Anda di halaman 1dari 5

Soal:

1. Jelaskan perbedaan antara laporang keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal
2. Jelaskan prinsip-prinsip Akuntansi yang berlaku umum (Standar Akuntansi
Keuangan/SAK) yang diakui secara umum dalam dunia bisnis dan profesi tetapi tidak
diakui dalam fiskal
3. Jelaskan perbedaan perlakuan dan pengakuan penghasilan biaya menurut akuntansi dan
menurut fiskal
4. Jelaskan bagaimana perbedaan dimasukkan sebagai koreksi fiskal positif dan bagaimana
perbedaan dimasukkan sebagai koreksi fiskal negatif

Jawaban:

1. Perbedaan antara laporang keuangan komersial dan laporan keuangan fiscal:


 Pendapatan atau Penghasilan
Konsep penghasilan menurut akuntansi dan perpajakan berbeda. Ini merupakan hal
yang wajar, mengingat tujuan dan pembuat kebijakan pada kedua laporan keuangan
tersebut juga berbeda. Pada akuntansi atau komersial, pendapatan (revenue) dan
penghasilan (income) adalah hal yang berbeda, tetapi keduanya masuk dalam laporan
keuangan, sedangkan di dalam akuntansi pajak atau fiskal pendapatan adalah
penghasilan.
Definisi pendapatan menurut IFRS dalam IAS 18, Pendapatan atau revenue adalah arus
masuk bruto atas manfaat ekonomi selama periode tertentu yang timbul dari aktivitas
biasa dari suatu perusahaan atau entitas di mana arus kas masuk tersebut menghasilkan
peningkatan ekuitas, selain dari peningkatan yang terkait kontribusi dari para pemilik
modal.
Sedangkan, menurut UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Tentang Pajak Penghasilan,
“penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh oleh Wajib Pajak, baik berasal dari Indonesia atau luar Indonesia yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak dengan nama serta
dalam bentuk apapun.”
Selanjutnya pajak merinci penghasilan kedalam tiga kategori, yaitu; penghasilan yang
merupakan objek pajak, penghasilan yang dikenakan pajak final dan penghasilan yang
bukan merupakan objek pajak penghasilan. Atas perbedaan tersebut, maka terjadilah
perbedaan laba dalam akuntansi komersial dan akuntansi fiskal di mana pada akuntansi
fiskal terdapat penghasilan yang bukan merupakan objek pajak yang artinya penghasilan
tersebut tidak menyebabkan kenaikan laba fiskal.
 Beban atau Biaya
Sama halnya dengan konsep pendapatan yang berbeda antara akuntansi komersial dan
akuntansi fiskal, konsep beban pada kedua laporan ini juga berbeda. Beban pada
akuntansi komersial didefinisikan sebagai penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal (IAI, 2007:13). Beban pada akuntansi komersial berbeda
dengan biaya.

Perbedaanya terletak pada adanya man faat ekonomi di masa mendatang untuk biaya.
Pada akuntansi pajak beban didefinisikan sebagai biaya untuk menagih, memperoleh,
dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan perolehan
penghasilan.

Akan tetapi, tidak semua biaya dapat diakui sebagai pengurang pada laporan keuangan
fiskal, meskipun biaya tersebut digunakan untuk operasional perusahaan. Hal ini
dikarenakan pada akuntansi fiskal biaya dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya yang
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expense) dan biaya yang tidak
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expense).

Adapun rincian biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok deductible dan non
deductible diatur oleh peraturan yang dibuat oleh pemerintah, perusahaan tidak dapat
mengklasifikasikannya sendiri. Perbedaan inilah yang membuat laba pada laporan
keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial berbeda.

 Metode Perhitungan Persediaan


Metode perhitungan persediaan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ada tiga,
yaitu rumus biaya masuk pertama-keluar pertama ( First In First Out), rata-rata
tertimbang (Weigth Average Cost Method) dan masuk terakhir keluar pertama (Last In
First Out-LIFO) (SAK 14, 2017).

Namun, undang-undang pajak penghasilan Indonesia, perhitungan metode persediaan


hanya dibolehkan menggunakan dua metode, yaitu metode rata-rata atau dengan
metode FIFO. Metode LIFO tidak diperbolehkan pada akuntansi fiskal hal ini dikarenakan
perhitungan dengan metode LIFO membuat nilai pajak terutang menjadi lebih kecil.

