1.1
Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi Pajak
Akuntansi Pajak adalah akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan perpajakan dan mengacu
pada peraturan dan perundang-undangan perpajakan beserta aturan pelaksanaannya. Fungsi
Akuntansi Pajak adalah mengolah data kualitatif yang akan digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan yang memuat perhitungan perpajakan.
Sistem Akuntansi Pajak
Sistem akuntansi pajak adalah formulir-formulir, buku-buku, catatan, prosedur-prosedur dan alat
yang digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan usaha perusahaan dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang berkaitan dengan
perpajakan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-pihak
lain yang berkepentingan terutama kantor perpajakan untuk menilai kebenaran kewajiban
perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan.
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
Penyebab Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal adalah :
Perbedaan Prinsip Akuntansi
Beberapa prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK) dan diakui dalam dunia bisnis dan profesi
tetapi tidak diakui dalam pajak (fiskal) meliputi :
Prinsip Konservatisme
Penilaian persediaan akhir berdasarkan metode terendah antara harga pokok dan nilai realisasi
bersih dan penilaian piutang dengan nilai taksiran realisasi bersih diakui dalam akuntansi
komersial tetapi tidak diakui dalam fiskal.
Prinsip Harga Perolehan
Dalam akuntansi komersial, penentuan harga dalam harga perolehan untuk barang yang
diproduksi sendiri boleh memasukkan unsur biaya tenaga kerja yang berupa natura. Dalam
fiskal, pengeluaran dalam bentuk natura tidak diakui sebagai pengurangan biaya.
Prinsip Pemandanan (matching) biaya manfaat.
Akuntansi Komersial mengakui hanya penyusutan pada saat aset menghasilkan. Dalam Fiskal,
penentuan dapat dimulai sebelum penghasilan seperti alat-alat pertanian.
Perbedaan dan metode akuntansi
Metode Penilaian Persediaan
Dalam akuntansi komersial memperbolehkan memilih beberapa metode perhitungan atau
penentuan harga perolehan persediaan. Dalam fiskal hanya memperbolehkan memilih 2 metode
yaitu rata-rata (average), masuk pertama keluar pertama (FIFO).
Metode Penyusutan dan Amortisasi
Dalam fiskal, pemilihan metode penyusutan lebih terbatas antara lain metode garis lurus (straight
line method) dan saldo menurun (declining balanced method) untuk kelompok harta berwujud
jenis non bangunan, sedangkan untuk harta berwujud bangunan dibatasi oleh metode garis lurus
saja. Dalam akuntansi komersial, manajemen dapat menaksir sendiri umur ekonomis atau masa
manfaat suatu aset, sedangkan dalam fiskal umur ekonomis atau masa manfaat diatur / ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan. Demikian pula akuntansi komersial membolehkan
c.
3.
a.
b.
4.
-
mengakui nilai residu sedangkan fiskal tidak membolehkan memperhitungkan nilai residu dalam
menghitung penyusutan.
Metode Penghapusan Piutang
Dalam akuntansi komersial, penghapusan piutang ditentukan berdasarkan metode cadangan.
Sedangkan dalam fiskal, penghapusan piutang dilakukan pada saat piutang nyata-nyata tidak
dapat ditagih dengan syarat-syarat tertentu yang diatur dalam peraturan perpajakan.
Pembentukan cadangan dalam fiskal hanya diperbolehkan untuk industri tertentu seperti usaha
bank, sewa guna usaha dengan hak opsi, usaha asuransi dan usaha pertambangan dengan jumlah
yang dibatasi dalam peraturan perpajakan.
Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan Penghasilan dan Biaya
Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi bukan merupakan Objek Pajak
Penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total
Penghasilan Kena Pajak (PKP) atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial.
Contoh :
Penggantian atau imbalan yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura.
Penghasilan dividen yang diterima oleh perseroan terbatas, koperasi, BUMN/BUMD sebagai
Wajib Pajak dalam negri dengan persyaratan tertentu.
