Kompensasi kerugian fiskal adalah skema ganti rugi yang dilakukan oleh wajib pajak badan maupun
wajib pajak orang pribadi yang berdasarkan pembukuannya mengalami kerugian. Kompensasi
tersebut akan dilakukan pada tahun berikutnya secara berturut-turut hingga 5 tahun. Kompensasi
kerugian adalah Kerugian yang didapatkan dalam satu tahun pajak yang dapat digunakan untuk
menutupi keuntungan pada tahun-tahun berikutnyas ehingga pada tahun-tahun tersebut PPh nya
menjadi lebih kecil atau tidak terutang sama sekali
Pada umumnya, sebuah perusahaan memiliki 2 jenis perhitungan keuangan, yaitu perhitungan
komersial dan perhitungan fiskal. Pada perhitungan fiskal lebih ditekankan ke penyusunan laporan
perpajakan yang ada pada SPT dan pertimbangan konsekuensi perpajakannya dalam perusahaan.
Lalu, apakah fungsi dari perhitungan fiskal itu sendiri? Jadi, perhitungan fiskal bagi perusahaan
berfungsi sebagai informasi keuangan perusahaan yang nantinya akan ditujukan secara khusus ke
otoritas pajak sebagai salah satu bentuk kepatuhan pajak (tax compliance). Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut akan diketahui apakah wajib pajak mengalami kerugian fiskal atau tidak.
Dasar Hukumnya
Dasar hukum kompensasi kerugian fiskal ada pada UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat 2 tentang
Pajak Penghasilan (PPh). Dalam UU tersebut disebutkan bahwa:
“Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didapat
kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya
berturut-turut sampai dengan 5 tahun.”
Adapun arti dari pengurangan pada ayat (1) pernyataan di atas adalah sebagai berikut:
Pengurangan biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha.
Penyusutan atas pengeluaran agar memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk
mendapatkan hak dan atas biaya lain yang memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun.
Iuran ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Kerugian yang terjadi akibat penjualan dan pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan terkait.
Kerugian yang disebabkan oleh selisih kurs mata uang asing.
Pengurangan atas biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.
Biaya beasiswa, pelatihan, dan magang.
Piutang yang ternyata tidak dapat ditagih.
Bentuk sumbangan yang dialokasikan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang mana
ketentuannya diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP).
Biaya sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang
mana ketentuannya juga diatur dengan PP.
Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya juga diatur dengan PP.
Sumbangan untuk fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dalam PP.
Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan PP.
Kompensasi kerugian ini pada dasarnya telah diatur dalam Undang-undang No.36 tahun 2008
pada pasal yang ke 6 ayat 2 yang membahas mengenai Pajak Penghasilan yang didalamnya
mencantumkan ayat pertama pada pasal tersebut. Ayat pertama yang tercantum itu sendiri
membahas tentang pengurangan yang antara lain :
1. Adanya pengurangan biaya langsung atau tidak terkait dengan kegiatan usaha.
2. Adanya penyusutan untuk pengeluaran agar mendapat harta berwujud dan adanya amortisasi
untuk pengeluaran agar mendapat hak, serta atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari setahun
3. Adanya iuran dana pensiun yang disahkan oleh Menteri Keuangan.
4. Adanya kerugian akibat penjualan dan pengalihan harta yang dimiliki dan dalam hal itu
digunakan dalam perusahaan terkait.
5. Adanya kerugian yang diakibatkan karena adanya selisih kurs mata uang asing.
6. Adanya pengurangan untuk biaya penelitian serta pengembangan atas perusahaan yang
dilakukan di Indonesia.
7. Adanya biaya beasiswa, pelatihan, serta magang.
8. Adanya Piutang yang ternyata tidak dapat ditagih.
9. Adanya sumbangan yang dialokasikan untuk penanggulangan bencana nasional yang telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah.