PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penduduk merupakan sumber penawaran tenaga kerja. Kelahiran atau fertilitas
menyebabkan pertambahan jumlah penduduk, termasuk jumlah angkatan kerja. Mortalitas
menyebabkan berkurangnya jumlah angkatan kerja. Penurunan mortalitas bayi menyebabkan
meningkatnya harapan hidup sehingga bayi-bayi yang lahir nantinya akan mencapai usia kerja.
Sementara itu, variabel demografi ketiga, yaitu migrasi, dapat menambah atau mengurangi
jumlah penduduk usia kerja tergantung situasi ekonomi suatunegara atau daerah.Usia kerja
sering disebut sebagai usia dimana tenaga kerja secara potensial dapat melakukankegiatan
ekonomi-produktif, yaitu memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Hasil produksi tersebut
tidak hanya dipergunakan oleh mereka yang terlibat dalam kegiatan produktif, tapi dipergunakan
atau dikonsumsi oleh seluruh penduduk, termasuk bayi dan anak-anak.
Perhatian para ahli kependudukan dan ekonomi kepada kelompok penduduk yang berada
dalamusia produktif-ekonomis merupakan salah satu penyebab berkembangnya studi ekonomi-
kependudukan.Setelah menjadi dewasa, sebagian besar orang merasa harus mempunyai
penghasilan sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Mereka masuk ke “pasar kerja”
untuk mencari pekerjaan (sebagai pekerja)atau menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri
(sebagai entrepreneur), baik dalam skala besar seperti perusahaan dengan banyak pegawai/buruh
ataupun skala kecil di sektor informal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu angkatan kerja dan ukuran dasar angkatan kerja?
2. Bagaimana ukuran dasar angkatan kerja?
1
1. Megetahui dan memahami apa yang dimaksud angkatan kerja
2. Mengetahui ukuran dasar dalam angkatan kerja
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
Yang di golongkan mencari pekerjaan adalah:
Macam pekerjaan yang sedang atau pernah dilakukan oleh orang-orang yang termasuk golongan
bekerja atau orang-orang yang mencari pekerjaan dan pernah bekerja antara lain:
4
pihak. Timbullah spesialisasi-spesialisasi pekerjaan yang menuntut keahlian-keahlian sehingga
banyak macam matapencaharian muncul di dalam masyarakat.
1. Jumlah tenaga kerja (manpower), angkatan kerja (labor force), serta proporsi penduduk
berusia dewasa yang terlibat secara aktif dalam kegiatan ekonomi di suatu negara.
a. Lapangan pekerjaan (industry), yaitu meliputi ragam dari lapangan pekerjaan dan
jumlah orang yang berada di amsing-masing lapangan pekerjaan tersebut.
b. Jenis pekerjaan (occupation), yang meliputi ragam jenis pekerjaan dan jumlah
orangyang berada pada masing-masing jenis pekerjaan tersebut.
c. Status pekerjaan, yakni apakah penduduk bekerja di sektor formal atau informal.
4. Regularitas dari pekerjaan yang dilakukan oleh angkatan kerja, karena terdapat
pekerjaanyang hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja (part-time), atau jumlah
jam kerja yangdilakukan dalam satu hari atau satu minggu.
5. Tingkat pendapatan atau upah dan distribusinya di kalangan penduduk yang bekerja.
Banyak hal mengenai kehidupan sosial di masyarakat dapat dijabarkan kalau kita mengetahui
komposisi penduduk yang bekerja atau mencari kerja menurut umur, jenis kelamin, lapangan
5
pekerjaan, jenis pekerjaannya, atau status pekerjaan. Misalnya, berapa banyak penduduk usia
muda yang seharusnya masih sekolah telah memasuki pasar kerja tanpa keterampilan sehingga
pendapatannya rendah. Kemudian, berapa banyak penduduk lansia dipaksa untuk tetap bekerja
karena jumlah pensiun yangditerima tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, atau
bahkan tidak mempunyai penghasilan sama sekali.