Bagian laba yang diterima oleh perusahaan modal ventura dari badan pasangan usaha.
Hibah, Bantuan, Sumbangan.
Iuran dan penghasilan tertentu yang diterima dana pensiun.
Penghasilan lain yang termasuk dalam kelompok bukan Objek Pajak (Pasal 4 ayat (3) UU PPh)
Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi pengenaan pajaknya bersifat final.
Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut harus dikeluarkan dari total PKP atau
dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial. Contoh :
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara
dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
Penghasilan berupa hadiah undian.
Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan
di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan / bangunan, usaha jasa konstruksi,
usaha real estate, dan persewaan tanah dan / bangunan.
Penghasilan tertentu lainnya (penghasilan dari pengungkapan ketidakbenaran, penghentian
penyidikan tindak pidana dan lain-lain).
Dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi.
Penyebab perbedaan lain yang berasal dari penghasilan adalah :
Kerugian suatu usaha diluar negri. Dalam akuntansi komersial, kerugian tersebut mengurangi
laba bersih, sedangkan dalam fiskal kerugian tersebut tidak boleh dikurangkan dari total
penghasilan (laba) kena pajak.
Kerugian usaha dalam negeri tahun-tahun sebelumnya. Dalam akuntansi komersial, kerugian
tersebut tidak berpengaruh dalam perhitungan laba bersih tahun sekarang, sedangkan dalam
fiskal kerugian tahun sebelumnya dapat dikurangkan dari penghasilan (laba) kena pajak tahun
sekarang selama belum lewat waktu 5 tahun.
- Imbalan dengan jumlah yang melebihi kewajaran. Imbalan yang diterima atas pekerjaan yang
dilakukan oleh pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah
yang melebihi kewajaran.
5. Pengeluaran tertentu diakui dalam akuntansi komersial sebagai biaya atau pengurang
penghasilan bruto, tetapi dalam fiskal pengeluaran tersebut tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto. Dalam rekonsiliasi fiskal, pengeluaran atau biaya tersebut harus ditambahkan
pada penghasilan neto menurut akuntansi. Dalam SPT Tahunan PPh merupakan koreksi fiskal
positif. Contoh (secara rinci diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UU PPh) :
- Imbalan atau penggantian yang diberikan dalam bentuk natura.
- Cadangan atau pemupukan yang dibentuk oleh perusahaan selain usaha bank dan sewa guna
usaha dengan hak opsi, usaha asuransi, dan pertambangan.
- Pajak Penghasilan.
- Sanksi Administrasi berupa denda, bunga, kenaikan dan sansksi pidana berupa denda yang
berkenaan dengan perundang-undangan perpajakan.
- Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota.
- Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi
tanggungannya dan lain-lain.
Perbedaan penghasilan dan biaya/pengeluaran menurut akuntansi dan menurut fiskal dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Perbedaan tetap atau perbedaan permanen (permanent differences)
Perbedaan tetap terjadi karena transaksi-transaksi pendapatan dan biaya diakui menurut
akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal. Perbedaan tetap mengakibatkan laba (rugi)
bersih menurut akuntansi berbeda (secara tetap) dengan penghasilan (laba) kena pajak menurut
fiskal. Contoh perbedaan tetap adalah penghasilan yang pajaknya bersifat final, penghasilan yang
tidak termasuk objek pajak, biaya / pengeluaran yang tidak diperbolehkan sebagai penghasilan
bruto.
2. Perbedaan sementara atau perbedaan waktu (timing differences)
Perbedaan waktu terjadi karena perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya dalam
menghitung laba. Suatu biaya atau penghasilan telah diakui menurut akuntansi komersial dan
belum diakui menurut fiskal, atau sebaliknya. Perbedaan ini bersifat sementara karena akan
tertutup pada periode sesudahnya. Contoh perbedaan waktu antara lain pengakuan piutang tak
tertagih, penyusutan harta tak berwujud, amortisasi hak tak berwujud atau hak penilaian
persediaan dan lain-lain.
2.3
2. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui menurut fiskal, rekonsiliasi
dilakukan dengan menambahkan sejumlah penghasilan tersebut pada penghasilan menurut
akuntansi, yang berarti menambah laba menurut akuntansi.
3. Jika suatu biaya atau pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui sebagai
pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan
sejumlah biaya/pengeluaran tersebut dari biaya menurut akuntansi yang berarti menambah laba
menurut akuntansi.
4. Jika suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui sebagai pengurang
penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah
biaya/pengeluaran tersebut pada biaya menurut akuntansi, yang berarti mengurangi laba menurut
akuntansi.
Perbedaan dimasukkan sebagai koreksi positif apabila :
1. Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan diakui
menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi.
2. Biaya / Pengeluaran menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu biaya /
pengeluaran tidak diakui menurut fiskal tetapi diakui menurut akuntansi.
Perbedaan dimasukkan sebagai koreksi negatif apabila :
1. Pendapatan menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi atau suatu penghasilan tidak
diakui menurut fiskal (bukan Objek Pajak) tetapi diakui menurut akuntansi.
2. Biaya/Pengeluaran menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau suatu
biaya/pengeluaran diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut akuntansi.
3. Suatu pendapatan tidak dikenakan pajak penghasilan bersifat final.
Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk mempermudah pengisian Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh dan menyusun laporan keuangan fiskal sebagai lampiram SPT Tahunan PPh.
2.4 Rekonsiliasi Fiskal dan Kasus Pengisian SPT
Bentuk dan Isi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan terdiri atas Induk SPT dan lampiran-lampiran yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Induk SPT dan lampiran-lampirannya masingmasing diberi nomor, kode, dan nama formulir sebagai berikut :
1
2
3
Kode
Formulir
1771
1771-I
1771-II
4
5
1771-III
1771-IV
1771-V
No
Nama Formulir
Surat Pemberitahuan Tahunan PPh WP Badan
Perhitungan Penghasilan Neto Fiskal
Perincian Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha
Lainnya, dan Biaya dari Luar Usaha secara Komersial
Kredit Pajak Dalam Negeri
PPh Final dan Penghasilan yang tidak termasuk Objek
Pajak
Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal dan Jumlah
Keterangan
Induk SPT
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Lampiran V
1771-VI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Koreksi Fiskal
Positif
Negatif
FISKAL
1.711.478.288
1.711.478.288
1.090.826.344
474.245.455
1.090.826.344
474.245.455
PENJUALAN OPTIMASI
PENJUALAN JASA
RESOURCES
14.218.236.35
6
14.218.236.35
6
2.700.833.900
20.195.620.34
3
2.700.833.900
20.195.620.34
3
1.665.789.472
1.214.189.078
353.676.215
10.386.185.93
2
2.037.214.358
15.657.055.05
