Anda di halaman 1dari 21

MODUL PERKULIAHAN

PERENCANAAN PAJAK

POKOK BAHASAN :

Sub CPMK-2
Perencanaan Pajak Melalui Pemilihan Badan Usaha

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi Akuntansi 03 P321740002 Feber Sormin.,SE.,M.AK.,Ak.,CA

Abstract/Materi Pembelajaran Kompetensi/Indikator


Mahasiswa mampu mengetahui, menjelaskan, Mahasiswa mampu menjelaskan perencanaan pajak
menganalisis perencanaan pajak melalui pemilihan badan melalui pemilihan badan usaha
usaha dan bagaimana perusahaan melakukan perencanaan
pajak

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
A. PENDAHULUAN
Latar belakang:
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1 “Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.” Dari penyataan tersebut maka sudah pasti pemungutan diwajibkan bagi badan usaha
baik itu secara perorangan maupun berbentuk badan.
Dalam praktik bisnis umumnya pengusaha mengidentikan pajak sebagai beban
sehingga akan berusaha meminimalkan beban tersebut guna mengoptimalkan laba. Salah
satu faktor yang mempengaruhi adalah awal pendirian badan usaha tersebut. Oleh karena itu
pemelihan bentuk badan yang tepat sangat penting dilakukan. Pemilihan bentuk badan ini
harus dilakukan dengan benar dengan banyak pertimbangan yang matang.
Ketentuan perpajakan mempunyai perlakuan yang berbeda atas kewajiban
pembayaran pajak tergantung dari bentuk usaha yang dijalankan oleh wajib pajak. Masing-
masing bentuk usaha memperoleh perlakuan yang berbeda mulai dari beban pajak,
pengurangan yang diberikan maupun tarif yang dikenakan. Dengan demikian pemilihan
bentuk usaha yang tepat merupakan faktor penting karena akan berpengaruh terhadapat
perhitungan besar pajak penghasilan yang harus ditanggung wajib pajak.
Dalam hal ini Perencanaan pajak perlu dilakukan. Menurut penelitian terdahulu
(Ita,2006) perencanaan pajak sangat penting dalam pemilihan badan usaha karena tiap badan
usaha memilliki aturan yang berbeda dalam pengenaan pajaknya dan pilihan yang paling
menguntungkan adalah badan usaha yang tidak terbagi atas saham seperti CV.
Pembahasan modul ini bertujuan untuk memberi pengetahuan bagi pembaca
bagaimana memilih badan usaha yang tepat melalui perencanaan pajak (Tax Planing)

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
B. PEMBAHASAN MATERI / KAJIAN PUSTAKA:
Mengutip Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan (PPh),
subjek pajak PPh terdiri dari tiga yaitu orang pribadi, badan dan warisan. Dari
pernyataan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000 setiap badan usaha yang
berpenghasilan di Indonesia dikenakan pajak.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 3 “Badan adalah
sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan
usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau
organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.”
Dalam praktek bisnis umumnya pengusaha mengidentifikasikan pembayaran pajak
sebagai beban. Sehingga pengusaha akan berusaha untuk meminimalkan pembayaran
pajak tersebut, untuk mengoptimalkan besarnya laba. Upaya dalam melakukan
penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui perencanaan pajak.
Secara teoritis William H. Hoffman dalam buku berjudul The Accounting Review
(1961) menyebutkan, tax planning merupakan upaya wajib pajak mendapat penghematan
pajak (tax saving) melalui prosedur penghindaran pajak (tax avoidance) secara sistematis
sesuai ketentuan UU Perpajakan. Sedangakn menurut (Ita,2006) Perencanaan pajak
adalah upaya menekan jumlah kewajiban pajak dengan cara legal.
Tujuan dari perencanana pajak adalah mengatur pembayaran pajak atau
meminimalkan kewajiban pajak dengan tidak melanggar aturan yang berlaku. Dengan
demikian pajak yang dibayarkan tidak akan melebihi yang seharusnya.
Syarat-syarat melakukan tax planning agar tidak melanggar undang-undnag yang
berlaku:
1. Tidak melewati batasan aturan pajak yang berlaku, hal ini demi terhindar dari
risiko sanksi atau denda perpajakan.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
2. Tidak memanipulasi bukti yang mendukung pembayaran pajak atau data serta
dokumen lainnya.
3. Sesuai dengan realita di bisnis. Jika tidak, perencanaan perpajakan justru menjadi
kelemahan bagi perencanaannya sendiri.

