Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENAGA KERJA

TUGAS EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA

Oleh kelompok 6 :

1. LALU BIDA HUSYEIN


2. ABD RASYID JAELANI
3. HAPIKA HAZRI
4. HIRWAN
5. MUAZIZ SABRI
6. SRI YULIYANI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI

SELONG

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN TENAGA KERJA

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang dan atau produk serta jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

diri sendiri maupun masyarakat. Secara garis besar, penduduk suatu negara

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja.

Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia

kerja. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun hingga

64 tahun. Oleh karenanya, setiap orang yang mampu bekerja bisa disebut sebagai

tenaga kerja.

1. Berdasarkan Penduduknya

A. Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat

bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut

Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan Tenaga

Kerja sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun

sampai dengan 64 tahun.

B. Bukan Tenaga Kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak

mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang

Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk di luar usia,

2
yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun.

Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut usia) dan

anak-anak.

2. Berdasarkan Batas Kerja

a. Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun dan

sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang

aktif mencari pekerjaan.

b. Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas dan

kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya. Contoh

kelompok ini seperti anak-anak, mahasiswa/mahasiswi, ibu rumah tangga, dan

orang cacat.

3. Berdasarkan Kualitasnya

a. Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian

atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal

dan nonformal. Contohnya: pengacara, dokter, guru, dan lain-lain.

b. Tenaga Kerja Terlatih

3
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam

bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini

dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai pekerjaan

tersebut. Contohnya: apoteker, ahli bedah, mekanik, penulis, dan lain-lain.

c. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar

yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh: kuli panggul, buruh angkut,

pembantu rumah tangga, dan sebagainya.

4. Berdasarkan Status Pekerjaanya

 Pekerja lepas atau disebut dengan freelance adalah seseorang yang bekerja

sendiri dan tidak berkomitmen kepada majikan dalam jangka waktu

tertentu.

 Pekerja kontrak adalah seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan

pemberi kerja dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati dalam

perjanjian tertulis.

 Pekerja tetap adalah seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan

untuk jangka waktu tidak tertentu dan dibayar dengan gaji atau upah yang

sudah disepakati dalam perjanjian tertulis.

4
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

Pembangunan Ketenagakerjaan

Pembangunan ketenagakerjaan sudah diamanatkan dalam konstitusi dasar

kita UUD 1945, yang pada penyelenggaraannya didasarkan atas dasar

keterpaduan melalui koordinasi fungsional sektoral pusat dan daerah. Adapun

pembangunan Ketenagakerjaan di Indonesia

sendiri memiliki tujuan sebagai berikut:

 Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal

dan manusiawi

 Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga

kerja yang sesuaidengan kebutuhan pembangunan nasional dan

daerah

 Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan

kesejahteraan

 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

5
DATA PENGANGGURAN LOMBOK TIMUR MENINGKAT

Pada tahun 2019 lalu, data angka pengangguran di Lombok Timur (Lotim) 3,36

persen dari sekitar 500 ribu angkatan kerja. Data ini diprediksi meningkat tahun

2020 ini akibat pandemi Coronavirus Disease (Covid-19). data terakhir dirilis,

peningkatannya menjadi 3,42 persen atau sekitar 17 ribu orang.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Lotim, H. Supardi menjawab Suara

NTB, Jumat, 20 November 2020, mengatakan, adanya penambahan jumlah

pengangguran itu cukup rasional. Namun dari catatan tersebut, jumlah

peningkatannya dinilai masih dibatas normal.

Fakta kondisi perekonomian masyarakat di tengah situasi pandemi Covid ini

cukup sulit. Banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan sementara. Bahkan ada

juga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Lapangan pekerjaan baru sulit tersedia. Peluang-peluang kerja di tempat lain juga

tidak bisa diakses. Diperparah lagi belum dibukanya penempatan tenaga kerja di

luar negeri. Beberapa kali pelatihan yang dilakukan sulit dilanjutkan dengan

penempatan.

Ditambahkan, penempatan di luar negeri ada pembukaan di 23 negara. Akan

tetapi, warga Lotim minim sekali yang minat ke negara-negara tersebut. “Ada

6
yang ke Aljazair, Nigeria dan lainnya ini jarang diminati warga kita (Lotim),”

ucapnya.

Sebagian besar warga Lotim ini memilih Malaysia dan beberapa negara Timur

Tengah. Sementara Malaysia sampai saat ini masih moratorium. “Penempatan ke

luar negeri berkurang, bahkan yang sudah mendapat ID juga tidak bisa

berangkat,” paparnya lagi.

Sebaliknya, tidak sedikit pekerja migran Lotim ini dideportasi. Fakta ini jelas

mempengaruhi data pengangguran. Kondisi di dalam negeri sambungnya sangat

terbatas.

Upaya yang dilakukan Pemerintah Lotim sejauh ini hanya bisa meneruskan

pelatihan. Upayanya pelatihan yang berbasis mandiri, sehingga bisa melahirkan

tenaga yang berkompeten, sehingga, ketika tidak ada peluang ke luar negeri maka

bisa buat usaha sendiri.

7
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PENGANGGURAN DI

LOMBOK TIMUR

Pembangunan ekonomi bertujuan untuk mencapai suatu kemajuan

masyarakat. Guna menuju kemajuan tersebut, diperlukan peluang kerja bagi

masyarakat yang pada akhirnya akan tercipta pemerataan penghasilan pada

suatu penduduk. Selain itu Pertumbuhan ekonomi juga merupakan suatu proses

adanya perubahan kondisi atau keadaan ekonomi dalam kurun waktu tertentu.

Pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan berkembang apabila pendapatan perkapita

meningkat dan dapat mengelolah sumber daya alam dengan baik. PDRB

Kabupaten Lombok Timur berdasarkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok

Timur tahun 2019 – 2021 turun sebesar 3% dari nilai jumlah PDRB sebesar Rp.

20.312.142,09,- menjadi Rp. 20.018.948,94 ,- dan pada tahun 2021 mengalami

peningkatan lagi sebesar 1% dari nilai Rp. 20.018.948,94,- menjadi Rp.

21.054.174,87,. Tolak ukur keberhasilan suatu daerah dalam upaya meningkatkan

taraf hidup masyarakat/penduduk dapat dilihat dari kemampuan segi indeks

pembangunan manusianya berdasarkan pendidikan, kesehatan, dan ekonominya.

Pembangunan ekonomi merupakan upaya perubahan struktural yang bertujuan

untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan kesempatan kerja yang pada

8
akhirnya akan meningkatkan pendapatan penduduk. Pembangunan ekonomi

merupakan proses multidimensional yang melibatkan bermacam-macam

perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-

institusi nasional disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi,

penanganan ketimpangan wilayah, pengentasan kemiskinan serta penurunan

tingkat pengangguran. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

yang penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk

melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan

suatu negara atau suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu

wilayah yang terus menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa

perekonomian negara atau wilayah tersebut berkembang dengan baik.

Pertumbuhan ekonomi belum dapat dikatakan berhasil jika beban sosial semakin

berat, distribusi pendapatan tidak merata, jumlah penduduk di bawah garis

kemiskinan semakin meningkat serta masih tingginya tingkat pengangguran

(Noviyanti, 2014).

Masalah pengangguran merupakan salah satu masalah yang cukup serius

dihadapi oleh suatu daerah. Menurut Alghofari, 2010 menyatakan bahwa

pengangguran terjadi sebagai akibat dari tingginya tingkat perubahan angkatan

kerja yang tidak diimbangi dengan adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas

serta penyerapan tenaga kerja yang cenderung kecil persentasenya. Hal ini

disebabkan oleh rendahnya tingkat pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk

menampung tenaga kerja yang siap bekerja. Salah satu indikator yang dapat

digunakan untuk mengukur pengangguran adalah Tingkat Pengangguran Terbuka

9
(TPT). Besarnya nilai TPT memberikan indikasi besarnya penduduk usia kerja

yang termasuk dalam pengangguran.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia (2016), pengangguran

terbuka yaitu terdiri dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang

mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha dan mereka yang tidak mencari

pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan serta mereka

yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Berdasarkan data

BPS, jumlah pengangguran di Lombok Timur pada tahun 2021 mencapai 17.526

jiwa. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pengangguran

disebabkan oleh tingginya pertumbuhan jumlah penduduk. Pada dasarnya,

peningkatan jumlah penduduk memiliki dua sisi yang berbeda. Jumlah penduduk

yang besar merupakan modal dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional,

tetapi di sisi lain dengan pengaturan yang tidak tepat, jumlah penduduk yang

besar dapat menimbulkan permasalahan penduduk yang sangat krusial terutama

dibidang ketenagakerjaan.

Tingginya pertumbuhan penduduk apabila tidak disertai dengan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkualitas maka mereka tidak mampu menempati

lapangan pekerjaan yang tersedia di wilayah tersebut. Kualitas sumber daya

manusia dapat diukur melalui besarnya angka Indeks Pembangunan Manusia

(IPM).

10
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan suatu angka yang

mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar

kualitas hidup yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas yang dihasilkan

oleh seseorang (Saputra, 2011).

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (2016), menjelaskan bahwa

indeks pembangunan manusia dibangun melalui pendekatan tiga dimensi dasar.

Dimensi tersebut mencakup umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan

standar hidup layak. Badan Pusat Statistik Indonesia (2016), dalam mengukur

dimensi kesehatan digunakan angka harapan hidup, selanjutnya untuk mengukur

dimensi pengetahuan digunakan indikator angka harapan lama sekolah. Adapun

untuk mengukur dimensi hidup layak digunakan indikator kemampuan daya beli

masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata

besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili

capaian pembangunan untuk dapat hidup layak. Napitupulu (2007), juga

menegaskan bahwa indeks pembangunan manusia memuat tiga dimensi penting

dalam pembangunan yaitu terkait dengan aspek pemenuhan kebutuhan akan hidup

panjang dan hidup sehat, untuk mendapatkan pengetahuan dan mampu memenuhi

standar hidup layak. Semakin baik tingkat kesehatan tenaga kerja, pengetahuan

yang tinggi dan memperoleh hidup yang layak, maka hasil kerja akan semakin

bagus dan berkualitas, justru sebaliknya semakin buruk keadaaan tenaga kerja,

maka hasil pekerjaannya akan semakin buruk pula atau tidak berkualitas. Hal ini

menunjukkan bahwa tiga dimensi penting dalam pembangunan manusia menjadi

11
indikator untuk menilai kuliatas sumber daya manusia yang siap untuk berkerja

sehingga mampu mengurangi tingginya tingkat pengangguran di suatu wilayah.

Dalam teori klasik Adam Smith, pertumbuhan ekonomi yang pesat dan

tinggi dapat mengurangi pengangguran yang ada di wilayah tersebut artinya

pertumbuhan ekonomi akan berbanding lurus terhadap tingkat pengangguran. Hal

itu terjadi karena saat pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah tersebut naik

dengan begitu proses produksinya akan mengalami kenaikan pula. Dan hal itu

akan menyerap tenaga kerja yang banyak untuk menghasilkan output produksi

yang diminta. Penyerapan tenaga kerja tersebut akan dapat mengurangi

pengangguran di suatu wilayah tersebut.

Hukum Okun (Okun’s Law) Marhoji dan Nurkhasanah, (2019:65)

berpendapat bahwa melalui peningkatan produktivitas yang disebabkan oleh

meningkatnya indeks pembangunan manusia akan mendorong pertumbuhan

ekonomi yang meningkat. Peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi diharapkan

dapat meningkatkan kesempatan kerja dan peningkatan permintaan tenaga kerja

sehingga banyak masyarakat yang dapat terserap di pasar tenaga kerja yang pada

akhirnya dapat mengurangi tingkat pengangguran. Lalu bagaimana dengan

pemerintahan Lombok Timur pada tahun 2023?.

