Laporan keuangan komersial disusun berdasarkan prinsip akuntansi dan menghasilkan
laba komersial. Laba komersial mengacu pada konsep matching of cost with revenue (pengaitan biaya dengan pendapatan). Laporan keuangan fiskal adalah laporan yang disusun untuk kepentingan perpajakan dengan mengacu pada peraturan perpajakan. Laba fiskal adalah laba yang dihitung berdasarkan ketentuan perpajakan. prinsip taxability deductibility dianut dalam melakukan perhitungan penghasilan kena pajak dengan benar. Yang membedakan laporan keuangan fiskal dan komersial adalah penyusunan laporan fiskal didasarkan pada penerapan mekanisme prinsip taxable dan deductible. Prinsip ini mengubah penghasilan yang merupakan objek pajak menjadi penghasilan bukan objek pajak, serta mengubah biaya tidak boleh dikurangkan menjadi biaya yang bisa dikurangkan, atau sebaliknya. Laporan keuangan komersial dapat diubah menjadi laporan keuangan fiskal dengan melakukan koreksi melalui rekonsiliasi antara standar akuntansi dengan ketentuan perpajakan
TAX PLANNING DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PPH BADAN
1. Memilih sistem pembukuan yang tepat
Metode Perhitungan Penghasilan dan Biaya (stelsel akrual vs stelsel kas) Menurut stelsel akrual, penghasilan diakui pada waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang. Menurut stelsel kas, penghasilan baru dianggap sebagai penghasilan apabila telah benar-benar diterima secara tunai dalam suatu periode tertentu, serta biaya baru bisa dianggap sebagai biaya apabila benar-benar telah dibayar secara tunai dalam suatu periode tertentu. Analisis Perbandingan Pembukuan dengan Pencatatan Pencatatan terdiri atas data yang dikumpulkan secara tertentu tentang peredaran atau penerimaam bruto dan atau penghasilan bruto yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenai pajak yang bersifat final. 2. Pemilihan metode penyusutan aktiva tetap dan amortisasi atas aktiva tidak berwujud Sesuai pasal 11 Undang-Undang No 7 Tahun 1983 yang diubah terakhir kali dengan UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, dimana metode penyusutan yang diperbolehkan berdasarkan ketentuan ini, dilakukan dengan: Metode garis lurus, menghasilkan pembebanan yang tetap selama masa umur manfaat aset jika nilai residunya tidak berubah Metode saldo menurun ganda, pembebanan yang menurun selama masa umur manfaat dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas nilai sisa buku 3. Memilih metode penilaian persediaan Penilaian persediaan barang hanya boleh menggunakan harga perolehan. Penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan harga pokok hanya boleh dilakukan dengan cara ratarata atau dengan cara mendahulukan persediaan yang didapat pertama (FIFO). 4. Pemilihan pemberian kesejahteraan kepada karyawan dalam bentuk natura atau cash Keadaan dimana perusahaan tidak cocok memberikan natura atau kenikmatan: pada saat perusahaan sedang dalam keadaan rugi, pada saat perusahaan yang dikenakan PPh badan secara final.
FORMULA PERHITUNGAN PPH BADAN
Jumlah seluruh penghasilan/worldwide income (Pasal 4 ayat 1)
Penghasilan yang bukan objek PPh (Pasal 4 ayat 3) Penghasilan bruto 1-2 (Pasal 6 ayat 1, Pasal 11 dan 11A) Biaya fiskal yang boleh dikurangkan (koreksi biaya fiskal yang tidak boleh dikurangkan dari total biaya) (Pasal 9 ayat 1 dan 2) Penghasilan neto (3-4) Kompensasi kerugian (Pasal 6 ayat 2) Penghasilan tidak kena pajak WPOP (Pasal 7 ayat 1) Penghasilan kena pajak/PKP (5-6-7) Tariff PPh Pasal 17 dan 31E (Pasal 17 dan 31E) Pajak penghasilan terutang (tariff x PKP) Kredit Pajak (Pasal 21 (WPOP), Pasal 22,23,24,25)