Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

EKONOMI KETENAGAKERJAAN

Nama : Irene Renika


NIM : 21/490800/01488
Mata Kuliah : Ekonomi Ketenagakerjaan
Dosen : Dr. Evita Hanie Pangaribowo, S.E., M. IDEC.

PUBLIKASI

“INDIKATOR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA”

Indikator-indikator Pasar Tenaga Kerja Indonesia

ILO Menyusun 17 indikator pasar tenaga kerja yang dibagi menjadi 8 kelompok, antara lain:

a. Partisipasi di dunia kerja


1. Tingkat partisipasi angkatan kerja
Dapat diartikan sebagai ukuran proporsi penduduk usia kerja yang aktif di pasar kerja
dengan bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Indikator ini digunakan untuk
mengetahui besarnya penduduk usia kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Dapat
dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia (15+, 15-24, 15-64, 25-54,
25-34, 35-54, 55-64, dan 65+)
b. Penduduk yang bekerja
2. Rasio penduduk yang bekerja terhadap jumlah penduduk usia kerja
Memberikan informasi kemampuan ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja
karena merupakan proporsi penduduk yang berstatus bekerja terhadap penduduk
usia kerja. Misalnya, seseorang memilih bekerja meskipun pilihan pendidikan yang
ditawarkan terbatas, ini dilakukan untuk membangun sumberdaya.
3. Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan utama
Indikator ini berguna untuk memahami dinamika pasar tenaga kerja dan tingkat
pembangunan di suatu negara. Sakerna memberikan informasi mengenai pekerjaan
utama menjadi 7 jenis yaitu: berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak
tetap/buruh tak dibayar, berusaha dibantu buruh tetap dan dibayar,
buruh/karyawan/pegawai, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non
pertanian, pekerja keluarga/tak dibayar.
4. Penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama
Adanya pergeseran tenaga kerja sektor pertanian ke sektor industry dan menuju
sektor jasa. dalam prosesnya juga meliputi perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Klasifikasi pekerjaan mengacu pada KBLI (2020), antara lain: (a) Pertanian, kehutanan,
dan perikanan; (b) Pertambangan dan penggalian; (c) Industri pengolahan; (d)
Pengadaan listrik dan gas uap/air panas dan udara dingin; (e) Pengadaan air; (f)
Konstruksi; (g) Perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor; (h) Pengangkutan dan pergudangan; (i) Penyediaan akomodasi dan
penyediaan makan minum; (j) Informasi dan komunikasi; (k) Aktivitas keuangan dan
asuransi; (l) Real estat; (m, n) Jasa perusahaan; (o) Administrasi pemerintahan,
pertahanan, dan jaminan sosial wajib; (p) Pendidikan; (q) Aktivitas kesehatan manusia
dan aktivitas sosial; (r, s, t, u) Jasa lainnya.
5. Penduduk yang bekerja menurut jenis pekerjaan utama
Dapat dikategorikan menurut Klasifikasi Jabatan Indonesia (KJI, 1982), yaitu: (a)
Tenaga profesional, teknisi, dan yang sejenis; (b) Tenaga kepemimpinan dan
ketatalaksanaan; (c) Tenaga tata usaha dan yang sejenis; (d) Tenaga usaha penjualan;
(e) Tenaga usaha jasa; (f) Tenaga usaha pertanian, kehutanan, perburuan, dan
perikanan; (g) Tenaga produksi, operator alat-alat angkutan, dan pekerja kasar; (h)
Lainnya.
6. Pekerja paruh waktu
Indikator pekerja paruh waktu berfokus pada individu dengan jumlah jam kerja
kurang dari pekerjaan penuh-waktu (full-time). Tidak ada ketentuan secara
internasional terkait jumlah minimum jam kerja maka digunakan batas 35 jam kerja
dalam seminggu sebagai jam kerja normal, sedangkan di Indonesia <35jam/minggu.
7. Penduduk yang bekerja menurut jumlah jam kerja
Menunjukkan jumlah orang yang dipekerjakan menurut jam bekerja, misalnya: 0 jam,
1-34 jam, 35-48 jam, dan 49 jam ke atas.
8. Penduduk yang bekerja di kegiatan informal
Di negara maju maupun berkembang sektor informal menjadi bagian penting dari
kehidupan ekonomi, sosial dan politik karena banyak menyerap tenaga kerja.
Pekerjaan informal dibagi menjadi dua yaitu usaha sendiri informal dan pekerjaan
upahan informal (karyawan tanpa kontrak resmi, jaminan pekerja/perlindungan sosial
yang dipekerjakan di usaha formal/informal). Status pekerja informal: pengusaha,
buruh, berusaha sendiri, pekerja keluarga tidak dibayar, dan anggota koperasi
produksi.
c. Indikator pengangguran dan setengah menganggur
9. Pengangguran
TPT menggambarkan proporsi Angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif mencari atau bersedia untuk bekerja. Dalam sakernas, pengangguran
terbuka terdiri dari: (1) Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan; (2) Mereka
yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha; (3) Mereka yang tidak bekerja, dan
tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan; (4)
Mereka yang tidak bekerja, dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
bekerja, tetapi belum mulai bekerja. Pengangguran dapat dirumuskan dengan jumlah
pengangguran dibagi dengan jumlah Angkatan kerja.
10. Pengangguran pada kelompok umur muda
Proporsi angkatan kerja pada kelompok umur muda dengan kondisi: (a) tidak memiliki
pekerjaan, (b) secara aktif mencari pekerjaan, dan (c) tersedia untuk bekerja dalam
pasar tenaga kerja.
11. Pengangguran jangka panjang
Stok tenaga kerja yang tidak dapat dimanfaatkan, merupakan bagian dari angkatan
kerja, tetapi tidak memiliki pekerjaan (menganggur) dalam jangka waktu tertentu
12. Setengah pengangguran
Mereka yang jumlah jam kerjanya di bawah ambang batas jam kerja normal (bekerja
kurang dari 35 jam dalam seminggu yang lalu) dengan kondisi sukarela untuk mencari
pekerjaan tambahan dan bersedia menerima pekerjaan tambahan.
d. Indikator bukan angkatan kerja (ketidakaktifan)
13. Tingkat Ketidakaktifan
Ukuran proporsi penduduk usia kerja yang tidak terlibat aktif dalam pasar tenaga
kerja. Misalnya, tingkat ketidakaktifan yang relatif tinggi untuk wanita umur 25-34
tahun mungkin karena mereka meninggalkan pasar kerja untuk mengurus keluarga
dan melaksanakan tanggung jawab seperti melahirkan dan mengasuh anak.
e. Indikator pendidikan dan melek huruf
14. Pencapaian Pendidikan dan Melek Huruf
Digunakan untuk melihat tingkat keahlian tenaga kerja karena pendidikan merupakan
salah satu factor penentu untuk menilai kemampuan suatu negara untuk bersaing dan
sukses di pasar dunia dan membuat efisiensi penggunaan kemajuan teknologi yang
cepat. 5 tingkat pendidikan: (1) tidak pernah bersekolah, (2) tingkat pra-dasar, (3)
tingkat dasar, (4) tingkat menengah, dan (5) tingkat tinggi. Pendidikan angkatan kerja
menurut kelompok umur, yaitu: “usia muda” (15-24 tahun), “pemuda” (16-30
tahun3), dan "dewasa” (25 tahun ke atas).
f. Indikator upah dan biaya tenaga kerja
15. Upah dan Biaya Kompensasi
Data upah yang dikumpulkan oleh sakernas merupakan upah bulanan sedangkan
biaya kompensasi tidak tersedia dalam publikasi KILM ini.
g. Produktivitas tenaga kerja
16. Produktivitas Tenaga Kerja
Tingkat produktivitas tenaga kerja memberikan gambaran mengenai output yang
dihasilkan oleh satu unit tenaga kerja. Semakin tinggi output yang dihasilkan, maka
semakin produktif tenaga kerja tersebut, demikian sebaliknya.
h. Indikator kemiskinan, penduduk bekerja yang miskin, dan distribusi pendapatan
17. Indikator Kemiskinan, Penduduk Bekerja yang Miskin, dan Distribusi Pendapatan
Variable tambahan yang diperlukan tidak ditanyakan dalam sakernas, oleh karenanya
data lintas sektor penting untuk melengkapi analisis ini.

