Pajak. Proses ini berguna untuk mencocokkan ketika ada hal yang berbeda di antara laporan
keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal. Keduanya harus dibuat dan dicocokkan
seakurat mungkin sebelum diserahkan kepada Dirjen Pajak.
Seperti diketahui, laporan keuangan umumnya dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan
yang belum tentu sama dan sesuai dengan peraturan atau ketentuan perpajakan. Karena itu,
dibutuhkan upaya tadi yang disebut dengan rekonsiliasi fiskal atau koreksi fiskal.
Pengertian lebih sederhana dituturkan oleh Setiawan dan Musri (2006:421) yang menerangkan
bahwa rekonsiliasi fiskal adalah penyesuaian ketentuan menurut pembukuan secara komersial
atau akuntansi yang harus disesuaikan menurut ketentuan perpajakan.
Pembukuan atau laporan keuangan komersial sendiri digunakan dalam penilaian kinerja ekonomi
serta keadaan finansial sektor swasta, sementara laporan keuangan fiskal digunakan dalam
perhitungan pajak. Karena itu, bentuk dari dokumen rekonsiliasi fiskal adalah berupa lampiran
SPT tahunan PPh badan berupa kertas kerja yang berisi penyesuaian antara laba rugi komersial
sebelum pajak dengan laba rugi berdasarkan ketentuan perpajakan.
Sistem ini diterapkan pada keseluruhan penyusunan laporan laba rugi yang mencakup
pengeluaran atau beban, serta pendapatan. Tepatnya, rekonsiliasi dijalankan pada pos-pos biaya
serta penghasilan dalam laporan keuangan komersial, yang diantaranya:
Tujuan pertama dari dilakukannya rekonsiliasi fiskal adalah agar perusahaan dapat memeriksa
kembali draf laporan keuangannya sebelum nantinya diserahkan ke Dirjen Pajak. Perusahaan
dapat meneliti draf laporan keuangan tersebut berdasarkan pada data yang sudah ada dan dengan
memperhatikan segala bentuk transaksi, lalu melakukan penyesuaian di antara penghasilan dan
pengeluaran.
Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan peraturan dan regulasi pada Wajib Pajak. Karena
itu, penting untuk melakukan rekonsiliasi fiskal agar tidak ada kesalahan atau kerancuan pada
laporan keuangan yang telah dibuat.
Jika memang ada kesalahan yang muncul, artinya ada kekeliruan saat melakukan penghitungan
besar nominal pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Inilah yang membuat fungsi dari
rekonsiliasi fiskal menjadi sangat penting.
Rekonsiliasi fiskal juga dilakukan untuk menghindari dan menekan kemungkinan kesalahan
perhitungan pajak. Pasalnya, nominal angka yang salah bisa menyebabkan kerugian yang fatal.
Karena itu, rekonsiliasi fiskal harus dilakukan untuk membuat laporan keuangan dan perhitungan
besar pajak yang lebih tepat, serta membantu Dirjen Pajak untuk menghitung pajak yang sesuai
dengan perusahaan terkait.
Rekonsiliasi beda tetap disebabkan oleh adanya transaksi yang diakui oleh Wajib Pajak sebagai
penghasilan atau biaya yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Rekonsiliasi beda tetap
membedakan laba kena pajak dan laba akuntansi sebelum pajak yang timbul karena transaksi
yang mengacu pada UU Perpajakan dan tidak akan terhapus dengan sendirinya pada periode lain.
Rekonsiliasi beda waktu disebabkan karena adanya beda waktu antara sistem akuntansi dan
sistem perpajakan. Jadi, transaksi yang menurut akuntansi komersial dan pajak sama, namun
terdapat perbedaan yang terletak pada waktu alokasi biaya.
Baca juga: Apa itu Account Reconciliation? Berikut Pengertian dan Cara Kerjanya
Koreksi fiskal negatif merupakan koreksi fiskal yang mengakibatkan laba fiskal berkurang atau
rugi fiskal bertambah. Sehingga, laba fiskal akan lebih kecil dari laba komersial atau rugi fiskal
lebih besar dari rugi komersial.
Koreksi fiskal positif merupakan koreksi yang mengakibatkan laba fiskal bertambah atau rugi
fiskal berkurang. Sehingga, laba fiskal menjadi lebih besar dari laba komersial atau rugi fiskal
lebih kecil dari rugi komersial.