Terbarunya
Ketika melakukan pembelian terhadap suatu barang, ada kalanya Anda harus
menanggung biaya PPN atau Pajak Pertambahan Nilai. Biasanya barang ini masuk ke
dalam jenis Barang Kena Pajak, yang memang dalam transaksinya akan memiliki beban
PPN tertentu. Menurut regulasi yang berlaku, pihak penanggung PPN memang merupakan
konsumen akhir.
PPN sendiri merupakan satu jenis pajak yang dikelola pemerintah pusat yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Pajak ini merupakan salah satu jenis
pajak tidak langsung, artinya yang dikenakan kewajiban untuk membayar PPN tidak selalu
yang menanggung beban pajaknya. Anda sebagai konsumen akhir, menjadi pihak yang
membayar, sedangkan yang memungut adalah pihak lain ada dalam jalur distribusi
barang tersebut.
Di sisi pengelolaan pajak oleh negara, ternyata Pajak Pertambahan Nilai merupakan salah
satu penyumbang terbesar dalam penerimaan negara sektor pajak. Menyusul di
belakangnya adalah Pajak Penghasilan, yang dikenakan pada penghasilan atau upah atau
sejenisnya yang diterima oleh wajib pajak di negara Indonesia.
Daftar Isi
1 Alur Pemberlakuan PPN pada Transaksi Barang Kena Pajak
PPn yang dipungut pada transaksi tersebut kemudian harus dicatat atau diarsipkan
dengan apa yang disebut faktur pajak. Faktur ini dibuat dua rangkap, satu untuk dipegang
PKP dan satu untuk dipegang lawan transaksinya. Kedua pihak akan memiliki arsip yang
datanya serupa, sehingga ketika dikonfirmasi, datanya akan valid dan sah.
Pada arsip PKP, PPN ini akan menjadi PPN keluaran dan PPN masukan, tergantung posisi
PKP sebagai penjual atau pembeli. Perhitungan PPN ini harus dilakukan setiap bulan,
untuk mengetahui jika terdapat selisih antara PPN keluaran dan PPN masukan. Jika
ternyata ditemui selisih bahwa PPN keluaran atau VAT Out adalah lebih besar jumlahnya,
maka selisihnya harus disetorkan pada negara.
Tarif PPN akan menjadi 0% untuk transaksi berupa ekspor barang kena pajak yang
berwujud, transaksi ekspor barang kena pajak tidak berwujud dan transaksi ekspor jasa
kena pajak. Ketiga transaksi ini dibebani PPN sebesar 0% guna merangsang peningkatan
ekspor yang dilakukan oleh pengusaha dan berbagai pihak yang terkait dalam transaksi.
Pada kondisi tertentu yang dikhususkan, tarif ini juga dapat berubah. Perubahan tarif yang
terjadi harus diatur dalam Peraturan Pemerintah yang dibuat, sehingga memiliki dasar
hukum yang jelas. Rentang perubahan tarif PPN yang berlaku adalah dari 5% hingga 20%,
tergantung situasi dan kondisi yang tengah dihadapi.
Satu lagi yang perlu diingat dan biasanya menjadi pertanyaan banyak orang, yaitu terkait
PPN barang mewah. Tarif PPN untuk barang mewah juga diatur dalam regulasi baku, dan
memiliki rentang yang sangat luas. Mulai dari yang paling kecil 11% hingga yang paling
besar adalah 200%, tergantung pada jenis barang yang dikenai pajak.
PKP kemudian memiliki tugas dan kewajiban serta hak yang melekat pada statusnya.
Disamping itu, jika peredaran bruto yang ada menurun melampaui angka tersebut, PKP
bisa mengajukan pencabutan status Pengusaha Kena Pajak yang disandangnya.
by Admin ZF
with no comment
Blog
Jasa Konsultan Pajak – Ketika kita yang di BSD membahas mengenai pajak tentunya ada banyak hal
yang perlu untuk dibahas. Selain pajak memiliki beberapa jenis, mekanisme pemungutan pajak juga
berbeda-beda. Setiap jenis pajak tentu memiliki mekanisme pemungutan pajak yang berbeda, seperti
halnya dalam pemungutan PPN. Pajak Pertambahan Nilai atau yang disingkat dengan PPN, memiliki
mekanisme pemungutan pajak yang berbeda dengan pajak lainnya. Ketahui lebih lanjut mengenai
mekanisme pemungutan PPN pada pembahasan berikut.
Secara umum, mekanisme pemungutan PPN berlaku atas penyerahan barang atau jasa kena pajak.
Dimana mekanisme pemungutan PPN dilakukan oleh seorang Wajib Pajak (WP) yang telah
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). PKP perlu untuk menerbitkan faktur pajak sebagai
bukti atas pemungutan PPN untuk setiap penyerahan barang dan jasa kena pajak. Untuk membantu
anda mempelajari mengenai ketentuan perpajakan, konsultan pajak BSD memberikan layanan
konsultasi pajak.
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur tentang pemungutan PPN,
telah dijelaskan bagaimana mekanismenya. Lebih lanjut, mekanisme pemungutan PPN berdasarkan
pada peraturan tersebut yaitu:
Rekanan wajib untuk membuat faktur pajak dan membuat Surat Setoran Pajak (SSP) untuk
setiap kegiatan penyerahan barang dan jasa kena pajak.
Faktur pajak dibuat sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
Mencantumkan NPWP dan identitas dari rekanan.
Atas penyerahan barang kena pajak selain terutang PPN, yakni terutang pula PPnBM. Maka,
rekanan perlu untuk mencantumkan jumlah PPnBM terutang pada faktur pajak.
Faktur pajak dibuat rangkap 3 dan SSP dibuat rangkap 5.
Wajib menyertakan cap tanggal penyetoran dan menandatangani faktur pajak.
Pelaporan atas PPN yang dilakukan oleh PKP dilakukan setiap bulan. Dan untuk laporan pajaknya
disampaikan kepada KPP tempat PKP terdaftar. Pelaporan pajak tersebut dilakukan paling lambat
yaitu pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak. Untuk pelaporannya menggunakan
formulir Surat Pemberitahuan masa PPN. Kemudian dilampiri dengan faktur pajak sebagai bukti
pemungutan PPN. Konsultan pajak BSD adalah solusi tepat untuk konsultasi pajak, sehingga anda bisa
menyelesaikan kewajiban pajak dengan efisien.
Baca Juga: Pemberlakuan Pungutan Pajak untuk Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (E-
Commerce)
Pemungut PPN merupakan badan atau instansi yang telah ditunjuk oleh menteri keuangan. Yang
mana memiliki kewajiban dalam memungut, menyetor, dan melaporkan pajak terutang. Yakni pajak
atas penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa kena Pajak (JKP) yang mana dikenai PPN. Adapun
pihak yang memungut PPN sesuai dengan arahan dari menteri keuangan meliputi:
Pembayaran atas PPN akan didasarkan pada jumlah dari Pajak Keluaran dan Pajak Masukan PPN.
Perlu diperhatikan, apabila dalam satu Masa pajak ternyata jumlah Pajak Keluaran lebih besar
daripada Pajak Masukan. Maka, untuk selisihnya harus disetorkan ke Kas Negara dengan jangka
waktu paling lama akhir bulan berikutnya. Dan sebaliknya, apabila jumlah dari Pajak Masukan ternyata
lebih besar daripada Pajak Keluaran. Maka untuk selisih tersebut dapat untuk dikompensasi ke masa
pajak berikutnya. Konsultasi pajak BSD akan membantu anda untuk menyelesaikan setiap urusan
perpajakan dengan lebih akurat.
Apabila anda yang berada di BSD memiliki permasalahan pajak, dan membutuhkan bantuan
dari konsultan pajak BSD, anda dapat menghubungi kami di halaman ini untuk melakukan konsultasi
pajak secara online. Agar pembayaran pajak bisnis anda optimal dan tidak mahal.