(Ita,2006) Pemilihann bentuk badan usaha yang tepat dalam menjalankan usaha
merupakan faktor yang penting dalam rangka meminimlakan beban pajak. Beberapa
faktor pajak yang harus dipertimbangkan dalam memilih bentuk usaha:
1. Hubungan antara tariff PPh wajib pajak pribadi dan wajib pajak badan termausk
ketentuan khusunya
2. Pengenaan PPh berganda baik laba bruto maupun pembagian keuntungan usaha
(dividen) kepada pemegang saham
3. Kesempatan mendapat penundaan pengenaan tarif PPh dibanding yang terdapat
pada tarif PPh dan akumulasi penghasilan perusahaan
4. Adanya kententuan mengenai kerugian hasil laba berssih (kompensasi rugi) dan
kredit yang berlaku bagi bentuk usaha tersebut
5. Kemungkinan pengajuan pelakuan khusus terhadap pajak atas akumulasi laba,
pajak ata penghasilan personal holding company dan seterusnya.
6. Liberlisasi ketentuan-ketentuan yang mengatur fringe benefit dan payment in
kind

Bentuk Usaha
1. Usaha Perseorangan
Usaha perseorangan merupakan usaha yang kepemilikannya dimiliki oleh satu orang.
Contoh usaha persseorangan adalah toko kelontong, restaurant, bengkel, dan lain
sebagainya. Ciri-Ciri perusahaan perseorangan:
 Pemilik usaha adalah perseorangan atau milik keluarga
 Relatif mudah didirikan dan dibubarkan
 Tanggungjawab tidak terbatas dan dapat melibatkan harta pribadi

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Seluruh keuntungan menjadi milik sendiri
 Permodalan atau kapitalisasi usaha perseorangan biasanya tidak terlalu besar
dan bisa dikerjakan dengan aset pribadi
 Keberlangsungan usaha tergantung pemiliknya
Usaha yang bersifat perseorangan ini secara akuntansi keuntungannya merupakan
selisih dari penerimaan dan biaya. Dalam hal ini tidak ada pemisahan harta usaha dengan
harta milik pribadi. Demikian pulan dengan pengeluaran-pengeluaran usaha dan pengeluaran
pribadi (prive). Sedangkan dalam perpajakan harus dibedakan antara harta usaha dan harta
bukan usaha. Pengeluaran pribadi tidka diperkenankan untuk di perhitungkan misal prive,
gaji pemilik, dan sebagainya. Dalam menghitung besarnya pajak penghasilan, usaha
perorangan wajib melakukan pembukuan atau hanya melakukan pencatatan dengan Norma
Penghitungan.

Dalam menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya, usaha perseorangan:


1. Menggunakan NPWP Pribadi (Pemilik), jika tidak memiliki NPWP dikenakan tarif
pajak 20% lebih tinggi daripada tarif yang dikenakan (PPh 21 ayat 5a)
2. Pengusaha wajib membuat pembukuan dalam menjalankan kegiatan usaha (Pasal 28
UU KUP) , namun dalam satu tahun peredaran usaha tidak melibihi 4,8 milyar
diperbolehkan tidak membuat pembukuan tetapi harus melakukan pencatatan
3. PPh perseorangan beradasarkan UU PPh No 36 Tahun 2008 menggunakan lapisan
tarif progresif dari 5% hingga maksimum 30% (Pasal 17 Ayat 1a) , sedangkan PPh
perusahaan / badan menggunakan tarif tunggal 25%. Dengan syarat, omset sudah
melebihi 4,8 Milyar setahun atau sebelumnya sudah mengajukan pemberitahuan ke
KPP untuk memilih dikenakan PPh badan Pasal 17
4. Dalam perhitungan pajak perseorangan, ada beberapa fasilitas pengurang pajak
seperti lapisan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dan biaya jabatan (5% dari
penghasilan bruto, maksimal 6 juta / tahun (menurut PMK 250 Tahun 2008 Pasal 1
Ayat 1) yang tidak ada dalam perhitungan PPh perusahaan / badan.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
5. Apabila memiliki peredaran bruto tertentu (penghasilan bruto kurang dari Rp 4.8
miliar), dikenakan PPh Finl Pasal 4 ayat 2 maka tarif pajaknya adalah sebesar 0,5%
dikalikan dengan peredaran brutonya. Tetapi jika koperasi tersebut memilih untuk
dikenai Pajak Penghasilan Pasal 25 maka tarif pajaknya berdasarkan ketentuan Pasal
17 ayat (2a) sebesar 25% dan Pasal 31E UU PPh sebesar 50%. Sehingga
perhitungannya perhitungannya adalah : 50% x 25% x Penghasilan Kena
Pajak.
6. Apabila memiliki penghasilan lebih dari Rp 4,8 miliar sampai dengan Rp 50 miliar
dikenalan PPh 17 ayat 2a sebesar 25% dan PPh 31E sebesar 50% . Sehingga
perhitungannya adalah: (50% x 25% dikalikan dengan Penghasilan Kena
Pajak yang memperoleh fasilitas) + (25% x Penghasilan Kena Pajak yang tidak
memperoleh fasilitas).
7. Apabila memiliki penghasilan lebih dari Rp 50 miliar, maka tarif yang dikenakan
adalah sebesar 25%. Sehingga perhitungannya adalah: 25% x Penghasilan Kena
Pajak.

Tarif Pajak Progresif (Pasal 17):


Tarif 5%5 Rp.0 s/d Rp. 50.000.000
Tarif 15% Diatas Rp.50.000.000 s/d Rp. 250.000.000
Tarif 25% Diatas Rp.250.000.000 s/d Rp. 500.000.000
Diatas Rp. 500.000.000
Tarif 30%

PTKP:

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Kelebihan Perusahaan Perseorangan
 Usaha perseorangan tidak dikenakan pajak perusahaan seperti PT atau firma
 Pemilik usaha termasuk dalam bagian manajemen, sehingga pengelolaan internalnya
tidak begitu rumit dan pemilik pun bisa dengan mudah dalam melakukan
pemantauan.
 Biaya yang dikeluarkan dalam hal manajemen cenderung rendah, karena pemilik
bisnis memiliki tugas sebagai karyawan bisnis itu sendiri.
 Tidak memerlukan proses administrasi hukum yang rumit, seperti ke notaris hukum,
dll.
Kelemahan Perusahaan Perseorangan
 Pemilik bisnis memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas
 Sumber modal terbatas
 Manajemen atau pengelolaan menjadi terganggu
 Kurang terjaminnya kelangsungan usaha

2. Persekutuan (Partnership)
Persekutuan adalah bentuk usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Bentuk usaha persekutuan ini
diantaranya Firma dan Persekutuan Komanditer (CV).
a. Firma
Firma adalah bentuk usaha yang dibiliki dua roang atau lebih dengan nama
bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada setiap
pemiliknya. Ciri- Ciri Firma:
 Setiap pemilik berhak menjadi pemimpin
 Tanggung jawab tanpa batas untuk semua risiko yang terjadi
 Akan selesai jika satu anggota mengundurkan diri dari anggota atau
meninggal
 Dalam suatu kegiatan bisnis selalu menggunakan nama bersama

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Jika ada hutang yang belum dibayar, setiap pemilik wajib melunasi
dengan aset pribadi
 Seorang anggota memiliki hak untuk membubarkan perusahaan
 Pembagian laba berdasarkan keaktifan anggota
Jenis-jenis Firma
1. Firma Dagang (Trading Partnership )
Firma dagang didirikan dan bergerak dalam  industri perdagangan.
Dimana kegiatannya berfokus pada membeli dan menjual barang
dagangan. Contohnya adalah vans , Nike , Diadora dan Crocs.
2. Firma Non Dagang / Jasa
Firma non dagang bergerak dalam industri jasa. Dimana kegiatannya
berfokus pada penjualan produk jasa yang berdasarkan keahlian. Sebagai
contoh firma jasa di Indonesia adalah Firma Hukum , Firma Akuntansi ,
Konsultan manajemen Dll.
3. Firma Umum (General Partnership)
Firma umum atau general merupakan firma dimana semua anggota /
sekutu yang berada didalamnya memiliki kekuasaan yang tidak terbatas.
Setiap anggota bertanggung jawab terhadap jalannya operasional
perusahaan. Serta segala bentuk kewajiban baik hutang maupun piutang
juga termasuk didalamnya.

4. Firma Terbatas (Limited Partnership)


Firma terbatas memiliki definisi dimana setiap anggota/sekutu yang
berada didalamnya tidak leluasa dan tidak memiliki kekuasaan yang bebas
terhadap perusahaan. Tanggung jawab dan kewajiban setiap anggota
dibatasi. Contoh dari firma ini adalah Firma Panghudi Luhur , Firma
Sumber Rezeki , Firma Multi Marketing , Firma Indo Eternity.

Kelebihan Firma:

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Sistem pengelolaan perusahaan lebih profesional karena terdapat
pembagian tugas yang jelas dalam setiap struktur organisasinya.

 Pemimpin yang dipilih didasarkan pada kemampuan dan keahliannya


masing-masing.

 Modal perusahaan relatif besar karena merupakan gabungan modal


yang disetorkan para anggotanya

 Mudah memperoleh pinjaman karena memiliki akta notaris.

 Semua pemilik modal harus aktif dalam pengelolaan jalannya


perusahaan.

 Pembagian keuntungan didasarkan pada ju.lah modal yang disetor.

Kekurangan perusahaan firma :

 Tanggung jawab setiap anggota tidak hanya terbatas pada modal


namun juga pada harta pribadi yang dimiliki.

 Jika perusahaan mengalami komdisi kebangkrutan maka kekeyaan


pribadi dapat ikut disita.

 Kerugian yang dialami oleh satu anggota maka semua anggota


akan ikut menanggungnya.

 Jika satu anggota terseret kasus hukummaka semua anggota akan


terkena imbasnya.

 Tidak terdapat pemisahan antara hak milik pribadi dan hak milik
perusahaan.

 Akan dapat menimbulkan terjadinya perselisihan jika terdapat


ketidakadilan dalam pembagian keuntungan

b. Persekutuan Komanditer (CV)


Persekutuan komenditer (CV) adlah bentuk usaha yang terdiri dari dua orang
atau lebih dengan modal terbatas dn terdiri dari orang-orang yang
bertanggung jawab mengatur perusahaan (sekutu aktif) dan orang-orang yang
memberikan modal saja (sekutu pasif).Keuntungan usaha merupakan

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
penghasian untuk CV sebagai wajib pajak badan, sedangkan penghasilan
investor merupakan penghasilan pembagian laba. Ciri-ciri CV:
 Modal lebih besar dibanding perseorangan
 Modal yang sudah disetor sulit untuk diambil kembali
 Terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu sekutu aktif dan
sekutu pasif.
 Sekutu aktif adalah anggota yang berperan menjalankan perusahaan.
 Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal usaha
tanpa turut serta dalam menjalankan perusahaan.
 Sekutu aktif memiliki tanggungjawab yang tidak terbatas
 Sekutu pasif memiliki tanggungjawab hanya sebesar modal yang
diserahkan

