Anda di halaman 1dari 7

KTSP K

& e
K-13 l
a
s

ekonomi XI

KETENAGAKERJAAN

Semester 1 Kelas XI SMA/MA – KTSP & K-13

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami pengertian ketenagakerjaan
dan pengangguran, komposisi penduduk dan ketenagakerjaan, dan sistem upah di Indonesia.

A. PENGERTIAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN


Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Ketenagakerjaan
dikatakan,“Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja”. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan, ketenagakerjaan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan
pekerja/buruh, baik menyangkut hal-hal yang ada sebelum masa kerja (pre-employment),
selama masa kerja (during-employment), maupun sesudah masa kerja. Selain itu, jaminan
mendapatkan pekerjaan juga diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 yang
menyatakan “setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.”

Pembicaraan mengenai ketenagakerjaan tidak terlepas dari masalah kesempatan kerja,


tenaga kerja, dan angkatan kerja. Hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia tidak
mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup untuk menampung angkatan kerjanya.
Kurangnya lapangan kerja merupakan masalah yang harus ditangani dengan sungguh-

1
sungguh sebab seseorang harus memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari.

B. KOMPOSISI PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN


Sebelum membahas kesempatan kerja, tenaga kerja, dan angkatan kerja ada baiknya
terle-bih dahulu kita membahas jumlah penduduk. Jumlah penduduk adalah banyaknya
orang yang mendiami suatu wilayah negara. Dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan,
penduduk suatu negara dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok penduduk
usia kerja (tenaga kerja) dan kelompok penduduk bukan usia kerja.

a. Penduduk Usia Kerja dan Bukan Usia Kerja


Penduduk usia kerja (tenaga kerja) adalah penduduk yang berumur 15 tahun ke atas
untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sementara di negara-negara maju,
penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun. Penduduk
bukan usia kerja adalah penduduk yang berumur 0 hingga 14 tahun yang berlaku di
negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sementara untuk negara-negara maju
penduduk bukan usia kerja adalah mereka yang berumur 0 hingga 14 tahun dan mereka
yang berumur 64 tahun ke atas.

b. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja


Tenaga kerja dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok angkatan kerja dan
kelompok bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yakni
15 tahun ke atas, baik yang bekerja maupun tidak bekerja. Kelompok ini biasa disebut
sebagai kelompok usia produktif. Namun, tidak semua angkatan kerja dalam suatu
negara mendapat kesempatan bekerja. Mereka inilah yang disebut sebagai penganggur.
Penganggur adalah penduduk yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru. Sementara golongan bukan angkatan kerja adalah
pelajar, mahasiswa, dan ibu rumah tangga. Untuk memudahkan pemahaman mengenai
hal ini, perhatikan bagan berikut.

2
Penduduk

Usia Kerja Di Luar Usia Kerja

Di Bawah Usia Kerja Di Atas Usia Kerja

Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja

Bekerja Pengangguran

Bekerja Penuh Setengah Menganggur

Dalam analisis ekonomi, diperlukan alat ukur untuk menilai tingkat partisipasi angkatan
kerja dengan penduduk usia kerja. Sebagian penduduk usia kerja menjadi ibu rumah
tangga, penduduk yang masuk sekolah, atau penerima pendapatan yang digolongkan
ke dalam penduduk bukan angkatan kerja. Untuk mengetahui perbandingan antara
angkatan kerja dan penduduk usia kerja, digunakan rumus berikut.

Jumlah penduduk bekerja


Angka Partisipasi Angkatan Kerja = × 100%
Jumlah penduduk

Untuk mengetahui rasio ketergantungan atau Dependency Ratio (DR) digunakan rumus
berikut. Makin tinggi dependency ratio, makin besar tanggungan penduduk produktif.

Penduduk di luar usia kerja (PLUK)


DR = × 100%
Penduduk usia kerja (PUK)

C. PENGANGGURAN
Pengangguran dapat dikelompokkan menurut faktor penyebab terjadinya dan menurut
lama waktu kerjanya. Berdasarkan faktor penyebabnya, pengangguran dibagi menjadi
beberapa jenis berikut.
a. Pengangguran musiman, yaitu pengangguran yang terjadi akibat pergantian atau
perubahan musim.

3
b. Pengangguran siklis, yaitu pengangguran yang terjadi akibat krisis ekonomi sehingga
terjadi pemutusan hubungan kerja.
c. Pengangguran deflasioner, yaitu pengangguran terjadi akibat jumlah tenaga kerja
lebih tinggi dari lowongan yang tersedia.
d. Pengangguran voluntary, yaitu pengangguran yang terjadi akibat orang memilih
tidak bekerja padahal masih mampu bekerja.
e. Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang terjadi akibat perubahan
struktur ekonomi suatu negara.
f. Pengangguran teknologi, yaitu pengangguran yang terjadi akibat kemajuan
teknologi sehingga tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin.
g. Pengangguran friksioner, yaitu pengangguran terjadi akibat perbedaan permintaan
tenaga kerja dengan penawaran yang tersedia.

Super "Solusi Quipper"


Pengelompokkan pengangguran berdasarkan faktor penyebabnya:
MuSik De Vol STeF

Berdasarkan lama waktu kerja, pengangguran dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu
pengangguran terbuka, setengah menganggur, dan pengangguran terselubung.

a. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)


Pengangguran terbuka adalah situasi di mana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha
mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka bisa disebabkan oleh ketidaktersediaan
lapangan kerja, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan,
dan tidak mau bekerja. Untuk menghitung tingkat pengangguran terbuka, dapat dilakukan
dengan rumus:

Jumlah pengangguran terbuka


Tingkat Pengangguran Terbuka = × 100%
Angkatan kerja

b. Setengah Menganggur (Underemployment)


Setengah menganggur adalah situasi di mana orang bekerja tetapi tenaganya kurang
termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan yang
diperoleh. Sebagai contoh orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance) di
mana tidak ada kepastian mengerjakan pada waktu tertentu. Untuk menghitung besar
tingkat setengah menganggur dapat dilakukan dengan rumus:

4
Bekerja kurang dari 35 jam / minggu
Tingkat Setengah Menganggur = × 100%
Angkatan yang kerja

c. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)


Pengangguran terselubung terjadi akibat tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Kondisi
ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuan
dari tenaga kerja. Dampak ketidakcocokan akan berpengaruh pada produktivitas
kerja dan penghasilan yang rendah. Sebagai contoh seorang lulusan D-3 keperawatan
bekerja sebagai sekretaris pada suatu perusahaan. Dia tidak bisa menjalankan fungsi
kesekretariatan dengan baik sehingga menghambat proses kerja yang ada.

Tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah penganggur dan jumlah


angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Apabila peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu negara tidak diimbangi dengan
peningkatan daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut
tergolong tinggi. Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah angkatan kerja diimbangi
dengan peningkatan daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut
tergolong rendah.

D. SISTEM UPAH DI INDONESIA


Upah adalah imbalan yang diterima pekerja atas jasa yang diberikan dalam proses
produksi barang atau jasa di perusahaan. Dengan demikian, ada dua pihak yang
mempunyai kepentingan langsung mengenai sistem upah dan kondisinya, yaitu pekerja
dan pengusaha. Pemerintah juga berkepentingan untuk menetapkan kebijakan terkait
upah. Di satu pihak, pemerintah berusaha menjamin standar hidup yang layak bagi pekerja
dan keluarganya serta meningkatkan daya beli masyarakat. Untuk itu, pemerintah melalui
pemerintah daerah menetapkan besarnya Upah Minimum Provinsi (UMP) atau Upah
Minimum Regional (UMR) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) setiap tahunnya.
Untuk lebih jelas lagi, berikut jenis-jenis upah yang berlaku di Indonesia.

a. Upah Menurut Satuan Waktu (Time Rates)


Upah menurut satuan waktu dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Upah per jam, biasanya untuk kegiatan yang sifatnya tidak lama atau temporer
seperti konsultan, penceramah, dan pendidik.
2. Upah per minggu juga untuk pekerjaan yang sifatnya temporer, hanya kegiatannya
dilakukan berminggu-minggu.

