Anda di halaman 1dari 4

Laba Fiskal

Setiap perusahaan yang sedang menjalankan suatu kegiatan usaha bisnis pasti
di dalam setiap proses produksinya dan pencatatan akuntansinya memiliki kewajiban
pajak. Dimana ketentuan pajak atas kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan
telah ditetapkan dalam Undang-undang perpajakan yang berlaku. Dimana terdapat
ketentuan penghasilan yang dimiliki oleh bisnis atau usaha dalam skala besar yang
diwajibkan atas pajak. Dalam hal tersebut, mereka telah memiliki penghasilan
melebihi pendapatan tetap yang tertera dalam UU perpajakan.Pajak sendiri memiliki
definisi sebagai suatu pungutan atau iuran wajib yang harus dibayarkan oleh wajib
pajak baik pribadi maupun badan kepada negara. Dimana pungutan atau iuran yang
telah terkumpul tersebut akan dialokasikan untuk proses pembangunan negara.
Sebagai wajib pajak, terutama yang merupakan wajib pajak badan, anda tentu
memerlukan pengetahuan cukup mengenai perpajakan. Ini karena pajak atas
perusahaan khususnya bagi kategori pengusaha kena pajak, memiliki berbagai istilah
yang cukup rumit.
Ketika kita membahas pajak yang dikenakan atas seorang pengusaha atau
sebuah perusahaan, maka dalam akuntansi pajaknya akan mengenal istilah laba fiskal
(taxable profit). Ini merupakan suatu laba atau rugi dalam suatu perusahaan yang
terjadi selama satu periode perpajakan yang biasanya meliputi satu tahun pajak. Yang
mana bisa dihitung berdasarkan dengan aturan perpajakan dan laba fiskal (taxable
profit) itu sendiri. Dimana laba fiskal menjadi acuan dasar dalam melakukan
perhitungan pajak penghasilan (PPh) yang dimiliki oleh suatu perusahaan.Pada
umumnya, laba fiskal bisa disebut juga dengan suatu penghasilan kena pajak atau rugi
pajak (tax loss). Laba fiskal atau penghasilan kena pajak (PKP) bisa dihitung dengan
cara laba akuntansi atau laba komersial yang dikurangi atau ditambah dengan koreksi
fiskal. Sedangkan laba komersial yang terdapat di dalam akuntansi pajak merupakan
laba atau rugi bersih yang terjadi pada sebuah perusahaan selama satu periode.
Dimana laba ini belum dikurangi atas suatu beban pajak yang diterima atau beban
pajak penghasilan yang terutang. Penghitungan bisa anda lakukan dengan lebih efektif
dan efisien dengan bantuan konsultan pajak Surabaya.
Di dalam laba komersial, semua pendapatan dan biaya yang terdapat pada
suatu perusahaan telah dihitung atau dilaporkan. Ini termasuk pendapatan yang
merupakan objek pajak penghasilan maupun bukan objek pajak penghasilan. Serta
biaya yang boleh dan tidak boleh untuk dikurangkan dari penghasilan kena pajak
(PKP). Dengan adanya laba akuntansi atau laba komersial ini, maka sebuah
perusahaan bisa mengetahui apakah bisnis atau usaha yang dijalankan oleh
perusahaan tersebut memberikan keuntungan. Atau usaha yang dijalankan tersebut
malah memberikan kerugian bagi perusahaan itu sendiri.Penyusunan sebuah laporan
keuangan bagi suatu perusahaan tentunya harus disesuaikan dengan peraturan fiskal
yang berlaku. Terlebih lagi ketika laporan keuangan tersebut dijadikan sebagai acuan
dan dasar dalam pembuatan SPT PPh yang akan dilaporkan. Laporan keuangan suatu
perusahaan umumnya dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan. Dimana hal
tersebut belum tentu sama dan sesuai dengan peraturan atau ketentuan perpajakan.
Sehingga koreksi fiskal dibutuhkan atau yang biasa disebut dengan rekonsiliasi fiskal.
Untuk menyelesaikannya dengan baik, konsultan pajak Surabaya adalah alternatif
terbaik untuk anda.Rekonsiliasi fiskal sendiri bisa didefinisikan sebagai salah satu
cara untuk mencocokkan atau menyesuaikan suatu perbedaan yang terdapat di dalam
laporan keuangan komersial. Yang mana laporan keuangan tersebut disusun
berdasarkan dengan sistem keuangan akuntansi dengan laporan keuangan yang
disusun berdasarkan sistem fiskal. Dokumen ini biasanya berbentuk lampiran SPT
tahunan PPh badan yang berupa kertas kerja. Yang mana berisi suatu penyesuaian
antara laba rugi komersial sebelum pajak dan laba rugi yang berdasarkan ketentuan
perpajakan. Rekonsiliasi ini juga dilakukan kepada seluruh unsur penyusunan laporan
laba rugi, yang mana meliputi pengeluaran atau beban dan pendapatan.
Kompensasi Kerugian
Kompensasi kerugian fiskal adalah suatu skema ganti rugi yang bisa
diterapkan oleh Wajib Pajak Badan ataupun Orang Pribadi yang telah melakukan
pembukuan apabila berdasarkan ketetapan pajak yang telah diterbitkan Direktur
Jenderal Pajak (DJP) atau berdasarkan SPT Tahunan PPh (self
assessment) mengalami kerugian fiskal. Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu
perusahaan memiliki dua jenis akuntansi keuangan, yakni akuntansi komersial dan
akuntansi fiskal. Akuntansi komersial merupakan aktivitas untuk menyediakan
informasi keuangan yang diperoleh melalui suatu proses akuntansi secara umum.
Sedangkan akuntansi fiskal merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang
menekankan pada penyusunan laporan perpajakan (SPT) dan pertimbangan
konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan.Dengan kata
lain, penghitungan fiskal bertujuan untuk menyediakan informasi keuangan
perusahaan yang ditujukan secara khusus kepada otoritas pajak sebagai salah satu
pemenuhan kepatuhan pajak (tax compliance). Dari hasil penghitungan fiskal ini,
nantinya akan diketahui apakah Wajib Pajak tersebut mengalami kerugian fiskal atau
tidak.Terdapat beberapa point penting terkait kompetensi kerugian fiskal sesuai UU
PPh, diantaranya:
Kerugian fiskal adalah kerugian berdasarkan ketetapan pajak yang telah diterbitkan
DJP serta kerugian berdasarkan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak (self assessment)
dalam hal tidak ada atau belum diterbitkan ketetapan pajak oleh DJP.Kompensasi
kerugian fiskal timbul apabila dalam tahun pajak sebelumnya terdapat kerugian
fiskal (SPT Tahunan dilaporkan Nihil atau Lebih Bayar tetapi ada kerugian
fiskal).Kerugian fiskal terjadi karena saat penghasilan bruto dikurangi biaya
hasilnya mengalami kerugianKerugian tersebut dapat dikompensasikan dengan
laba neto fiskal dimulai pada tahun pajak berikutnya secara berturut-turut sampai
dengan lima tahun.Ketentuan mengenai jangka waktu pengakuan kompensasi
kerugian fiskal telah berlaku sejak tahun 2009.Apabila pada kemudian hari
berdasarkan ketetapan pajak hasil pemeriksaan menunjukkan jumlah kerugian
fiskal yang berbeda dari kerugian menurut SPT Tahunan PPh atau hasil
pemeriksaan menjadi tidak rugi, kompensasi kerugian fiskal tersebut harus segera
direvisi sesuai dengan ketentuan dan prosedur pembetulan SPT sebagaimana
yang diatur dalam Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan.Perlu dicatat
bahwa kompensasi kerugian tersebut tidak berlaku bagi Wajib Pajak yang
keseluruhan penghasilannya bersifat Final dan atau bukan merupakan objek
pajak. Selain itu, kerugian yang diderita dari luar negeri tidak dapat
diikutsertakan dalam penghitungan kompensasi kerugian fiskal.Contoh
perhitungannya
PT Mahkota Prima pada tahun 2015 mengalami kerugian fiskal sebesar Rp250 Juta,
maka kerugian tersebut dapat dikompensasikan hingga tahun 2020, dengan rincian
perhitungan sebagai berikut:

