Ingin tau bagaimana cara menghitung PPh dengan benar? Pelajari di sini!
Cara menghitung PPh (Pajak Penghasilan) perlu untuk dipahami apabila Anda telah
bekerja dan memiliki penghasilan. Hal ini dapat membantu Anda untuk mempersiapkan
dana lebih awal terkait berapa biaya PPh yang perlu Anda keluarkan setiap tahunnya.
Menghitung besaran pajak memang sedikit membingungkan, apalagi bagi Anda yang
masih belum familiar dengan kegiatan perpajakan. Oleh karena itu, OCBC NISP akan
membantu Anda memahaminya melalui artikel berikut ini. Simak sampai tuntas!
Pengertian PPh
PPh atau Pajak Penghasilan adalah jenis pajak yang dibebankan kepada masyarakat
yang telah bekerja dan memiliki penghasilan minimal Rp4,5 juta tiap bulan. Aturan ini
berlaku untuk WNI yang bekerja di dalam maupun luar negeri dan dibayarkan sekali
dalam satu tahun.
Pajak Penghasilan dibagi menjadi dua kategori, diantaranya yaitu:
PPh yang dibebankan untuk wajib pajak secara pribadi, baik itu pegawai, non pegawai dan
pengusaha.
PPh yang dikenakan untuk suatu perusahaan atau badan.
Dasar hukum PPH tercantum dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan. Dimana, UU ini telah mengalami perubahan sebanyak empat kali,
yakni sebagai berikut.
1. UU No. 7 Tahun 1992 terkait Perubahan dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang PPh
(Pajak Penghasilan).
2. UU No. 10 Tahun 1994 terkait Perubahan Kedua dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1983
tentang PPh (Pajak Penghasilan).
3. UU No. 17 Tahun 2000 terkait Perubahan Ketiga Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
PPh (Pajak Penghasilan).
4. UU No. 36 Tahun 2008 terkait Perubahan Keempat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang PPh (Pajak Penghasilan).
Cara Menghitung PPh dengan Benar
Sebagai warga yang taat pajak, sepatutnya Anda mengetahui bagaimana cara
menghitung PPh dengan benar. Perhitungannya sendiri mengacu pada semua bentuk
penghasilan, baik itu gaji, upah, horarium, tunjangan serta pembayaran lain yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Besar kecilnya PPh juga tergantung dari besarnya penghasilan yang Anda dapatkan.
Semakin banyak pendapatan maka beban pajak yang harus ditanggung juga semakin
tinggi. Untuk menghitungnya, berikut langkah-langkah yang perlu Anda pahami.
Pertama, Anda wajib menghitung penghasilan bersih dalam satu tahun terlebih dahulu.
Lalu cari tahu berapa besaran PTKP dan juga PKP Anda. Setelah semuanya terhitung,
barulah Anda bisa mengetahui berapa PPh yang wajib dibayarkan.
Dari perhitungan di atas, cara menghitung PPh hanya perlu mengalikan penghasilan bersih
dengan persentase yang sesuai. Misalnya, pendapatan bersih Anda dalam satu tahun adalah
Rp100 juta, maka PPh yang dikenakan adalah sebesar 15% dari total pendapatan.
Agar sobat OCBC lebih memahami cara menghitung PPh dengan baik, simak contoh
simulasi perhitungannya berikut ini.
Contoh:
Iqbal adalah seorang manajer perusahaan dengan estimasi penghasilan bersih sebesar
Rp80 juta per tahun. Ia masih lajang, sehingga tidak memiliki tanggungan terhadap
anggota keluarga lain. Maka pajak penghasilan yang harus dibayarkan adalah?
Langkah pertama adalah menghitung PKP, dikarenakan Iqbal lajang, maka Ia masuk
dalam kategori pertama. Maka PKP iqbal sebesar:
PKP
= Penghasilan bersih - PTKP
= Rp80 juta - Rp54 juta
= Rp26 jutab
Setelah diketahui berapa besar PKP-nya, saatnya Anda menghitung PPH. Karena PKP
Iqbal kurang dari Rp50 juta, maka PPh yang dikenakan adalah 5%. Yang berarti:
PPh
= Rp50 juta x 5%
= Rp2,5 juta
Dari perhitungan tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa Iqbal harus membayar pajak
penghasilan sebesar Rp2,5 juta per tahun.
Jadi, apakah Anda sudah memahami bagaimana cara menghitung PPh? Perhitungan
pajak memang cukup rumit, namun akan lebih bermanfaat bila Anda bisa
memahaminya dengan baik. Sekian pembahasan dari OCBC NISP tentang hal
tersebut, semoga bisa menjadi pelajaran dan jangan lupa untuk membayar pajak
dengan rutin!