Jenis Persekutuan Komanditer

1. Persekutuan Komanditer Murni


Jenis Persekutuan Komanditer Murni ini merupakan bentuk
Persekutuan Komanditer yang didalamnya hanya terdapat satu sekutu
komplementer sedangkan sekutu lainnya merupakan sekutu
komanditer.
2. Persekutuan Komanditer Campuran
Bentuk CV ini merupakan jenis persekutuan yang berasal dari
firma dimana firma memerlukan modal tambahan.
Sekutu firma akan menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu
lainnya adalah sekutu komanditer.
3. Persekutuan Komanditer Bersaham
Jenis CV ini adalah bentuk persekutuan komanditer yang
mengeluarkan saham namun tidak diperjual belikan dimana sekutu
komplementer dan sekutu komanditer mengambil satu saham atau
lebih. Tujuan dari saham ini dikeluarkan adalah untuk mencegah

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
terjadi pembekuan modal karena di dalam persekutuan komanditer
yang tidak mudah untuk menarik modal yang telah diserahkan

Kelebihan Perusahaan CV
 Kemampuan manajemen dalam perusahaan CV pastinya akan lebih besar.
 perusahaan CV akan lebih mudah dalam mendapatkan modal usaha,
karena pihak kreditur akan lebih mudah dalam mempercayai perusahaan
CV.
 Perusahaan CV juga akan lebih mudah dalam mendapatkan modal karena
badan usaha CV atau Persekutuan Komanditer ini sudah sangat terkenal
di Indonesia.
 Perusahaan CV juga akan lebih mudah untuk berkembang dan
pengelolaannya pun bisa lebih baik, karena manajemen yang ada akan
diduduki oleh mereka yang sudah ahli atau sudah dipercaya oleh sekutu
lain.
 Setiap risiko kegagalan yang terjadi saat menjalankan usaha akan
ditanggung bersama-sama dengan sekutu lainnya.
Kekurangan Perusahaan CV
 Setiap anggota aktif yang ada pada perusahaan CV mempunyai tanggung
jawab yang tidak terbatas
 Tidak menentunya kelangsungan hidup pada perusahaan CV. Ketiga,
sulitnya menarik modal atau dana yang sudah disetorkan.
 Rentan terjadi konflik antar tiap pemodal.
Perhitungan Pajak Bentuk Usaha Persekutuan (CV, Firma)

• Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, pengenaan pajak


Wajib Pajak Badan dikenakan pada laba sebelum pembagian dividen kepada
pemegang saham.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
• Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan Pasal 4 Ayat 3i
“Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif dikecualikan
dari objek pajak.” 

3. Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan terbatas merupakan bentuk usaha berupa badan huku resmi yang dimiliki
minmimal oleh dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada
perusahaan tanpa melibatkan harta pribadi. Dalam perseroan pemilik modal tidak
harus menjalankan perusahaan karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik
modal sebagai pemimpin. Ciri-Ciri Perseoran Terbata (PT):
 Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak
modal saham yang ditanamkan
 Modal dan ukuran perusahaan besar
 Dapat dipimpin oleh orang yang bukan memiliki saham
 Keuntungan usaha akan dikenai WP Badan sedangkan kentungan usaha
setelah di potong pajak dibagikan kepada pemegang saham (dividen) akan
dikenakan pajak pribadi
 Terjadi pajak berganda
 Sulit untuk dibubarkan karena merupakan badan hukum yang legal
Jenis-Jenis Perseroan Terbatas
1. Perseroan Terbatas Terbuka
Perseroan Terbatas Terbuka (TBK) atau yang sering disebut dengan PT yang
sudah go-public atau Initial Public Offering (IPO) karena penyetoran modal
didalamnya bersifat terbuka untuk para masyarakat. Jenis PT ini akan menjual
sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal.

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Beberapa contoh perusahaan PT TBK adalah PT. Bank Bank Central Asia
Tbk., PT Bank Bank Central Asia Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
Tbk., PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., dll.
2. PT Tertutup
Berbanding terbalik dengan PT TBK, PT tertutup adalah jenis PT yang tidak
melakukan aktivitas jual-beli sahamnya untuk masyarakat luas. Modal yang didapat
dari jenis PT ini bisa dari kalangan tertentu saja, seperti dari sahabat, keluarga,
kerabat, dll. Beberapa contoh perusahaan PT tertutup adalah Salim Group, Bakrie
Group, Sinar Mas Group, Lippo Group, dll.
3. PT Kosong
PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin
lainnya, tapi belum memiliki kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan
perusahaan. Beberapa contoh dari perusahaan PT Kosong adalah PT Sarana
Rekatama Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam Air, PT Semen Kupang, PT Bayur
Air, dll
4. PT Domestik
PT domestik adalah jenis PT yang sudah berdiri dan menjalankan operasional
perusahaannya di dalam negeri dan harus mengikuti seluruh aturan yang berlaku di
dalam negeri.
5. PT Perseorangan
PT perseorangan adalah jenis PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang dan
dimiliki oleh satu orang saja. Orang tersebut juga akan berperan langsung sebagai
direktur perusahaan. Jadi, orang tersebut memiliki kekuasaan tunggal, dimana dia
akan menguasai seluruh wewenang direktur dan RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham)
6. PT Asing
PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain
dengan mengikuti dan menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut.
Tapi, jika ada orang asing yang membangun perusahaan PT di dalam negeri, maka

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
perusahaan atau para investor di dalamnya harus mengikuti dan menjalankan
perusahaan sesuai dengan undang-undang yang berlaku di dalam negeri.

Kelebihan Perseroan Terbatas


 Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin dibandingkan dengan perusahaan
persekutuan.
 Tanggungjawab pemilik perusahaan perseroan bersifat terbatas pada jumlah modal
saham yan dimilikinya.
 Struktur organisasinya lebih solid.
 Adanya pembagian keuntungan berupa deviden bagi para pemegang saham.
 Lebih mudah dalam mendapatkan modal usaha.
 Terdapat pemisah antara kekayaan pemilik dan kekayaan perusahaan.
 Memiliki kemudahan dalam mencari pegawai atau tenaga kerja perusahaan.
Kekurangan Perseroan Terbatas
 Tidak terjaminnya kerahasiaan perusahaan.
 Jumlah pajak yang dibayar cukup besar.
 Modal perusahaan seperti biaya pendirian dan biaya organisasi lebih besardari pada
persekutuan.
 Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada pemilik saham dan pengurus
perusahaan.
 Kepemilikan perusahaan mudah untuk berpindah tangan.
 Banyak peraturan pemerintah yang mengikat serta harus terpaku pada regulasi
pemerintahan yang berkuasa.
Perhitungan Pajak Perseroan Terbatas
• Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, pengenaan pajak
Wajib Pajak Badan dikenakan pada laba sebelum pembagian dividen kepada
pemegang saham.
• Tarif pengenaan WP Badan sebesar 25% (Pasal 17 ayat 1b)

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
• Bedasarkan Tarif PPh Pasal 17 Ayat Pada saat penghasilan tersebut ditransfer ke
pemegang saham sebagai dividen, maka atas pembagian tersebut dikenakan pajak
lagi 10% (Pasal 17 Ayat 2c)

4. Koperasi
Pengertian koperasi menurut UU Nomor 25 tahun 1992 adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
yang berdasarkan atas azas kekeluargaan. Secara umum, kewajiban perpajakan
koperasi meliputi:
 Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan/atau PKP
 Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan Badan
 Melakukan Pemotongan Pajak Penghasilan
 Melakukan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai
Setalah mendapat NPWP koperasi simpan pinjamn mempunyai kewajiban pajak
penghasilan. Jenis pajak yang dikenakan adalah PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh
Pasal 25/29 dan PPh Final Pasal 4 (2). Penghasilan koperasi ang menjadi objek
pajak:
1) Bunga Simpanan Koperasi
Bunga simpanan koperasi adalah bunga yang diberikan pada anggota atas
simpanan wajib dan simpanan sukarela yang ia setorkan. Aturan hukum yang
mengatur:
 PP Nomor 15 Tahun 2009 Pasal 1 “Penghasilan berupa bunga simpanan
yang dibayarkan oleh koperasi yang didirikan di Indonesia kepada anggota
koperasi orang pribadi dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final.”
 PP Nomor 15 Tahun 2009 Pasal 2 Besarnya Pajak Penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 adalah:
a. 0% (nol persen) untuk penghasilan berupa bunga simpanan
sampai dengan Rp240.000,00 (dua ratus empat puluh ribu
rupiah) per bulan; atau

