Anda di halaman 1dari 30

Rekonsiliasi Pajak

1.1

Latar Belakang

Pada umumnya dalam kegiatan operasional perusahaan, perusahaan mempunyai kebijakan


internal tersendiri atas kebijakan akuntansi yang berlaku di dalam perusahaan serperti Penetapan
Biaya Operasional, Penetapan Biaya Non Operasional, Penetapan umur ekonomis aset tetap,
serta kebijakan atas penggajian karyawannya dan lain sebagainya.
Dari seluruh kegiatan operasional tersebut, perusahaan melakukan pencatatan transaksi
keuangan yang terjadi dalam perusahaan untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen perusahaan atau yang disebut dengan akuntansi. Akuntansi yang
dilakukan oleh perusahaan atau organisasi pada umumnya mengacu kepada prinsip akuntansi /
standar akuntansi keuangan (SAK), sedangkan pada perpajakan, akuntansi lebih mengacu pada
peraturan dan perundang-undangan perpajakan. Hal tersebut dapat menimbulkan perbedaan
dalam perhitungan , khususnya laba menurut akuntansi (komersial) dengan laba menurut
perpajakan (fiskal) maka diperlukan adanya koreksi / rekonsiliasi fiskal.
1.2
Identifikasi Masalah
Dalam penyusunan rekonsiliasi fiskal, identifikasi masalah yang ditemukan adalah :
1. Apa sajakah transaksi yang memerlukan adanya rekonsiliasi fiskal ?
2. Bagaimana teknik / tahapan dalam melakukan rekonsiliasi fiskal ?
3. Bagaimana cara pengisian SPT PPh Badan dengan rekonsiliasi fiskal ?
1.3
Maksud dan Tujuan
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan adanya perbedaan antara laporan keuangan
komersial dengan laporan keuangan fiskal.
b. Mengetahui tahapan dan cara dalam melakukan rekonsiliasi fiskal.
c. Mengenal SPT PPh Badan dan cara pengisiannya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Pajak
Akuntansi Pajak adalah akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan perpajakan dan mengacu
pada peraturan dan perundang-undangan perpajakan beserta aturan pelaksanaannya. Fungsi
Akuntansi Pajak adalah mengolah data kualitatif yang akan digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan yang memuat perhitungan perpajakan.
Sistem Akuntansi Pajak
Sistem akuntansi pajak adalah formulir-formulir, buku-buku, catatan, prosedur-prosedur dan alat
yang digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan usaha perusahaan dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang berkaitan dengan

perpajakan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak
lain yang berkepentingan terutama kantor perpajakan untuk menilai kebenaran kewajiban
perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan Komersial & Fiskal


Laporan keuangan komersial / bisnis ditujukan untuk menilai kinerja ekonomi dan keadaan
finansial dari sektor swasta, sedangkan laporan keuangan fiskal lebih ditujukan untuk
menghitung pajak. Untuk kepentingan komersial / bisnis, laporan keuangan disusun berdasarkan
prinsip yang berlaku umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ; sedangkan untuk
kepentingan fiskal, laporan keuangan disusun berdasarkan peraturan perpajakan (UU Pajak
Penghasilan disingkat UU PPh). Perbedaan kedua dasar penyusunan laporan keuangan tersebut
mengakibatkan perbedaan laba atau rugi suatu entitas (wajib pajak).

1.

a.

b.

c.

2.
a.

b.

Penyebab Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal adalah :
Perbedaan Prinsip Akuntansi
Beberapa prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) dan diakui dalam dunia bisnis dan profesi
tetapi tidak diakui dalam pajak (fiskal) meliputi :
Prinsip Konservatisme
Penilaian persediaan akhir berdasarkan metode terendah antara harga pokok dan nilai realisasi
bersih dan penilaian piutang dengan nilai taksiran realisasi bersih diakui dalam akuntansi
komersial tetapi tidak diakui dalam fiskal.
Prinsip Harga Perolehan
Dalam akuntansi komersial, penentuan harga dalam harga perolehan untuk barang yang
diproduksi sendiri boleh memasukkan unsur biaya tenaga kerja yang berupa natura. Dalam
fiskal, pengeluaran dalam bentuk natura tidak diakui sebagai pengurangan biaya.
Prinsip Pemandanan (matching) biaya manfaat.
Akuntansi Komersial mengakui hanya penyusutan pada saat aset menghasilkan. Dalam Fiskal,
penentuan dapat dimulai sebelum penghasilan seperti alat-alat pertanian.
Perbedaan dan metode akuntansi
Metode Penilaian Persediaan
Dalam akuntansi komersial memperbolehkan memilih beberapa metode perhitungan atau
penentuan harga perolehan persediaan. Dalam fiskal hanya memperbolehkan memilih 2 metode
yaitu rata-rata (average), masuk pertama keluar pertama (FIFO).
Metode Penyusutan dan Amortisasi
Dalam fiskal, pemilihan metode penyusutan lebih terbatas antara lain metode garis lurus (straight
line method) dan saldo menurun (declining balanced method) untuk kelompok harta berwujud
jenis non bangunan, sedangkan untuk harta berwujud bangunan dibatasi oleh metode garis lurus
saja. Dalam akuntansi komersial, manajemen dapat menaksir sendiri umur ekonomis atau masa
manfaat suatu aset, sedangkan dalam fiskal umur ekonomis atau masa manfaat diatur / ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Demikian pula akuntansi komersial membolehkan

c.

3.
a.

b.

4.
-

mengakui nilai residu sedangkan fiskal tidak membolehkan memperhitungkan nilai residu dalam
menghitung penyusutan.
Metode Penghapusan Piutang
Dalam akuntansi komersial, penghapusan piutang ditentukan berdasarkan metode cadangan.
Sedangkan dalam fiskal, penghapusan piutang dilakukan pada saat piutang nyata-nyata tidak
dapat ditagih dengan syarat-syarat tertentu yang diatur dalam peraturan perpajakan.
Pembentukan cadangan dalam fiskal hanya diperbolehkan untuk industri tertentu seperti usaha
bank, sewa guna usaha dengan hak opsi, usaha asuransi dan usaha pertambangan dengan jumlah
yang dibatasi dalam peraturan perpajakan.
Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan Penghasilan dan Biaya
Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi bukan merupakan Objek Pajak
Penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total
Penghasilan Kena Pajak (PKP) atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial.
Contoh :
Penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura.
Penghasilan dividen yang diterima oleh perseroan terbatas, koperasi, BUMN/BUMD sebagai
Wajib Pajak dalam negri dengan persyaratan tertentu.
Bagian laba yang diterima oleh perusahaan modal ventura dari badan pasangan usaha.
Hibah, Bantuan, Sumbangan.
Iuran dan penghasilan tertentu yang diterima dana pensiun.
Penghasilan lain yang termasuk dalam kelompok bukan Objek Pajak (Pasal 4 ayat (3) UU PPh)
Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi pengenaan pajaknya bersifat final.
Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total PKP atau
dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial. Contoh :
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara
dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
Penghasilan berupa hadiah undian.
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan
di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan / bangunan, usaha jasa konstruksi,
usaha real estate, dan persewaan tanah dan / bangunan.
Penghasilan tertentu lainnya (penghasilan dari pengungkapan ketidakbenaran, penghentian
penyidikan tindak pidana dan lain-lain).
Dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.
Penyebab perbedaan lain yang berasal dari penghasilan adalah :
Kerugian suatu usaha diluar negri. Dalam akuntansi komersial, kerugian tersebut mengurangi
laba bersih, sedangkan dalam fiskal kerugian tersebut tidak boleh dikurangkan dari total
penghasilan (laba) kena pajak.
Kerugian usaha dalam negeri tahun-tahun sebelumnya. Dalam akuntansi komersial, kerugian
tersebut tidak berpengaruh dalam perhitungan laba bersih tahun sekarang, sedangkan dalam