Ini bisa dilakukan untuk berbagai karakteristik dari angkatan kerja seperti: tingkat
pendidikan, status perkawinan dan tingkat pendapatan di rumah tangga.
d. Tingkat aktivitas menurut jenis kelamin (Sex-specific Activity Rate)
Rumus misalnya untuk laki-laki:
6
e. Tingkat Aktifitas Kasar (Crude Activity Rate)
Adalah jumlah “economically active population” dibagi jumlah seluruh penduduk, dan
dinyatakan dalam presentase.
Angka aktivitas kasar adalah jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah seluruh
penduduk 15 tahun keatas dan dinyatakan dalam persentase. Angka ini dikatakan kasar
sebab belum mencerminkan faktor-faktor yang memengaruhi jumlah angkatan kerja,
antara lain komposisi umur penduduk dan jeniskelamin. Akan tetapi, angka ini dapat
digunakan untuk melakukan perbandingan, dimana peneliti inginmenunjukkan jumlah
relatif dalam angkatan kerja tanpa memperhatikan faktor-faktor yangmemengaruhinya.
2. Angka Aktivitas Menurut Umur dan Jenis Kelamin (Age-Sex-Specific Activity Rate)
Perhitungan ini paling banyak dipakai dalam analisis ketenagakerjaan dan biasa
disebut dengan angka partisipasi angkatan kerja (APAK) menurut umur dan jenis
kelamin. Angka ini merupakan angak dasar (basic rates) yang dipelajari dan menjadi
dasar untuk membuat proyeksi angkatan kerja.APAK selanjutnya dapat dipecah menurut
tingkat pendidikan, status perkawinan, tempat tinggal apakahdi perkotaan atau pedesaan,
dan lain-lain.
7
3. Angka Aktivitas Menurut Jenis Kelamin (Sex-Specific Activity Rate)
Angka aktivitas menurut jenis kelamin adalah jika angka aktivitas (atau angka
partisipasi) disajikan untuk laki-laki dan untuk perempuan. Dilihat dari perbedaan,
biasanya angka aktivitas untuk laki-laki lebihtinggi daripada angka aktivitas untuk
perempuan.
D. Sumber-Sumber Data
Garis besar sumber data untuk keperluan analisis ketenagakerjaan yang dipakai di
Indonesia adalah Sensus Penduduk (SP), Survei Penduduk Antar Sensus (Supas), Survei Sosial
Ekonomi Nasional(Susenas), dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). Dalam meneliti
mengenai ketenagakerjaan hendaknya diperhatikan definisi bekerja, referensi waktu yang
berbeda dari berbagai sensus, serta dalammetodologi pengambilan sampelnya. Dari pengamatan,
sejarah pengumpulan data angkatan kerja di Indonesia terdapat perubahanreferensi waktu dan
tambahn definisi tentang bekerja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
8
Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat
memproduksi barang dab jasa, angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif. Sedangkan bukan angkatan kerja adalah bagian
dari tenaga kerja yang tidak bekerja ataupun mencari pekerjaan.
Di dalam masyrakat yang belum berkembang, setiap orang atau keluarga mengerjakan
segala sesuatu yang diperlukan untuk kebutuhan hidup, mengusahakan bahan makan, mencari
air, membuat pakaian, mendirikan rumah, membuat alat-alat rumah tangga, dan sebagainya.
Kemajuan peradaban tidak memungkinkan lagi seorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
diusahakan sendiri, dibutuhkan deferensiasi pekerjaan yang diidistribusikan kepada berbagai
pihak. Timbullah spesialisasi-spesialisasi pekerjaan yang menuntut keahlian-keahlian sehingga
banyak macam matapencaharian muncul di dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
9
https://www.scribd.com/doc/97631596/Angkatan-Kerja-Dasar2-Demografi
10