Anda di halaman 1dari 52

1

Tarif Pajak,
Sistem dan Kebijakan Tarif,
Tarif Pajak di Indonesia
Hukum Pajak – Pertemuan 4
2

Sistematika Pembahasan

Jenis-jenis tarif pajak

Sistem tarif pajak

Kebijakan tarif pajak

Tarif pajak di Indonesia


3

Jenis-Jenis Tarif Pajak


Tarif
Tetap
Tarif Proporsional/Sebanding
Tarif Progresif
Tarif Degresif
Tarif Bentham
Tarif Ad Valorem
4

Tarif Pajak

Tarif Pajak (Tax Rate)

Prosentase dikenakan atas Dasar


Pengenaan Pajak/DPP (Tax Base)

Nilai nominal (Rupiah) dikenakan atas


DPP
5

Tarif Tetap
DPP Jumlah Pajak
• Nominal pajaknya tetap Cek/Bilyet
Giro
walaupun Dasar
Rp 1.000.000 Rp 3.000
Pengenaan Pajak berbeda Rp 10.000.000 Rp 3.000
• Jumlah pajak selalu tetap Rp 50.000.000 Rp 3.000
Invoice
• Contoh Bea Materai Rp 500.000 Rp 3.000
▫ Cek/Bilyet Giro Rp 750.000 Rp 3.000
Rp 1.000.000 Rp 6.000
▫ Dokumen lain Rp 50.000.000 Rp 6.000
6

Tarif Proporsional
• Pengenaan persentase DPP Tarif Pajak

1.000.000 10% 100.000


tunggal /tetap untuk
5.000.000 10% 500.000
berbagai tingkatan Dasar
10.000.000 10% 1.000.000
Pengenaan Pajak
100.000.000 10% 10.000.000
• Contoh:
▫ PPN: Tarif 10 %
▫ PPh Badan: Tarif 25%
7

Tarif Progresif
• Persentase semakin besar jika DPP semakin
meningkat
• Pajak terutang berubah seiring dengan
peningkatan DPP dan perubahan tarif
• Contoh : PPh Orang Pribadi, Pajak Kendaraan
• Jenis:
▫ Progresif Proporsional
▫ Progresif Progresif
▫ Progresif Degresif
8

Tarif Progresif Proporsional


Lapisan DPP Tarif Kenaikan Tarif
0 – 50.000.000 5% -
50.000.001 – 100.000.000 10% 5%
100.000.001 – 250.000.000 15% 5%
250.000.001 – 500.000.000 20% 5%
> 500.000.001 25% 5%

• Tarif pajak meningkat setiap penambahan DPP


• Kenaikan tarif secara proporsional (tetap) setiap
lapisan DPP
9

Tarif Progresif Progresif


Lapisan DPP Tarif Kenaikan Tarif
0 – 50.000.000 5% -
50.000.001 – 100.000.000 10% 5%
100.000.001 – 250.000.000 16% 6%
250.000.001 – 500.000.000 23% 7%
> 500.000.001 31% 8%

• Tarif pajak meningkat setiap penambahan DPP


• Kenaikan tarif meningkat setiap lapisan DPP
10

Tarif Progresif Degresif


Lapisan DPP Tarif Kenaikan Tarif
0 – 50.000.000 2% -
50.000.001 – 100.000.000 12% 10%
100.000.001 – 250.000.000 20% 8%
250.000.001 – 500.000.000 27% 7%
> 500.000.001 32% 5%

• Tarif pajak meningkat setiap penambahan DPP


• Kenaikan tarif menurun setiap lapisan DPP
11

Tarif Degresif
Lapisan DPP Tarif Penurunan Tarif
0 – 50.000.000 10% -
50.000.001 – 100.000.000 9,5% 0,5%
100.000.001 – 250.000.000 9% 0,5%
250.000.001 – 500.000.000 8,5% 0,5%
> 500.000.001 8% 0,5%

• Tarif pajak menurun setiap penambahan DPP


• Penurunan tarif setiap lapisan DPP
proporsional/tetap
12

Tarif Bentham
• Modifikasi tarif PBB Jumlah
proporsional
NJOP 200.000.000
• Jumlah tertentu sebagai
batas kena pajak NJOPTKP (15.000.000)
• Dikenakan atas jumlah NJOPKP 185.000.000
diatas batas tidak kena
pajak PBB
• Contoh : PBB dengan (Tarif 0,1%) 185.000
batasan NJOPTKP
13

