Anda di halaman 1dari 20

KOMBINASI BISNIS

KELOMPOK 3

Tri Afidatur R (170221100008)


Aliza Sulisti A (170221100011)
Kurnia Putri S (170221100012
Riska Zunia Permadani (170221100013)
Abdul Gafur Rinaldi (170221100018)
Moh Syarifudim (170221100
Hanie ‘Arasy (170221100222)
SUB BAHASAN
• 1. BENTUK PEMILIKAN BISNIS
• 2. PERLAKUAN PAJAK UNTUK BENTUK USAHA
DI INDONESIA
• 3. PERENCANAAN PAJAK
• 4. KOMBINASI BISNIS
• 5. PERENCANAAN PAJAK MELALUI KOMBINASI
BISNIS
BENTUK PEMILIKAN BISNIS
Bentuk pemilikan bisnis antara lain:
• Perusahaan Perseorangan
• Firma
• CV
• PT
• Koperasi
• Yayasan
PERLAKUAN PAJAK UNTUK BENTUK USAHA
DI INDONESIA
Perusahaan Perseorangan
• Dalam melaksanakan hak dan menjalankan kewajiban perpajakannya, usaha
perseorangan:
• 1. menggunakan NPWP orang pribadi
• 2. pengusaha wajib menjalankan pembukuan, namun dalam hal peredaran usaha
pengusaha dalam satu tahun pajak tidak melebihi Rp4,8 miliar, pengusaha boleh
tidak melakukan pembukuan, namun wajib membuat pencatatan.
• 3. pengusaha juga boleh mengurangkan penghasilan netonya dengan PTKP yang
dihitung berdasarkan status perkawinan WP dan jumlah tanggungannya.
• 4. dalam penghitungan pajak terutang berlaku tarif pajak progresif,
• 5. apabila usaha yang dilakukan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah nomor 46/2013, bagi pengusaha yang dalam satu tahun
pajak peredaran usahanya tidak lebih dari Rp4,8 miliar, pengusaha wajib
menghitung pajaknya secara final dengan tarif 1% dari peredaran usaha setiap
bulannya.
CV (Commanditaire Vennootschap)
Ketentuan perpajakan terkait CV diantaranya:
• 1. CV merupakan subjek pajak badan dalam negeri.
• 2. CV harus mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
dan/atau dikukuhkan sebagai PKP
• 3. CV juga harus menyelenggarakan pembukuan.
• 4. Laba yang didistribusikan kepada sekutu tidak dikenal pajak
(Pasal 4 ayat (3) UU PPh).
• 5. Gaji yang dibebankan oleh CV kepada para sekutu tidak
dapat menjadi pengurang (Pasal 9 UU PPh)
• 6. Dalam mengitung PPh nya CV menggunakan tarif tunggal
atau 12,5% apabila memenuhi ketentuan Pasal 31E UU PPh.
PT (Perseroan Terbatas)
• ketentuan perpajakan terkait PT diantaranya:
• 1. PT = subjek pajak dalam negeri berbentuk badan
• 2. PT wajib menyelenggarakan pembukuan
• 3. PT harus mendaftarkan NPWP dan/atau pengukuhan PKP atas nama
PT
• 4. Pengenaan pajak pada PT terjadi dua kali, yaitu pada saat diakui
sebagai laba usaha oleh PT dan pada saat laba usaha tersebut dibagikan
kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, dikenai PPh Final
sesuai Pasal 4 ayat (3) UU PPh dan Pasal 17 ayat (2c) sebesar 10%
• 5. Gaji yang dibayarkan kepada para pemegang saham dan komisaris
dapat dibiayakan oleh PT
• 6. Penghitungan PPh terutang mengikuti tarif Pasal 17 UU PPh atau Pasal
31 E UU PPh.
BUT (Bentuk Usaha Tetap)
• Bentuk Usaha Tetap dikenakan pajak atas
penghasilan baik yang berasal dari usaha atau
kegiatan, maupun yang berasal dari harta
yang dimiliki atau dikuasainya. Dengan
demikian semua penghasilan tersebut
dikenakan pajak penghasilan di Indonesia
Objek PPh BUT
1. Penghasilan dari usaha atau kegiatan BUT dan dari harta yang dimiliki atau
dikuasai.
2. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang atau
pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan BUT di
Indonesia.
3. Penghasilan sebagaimana tersebut dalam PPh Pasal 26 yang diterima atau
diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan
harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan dimaksud.