Dalam beberapa media sebelumnya, Pemerintah Lombok Timur

menyampaikan keberhasilannya mampu menaikkan IPM dari nomor 8 se-Provinsi

Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi nomor 7 pada tahun 2022 ini. Namun,

12
apakah peningkatan Indeks Pembangunan Manusia tersebut akan diikuti oleh

semakin terbukanya lapangan pekerjaan?. Atau dengan kata lain apakah Indeks

Pembangunan Manusia akan mampu menekan angka pengangguran yang cukup

tinggi di Lombok Timur?. Jika memang Pemerintah daerah Lombok Timur serius,

maka kedepannya Pemerintah kabupaten Lombok Timur harus lebih

memperhatikan nasib masyarakat yang belum memiliki pekerjaan/pengangguran

serta adanya lapangan kerja yang seluas dan adanya kerja sama antar pemerintah

dan berbagai instansi/perusahaan agar pengangguran di daerah yang kita cintai ini

dapat tertanggulangi. Sesuai dengan Pidato Kepala Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah H. Hasni yang menjadi Inspektur pada apel bulanan ASN Timur

Lombok, Senin (18/7). Yang mengatakan dengan tegas bahwa fokus prioritas

kerja Pemda Kabupaten Lombok Timur Tahun 2023 yaitu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan produktivitas sektor unggulan daerah

untuk transformasi ekonomi yang inklusif dengan lima fokus prioritas

pembangunan. Peran pemerintah dalam menangani masalah ini adalah,

pemerintah harus mampu memperhatikan pembangunan manusia dengan

meningkatkan taraf hidup, kesehatan dan terutama dibidang pendidikan, kesehatan

dan ekonomi. Membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi para

pencari kerja dan meningkatkan semangat kewirausahaan masyarakat kecil.

Melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia diharapkan dapat

meningkatkan kualitas hidup setiap manusia yang akhirnya dapat mengurangi

tingginya tingkat pengangguran yang terjadi di Daerah tercinta ini. Itu pun jangan

hanya menjadi pemanis pada saat pidato saja. Semoga pidato tersebut diikuti oleh

13
Political will yang kuat dalam hal penganggaran khususnya terkait bagaimana

membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya di Lombok Timur. Semoga dengan

sudah disetujuinya RAPBD Lombok Timur tahun 2023 ini sudah tertuang semua

terkait dengan program mengurangi tingkat pengangguran. Agar tidak terkesan

bahwa tahun 2023 merupakan tahun politik sehingga kebijakan yang pro

masyarakat miskin juga terabaikan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tenaga kerja adalah komponen kunci dalam ekonomi yang memainkan

peran vital dalam produktivitas, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan

masyarakat. Kualitas, keterampilan, dan kesejahteraan tenaga kerja berdampak

langsung pada dinamika ekonomi suatu negara. Pemahaman yang baik tentang

kebutuhan pasar tenaga kerja dan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia merupakan elemen penting dalam mencapai pembangunan

ekonomi yang berkelanjutan.

B. Saran

14
Bagi daerah-daerah sektor pertanian harus memacu tingkat

pertumbuhan ekonomi baik melalui peningkatan PAD dan peningkatan

kualitas tenaga kerja. Sektor pertanian masih identik dengan sektor

tradisional, dan dengan adanya tenaga kerja yang berkualitas akan dapat

meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Produktivitas dan efisiensi dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

https://barbareto.com/indeks-pembangunan-manusia-dan-pengangguran-di-
lombok-timur/

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-tenaga-kerja/

https://www.suarantb.com/2020/11/21/data-pengangguran-lotim-meningkat/

15

Anda mungkin juga menyukai