Tarif Ad Valorem
Barang yang 100 unit
• Tarif pajak dengan diimpor
Harga per unit Rp 100.000
persentase tertentu
Bea masuk 5%
• Diterapkan pada harga
Perhitungan
atau nilai barang tertentu
Dasar Rp 10.000.000
• Contoh: Pengenaan Bea
Masuk
▫ Bea masuk Bea Masuk Rp 500.000

▫ Cukai
14

Sistem Tarif Pajak


• Setiap negara menentukan sistem tarif pajak
sendiri
• Sistem taruf pajak di Indonesia
▫ PPh OP: tarif progresif
▫ PPh Badan: tarif proporsional
▫ PPN: tarif proporsional
▫ PBB dan BPHTB: tarif bentham
▫ Bea & Cukai: tarif ad valorem
15

Kebijakan Tarif Pajak

Tarif pajak Budgeter Regulerend


• Kebijakan • Fungsi utama • Fungsi
fiskal tambahan

Tarif harus Kecuali Janji politis


diatur • UU memberi • Penurunan
dalam UU wewenang tarif ???
16

Tarif Pajak di Indonesia

Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Pajak Penghasilan Badan

Pajak Pertambahan Nilai


17

PPh Orang Pribadi


18

Tarif PPh Orang Pribadi


Pasal 17 ayat (1a), (3), dan (7)
No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
1 0 s/d Rp 50.000.00 5%
2 Di atas Rp 50.000.000 s/d Rp 15%
250.000.000
3 Di atas Rp 250.000.000 s/d Rp 25%
500.000.000
4 Di atas Rp 500.000.000 30%

Besarnya lapisan Penghasilan Kena Pajak diubah


dengan Keputusan Menteri Keuangan.
19

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Pasal 7
• Besaran PTKP telah diubah PTKP
per 1 Januari 2013, melalui No. Subyek
Peraturan Menteri Keuangan (Setahun)
Nomor 162/PMK.011/2012 1 WP Rp 24.300.000
• Tanggungan (maksimal 3)
meliputi anggota keluarga 2 Status Kawin Rp 2.025.000
sedarah atau semenda dalam
Istri yang
garis keturunan lurus (orang
tua, mertua, anak kandung, 3 penghasilan Rp 24.300.000
anak tiri), atau anak angkat. digabung
• Penerapan PTKP ditentukan
oleh keadaan pada awal 4 Tanggungan Rp 2.025.000
tahun pajak atau awal
bagian tahun pajak
20

PTKP mulai Tahun Pajak 2015


Pasal 7
• Besaran PTKP telah diubah PTKP
untuk Tahun Pajak 2015, No. Subyek
(Setahun)
melalui Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 1 WP Rp 36.000.000
122/PMK.011/2015
• PTKP berlaku mulai tahun 2 Status Kawin Rp 3.000.000
pajak 2015, walaupun Istri yang
ditetapkan pada Juli 2015
3 penghasilan Rp 36.000.000
digabung

4 Tanggungan Rp 3.000.000
21

PTKP mulai Tahun Pajak 2016


Pasal 7
• Besaran PTKP telah diubah PTKP
untuk Tahun Pajak 2016, No. Subyek
(Setahun)
melalui Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 1 WP Rp 54.000.000
101/PMK.010/2016
• PTKP berlaku mulai tahun 2 Status Kawin Rp 4.500.000
pajak 2016, walaupun Istri yang
ditetapkan pada Juli 2016
3 penghasilan Rp 54.000.000
digabung

4 Tanggungan Rp 4.500.000
22

Tabel PTKP 2016


Status PTKP Status PTKP Status PTKP

TK/0 Rp 54.000.000 K/0 Rp 58.500.000 K/I/0 Rp 112.500.000


TK/1 Rp 58.500.000 K/1 Rp 63.000.000 K/I/1 Rp 117.000.000
TK/2 Rp 63.000.000 K/2 Rp 67.500.000 K/I/2 Rp 121.500.000
TK/3 Rp 67.500.000 K/3 Rp 72.000.000 K/I/3 Rp 126.000.000
23

Kasus Perhitungan PPh OP


• Parman adalah karyawan • Markus adalah pedagang
bank, menikah dengan Susi elektronik, menikah 15 Januari
dan dikaruniai 2 anak usia 4 2016 dengan Dini seorang
tahun dan 6 tahun. Setahun pengusaha salon.
penghasilan Parman sebesar • Laba usaha Markus setahun
Rp84 juta. sebesar Rp 120 juta.
• Tanggungan lain adalah Sedangkan laba salon Dini
Karno, ayah Parman, dan setahun Rp 50 juta.
Karman, adik Parman usia 16 • Markus menanggung kedua
tahun. orang tuanya. Sedangkan Dini
• Hitung PPh OP terutang tahun juga menanggung kedua orang
2016? tuanya.
• Berapa PPh terutang atas
Markus tahun 2016?
24

Kasus Perhitungan PPh OP (1)


• Parman adalah karyawan
Penghasilan neto 84.000.000
bank, menikah dengan Susi
dan dikaruniai 2 anak usia 4 PTKP (K/3) (72.000.000)
tahun dan 6 tahun. Setahun
penghasilan neto Parman PKP 12.000.000
sebesar Rp84 juta.
PPh terutang
• Tanggungan lain adalah
Karno, ayah Parman, dan 5% x 12.000.000 600.000
Karman, adik Parman usia 16
tahun. Tanggungan:
• Hitung PPh OP terutang tahun
Istri (status kawin), 2 anak dan
2016?
Karno (ayah) = 3 tanggungan
25

Kasus Perhitungan PPh OP (2)


• Laba usaha Markus setahun
Laba usaha 120.000.000
sebesar Rp 120 juta.
Sedangkan laba salon Dini PTKP (TK/2) (63.000.000)
setahun Rp 50 juta.
• Markus menanggung kedua PKP 57.000.000
orang tuanya. Sedangkan Dini
PPh Terutang
juga menanggung kedua orang
tuanya. 5% x 50.000.000 2.500.000
• Tanggungan Markus adalah 2
orang tua 15%x 7.000.000 1.050.000
• Status Markus untuk Tahun
PPh OP 2016 3.550.000
2016, TK/2. Dini untuk Tahun
2016, masih berstatus terpisah
dengan Markus
26

Kasus Perhitungan PPh OP (3)


• Tuan Doni bekerja Penghasilan neto 750.000.000
sebagai direktur PT PTKP (K/1) (63.000.000)
Sukses Terus PKP 687.000.000
• Gaji bersih setahun PPh Terutang
diperoleh Rp 750 juta 5% x 50.000.000 2.500.000
• Keluarga Tuan Doni 15% x 200.000.000 30.000.000
terdiri dari Istri dan 25% x 250.000.000 62.500.000
seorang anak. 30% x 187.000.000 56.100.000
• Hitung PPh OP terutang PPh OP Terutang 151.100.000
tahun 2016!
27

PPh Badan
28

Tarif PPh Badan


Pasal 17 ayat (1b), (2a), dan (2b)

Wajib Pajak Badan Dalam


Negeri dan BUT 28%

Mulai Tahun Pajak 25%


2010
29

Kasus PPh Badan


• CV Abadi pada tahun • PT Persada bergerak
2009 memperoleh laba dibidang ternak ayam.
usaha dari usaha dagang • Tahun 2013 mencatat
pakaian sebesar Rp 200 penjualan sebesar Rp 60
juta. Milyar.
• Hitung PPh Badan • HPP sebesar Rp 55
terutang tahun 2009! Milyar, sedangkan beban
usaha sebesar Rp 3
Milyar.
• Hitung PPh Badan tahun
2013!
30

Kasus PPh Badan


• CV Abadi pada tahun • PT Persada bergerak
2009 memperoleh laba tahun 2013 mencatat
usaha dari usaha dagang penjualan sebesar Rp 60
pakaian sebesar Rp 200 Milyar. HPP sebesar Rp
juta. 55 Milyar, sedangkan
• PPh Badan terutang beban usaha sebesar Rp 3
tahun 2009: Milyar.
• 200 juta x 28%= • PPh Badan tahun 2013:
• Rp 56 juta • Laba = (60-55-3)M = 2M
• PPh= 2 Milyar x 25%=
• Rp 500 juta
31