 Metode Penyusutan
Akuntansi menentukan umur aktiva berdasarkan umur sebenarnya walaupun
penentuan umur tersebut tidak terlepas dari tafsiran judgement. Akuntansi komersial
memiliki beberapa metode penyusutan yaitu:

 Metode garis lurus atau straight line method yang menghasilkan pembebanan
yang tetap selama umur manfaat aset jika dinilai residunya tidak berubah.
 Metode Saldo Menurun atau diminishing balance method yang menghasilkan
pembebanan menurun selama umur manfaat aset.
 Metode Jumlah Unit atau sum of the unit method yang menghasilkan
pembebanan yang menurun selama umur manfaat aset (IAI,2007).

Sedangkan pada akuntansi fiskal dengan merujuk ketentuan perpajakan hanya


menetapkan dua metode penyusutan yang harus dilaksanakan wajib pajak berdasarkan
pasal UU No. 36 tahun 2008 pasal 11 tentang Pajak Penghasilan yaitu berdasarkan
metode garis lurus dan metode saldo menurun yang dilaksanakan secara konsisten,
kemudian aktiva (harta berwujud) dikelompokkan berdasarkan jenis harta dan masa
manfaat. Adapun rinciannya tertuang pada peraturan menteri keuangan No.
96/PMK.03/2009.

2. Prinsip Konservatisme.
Penilaian persediaan akhir berdasarkan metode terendah antara harga pokok dan nilai
realisasi bersih dan penilaian piutang dengan nilai taksiran realisasi bersih, diakui dalam
akuntansi komersial, tetapi tidak diakui dalam fiskal.
Prinsip Harga Perolehan (cost)
Dalam akuntansi komersial,penentuan harga perolehan untuk barang yang diproduksi
sendiri boleh memasukkan unsur biaya tenaga kerja yang berupa natura. Dalam fiskal,
pengeluaran dalam bentuk natura tidak diakui sebagaipengurangan/biaya.
Prinsip Pemadanan (matching) Biaya-Manfaat
Akuntansi komersial mengakui biaya penyusutan pada saat asset tersebut
menghasilkan. Dalam fiskal, penyusutan dapat dimulai sebelum menghasilkan, seperti
alat - alat pertanian

3. Perbedaan perlakuan dan pengakuan penghasilan biaya menurut akuntansi dan


menurut fiscal
Perbedaannya terletak pada adanya manfaat ekonomi di masa mendatang untuk biaya.
Pada akuntansi pajak beban didefinisikan sebagai biaya untuk menagih, memperoleh,
dan memelihara penghasilan atau biaya yang berhubungan langsung dengan perolehan
penghasilan.

Akan tetapi, tidak semua biaya dapat diakui sebagai pengurang pada laporan keuangan
fiskal, meskipun biaya tersebut digunakan untuk operasional perusahaan. Hal ini
dikarenakan pada akuntansi fiskal biaya dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya yang
boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expense) dan biaya yang tidak
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto (non deductible expense).

Adapun rincian biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok deductible dan non
deductible diatur oleh peraturan yang dibuat oleh pemerintah, perusahaan tidak dapat
mengklasifikasikannya sendiri. Perbedaan inilah yang membuat laba pada laporan
keuangan fiskal dan laporan keuangan komersial berbeda.

4. Tujuan dari koreksi fiskal positif adalah menambah laba Penghasilan Kena Pajak atau
PhKP atau laba komersial. Artinya, koreksi fiskal positif bisa menambah pendapatan. Di
sisi lain, koreksi fiskal positif juga bisa mengeluarkan biaya yang perlu diakui secara
fiskal.

Berkebalikan dengan koreksi fiskal positif, koreksi fiskal negatif bertujuan untuk
mengurangi laba PhKP atau laba komersial. Biasanya, koreksi fiskal negatif dilakukan
apabila laba komersil lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan fiskal. Selain itu,
faktor lain adalah biaya komersil justru lebih kecil dibandingkan dengan biaya fiskal.

Anda mungkin juga menyukai