Catatan:
Di samping biaya-biaya yang berkenaan dengan poin 1, biaya-biaya atau pengeluaran
kantor pusat yang berkenaan dengan penghasilan sebagaimana dimaksud pada poin
2 dan 3 boleh dikurangkan dari penghasilan Bentuk Usaha Tetap.
•  
PERENCANAAN PAJAK
Tax planning adalah upaya menekan jumlah
kewajiban pajak dengan cara legal.
Cara ini cukup efektif dalam rangka melakukan
efisiensi dan penghematan.
Tujuan dari tax planning adalah mengatur
pembayaran pajak atau meminimalkan kewajiban
pajak dengan tidak melanggar aturan yang
berlaku.
Dengan demikian, pajak yang dibayar tidak lebih
dari jumlah yang seharusnya dan tentu saja akan
membantu cashflow perusahaan.
Tax Planning
Tax planning yang diperkenankan menurut Lumbantoruan (1996:485-
486) dapat ditempuh dengan beberapa cara:
• (1) Mencari keuntungan sebesar-besamya dari pengecualian dan
potongan yang diperkenankan.
• (2) Mengambil keuntungan dari pemilihan bentuk perusahaan yang
tepat.
• (3) Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha agar dapat diatur
penggunaan tarif pajak, potensi penghasilan, kerugian dan aktiva
yang bisa dihapus.
• (4) Menyebarkan penghasilan menjadi beberapa tahun untuk
mencegah klasifikasi kategori pendapatan dengan tarif yang tinggi.
•  
KOMBINASI BISNIS
DEFINISI
Kombinasi bisnis menurut PSAK 22 revisi tahun
2010 terjadi ketIka suatu entitas memperoleh
pengendalian atas entitas lain yang berupa
bisnis.
Kombinasi bisnis melibatkan 2 pihak:
- entitas pengakuisisi, dan
- entitas yang diakuisisi
PERENCANAAN PAJAK MELALUI KOMBINASI
BISNIS
Memilih bentuk usaha yang tepat merupakan hal
pertama yang harus diperhatikan oleh pengusaha??

- untuk menentukan bentuk usaha apa yang dapat


memberikan kontribusi profit paling besar dengan
tingkat risiko yang paling rendah.
- Untuk menentukan bentuk usaha yang mana yang
memberikan kontribusi profit yang paling besar
namun dengan beban pajak yang paling kecil
- untuk mempertimbangkan keberlangsungan
usaha dalam jangka panjang.
Beberapa faktor pajak yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
pemilihan bentuk usaha adalah :
• 1) Bagaimana hubungan antara tarif PPh WP OP dan tarif PPh WP badan
termasuk ketentuan khusus yang mengatur hal ini.
• 2) Pengenaan PPh secara berganda, baik atas laba bruto usaha maupun
penghasilan dari pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya.
• 3) Kesempatan untuk dapat menunda pengenaan pajak pada tarif PPh
lebih kecil/besar apabila dibandingkan dengan kesempatan yang
terdapat pada tarif PPh dan akumulasi penghasilan perusahaan.
• 4) Adanya ketentuan-ketentuan mengenai kerugian hasil usaha neto
(kompensasi kerugian) dan kredit investasi yang berlaku bagi bentuk
usaha tertentu.
• 5) Kemungkinan pengajuan perlakuan khusus terhadap pajak atas
akumulasi laba, pajak atas penghasilan personal holding company dan
seterusnya.
• 6) Liberalisasi ketentuan-ketentuan yang mengatur fringe benefit
flan/atau payment in kind
REFERENSI
• Alma, Buchari. 2010. Pengantar Bisnis. Bandung:
Alfabeta.
• Karyawati, Golrida. 2011. Akuntansi Keuangan
Lanjutan Edisi IFRS. Jakarta: Penerbit Erlangga.
• Lingga, Ita Salsalina. 2006. Analisis Pemilihan Bentuk
Usaha Yang Tepat: Suatu Upaya dalam Meminimalkan
Beban Pajak Penghasilan. Jurnal Ilmiah Akuntansi,
Vol. 5, No. 2. Hal. 37-46.
• Mardiasmo. 2016. Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit
ANDI
THANK YOU
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai