SULTAN AGUNG
PEMATANG SIANTAR
Ujian Akhir Semester ( UAS ) Ganjil
T.A.2021.2022
Nim : 21105934
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2
Bab 1
Pendahu
luan
Saat ini, bisnis dan pajak tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Di mana ada
mana pun ada bisnis di situ ada pajak yang mewakili kepentingan negara.
Semua kegiatan berbisnis tidak akan luput dari kewajiban pajak. Untuk
penyerahan barang dan atau jasa yang dilakukan akan ada kewajiban
seperti membuat Faktur Pajak, mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) kemudian
menyetorkannya ke kas negara melalui bank persepsi atau kantor pos dan
Pajak memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam bisnis. Artinya pajak
3
pajak? Negara perlu memungut pajak karena untuk Komponen APBN yaitu
belanja gaji pegawai negeri, TNI dan POLRI, belanja barang/jasa, belanja
anak usia sekolah, TNI menjaga keamanan negara dari serangan musuh,
1.Pajak- pajak apa saja yang dikenakan dalam dunia bisnis. 2.Pengertian
dan dasar hukum dari jenis-jenis pajak. 3.Permasalahan apa saja yang
4
Bab II
Pembahasan
dan tata cara perpajakan adalah "kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
bermacam-macam pajak yang berlaku dalam dunia bisnis, Adapun pajak-pajak yang
5
3. Pajak Bumi dan Bangunan(PBB)
1. Pajak Penghasilan
keuntungan tetapi keuntungan yang akan dan telah diperoleh tidaklah dapat
dinikmati seutuhnya, oleh karena baik penghasilan maupun keuntungan setiap orang
1. Penghasilan dari pekerjaan, baik dalam hubungan kerja maupun atas pekerjaan
diterima subjek pajak karena bekerja pada pemberi kerja, seperti karyawan suatu
pekerjaan bebas yaitu penghasilan yang diterima subjek pajak karena menjalankan
usaha yang bebas yang tidak berkaitan pada pemberi kerja tertentu tetapi
pekerjaan
6
karena profesinya, seperti pekerjaan bebas seorang akuntan public, pekerjaan
misalnya laba atau Sisa Hasil Usaha (SHU), baik dari usaha perseorangan,
3. Penghasilan dari modal yaitu penghasilan dari harta gerak, harta tidak bergerak,
dan harta yang dikerjakan sendiri. Misalnya bunga dari deposito, tabungan, atau
Menurut Pasal 4 Ayat (3) UU No. 10 Tahun 1994, pengecualian sebagai objek pajak
1. Bantuan atau sumbangan, harta hibahan yang diterima keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan oleh badan keagamaan atau badan social
atau pengusaha kecil termasuk koperasi, sepanjang tidak ada hubungannya dengan
bersangkutan.
2. Harta termasuk setoran yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham atau
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna, dan
5. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
1) PPh Pasal 21
2) PPh Pasal 22
3) PPh Pasal 23
4) PPh Pasal 24
5) PPh Pasal 25
8
1. PPh Pasal 21PPh Pasal 21 merupakan pengenaan pajak terhadap penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari pekerjaan dalam hubungan kerja (karyawan,
dengan kata lain dikenakan terhadap gaji, upah, honorarium, tunjangan, atau
pembayaran lainnya.
pajak terhadap penghasilan dari kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha
di bidang lain yang memperoleh pembayaran untuk barang dan/atau jasa dari
3. PPh Pasal 23PPh Pasal 23 mengatur tentang pengenaan dan pemungutan pajak
atas penghasilan modal yang diperoleh atau diterima Wajib Pajak dalam negeri
dalam suatu tahun pajak .Objek atau penghasilan dari modal tersebut dapat
teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain.
4. PPh Pasal 24PPh Pasal 24 merupakan pajak yang dibayar atau terutang di
luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh
Seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 yang mulai berlaku
9
tanggal 1 Juli 1984 dan terakhir diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000.Pengertian
dari Pajak Pertambahan Nilai adalah golongan pajak yang dikenakan atas konsumsi
suatu barang ataupun jasa tertentu di daerah pabean Indonesia. Dengan demikian
apabila suatu barang diproduksi di daerah pabean Indonesia tetapi tidak dikonsumsi
di Indonesia atau dilakukan ekspor , maka atas ekspor barang tersebut terkena tarif
sebesar 0% (nol persen). Dari pengertian di atas jelas bahwa ada 6 (enam) kegiatan
2. Impor BKP. Artinya siapa pun yang memasukkan BKP ke dalam daerah pabean
10
- Penyerahan dilakukan di daerah pabean
Bumi dan Bangunan adalah salah satu jenis pajak yang dikenakan terhadap objek
berupa bumi dan /atau bangunan. Oleh karena jenis pajak ini mengenakan pajak
terhadap bumidan bangunan, maka kalangan dunia usaha atau bisnis juga sering
Dunia bisnis yang sering kali mengantisipasi masalah ini adalah bisnis di bidang
property serta bisnis yang berkaitan dengan masalah tanah dan bangunan lainnya.
Untuk itu beberapa termonologi yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 1994
• Bumi : permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya .Pengertian
permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah
Indonesia.
• Bangunan : konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada
lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan
bangunan tersebut, jalan TOL, kolam renang, pagar mewah, tempat olah raga,
• Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) : harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual
11
beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli.
Sistem pemungutan pajak adalah suatu cara yang dipakai untuk menghitung
besarnya pajak yang perlu dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara. Dengan kata
lain, sistem ini menjadi metode untuk mengelola utang pajak yang bersangkutan
Sistem pemungutan pajak sendiri diatur dalam Undang-Undang No.10 tahun 1994,
dengan pembahasan dan aturan segala hal yang terkait dengan subjek maupun
objek pajak.
Dengan inti dari aturan tersebut yaitu sistem perlu menerapkan asas domisili serta
asas sumber sekaligus atau dengan satu waktu. Perpajakan di Indonesia melakukan
pemberlakuan terhadap kedua asas tersebut sebagai aset penting guna menambah
devisa negara.
Setiap negara di dunia memiliki sistem dan metode yang berbeda, sedangkan
Indonesia memiliki 3 sistem yang berlaku. Untuk lebih lengkapnya, mari ulas satu
besaran pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak yang bersangkutan secara
mandiri. Berarti, wajib pajak berperan aktif dalam perhitungan, pembayaran, serta
pelaporan pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau dengan sistem administrasi
12
online resmi dari pemerintah.
Contoh sistem pemungutan pajak dari self assessment system, yakni jenis pajak
PPN serta PPh. Sistem pemungutan yang telah berlaku sejak masa reformasi yaitu
1983 hingga saat ini yang berlaku untuk jenis pajak pusat. Sementara itu melalui
sistem ini, pemerintah berperan sebagai pengawas dari kegiatan perpajakan dari
wajib pajak.
Akan tetapi, dengan adanya kemudahan dan keleluasaan bagi para wajib pajak,
beberapa konsekuensi dapat terjadi dalam self assessment system. Hal ini karena
segala perhitungan hingga pelaporan dilakukan oleh wajib pajak, maka wajib pajak
pun berusaha untuk melakukan penyetoran sekecil mungkin. Bahkan, ada pula
Wajib pajak memiliki peran aktif untuk menyelesaikan kewajiban pajak, mulai dari
Pemerintah tidak harus menerbitkan surat ketetapan pajak, kecuali ketika wajib
pajak telat melapor, telat membayar utang, maupun terdapat kewajiban pajak yang
perpajakan sebagai pemungut pajak. Dengan sistem official assessment, wajib pajak
memiliki sifat pasif dan pajak terutang pun ada ketika fiskus mengeluarkan surat
13
ketetapan pajak. Contoh sistem pemungutan pajak yang satu ini yakni dalam
pelunasan Pajak Bumi Bangunan (PBB) maupun jenis pajak daerah lainnya. Hal
tersebut karena ketika membayar PBB, KPP menjadi pihak yang menerbitkan surat
ketetapan pajak yang berisikan besaran PBB terutang di setiap tahun. Dengan
demikian, wajib pajak tak perlu lagi melakukan perhitungan pajak terutang. Wajib
pajak hanya perlu melunasi PBB dengan jumlah yang sesuai dengan Surat
Pembayaran Pajak Terutang (SPPT) yang diterbitkan oleh KPP tempat objek pajak
terdaftar.
adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya.
Tarif pajak biasanya berupa persentase (%). Dasar Pengenaan Pajak adalah nilai
berapa uang yang dijadikan untuk menghitung pajak yang terutang. Secara
1. Tarif proporsional(a proportional tax rate structure) yaitu tarif pajak yang
2. Tarif regresif / tetap (a regresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan selalu
3. Tarif progresif (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan semakin naik
14
4. Tarif proporsional(a proportional tax rate structure) yaitu tarif pajak yang
5. Tarif regresif / tetap (a regresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan selalu
6. Tarif progresif (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan semakin naik
7. Tarif degresif ( a degresive tax rate structure) yaitu kenaikan persentase tarif
pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.
Tarif Pajak yang berlaku untuk Pajak Penghasilan di Indonesia adalah tarif
Sedangkan untuk Pajak Pertambahan Nilai berlaku tarif pajak proporsional yaitu
10%. Tarif pajak tersebut dipungut sesuai dengan pengelompokan jenis-jenis pajak
di bawah ini:
Pengelompokan Pajak
1) Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
2) Menurut sifatnya
15
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan digunakan
Pajak Daerah terdiri atas: • Pajak Provinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan
• Pajak Kabupaten/Kota, contoh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan.
membiayai pembangunan.
kebijakan fiskal antara lain penggunaan pajak bea masuk untuk menekan
impor.
16
3. Fungsi stabilitas Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk
dalam daerah provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota yang bersifat otonom
UndangUndang Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Adapun yang terkait dengan Pajak
• Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut Pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan
17
oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang
• Badan, adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap,
18
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata dunia bisnis tidak bisa
dilepaskan dari aspek perpajakan. Pajak dan bisnis dikatakan sebagai satu mata
uang dengan dua sisi yang saling berkaitan satu sama lain. Berkembang tidaknya
dunia bisnis tentu akan dipengaruhi oleh aspek perpajakan yang berlaku. Begitu pun
dengan penerimaan pajak, akan berhasil bila dunia bisnis berkembang dengan baik.
bermacam-macam pajak yang berlaku dalam dunia bisnis. Jenis-jenis pajak tersebut
sering menjadi masalah dalam dunia bisnis saat ini, jenis-jenis pajak tersebut antara
lain seperti Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Bumi dan
Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak atas Bea Materai.
3.2 Saran
Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang selalu ada dalam setiap kehidupan
manusia yang mana kegiatan tersebut tidak bisa lepas dari adanya aspek
perpajakan, untuk itu ,kita sebagai mahasiswa ekonomi yang merupakan caloncalon
ekonom dan pebisnis atau pun entrepreneur masa depan, haruslah mampu untuk
mendalami dan mengerti, bahkan bisa mengaplikasikan aspek pajak yang berkaitan
19
DAFTAR PUSTAKA
20