a. Tahun 2015 : kerugian fiskal = Rp250 Juta


b. Tahun 2016 : laba fiskal Rp50 Juta, maka kerugian fiskal tahun 2017 dapat
dikurangkan, sehingga tersisa Rp200 Juta.
c. Tahun 2017 : rugi fiskal Rp25 Juta, sehingga pada tahun ini belum perlu
membayar pajak. Sedangkan sisa kerugian fiskal tahun 2017 tetap Rp200 Juta,
dan memiliki saldo rugi fiskal tambahan sebesar Rp25 Juta pada 2019. Keduanya
tidak bisa digabungkan.
d. Tahun 2018 : memperoleh laba fiskal Rp75 Juta, maka laba ini akan digunakan
untuk mengurangi kerugian fiskal tahun 2017, sehingga saldo rugi fiskal 2017
berkurang menjadi Rp125 Juta, dan saldo rugi fiskal 2019 tetap Rp25 Juta.
e. Tahun 2019 : memperoleh laba fiskal Rp25 Juta, maka saldo rugi fiskal tahun
2017 akan dikurangkan, sehingga menjadi Rp100 juta. Sedangkan rugi fiskal
tahun 2019 jumlahnya tidak berubah.
f. Tahun 2020 : memperoleh laba fiskal Rp75 Juta, maka saldo rugi fiskal tahun
2017 akan dikurangkan kembali, sehingga tersisa Rp25 Juta. Sedangkan rugi
fiskal tahun 2019 tetap Rp25 Juta.
Dari contoh perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa saat tahun 2016, 2018, 2019, dan
2020 menghasilkan laba fiskal, kerugian tahun 2017 dapat dikompensasikan atau
diperhitungkan. Pada tahun kelima yaitu tahun 2020, masih terdapat sisa kompensasi
kerugian sebesar Rp25 Juta. Jumlah ini tidak dapat dikompensasikan lagi karena telah
melewati batas waktu 5 tahun, sehingga sisa Rp25 Juta tersebut dapat dikatakan
hangus.
Daftar Pustaka:
Kholifah, S. (2022, September 12). Mengenal Laba Fiskal Dalam Perpajakan|D4
Komputerisasi Akuntansi S.Tr.Kom. Program Studi Jurusan Komputerisasi
Akuntansi Universitas STEKOM. Diakses 31 Oktober, dari http://komputerisasi-
akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Mengenal-Laba-Fiskal-Dalam-
Perpajakan/33d164bfa8106e6b39aaf7b7b7282028fab60689Memahami Lebih
Jauh Kompensasi Kerugian Fiskal dan Contoh Perhitungannya. (2018, December
2). Klikpajak. Diakses 31 Oktober, dari https://klikpajak.id/blog/memahami-
lebih-jauh-kompensasi-kerugian-fiskal-dan-contoh-perhitungannya/

Anda mungkin juga menyukai