5
3. Upah per bulan diberlakukan untuk pekerjaan yang sifatnya tetap, misalnya pegawai
yang mempunyai ikatan kerja dalam waktu yang lama.

b. Upah Menurut Satuan Produk (Piece Rates)


Upah menurut satuan produk adalah imbalan yang diterima pekerja untuk setiap jumlah
produk tertentu yang dihasilkan. Sebagai contoh untuk pemasangan batu bata seluas 10 m2
diberikan upah Rp100.000,00.

c. Upah Menurut Sistem Bonus


Upah menurut sistem bonus merupakan pembayaran tambahan upah yang diberikan
di luar gaji atau upah. Tujuannya adalah mendorong pekerja agar bekerja lebih baik
dan bertanggung jawab sehingga keuntungan perusahaan meningkat. Sebagai contoh
sebuah perusahaan memberikan bonus 2 atau 3 kali gaji pokok sebulan setiap akhir tahun
bagi karyawannya.

d. Upah Menurut Sistem Komisi


Upah menurut sistem komisi merupakan pembayaran yang diberikan berdasarkan hasil
penjualan dalam persentase tertentu.

e. Upah Menurut Sistem Borongan


Upah menurut sistem borongan diberikan berdasarkan kesepakatan bersama antara
pemberi kerja dan pelaksana pekerjaan. Sebagai contoh upah untuk membangun rumah
atau memperbaiki mobil yang rusak. Dalam pelaksanaannya, ada seorang pemborong
yang akan mengoordinasi pekerjaan tersebut.

f. Upah Menurut Sistem Mitra Usaha


Upah menurut sistem mitra usaha yaitu sistem upah yang membuat hubungan perusahaan
dan pekerja sebagai mitra kerja. Umumnya pembayaran upah dalam sistem ini diterapkan
dalam pembagian saham perusahaan kepada organisasi atau pihak pemegang saham.

E. CARA MENGATASI PENGANGGURAN


Pengangguran tidak saja menjadi masalah bagi pribadi yang bersangkutan tetapi juga
bagi negara dan pemerintah. Secara umum, beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
pengangguran adalah sebagai berikut.
a. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.

6
b. Rendahnya keterampilan dan tingkat pendidikan.
c. Kemajuan teknologi.
d. Resesi ekonomi.
e. Pemanfaatan tenaga kerja antardaerah tidak seimbang.
f. Kebijakan pemerintah menghentikan pengiriman TKI ke luar negeri.

Pengangguran memberikan dampak negatif bagi orang yang bersangkutan dan


masyarakat pada umumnya. Berkurangnya kesempatan kerja menyebabkan kelesuan
ekonomi, turunnya potensi diri, hilangnya keterampilan kerja, menurunnya penerimaan
pajak penghasilan, dan menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu,
pengangguran perlu diatasi agar dampaknya tidak meluas terjadi di masyarakat.

Peranan pemerintah dalam masalah ketenagakerjaan sangatlah penting. Untuk itu,


pemerintah perlu membuat beberapa kebijakan untuk mengurangi pengangguran
dengan cara sebagai berikut.
a. Perluasan kesempatan kerja melalui perluasan produksi, peningkatan investasi,
penyediaan prasarana fisik, peningkatan ekspor, dan penggalakkan program padat
karya (melibatkan banyak tenaga kerja dalam melakukan suatu proses produksi).
b. Mengurangi urbanisasi guna mencegah pengangguran di kota besar.
c. Penggunaan teknologi yang tepat yang disesuaikan dengan teknologi yang sifatnya
padat karya.
d. Memperbaiki mutu pendidikan yang menciptakan keseimbangan antara dunia kerja
dan dunia pendidikan.
e. Pengendalian laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana
(KB).
f. Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja melalui kerja sama dengan
perusahaan dan kampus dalam melaksanakan kegiatan job fair dan magang.

Anda mungkin juga menyukai