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
b. 10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto bunga untuk
penghasilan berupa bunga simpanan lebih dari Rp240.000,00
(dua ratus empat puluh ribu rupiah) per bulan.
 PMK nomor 112/PMK/03/2010 tentang tata cara pemotongan,
penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan atas bunga simpanan
yang dibayarkan oleh koperasi pada anggota koperasi Orang Pribadi.
2) Pajak Penghasilan atas Koperasi
Penghasilan atas usaha koperasi bisa dikenakan PPh Pasal 25/29 atau PPh
Final Pasal 4 ayat (2).  Dalam perhitungan pajak penghasilan ama seperti
bentuk badan usaha lainnya

3) Sisa Hasil Usaha (SHU)


SHU merupakan laba yang diberikan pada anggota atas simpanan
pokoknya. Pembagian SHU ini tergantung pada laba yang diperoleh koperasi
tersebut sehingga tidak dijanjikan kepada anggota di awal mendaftar.
Dasar hukum pembagian SHU adalah Pasal 4 ayat 1g,UU PPh Pasal
17 Ayat 2c dan PMK nomor 111/PMK.03/2010 tentang cara pemotongan,
penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan atas dividen yang diterima atau
diperoleh wajib pajak Orang Pribadi. Maka, SHU ini dikenakan pajak
penghasilan sebesar 10% dari jumlah bruto dan bersifat final.
4) PPh 21
Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan.
5) PPh 23
 bunga, royalti, hadiah: tarif 15%

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
 Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta kecuali sewa dan
penghasilan lain sehubungan dengan pengggunaan harta yang telah dikenai
Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2): tarif 2%
 Imbalan jasa selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2 Undang-undang PPh: tarif
2%

5. Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
Pengakuan penghasilan dan biaya pada yayasan sama dengan badan usaha
lainnya begitupun dengan tarif pajak penghasilannya. Kegiatan usaha yayasan yang
mendapatkan perlakuan khusus, antara lain:
 Mendapat fasilitas pembebasan bea masuk dan cukai dengan
mengajukan permohonan untuk dapat ditetapkan sebagai badan atau
lembaga yang mendapat fasilitas pembebasan bea masuk
 Dikecualikan dari kewajiban pembayaran atau pemungutan PPh atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan
 Pelaksanaan pengakuan sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan
atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan atau
bidang penelitian dan pengembangan dikecualikan dari objek pajak
penghasilan.

C. Contoh Kasus
Untuk mengetahui bersar perbedaan beban pajak penghasilan menurut bentuk badan
usaha dapat dilihat ilustrasi sebagai berikut:
2. Perusahaan Perseorangan

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Kita asumsikan, perseorangan tersebut menggunakan PPh tarif umum
progresif dan memiliki status kawin 3 anak atau K/3 (Rp 72.000.000) :

pada saat penghasilan tersebut didistribusikan kepada pemilik (owner) dalam bentuk dividen, maka
tidak akan dikenakan pajak lagi sebagai berikut :

Beban pajak (%) = ((131.600.000 + 0)/ 700.000.000 ) x 100% =18,8 %

3. Perseroan Terbatas

Pada saat penghasilan tersebut didistribusikan kepada pemegang saham dalam


bentuk dividen, maka dikenakan pajak lagi atas dividen tersebut sebesar 10% (PPh
Final) untuk WPOP (Wajib Pajak Orang Pribadi), sebagai berikut :

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
4. CV/Firma
Berikut ilustrasi perhitungan pajak CV/Firma. Kita asumsikan, perseroan
menggunakan PPh tarif umum yang belaku sebesar 25% :

Pada saat penghasilan tersebut didistribusikan kepada pemilik, maka atas


pembagian tersebut tidak dikenakan pajak penghasilan lagi sebagai berikut:

Secara komparatif, beban pajak yang harus ditanggung investor / pengusaha dari
ketiga bentuk badan usaha diatas adalah sebagai berikut :

Keterangan PT CV/FIRMA PERSEORANGAN

Laba Bersih Rp 700.000.0000 Rp 700.000.000 Rp 700.000.000


Sebelum Pajak

Beban Pajak (Rp) Rp 227.500.000 Rp 175.000.000 Rp.131.600.000

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Beban Pajak (%) 33% 25% 18,8%

Dari perhitungan dan analisis data di atas, ada beberapa poin penting yang perlu kita cermati :
1. Bisnis dalam bentuk perseorangan bisa memberikan penghematan pajak yang jauh lebih
besar daripada bentuk badan usaha lainnya. Ada beberapa faktor yang membuat pajak nya
menjadi lebih hemat dikarenakan adanya fasilitas pengurang pajak seperti tarif Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) dan Biaya Jabatan yang tidak diatur dalam bentuk badan usaha
lainnya. Namun, kita tidak boleh tergesa-gesa mengambil keputusan atas dasar
pertimbangan ingin menghemat pajak semata. Harus memperhatikan pertimbangan lain.
2. Beban pajak yang ditanggung investor / pengusaha melalui persekutuan (CV dan Firma)
ternyata lebih kecil dari beban pajak yang ditanggung oleh badan usaha PT.
3. Pemilihan badan usaha bisa dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan oleh para
investor/ pengusaha untuk menghemat beban pajak. Namun, persoalan pajak bukan satu-
satunya pertimbangan dalam mengambil keputusan bisnis.
4. Pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan bisnis modern, juga harus
mengakomodasi masalah permodalan, risk management, lingkungan hidup, business &
market development, serta hak dan kewajiban lainnya yang timbul dari pemilihan bentuk
badan usaha tersebut.

D. Daftar Pustaka
Kementrian Keungan, 2008. “PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 250/PMK.03/2008”,
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/250~PMK.03~2008Per.HTM, diakses pada 10 Maret
2021 pukul 14.25
Salsalina, Ita. 2006. “Analisis Pemilihan Bentuk Usaha yang Tepat” dalam Jurnal Ilmiah
Akuntansi. Volume 5 (Hlm 37-46). Bandung: Media Neliti.
Direktorak Jendral Pajak,2008. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008”,
https://www.pajak.go.id/id/undang-undang-nomor-36-tahun-2008, diakses pada 15 Maret 2021
pukul 19.18
Direktorak Jendral Pajak,2013. “Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013”,
”https://www.pajak.go.id/id/peraturan-pemerintah-nomor-46-tahun-2013, diakses pada tanggal 15
Maret 2021 pukul 19.30
Direktorak Jendral Pajak. “Ada Pilihan Bagi Wajib Pajak” ”https://www.pajak.go.id/id/artikel/ada-
pilihan-bagi-wajib-pajak, diakses pada tanggal 15 Maret 2021 pukul 21.00

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id
Direktorat Jendral Pajak. “Laba Yayasan Pendidikan Bebas Pajakkah?”,
https://pajak.go.id/id/artikel/laba-yayasan-pendidikan-bebas-pajakkah, diakses pada tanggal 15
Maret 2021 pukul 21.45
Kementrian Keungan, 2009. “Peranturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2009”,
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/15TAHUN2009PP.htm, diakses pada tanggal 15 Maret
2021 pukul 22.00

2021 Perencanaan Pajak Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Feber Sormin,SE.,M.Ak.,Ak.,CA http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai