MODUL PERKULIAHAN
Kode – P322130002
Perencanaan Pajak
CPMK-11
Pemilihan Bentuk Usaha
Abstrak Indikator
01
Feber Sormin, S.E., M.Ak., Ak., CA
Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang.
Berdasarkan macamnya, Perseroan Terbatas ada dua macam yaitu:
1) Perseroan Terbatas Tertutup atau Perseroan Terbatas Biasa, dan
2) Perseroan Terbatas Terbuka yaitu Perseroan Terbatas yang melakukan
penawaran umum sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal.
Contoh kasus:
Net income before tax Rp 600.000.000
Corporate tax (PPH Badan) 25% Rp 150.000.000
Net income after tax Rp 450.000.000
Pajak atas dividen 10% (pph final) Rp 45.000.000
Return yang diterima pemegang saham Rp 405.000.000
% beban pajak (total tax/net income) = (150.000.000 + 45.000.000) X 100%
600.000.000
= 32,5%
Secara total investor yang merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi akan terbebani
pajak keuntungan yang diperoleh dari badan usaha PT sebesar 32,5%.
Firma adalah bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan
badan usaha dengan menggunakan nama bersama. Istilah ini berasal dari bahasa
Belanda “vennootschap onder firma” yang artinya “perserikatan dagang antara
beberapa perusahaan.”
Kelebihan Firma
Sistem pengelolaan Fa lebih profesional karena adanya pembagian tugas
yang jelas untuk setiap struktur organisasi.
Modal awal membangun badan usaha cukup besar karena berasal dari
harta setiap anggota yang tergabung dalam badan usaha.
Pemilihan pemimpin badan usaha berdasarkan kemampuan dan keahlian
masing-masing anggota. Bahkan, ada Fa yang memiliki lebih dari satu
pemimpin.
Pembagian keuntungan berdasarkan modal awal yang disetor sehingga
sistem ini menyerupai penanaman saham. Namun bedanya, semua
anggota yang menanamkan modal di Fa berhak aktif mengelola usaha.
Fa lebih mudah mendapatkan pinjaman modal karena adanya akta notaris.
Keputusan badan usaha didasarkan dari pertimbangan seluruh anggota.
Kekurangan Firma
Jika mengalami kebangkrutan, kekayaan dan aset pribadi dapat menjadi
barang sitaan untuk menjamin kerugian perusahaan.
Sebagai salah satu jenis badan usaha, maka Firma harus memiliki NPWP atau
nomor pokok wajib pajak sebagai salah satu syarat pendirian. NPWP ini
merupakan NPWP badan, dan bukan NPWP pemilik.
Pada dasarnya, Fa dikenakan pajak penghasilan yang terdiri dari:
PPh 21
PPh 22
PPh 23
PPh 25
PPh 26
PPh 29
PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh 15
Jika badan usaha Fa mengukuhkan dirinya sebagai PKP, artinya wajib
menambahkan PPN pada tiap transaksi yang terjadi dan wajib menerbitkan faktur
pajak atas transaksi tersebut.
Namun jika belum mengukuhkan sebagai PKP, Firma tidak dikenakan PPN
melainkan pajak usaha lainnya, seperti PPh Final PP 23/2018 dengan tarif
sebesar 0,5%.
Tidak lupa juga, badan usaha firma wajib melaporkan pajak penghasilan usaha
melalui SPT Tahunan PPh Badan. Berdasarkan UU HPP terbaru, badan usaha
dikenakan tarif PPh sebesar 22% yang mulai berlaku pada tahun pajak 2022. Jika
Fa merupakan UMKM, akan diberikan insentif penurunan tarif sebesar 50% sesuai
Pasal 31E.
Gambar 1 Koperasi
Peraturan-peraturan yang menjadi dasar hukum perpajakan untuk koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1. UU No. 6 Th 1983 stdtd UU No. 16 Th 2009 tentang Ketentuan Umum Perpajakan
Koperasi dapat dikelompokkan sebagai Wajib Pajak Badan sedangkan UKM dapat
berbentuk badan usaha dan perorangan. Kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM,
yaitu bagian pertama, Kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM yang berbentuk
badan usaha dan bagian kedua Kewajiban perpajakan bagi UKM yang berbentuk
perseorangan.
Secara umum kewajiban perpajakan bagi Koperasi dan UKM sebagai badan adalah
sebagai berikut:
1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan atau PKP;
Koperasi dan UKM sejak memperoleh status badan hukum, sudah
memenuhi syarat subketif dan obyektif sebagai wajib pajak oleh karena itu sejak
adanya pengesahan badan hukum baik koperasi dan UKM yang bersangkutan
Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Pajak (KP2KP) tempat Koperasi
atau UKM terdaftar.
a) PPh Pasal 4 ayat (2)
PPh Pasal 4 ayat (2) adalah pajak atas penghasilan yang berasal dari
sumber-sumber tertentu dan pengenaan bersifat final (penghitungan PPh-nya
selesai setelah dibayarkan), misalnya:
Penghasilan dari bunga simpanan yang dibayarkan oleh Koperasi kepada
anggota koperasi Orang Pribadi,
Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan,
Penghasilan dari jasa konstruksi dan
Penghasilan dari hadiah undian.
Beberapa fasilitas insentif PPH dan yang dikecualikan dari pajak dalam UU PPH No
36 Tahun 2008 yang berlaku bagi koperasi antara lain:
a. Yang dikecualikan dari objek pajak adalah harta hibahan dan bantuan atau
sumbangan kepada koperasi, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha,
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan diantara pihak-ihak yang bersangkutan
(pasal 4 ayat 3 huruf a UU PPh No 36 tahun 2008)
b. SHU yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya, tidak dipotong PPh
Pasal 23 (pasal 23 ayat 4 huruf f UU PPh No 36 tahun 2008)
c. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh Perseroan Terbatas
sebagai WPDN, Koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat:
1. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan, dan
2. Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik
Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor dan
harus mempunyai usaha aktif diluar kepemilikan saham tersebut.
d. Berdasarkan PP No 15 tahun 2009 PPh tentang bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota koperasi perorangan, besarnya PPh Final adalah:
1. 0% untuk penghasilan berupa Bunga simpanan sampai dengan Rp 240 ribu
perbulan
2. 10% dari jumlah bruto bunga untuk penghasilan berupa bunga simpanan lebih
dari Rp 240 ribu per bulan
e. Tarif baru bagi UMKM
Insentif ini khusus UMKM berbadan hukum yang memiliki omzet dibawah Rp 4,8
M pertahun atau Rp 400 juta per bulan. Kemudahan tariff 0,5% dari omzet mulai
berlaku Juli 2018 yang sebelumnya tariff 1%.
f. PP No. 1 tahun 2007 dan No 62 tahun 2008 tentang fasilitas PPh untuk
penanaman modal dibidang-bidang usaha tertentu dana atau di daerah daerah
tertentu
2. Menyetorkan dan Melaporkan Pajak Penghasilan baik dari Pemotongan /
Pemungutan yang dilakukan maupun atas PPh badan (koperasi) maupun Pajak
Lainnya;
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/abdimas
Waluyo. 2017. Perpajakan Indonesia Buku 1. Jakarta. Salemba Empat.
https://www.online-pajak.com/seputar-efiling/badan-usaha-firma
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
Waluyo. 2016. Akuntansi Pajak. Jakarta. Salemba Empat.
Undang – Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
Marosono & Muamarah, Hanik Susilawati. “Penghasilan Yayasan Keagamaan Objek
Pajak?”. Jurnal Kuat: Keuangan dan Akuntansi Terapan Volume 1, Nomor 1, Maret
2019 : Hal 49-56
Suandi, E. 2011. Perencanaan Pajak. Jakarta. Salemba Empat
Pohan, C. A. 2013. Manajemen perpajakan. Jakarta. Gramedia