Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ridho Ramadhan Ismet

NPM : 191210190
Kelas : 4 S1 Akuntansi E-Pagi
Mata Kuliah : Manajemen Pajak

1. Pada kondisi bagaimanakah perusahaan dapat mengajukan permohonan


penurunan angsuran PPh Pasal 25!
Jawab :
 Angsuran PPh Pasal 25 didasarkan omset dan laba tahun lalu
 Bila mengalami penurunan omset atau kerugian : angsuran PPh 25
berkontribusi menjadi Lebih Bayar PPh Tahun pajak bersangkutan
 Untuk menghindari Lebih Bayar 🡪 lakukan permohonan pengurangan
angsuran PPh 25 🡪 lihat ketentuan Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-
537/PJ./2000

2. Jelaskan bagaimana prosedur penurunan angsuran PPh Pasal 25 ke Direktorat


Jenderal Pajak, sebutkan dasar aturan pajaknya!
Jawab :
Keputusan Dirjen Pajak Nomor : KEP-537/PJ./2000
 WP dpt mengajukan permohonan pengurangan besarnya PPh pasal 25
kepada Kepala KPP tempat WP terdaftar dgn disertai proyeksi laba akhir
tahun dan alasan terjadinya penurunan laba, dgn persyaratan sbb:
 Apabila sesudah 3 bulan atau lebih berjalannya tahun pajak, WP dpt
menunjukkan bahwa PPh yg akan terhutang utk tahun pajak tersebut
kurang dari 75% dari PPh yg terutang yg menjadi dasar perhitungan PPh
pasal 25.
 Pengajuan permohonan pengurangan besarnya PPh 25 harus disertai dgn
perhitungan besarnya PPh yg akan terutang berdasarkan perkiraan
penghasilan yg akan diterima atau diperoleh dan besarnya PPh Pasal 25
utk bulan-bulan yg tersisa dari tahun pajak yg bersangkutan.

3. Jelaskan bagaimana prosedur pengajuan Surat Keterangan Bebas PPh Pasal 22


dan Pasal 23 sebutkan dasar aturan pajaknya!
Jawab :
Peraturan Dirjen Pajak Nomor : PER-1/Pj./2011
KRITERIA :
 WP dlm thn pajak berjalan dpt membuktikan tidak akan terutang PPh
karena:
o WP yg mengalami kerugian fiskal berhak melakukan kompensasi
fiskal
o PPh yg telah dan akn dibayar lebih besar dari PPh yg akan
terutang.
 WP yg penghasilannya hanya dikenakan pajak bersifat final

SKB diberikan kepada :


 WP yg dlm tahun pjak berjalan dapat membuktikan tidak akan terutang
PPh krn mengalami kerugian fiskal dalam hal:
 WP baru berdiri dan masih dalam tahap investasi
 WP belum sampai pada tahap produksi komersial
 WP mengalami peristiwa force majeur
 WP yg dlm thn berjalan dpt membuktikan tidak akan terutang PPh karena
berhak melakukan kompensasi fiskal
 WP yg dpt membuktikan PPh yg telah dibayar lebih besar dari PPh yg
akan terutang
 WP yg atas penghasilannya hanya dikenakan pajak bersifat final

Syarat Pengajuan SKB :


 Telah menyampaikan SPTPPh Tahunan tahun pajak terakhir, kecuali Wpyg
baru berdiri/tahap investasi
 Permohonan menggunakan formulir yg disediakan, 1 permohonan untuk
setiap jenis pajak
 Harus dilampiri perhitungan PPh yg diperkirakan akan terutang utk tahun
pajak diajukannya permohonan utk WP

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mengangsur atau menunda pembayaran


pajak dalam kontek optimalisasi pembayaran pajak!
Jawab :
Mengangsur atau menunda pembayaran pajak dalam kontek optimalisasi
pembayaran pajak adalah wajib pajak diberi hak untuk mengajukan
permohonan mengangsur atau menunda pembayaran pajak bak perupa SKP
(Surat Ketetapan Pajak) atau STP (Surat Tagihan Pajak). Apabila Wajib Pajak
menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) maka wajib pajak
diperbolehkan untuk mengangsur pembayaran pajak sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Hal ini juga terdapat sanksi Pasal 19 ayat (1) UU No. 28
Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan (KUP) yang
mengatur pengenaan sanksi administrasi berupa bunga, dalam hal apa wajib
pajak diperbolehkan mengansur atau menunda pembayaran pajak.

5. Mengapa rekonsiliasi antara PPH PPh Badan dan SPT PPN perlu dilakukan?
Jawab :
Rekonsiliasi dilakukan atas transaksi pembelian dan penjualan serta PPN yang
mengikutinya yaitu PPN masukan dari transaksi pembelian dan PPN keluaran
dari transaksi penjualan.
Caranya :
 Lakukan equalisasi antara buku besar pembelian dan buku besar
penjualan dengan SPT Masa PPN
 Hasil equaliasai harus menunjukkan angka yang sama,
 Jika jumlah Pembelian di buku besar tidak sama dengan jumlah DPP
PPN Masukan di SPT Masa PPN dan/atau jumlah Penjualan di buku
besar tidak sama dengan jumlah DPP PPN Keluaran maka telusuri
penyebabnya
 Buat catatan penjelasannya.

Penyebab dilakukannya Rekonsiliasi antara PPN PPh Badan dan SPT PPN
 Omzet penjualan di SPT PPh Badan lebih besar dari omzet penjualan di
SPT Masa PPN
o Penjualan di SPT PPh Badan menganut akrual basis sehingga
atas pejualan kredit, jika barangnya telah diserahkan,penjualan
sudah dilaporkan, sedangkan pada SPT Masa PPN penjualan
kredit bias dibuat faktur pajaknya pada akhir bulan setelah
bulan penyerahan barang
o catatan : konsep ini mengacu pada aturan PPN yang lama,
untuk saat ini konsep seperti ini sudah tidak berlaku hal ini
disebabkan karena faktur pajak harus dibuat/diterbitkan pada
bulan/masa yang sama dengan saat penyerahan BKP atau saat
diakuinya pendapatan atas penyerahan JKP
 Omzet penualan di SPT PPh Badan lebih kecil dari omzet penjualan di
SPT Masa PPN
o karena penerimaan uang atas penjualan sudah harus dibuat
faktur pajaknya meskipun BKP/JKP belum diserahkan.
Sementara penjualan tersebut baru dilaporkan setelah
penyerahan barang/jasa.

Anda mungkin juga menyukai