5
4.538.565.288
GROSS PROFIT/(LOSS)
OTHER INCOMES
PENDAPATAN BUNGA
19.359.677
PENDAPATAN LAIN-LAIN
1.799.720.044
EXPENSES
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
BIAYA PENJUALAN
BIAYA PENYUSUTAN
BIAYA BUNGA PINJAMAN
BIAYA ENTERTAINMENT
OPTIMASI
TOTAL
BIAYA
NET PROFIT/(LOSS) BEFORE
TAX
INCOME TAX
NET PROFIT/(LOSS) AFTER
TAX
1.665.789.472
1.214.189.078
353.676.215
10.386.185.93
2
2.037.214.358
15.657.055.05
5
4.538.565.288
1.819.079.721
2.007.110.982
549.158.813
175.328.870
87.697.074
(367.035.001)
(1.782.400)
(19.359.677)
(1.733.070.00
0)
1.752.429.67
7
21.179.331
(10.015.996)
1.786.300
0
66.650.044
66.650.044
1.640.075.981
547.376.413
196.508.200
77.681.078
1.786.300
2.821.082.039
(378.833.397)
3.536.562.970
21.179.331
2.463.427.973
2.141.787.359
(471.815.375)
(471.815.375)
3.064.747.595
KOREKSI FISKAL
FISKAL
SALES
PENJUALAN JASA
Penjualan Jasa EID MBC
548.032.600
548.032.600
929.583.336
929.583.336
202.865.000
202.865.000
7.303.900
7.303.900
23.693.452
1.711.478.288
23.693.452
1.711.478.288
488.810.000
488.810.000
77.404.444
77.404.444
4.611.900
4.611.900
520.000.000
1.090.826.344
520.000.000
1.090.826.344
474.245.455
474.245.455
474.245.455
474.245.455
14.218.236.356
14.218.236.356
14.218.236.356
14.218.236.356
2.700.833.900
2.700.833.900
2.700.833.900
2.700.833.900
20.195.620.343
20.195.620.343
519.241.000
519.241.000
883.254.100
883.254.100
162.100.000
162.100.000
68.194.372
68.194.372
12.000.000
12.000.000
21.000.000
21.000.000
1.665.789.472
1.665.789.472
23.810.361
23.810.361
54.043.415
54.043.415
364.113.340
364.113.340
293.863.962
293.863.962
478.358.000
478.358.000
1.214.189.078
1.214.189.078
353.676.215
353.676.215
353.676.215
353.676.215
HPP JASA IT
HPP - Jasa IT Perijinan Jasa Multimedia Ditjen PPI
HPP JASA OPTIMASI
HPP - Optimasi PT Ericsson
HPP Optimasi
599.881.480
599.881.480
9.786.304.452
9.786.304.452
10.386.185.932
10.386.185.932
39.046.000
39.046.000
1.998.168.358
1.998.168.358
2.037.214.358
2.037.214.358
TOTAL HPP
15.657.055.055
15.657.055.055
GROSS PROFIT/(LOSS)
4.538.565.288
4.538.565.288
OTHER INCOMES
PENDAPATAN BUNGA
Pendapatan Bunga Giro
Pendapatan Bunga Deposito
19.147.999
(19.147.999)
211.678
(211.678)
19.359.677
(19.359.677)
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Laba (Rugi) Selisih Kurs
Pendapatan Lain-lain & (Kerugian) Lain-lain
(2.836.895)
69.487.000
(2.836.895)
-
(6
2)
Selisih
Sewa Tanah dan Bangunan
Keuntungan Penjualan Asset
TOTAL PENDAPATAN LAIN-LAIN
69.487.000
(6
2)
-
1.235.000.000
(1.235.000.000)
498.070.000
(498.070.000)
1.799.720.044
(1.733.070.000)
66.650.044
1.819.079.721
(1.752.429.677)
66.650.044
EXPENSES
BIAYA UMUM & ADMINISTRASI
Biaya Gaji Dan Tunjangan Karyawan
Biaya Makan Dan Minum Karyawan
1.305.559.750
1.305.559.750
8.986.400
8.986.400
19.874.111
19.874.111
Biaya Listrik
55.341.957
55.341.957
18.533.084
18.533.084
29.365.000
29.365.000
5.382.169
5.382.169
-
105.858.913
(105.858.913)
14.422.400
14.422.400
3.413.700
3.413.700
63.632.500
63.632.500
211.000
211.000
19.811.000
19.811.000
3.750.000
3.750.000
11.160.900
11.160.900
-
Biaya Sumbangan
6.937.700
3.062.800
(6.937.700)
-
3.062.800
Biaya Marketing
15.184.750
15.184.750
Biaya Asuransi
18.700.750
18.700.750
43.683.710
43.683.710
1.710.200
(1.710.200)
252.528.188
(252.528.188)
2.007.110.982
(367.035.001)
1.640.075.981
BIAYA PENJUALAN
Biaya BBM
14.435.900
14.435.900
22.351.300
22.351.300
Biaya Telekomunikasi
3.564.800
(1.782.400)
1.782.400
228.000.000
228.000.000
128.662.000
128.662.000
14.308.000
1.500.000
14.308.000
348.50
0
75.748.313
800.00
0
1.500.000
12.500.000
12.500.000
4.940.000
4.940.000
348.500
75.748.313
Biaya Training
800.000
42.000.000
42.000.000
549.158.813
(1.782.400)
547.376.413
29.822.749
35.121.501
64.944.250
6.657.417
2.008.617
4.994.537
(4.994.537)
8.666.034
-
89.768.750
78.812.500
44.085.417
(10.956.250)
21.179.331
196.508.200
BIAYA PENYUSUTAN
175.328.870
44.085.417
77.681.078
10.015.996
(10.015.996)
87.697.074
(10.015.996)
77.681.078
77.681.078
1.786.300
1.786.300
-
1.786.300
1.786.300
Nama
Alamat
NPWP
Petrus Agus
Wismanto
Susilo
Setoran
Modal
500.000.000
%
10%
PT Evantama
Satiaputra
Jl. P. Jayakarta
Sawah Besar
Jakarta Pusat
01.738.446.2.026.00
0
4.500.000.000
90%
4. Tabel Penyusutan
KELOMPOK / JENIS
HARTA
TAHUN
PEROLEH
AN
HARGA
PEROLEHAN (R
upiah)
AW
PENYUSUTA
N/
AMORTISASI
FISKAL
TAHUN INI
HARTA
BERWUJUD
Bangu
nan
Kelompo
k1:
Kendaraan
(Motorcycle)
Inventaris
Kantor
Inventaris
Project
1.511.500.000
1.511.500.000
Terlampir
12.800.000
3.200.000
Terlampir
23.962.635
11.298.476
Terlampir
44.085.
417
3.200.0
00
5.990.6
59
Terlampir
Kelom
pok 2 :
Kendaraan
(Mobil)
Terlampir
604.900.000
314.575.000
Inventaris
Kantor
Terlampir
21.403.000
14.727.625
Inventaris
Project
Terlampir
19.558.000
10.053.500
75.612.
500
2.675.3
75
2.704.7
50
5. Elemen Neraca
a.
1771 Induk
b.
1771-I
c.
1771-II
d. 1771-IV
e.
1771-V
f. 1771-VI
g.
Daftar Penyusutan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
Rekonsiliasi Fiskal adalah koreksi atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh wajib pajak
sebelum menghitung Pajak Penghasilan (PPh) bagi wajib pajak badan dan wajib pajak orang
pribadi (yang menggunakan pembukuan dalam menghitung penghasilan kena pajak).
Koreksi fiskal terjadi karena adanya perbedaan perlakuan / pengakuan penghasilan maupun
biaya antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak yang meliputi beda tetap dan beda waktu.
Rekonsiliasi fiskal dilakukan terhadap seluruh unsur penyusunan laporan laba rugi, meliputi
pendapatan dan biaya, terutama dilakukan terhadap :
Wajib Pajak yang memiliki penghasilan final.
Wajib Pajak yang memiliki penghasilan yang bukan objek pajak.
Wajib Pajak yang mengeluarkan biaya-biaya yang tidak boleh menjadi pengurang penghasilan
(pasal 9 UU PPh)
Wajib Pajak mengeluarkan biaya yang boleh menjadi pengurang tetapi metode pengakuan biaya
tersebut diatur oleh ketentuan fiskal.
Wajib Pajak mengeluarkan biaya yang dikeluarkan bersama untuk mendapatkan pendapatan
yang dikenakan PPh Final.