Potongan Tarif PPh Badan UMKM


Pasal 31E Memperoleh
pengurangan tarif
sebesar 50% dari tarif
Wajib pajak badan Pasal 17 (tarif flat 25%).
yang memiliki nilai
peredaran bruto
kurang dari Berlaku untuk bagian
Rp 50.000.000.000 Penghasilan Kena Pajak
dari bagian penghasilan
bruto sampai dengan
Rp 4.800.000.000
32

Perhitungan PPh Badan


• Peredaran bruto sampai dengan Rp 4,8
Milyar
▫ Tarif 25% x 50% = 12,5%
• Peredaran bruto antara Rp 4,8 Milyar s.d.
Rp 50 Milyar
▫ Perhitungan khusus
• Peredaran bruto lebih dari Rp 50 Milyar
▫ Tarif 25%
33

PPh Pasal 31E


• Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran
bruto yang memperoleh fasilitas dikali 50% Tarif
PPh Badan, ditambah
• Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran
bruto yang tidak memperoleh fasilitas dikali tarif
PPh Badan
34

Perhitungan PPh Badan Pasal 31E


Rp 4,8 Milyar
PKP Fasilitas= x Penghasilan Kena Pajak
Peredaran Bruto

PKP Non Fasilitas: PKP – PKP Fasilitas

PPh Pasal 31E = (PKP Fasilitas x 25% x 50%) + (PKP


Non Fasilitas x 25%)

Peredaran Bruto: Penjualan usaha dan pendapatan lain

50%: Potongan/diskon PPh

Tarif: Tarif PPh Pasal 17 Badan (25%)


35

Perhitungan PPh Pasal 31E


Peredaran bruto Rp 15 Milyar, Laba usaha Rp 400 juta
PKP 400.000.000
PKP Fasilitas
4.800.000.000
X 400 jt =
15.000.000.000 128.000.000
PKP Non Fasilitas 272.000.000
(400jt – 128jt) =
=
PPh Pasal 31E = (128jt x 12,5%) + (272jt x 25%) =
PPh Badan Terutang = 84.000.000
36

Kasus PPh Badan (2)


• PT Sumber Jaya tahun 2013 memiliki peredaran
bruto sebesar Rp 7,5 Milyar
• HPP sebesar Rp 6,5 Milyar dan beban usaha
sebesar Rp 600 juta
• Hitung PPh Badan tahun 2013!
37

Kasus PPh Badan (2)


Peredaran bruto 7.500.000.000
HPP (6.500.000.000)
Laba bruto 1.000.000.000
Beban Usaha (600.000.000)
Laba usaha 400.000.000
PKP Fasilitas (4,8M/7,5M) x 400jt = 256.000.000
PKP Non Fasilitas 400jt – 256jt = 144.000.000
PPh Terutang
PKP Non Fasilitas 144jt x 25% = 36.000.000
PKP Fasilitas 256jt x 12,5% = 32.000.000
Jumlah PPh Terutang 68.000.000
38

Kategori PPh
39

Kewajiban PPh
• PPh Masa
▫ PPh Dibayar Sendiri (PPh Pasal 25)
▫ PPh Dipotong oleh Pemberi Penghasilan
 PPh Pasal 21/26
 PPh Pasal 23/26
▫ PPh Dipungut oleh Pemungut PPh (PPh Pasal 22)
• PPh Tahunan
▫ PPh Kurang Bayar (PPh Pasal 29)
▫ PPh Lebih Bayar (PPh Pasal 28a)
40

Kategori PPh Umum dan Khusus


• PPh Pasal 17
▫ Tarif umum
▫ PPh OP
▫ PPh Badan
• PPh Final UMKM
▫ PP No. 46 Tahun 2013
▫ PP No. 23 Tahun 2018
• PPh Final
▫ PPh Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 15
• Kombinasi antara PPh Pasal 17 dan Final
41

Pajak Pertambahan Nilai


42

Tarif PPN dan Dasar Pengenaan Pajak


• PPN dikenakan dengan tarif sebesar 10% atas
Dasar Pengenaan Pajak PPN
• Tarif PPN dapat dinaikkan paling tinggi sebesar
15% dan diturunkan paling rendah sebesar 5%
melalui Peraturan Pemerintah
• Dasar Pengenaan Pajak PPN adalah jumlah:
Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai
Ekspor, atau nilai lain yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung pajak yang terutang
43

Variasi Perhitungan PPh OP


44

PPh OP, PPh Pasal 21, dan PTKP untuk


penghasilan Istri
• WP kawin, penghasilan istri dari 1 pemberi kerja
• WP kawin, penghasilan istri digabung
• WP kawin, pisah harta dan/atau istri memiliki
NPWP sendiri (dibahas di Perpajakan 1)

• Dalam penghitungan pemotongan PPh Pasal 21


sebagai pegawai tetap, wanita kawin
menggunakan status untuk diri sendiri (TK/0)
45

Penghasilan Istri dari 1 Pemberi Kerja


• Penghasilan diterima istri sebagai pegawai tetap,
dari 1 pemberi kerja (baik op maupun badan)
• Penghasilan tersebut tidak digabung dalam
penghitungan PPh terutang a/n Suami
• PPh yang telah dipotong oleh pemberi kerja
bersifat final, tidak dapat di kreditkan
46

Contoh
Suami: Robby
• Usaha perdagangan
• Penghasilan neto Rp100 jt
• Status: Kawin 2 anak

Istri: Rita
• Karyawan swasta
• Gaji setahun Rp60 jt
• PPh Pasal 21 dipotong Rp150.000
47

Contoh Perhitungan
PPh Pasal 21 a/n Rita PPh OP Terutang a/n Robby
P. Bruto Rp 60.000.000 P. Neto Rp 100.000.000
Biaya jabatan Rp (3.000.000) PTKP (K/2) Rp (67.500.000)
P. Neto Rp 57.000.000 PKP Rp 32.500.000
PTKP (TK/0) Rp (54.000.000) PPh 5%
PKP Rp 3.000.000 PPh Terutang Rp 1.625.000
PPh Pasal 21 Rp 150.000
(Final)
48

Penghasilan Istri Digabung


• PTKP dengan status tersebut disebabkan
penghasilan istri diperoleh dari:
▫ lebih dari 1 pemberi kerja
▫ 1 pemberi kerja tetap dan penghasilan pekerjaan
lain
▫ Kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
▫ Atau kombinasinya
• Penghasilan istri tersebut digabung dengan
penghasilan suami, kemudian PPh yang telah
dipotong merupakan kredit pajak a/n Suami
49

Contoh A
Suami: Robby
• Usaha perdagangan
• Penghasilan neto Rp100 jt
• Status: Kawin 2 anak

Istri: Rita
• Karyawan swasta
• Gaji setahun Rp60 jt, PPh Pasal 21 dipotong Rp150.000
• Penghasilan honor mengajar, Rp5 jt, PPh Pasal 21
dipotong Rp250.000
50

Contoh A
P. Neto PKP Rp 43.500.000
Robby Rp 100.000.000 PPh
Rita (pegawai) Rp 60.000.000 PPh Terutang Rp 2.175.000
Rita (honor) Rp 5.000.000 Kredit Pajak
P. Neto Total Rp 165.000.000 PPh Pasal 21 Rp 150.000
PTKP (K/I/2) Rp (121.500.000) Rp 250.000
PKP Rp 43.500.000 Total Rp (400.000)
PPh dibayar
sendiri Rp 1.775.000
51

Contoh B
• Suami: Toni
• Status Kawin anak 3
• Karyawan swasta
• Penghasilan neto setahun Rp114 juta, PPh Pasal
21 dipotong Rp1.815.000

• Istri: Tina
• Usaha salon
• Penghasilan Neto setahun Rp120 juta
52

Contoh B
PPh
Toni Rp 114.000.000
5% Rp 2.500.000
Tina Rp 120.000.000
15% Rp 8.700.000
P. Neto Total Rp 234.000.000 PPh Terutang Rp 11.200.000
Kredit Pajak
PTKP (K/I/3) Rp (126.000.000)
PPh Pasal 21 Rp (1.815.000)
PKP Rp 108.000.000
PPh dibayar
sendiri Rp 9.385.000

Anda mungkin juga menyukai