fiskal kerugian tahun sebelumnya dapat dikurangkan dari penghasilan (laba) kena pajak tahun
sekarang selama belum lewat waktu 5 tahun.
- Imbalan dengan jumlah yang melebihi kewajaran. Imbalan yang diterima atas pekerjaan yang
dilakukan oleh pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah
yang melebihi kewajaran.
5. Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi komersial sebagai biaya atau pengurang
penghasilan bruto, tetapi dalam fiskal pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto. Dalam rekonsiliasi fiskal, pengeluaran atau biaya tersebut harus ditambahkan
pada penghasilan neto menurut akuntansi. Dalam SPT Tahunan PPh merupakan koreksi fiskal
positif. Contoh (secara rinci diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UU PPh) :
- Imbalan atau penggantian yang diberikan dalam bentuk natura.
- Cadangan atau pemupukan yang dibentuk oleh perusahaan selain usaha bank dan sewa guna
usaha dengan hak opsi, usaha asuransi, dan pertambangan.
- Pajak Penghasilan.
- Sanksi Administrasi berupa denda, bunga, kenaikan dan sansksi pidana berupa denda yang
berkenaan dengan perundang-undangan perpajakan.
- Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota.
- Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi
tanggungannya dan lain-lain.
Perbedaan penghasilan dan biaya/pengeluaran menurut akuntansi dan menurut fiskal dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Perbedaan tetap atau perbedaan permanen (permanent differences)
Perbedaan tetap terjadi karena transaksi-transaksi pendapatan dan biaya diakui menurut
akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal. Perbedaan tetap mengakibatkan laba (rugi)
bersih menurut akuntansi berbeda (secara tetap) dengan penghasilan (laba) kena pajak menurut
fiskal. Contoh perbedaan tetap adalah penghasilan yang pajaknya bersifat final, penghasilan yang
tidak termasuk objek pajak, biaya / pengeluaran yang tidak diperbolehkan sebagai penghasilan
bruto.
2. Perbedaan sementara atau perbedaan waktu (timing differences)
Perbedaan waktu terjadi karena perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya dalam
menghitung laba. Suatu biaya atau penghasilan telah diakui menurut akuntansi komersial dan
belum diakui menurut fiskal, atau sebaliknya. Perbedaan ini bersifat sementara karena akan
tertutup pada periode sesudahnya. Contoh perbedaan waktu antara lain pengakuan piutang tak
tertagih, penyusutan harta tak berwujud, amortisasi hak tak berwujud atau hak penilaian
persediaan dan lain-lain.
2.3

Teknik Rekonsiliasi Fiskal


Teknik rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut fiskal, rekonsiliasi
dilakukan dengan mengurangkan sejumlah penghasilan tersebut dari penghasilan menurut
akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut akuntansi.

2. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui menurut fiskal, rekonsiliasi
dilakukan dengan menambahkan sejumlah penghasilan tersebut pada penghasilan menurut
akuntansi, yang berarti menambah laba menurut akuntansi.
3. Jika suatu biaya atau pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui sebagai
pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan
sejumlah biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi yang berarti menambah laba
menurut akuntansi.
4. Jika suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui sebagai pengurang
penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah
biaya/pengeluaran tersebut pada biaya menurut akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut
akuntansi.
Perbedaan dimasukkan sebagai koreksi positif apabila :
1. Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan diakui
menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi.
2. Biaya / Pengeluaran menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu biaya /
pengeluaran tidak diakui menurut fiskal tetapi diakui menurut akuntansi.
Perbedaan dimasukkan sebagai koreksi negatif apabila :
1. Pendapatan menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan tidak
diakui menurut fiskal (bukan Objek Pajak) tetapi diakui menurut akuntansi.
2. Biaya/Pengeluaran menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu
biaya/pengeluaran diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi.
3. Suatu pendapatan tidak dikenakan pajak penghasilan bersifat final.
Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk mempermudah pengisian Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh dan menyusun laporan keuangan fiskal sebagai lampiram SPT Tahunan PPh.
2.4 Rekonsiliasi Fiskal dan Kasus Pengisian SPT
Bentuk dan Isi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan terdiri atas Induk SPT dan lampiran-lampiran yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Induk SPT dan lampiran-lampirannya masingmasing diberi nomor, kode, dan nama formulir sebagai berikut :

1
2
3

Kode
Formulir
1771
1771-I
1771-II

4
5

1771-III
1771-IV

1771-V

No

Nama Formulir
Surat Pemberitahuan Tahunan PPh WP Badan
Perhitungan Penghasilan Neto Fiskal
Perincian Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha
Lainnya, dan Biaya dari Luar Usaha secara Komersial
Kredit Pajak Dalam Negeri
PPh Final dan Penghasilan yang tidak termasuk Objek
Pajak
Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal dan Jumlah

Keterangan
Induk SPT
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V

1771-VI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dividen yang dibagikan.


Daftar Susunan Pengurus dan Komisaris
Daftar Penyertaan Modal pada Perusahaan Afiliasi
Lampiran VI
Daftar Utang dari Pemegang Saham dan/atau
Perusahaan Afiliasi.
Daftar Piutang kepada Pemegang Saham dan/atau
perusahaan afiliasi

Lampiran Khusus yang terdiri atas :


Lampiran Khusus 1 A tentang Daftar Penyusutan dan Amortisasi Fiskal.
Lampiran Khusus 2 A tentang Perhitungan Kompensasi Kerugian Fiskal.
Lampiran Khusus 3 A tentang Pernyataan Transaksi dengan Pihak yang Memiliki Hubungan
Istimewa.
Lampiran Khusus 3 A-1 tentang Pernyataan Transaksi dalam Hubungan Istimewa.
Lampiran Khusus 3 A-2 tentang Pernyataan Transaksi dengan Pihak yang Merupakan Penduduk
Negara Tax Haven Country.
Lampiran Khusus 4 A tentang Fasilitas Penanaman Modal.
Lampiran Khusus 5 A tentang Daftar Utama Cabang Perusahaan.
Lampiran Khusus 6 A tentang Perhitungan PPh Pasal 26 ayat (4).
Lampiran Khusus 7 A tentang Kredit Pajak Luar Negri.

2.5 Kasus PPh Badan


1. Data Wajib Pajak
Nama Wajib Pajak
:
PT Evantama Network System
NPWP
:
21 002 653 0 411 000
Jenis Usaha
:
Jasa IT
Klasifikasi Badan
:
Jasa (Non Kualifikasi)
2. Kegiatan Usaha
Pada tahun 2012, PT Evantama memperoleh penghasilan jasa dari dalam negri. Laba rugi
komersial dan fiskal pada tahun 2012 adalah sebagai berikut :
PT. EVANTAMA NETWORK SYSTEM
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2012
KOMERSIAL
SALES
PENJUALAN JASA
PENJUALAN
ITC
PENJUALAN IT

Koreksi Fiskal
Positif

Negatif

FISKAL

1.711.478.288

1.711.478.288

1.090.826.344
474.245.455

1.090.826.344
474.245.455

PENJUALAN OPTIMASI
PENJUALAN JASA
RESOURCES

COST OF GOODS SOLD


HPP PENJUALAN JASA
HPP JASA ITC
HPP JASA IT

14.218.236.35
6

14.218.236.35
6

2.700.833.900
20.195.620.34
3

2.700.833.900
20.195.620.34
3

1.665.789.472
1.214.189.078
353.676.215
10.386.185.93
2
2.037.214.358
15.657.055.05
5
4.538.565.288

HPP JASA OPTIMASI


HPP JASA RESOURCE

GROSS PROFIT/(LOSS)
OTHER INCOMES
PENDAPATAN BUNGA

19.359.677

PENDAPATAN LAIN-LAIN

1.799.720.044

EXPENSES
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
BIAYA PENJUALAN
BIAYA PENYUSUTAN
BIAYA BUNGA PINJAMAN
BIAYA ENTERTAINMENT
OPTIMASI
TOTAL
BIAYA
NET PROFIT/(LOSS) BEFORE
TAX
INCOME TAX
NET PROFIT/(LOSS) AFTER
TAX

1.665.789.472
1.214.189.078
353.676.215
10.386.185.93
2
2.037.214.358
15.657.055.05
5
4.538.565.288

1.819.079.721

2.007.110.982
549.158.813
175.328.870
87.697.074

(367.035.001)
(1.782.400)

(19.359.677)
(1.733.070.00
0)
1.752.429.67
7

21.179.331
(10.015.996)

1.786.300

0
66.650.044
66.650.044

1.640.075.981
547.376.413
196.508.200
77.681.078
1.786.300

2.821.082.039

(378.833.397)

3.536.562.970

21.179.331

2.463.427.973
2.141.787.359

(471.815.375)

(471.815.375)

3.064.747.595

PT. EVANTAMA NETWORK SYSTEM


Penjelasan Pos-Pos (Rugi) Laba
Untuk Tahun yang berakhir pada 31 Desember 2012
KOMERSIAL

KOREKSI FISKAL

FISKAL

SALES
PENJUALAN JASA
Penjualan Jasa EID MBC

548.032.600

548.032.600

Penjualan Jasa Indosat

929.583.336

929.583.336

Penjualan Jasa Walktest Netwave Multi Media

202.865.000

202.865.000

7.303.900

7.303.900

23.693.452
1.711.478.288

23.693.452
1.711.478.288

488.810.000

488.810.000

77.404.444

77.404.444

Penjualan Jasa EID IBS


Penjualan Jasa Huawei RF & LOS Survey
PENJUALAN ITC
Penjualan ITC XL AXIATA Tbk.
Penjualan ITC Netwave
Penjualan ITC PT. Margahayu Infratel (Mitel)

4.611.900

4.611.900

520.000.000
1.090.826.344

520.000.000
1.090.826.344

474.245.455

474.245.455

474.245.455

474.245.455

14.218.236.356

14.218.236.356

14.218.236.356

14.218.236.356

2.700.833.900

2.700.833.900

2.700.833.900

2.700.833.900

20.195.620.343

20.195.620.343

HPP - Jasa EID MBC

519.241.000

519.241.000

HPP - Jasa Indosat

883.254.100

883.254.100

HPP - Jasa Walktest Netwave Multi Media

162.100.000

162.100.000

HPP - Jasa Drive Test

68.194.372

68.194.372

HPP - Jasa EID IBS

12.000.000

12.000.000

Penjualan ITC XL Minimacro


PENJUALAN IT
Penjualan IT Perijinan Jasa Multimedia Ditjen PPI
PENJUALAN OPTIMASI
Penjualan Optimasi PT Ericsson
PENJUALAN JASA RESOURCE /OUTSOURCE SUPPLY
Penjualan Resource/Outsource Supply PT. Ericsson
NET SALES
COST OF GOODS SOLD
HPP JASA

HPP - Jasa Huawei RF & LOS Survey

21.000.000

21.000.000

1.665.789.472

1.665.789.472

23.810.361

23.810.361

HPP JASA ITC


HPP - Jasa ITC ZTE
HPP - Jasa ITC Netwave Multi Media

54.043.415

54.043.415

HPP - Jasa ITC XL AXIATA Tbk.

364.113.340

364.113.340

HPP - Jasa ITC

293.863.962

293.863.962

HPP - Jasa ITC XL Minimacro

478.358.000

478.358.000

1.214.189.078

1.214.189.078

353.676.215

353.676.215

353.676.215

353.676.215

HPP JASA IT
HPP - Jasa IT Perijinan Jasa Multimedia Ditjen PPI
HPP JASA OPTIMASI
HPP - Optimasi PT Ericsson
HPP Optimasi

599.881.480

599.881.480

9.786.304.452

9.786.304.452

10.386.185.932

10.386.185.932

HPP JASA RESOURCE/OUTSOURCE SUPPLY


HPP - Resource/Outsource Supply PT. Ericsson

39.046.000

39.046.000

1.998.168.358

1.998.168.358

2.037.214.358

2.037.214.358

TOTAL HPP

15.657.055.055

15.657.055.055

GROSS PROFIT/(LOSS)

4.538.565.288

4.538.565.288

HPP - Resource/Outsource Supply

OTHER INCOMES
PENDAPATAN BUNGA
Pendapatan Bunga Giro
Pendapatan Bunga Deposito

19.147.999

(19.147.999)

211.678

(211.678)

19.359.677

(19.359.677)

PENDAPATAN LAIN-LAIN
Laba (Rugi) Selisih Kurs
Pendapatan Lain-lain & (Kerugian) Lain-lain

(2.836.895)
69.487.000

(2.836.895)
-

(6
2)

Selisih
Sewa Tanah dan Bangunan
Keuntungan Penjualan Asset
TOTAL PENDAPATAN LAIN-LAIN

69.487.000
(6
2)
-

1.235.000.000

(1.235.000.000)

498.070.000

(498.070.000)

1.799.720.044

(1.733.070.000)

66.650.044

1.819.079.721

(1.752.429.677)

66.650.044

EXPENSES
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
Biaya Gaji Dan Tunjangan Karyawan
Biaya Makan Dan Minum Karyawan

1.305.559.750

1.305.559.750

8.986.400

8.986.400

Biaya Fax Dan Telepon

19.874.111

19.874.111

Biaya Listrik

55.341.957

55.341.957

Biaya Air PAM

18.533.084

18.533.084

Biaya Iuran Internet

29.365.000

29.365.000

5.382.169

5.382.169
-

Biaya Administrasi Bank


Biaya PPh 21/29
Biaya Perlengkapan ATK
Biaya Fotocopy, Jilid Dan Laminating
Biaya Legalitas Notaris, Auditor Dan Konsultan
Biaya Keperluan Kantor
Biaya Komputer

105.858.913

(105.858.913)

14.422.400

14.422.400

3.413.700

3.413.700

63.632.500

63.632.500

211.000

211.000

19.811.000

19.811.000

Biaya Cetak Form, Kartu Nama Dan Stamp

3.750.000

3.750.000

Biaya Perawatan Inventaris atau Renovasi

11.160.900

11.160.900
-

Biaya Sumbangan

6.937.700

Biaya Rumah Tangga Kantor

3.062.800

(6.937.700)
-

3.062.800

Biaya Marketing

15.184.750

15.184.750

Biaya Asuransi

18.700.750

18.700.750

Biaya Sewa Mesin Fotocopy

43.683.710

43.683.710

Biaya Pengobatan (Medical)


Biaya Pajak

1.710.200

(1.710.200)

252.528.188

(252.528.188)

2.007.110.982

(367.035.001)

1.640.075.981

BIAYA PENJUALAN
Biaya BBM

14.435.900

14.435.900

Biaya Tol, Parkir Dan Transport

22.351.300

22.351.300

Biaya Telekomunikasi

3.564.800

(1.782.400)

1.782.400

Biaya Sewa Kantor

228.000.000

228.000.000

Biaya Sewa Kendaraan

128.662.000

128.662.000

14.308.000

1.500.000

14.308.000
348.50
0
75.748.313
800.00
0
1.500.000

12.500.000

12.500.000

4.940.000

4.940.000

Biaya Materai Dan Surat Menyurat


Biaya Ekspedisi

348.500

Biaya Pemeliharaan Kendaraan

75.748.313

Biaya Training

800.000

Biaya Keperluan Project


Biaya Pemeliharaan Inventaris
Biaya Pemeliharaan Gedung
Biaya Keamanan

42.000.000

42.000.000

549.158.813

(1.782.400)

547.376.413

Biaya Penyusutan Inventaris Project

29.822.749

35.121.501

64.944.250

Biaya Penyusutan Inventaris Kantor

6.657.417

2.008.617

Biaya Penyusutan Inventaris Furniture

4.994.537

(4.994.537)

8.666.034
-

Biaya Penyusutan Inventaris Kendaraan

89.768.750

78.812.500

Biaya Penyusutan Gedung Kantor

44.085.417

(10.956.250)
21.179.331

196.508.200

BIAYA PENYUSUTAN

175.328.870

44.085.417

BIAYA BUNGA PINJAMAN


Biaya Bunga Pinjaman

77.681.078

Biaya Bunga Leasing

10.015.996

(10.015.996)

87.697.074

(10.015.996)

77.681.078
77.681.078

BIAYA ENTERTAINMENT OPTIMASI


Entertainment Optimasi PT Ericsson

1.786.300

1.786.300
-

1.786.300

1.786.300

3. Data Pemegang Saham


N
o
1

Nama

Alamat

NPWP

Petrus Agus
Wismanto
Susilo

Perumahan Grand 07.583.680.9Serpong Tangerang 015.000


Selatan

Setoran
Modal
500.000.000

%
10%

PT Evantama
Satiaputra

Jl. P. Jayakarta
Sawah Besar
Jakarta Pusat

01.738.446.2.026.00
0

4.500.000.000

90%

4. Tabel Penyusutan
KELOMPOK / JENIS
HARTA

TAHUN
PEROLEH
AN

HARGA
PEROLEHAN (R
upiah)

NILAI SISA BUKU


FISKAL
AL
TAHUN
(Rupiah)

AW

PENYUSUTA
N/
AMORTISASI
FISKAL
TAHUN INI

HARTA
BERWUJUD
Bangu
nan
Kelompo
k1:
Kendaraan
(Motorcycle)
Inventaris
Kantor
Inventaris
Project

1.511.500.000

1.511.500.000

Terlampir

12.800.000

3.200.000

Terlampir

23.962.635

11.298.476

Terlampir

44.085.
417
3.200.0
00
5.990.6
59

Terlampir

Kelom
pok 2 :
Kendaraan
(Mobil)

Terlampir

604.900.000

314.575.000

Inventaris
Kantor

Terlampir

21.403.000

14.727.625

Inventaris
Project

Terlampir

19.558.000

10.053.500

75.612.
500
2.675.3
75
2.704.7
50

5. Elemen Neraca

2.6 Lampiran Pengisian SPT

a.

1771 Induk

b.

1771-I
c.

1771-II

d. 1771-IV

e.

1771-V
f. 1771-VI

g.

Transkrip Laporan Keuangan


h.

Daftar Penyusutan

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1.
2.
3.
4.
5.

Rekonsiliasi Fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak
sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang
pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak).
Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan / pengakuan penghasilan maupun
biaya antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak yang meliputi beda tetap dan beda waktu.
Rekonsiliasi fiskal dilakukan terhadap seluruh unsur penyusunan laporan laba rugi, meliputi
pendapatan dan biaya, terutama dilakukan terhadap :
Wajib Pajak yang memiliki penghasilan final.
Wajib Pajak yang memiliki penghasilan yang bukan objek pajak.
Wajib Pajak yang mengeluarkan biaya-biaya yang tidak boleh menjadi pengurang penghasilan
(pasal 9 UU PPh)
Wajib Pajak mengeluarkan biaya yang boleh menjadi pengurang tetapi metode pengakuan biaya
tersebut diatur oleh ketentuan fiskal.
Wajib Pajak mengeluarkan biaya yang dikeluarkan bersama untuk mendapatkan pendapatan
yang dikenakan PPh Final.

Anda mungkin juga menyukai