Kontribusi indikator-indikator pasar tenaga kerja dalam analisis ketenagakerjaan dan pencapaian
Sustainable Development Goals

Indikator-indikator dalam pasar tenaga kerja digunakan dalam analisis ketenagakerjaan untuk
mengetahui informasi mengenai:

1. Tingkat partisipasi Angkatan kerja menurut jenis kelamin


Misalnya TPAK laki-laki cenderung lebih tinggi daripada TPAK perempuan. Artinya, dari 100
penduduk usia kerja laki-laki, sebanyak 84 orang termasuk dalam Angkatan kerja. Sementara
itu, dari 100 pendudukan perempuan sebanyak 54 orang termasuk Angkatan kerja. Selain
dibedakan berdasarkan jenis kelamin, TPAK juga diklasifikasikan berdasarkan kelompok usia.
2. Rasio penduduk bekerja terhadap jumlah penduduk usia kerja
Memberikan informasi seberapa besar penyerapan tenaga kerja diantara perempuan dan laki-
laki serta berdasarkan kelompok usia.
3. Penduduk bekerja menurut status pekerjaan utama
Indicator ini berimplikasi pada informasi distribusi penduduk bekerja berdasarkan status
pekerjaan utamanya. Misalnya, di Indonesia Sebagian besar penduduk bekerja berstatus
berusaha.
4. Penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan utama
Dapat memberikan informasi mengenai jenis-jenis pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk
serta sebarannya dalam pasar kerja. Melalui informasi ini dapat diketahui lapangan pekerjaan
yang menjadi pilihan unggulan oleh penduduk usia kerja.
5. Penduduk bekerja menurut jenis pekerjaan utama
Penduduk bekerja masih didominasi oleh tenaga produksi, operator alat-alat angkutan, dan
pekerja kasar. Kemudian, jenis pekerjaan dalam sektor usaha pertanian, kehutanan,
perburuan dan perikanan.
6. Pekerja paruh waktu
Tingkat dan tren jam kerja di masyarakat baik untuk berbagai kelompok penduduk bekerja
maupun secara individu menjadi penting untuk diukur ketika melakukan pemantauan kerja
dan kondisi hidup. Salah satu indikator yang digunakan dalam ukuran ini adalah pekerja paruh
waktu, indikator ini berfokus pada individu dengan jumlah jam kerja kurang dari 35 jam dalam
seminggu.
7. Penduduk bekerja menurut jumlah jam kerja
Dapat memberikan gambaran seperti di Indonesia Sebagian besar penduduknya bekerja 35
jam atau lebih per minggu
8. Penduduk bekerja di kegiatan informal
ekonomi informal cenderung tumbuh untuk menyerap sebagian besar tenaga kerja Secara
sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk bekerja dapat diidentifikasi
berdasarkan status pekerjaan utama. Penduduk bekerja di kegiatan formal mencakup status
berusaha dengan dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan/pegawai, sedangkan sisanya
termasuk penduduk bekerja di kegiatan informal.

Melalui informasi-informasi disetiap indicator tersebut dapat digunakan sebagai acuan pemerintah
dalam menentukan kebijakan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal ini juga dapat
mendorong keberhasilan dari tujuan SDG’s khususnya dalam aspek sosial ekonomi dan kesejahteraan
hidup masyarakat yang dapat berimplikasi pada perkembangan sektor kehidupan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai