Kelompok 3 Dinda Nurliza Sari 2001100038 Dinda Retno Ningrum 2001100039 M. Ramadhani 2001100076 Nathasya Eka Putri S. 2001100059 PENDAHULUAN
Seperti yang sudah kamu ketahui bahwa perusahaan yang beroperasi di
Indonesia termasuk perusahaan asing yang membuka cabang di Indonesia wajib membayar pajak dan melaporkan laporan keuangannya namun yang menjadi masalah terdapat perbedaan peraturan antara pelaporan keuangan dari sisi standar akuntansi yang berlaku dan dari sisi pelaporan perpajakan di Indonesia, Pada pelajaran kali ini, tujuan belajar kita adalah; 1) Menjelaskan pengertian rekonsiliasi fiskal, 2) Menjelaskan penyebab adanya terjadinya rekonsiliasi fiskal 3) Menjelaskan jenis koreksi fiskal LANJUTAN
Sebelum kita mempelajari tentang pengertian rekonsiliasi fiskal kita harus
mengetahui 2 jenis laporan keuangan yang ada di Indonesia yaitu 1) Laporan Keuangan Komersial adalah laporan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi (SAK) 2) Laporan Keuangan Fiskal adalah laporan yang disusun sesuai peraturan pajak untuk keperluan perhitungan pajak Jadi, karena ada perbedaan inilah kita sebagai perusahaan harus membuat yang namanya REKONSILIASI FISKAL REKONSILIASI FISKAL
Rekonsiliasi fiskal adalah teknik pencocokan yang dilakukan yang dimaksud
untuk meniadakan perbedaan antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, sehingga memunculkan koreksi atau penyesuaian baik itu koreksi fiskal positif atau negatif dengan tujuan untuk menentukan laba usaha fiskal dan besarnya pajak yang terutang . Sehingga bisa disimpulkan rekonsiliasi fiskal adalah teknik pencocokan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal untuk menentukan pajak terutang. KAPAN MELAKUKAN REKONSILIASI FISKAL? Kapan rekonsiliasi fiskal dilakukan? Yakni pada akhir periode pembukuan yang menyebabkan terjadinya perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal. PENYEBAB PERBEDAAN DALAM REKONSILIASI FISKAL Lalu, apa saja yang menjadi perbedaan dalam rekonsiliasi fiskal? Perbedaan tersebut secara umum dibagi menjadi 2 yakni: 1) Perbedaan Tetap, 2) Perbedaan Sementara PERBEDAAN TETAP Perbedaan Tetap (Permanent Differences) adalah perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya dalam mengitung laba menurut Standar Akuntansi dengen ketentuan perpajakan tanpa koreksi di kemudian hari (permanen)" Perbedaan tetap ini terjadi karena adanya pendapatan dan biaya yang secara komersial diakui tetapi di aturan fiskal tidak. Contoh perbedaan tetap menurut Agoes dkk: 1) Penghasilan kena PPh final, pasal 4 ayat 2 UU PPh, 2) Penghasilan bukan objek pajak Pasal 4 ayat 3 UU PPh , 3) Pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha Pasal 9 ayat 1 UU PPh, 4) Beban yang digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang bukan objek pajak dan penghasilan yang telah dikenakan PPh Final, 5) Penggantian sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura, 6) Sanksi perpajakan PERBEDAAN SEMENTARA Perbedaaan Sementara (Timing Differences) adalah Perbedaan waktu pengakuan penghasilan dan biaya tertentu dalam mengitung laba menurut akuntansi dengan ketentuan perpajakan". Perbedaan sementara mengakibatkan pergeseran pengakuan penghasilan dan biaya antar periode dari satu tahun ke tahun pajak berikutnya yang menyebakan perhitungan pajak atas jumlah laba yang berbeda dengan laba menurut pembukuan komersial Contoh perbedaan sementara menurut Agoes dkk: 1. penyusutan dan amortisasi 2. penilaian persediaan 3. kompensasi kerugian fiskal 4. laba selisih kurs KOREKSI FISKAL
Jadi, untuk memudahkan kita dalam membuat rekonsiliasi fiskal perbedaan
dalam rekonsiliasi fiskal juga dapat diklasifikasikan ke dalam 2 jenis koreksi, yang berdasarkan UU No. 36 tentang PPh Koreksi fiskal yakni 1) koreksi positif, 2)koreksi negatif. KOREKSI POSITIF Koreksi positif adalah penyesuaian yang mengakibatkan penambahan pada pendapatan dan/atau pengurangan pada beban kita. Menurut Agoes dkk, contohnya adalah 1. Berhubungan dengan imbalan dalam hal jasa atau pekerjaan berbentuk kenikmatan atau natura. 2. Adanya jumlah lebih dari yang kewajaran yang diberikan oleh pihak pajak yang berhubungan dengan pekerjaan atau jasa. 3. Biaya yang tidak berhubungan dengan biaya dalam rangka mendapatkan,menagih, dan memelihara penghasilan. 4. Biaya dari menagih, memelihara, dan mendapatkan penghasilan yang bersifatPajak Final maupun penghasilan di luar objek pajak. 5. Adanya selisih antara penyusutan komersial yang ada di atas penyusutanfiskal. 6. Bantuan, hibah, dan sumbangan. 7. Biaya kepentingan pribadi bagi Wajib Pajak. 8. Premi asuransi beasiswa dan asuransi kesehatan dwiguna. 9. Sanksi administrasi. 10. Pajak penghasilan. KOREKSI NEGATIF
Koreksi negatif adalah penyesuaian yang mengakibatkan pengurangan pada
pendapatan dan/atau penambahan pada beban kita. Menurut Agoes dkk contohnya: 1. Selisih penyusutan komersial di bawah penyusutan fiskal 2. Adanya penyesuaian fiskal negatif yang lain dan tidak berasal dari faktor- faktor di atas. 3. Penghasilan yang dikenai pajak PPh Final maupun penghasilan yang tidak digolongkan pada objek pajak, namun masuk dalam kategori peredaran usaha. TERIMAKASIH