Anda di halaman 1dari 16

PERTEMUAN 5

KEPENDUDUKAN
DAN
KETENAGAKERJAAN
A. Konsep Kependudukan
• Menurut UU Nomor 24 tahun 2013 Tentang perubahan
atas UU Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi
kependudukan, penduduk adalah warga negara
Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.

• Penduduk dikelompokan menjadi dua yaitu:


1. Penduduk usia kerja. Menurut BPS penduduk usia
kerja adalah berusia 15 tahun ke atas. Lebih jelasnya,
usia kerja di Indonesia adalah 15-64 tahun.
2. Penduduk bukan usia kerja. Penduduk yang berusia 0-
14 tahun dan yang berusia 65 tahun ke atas.
• Penduduk usia kerja dapat dikelompokkan menjadi
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

• Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang


berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan,
tetapi untuk sementara tidak bekerja, maupun yang
sedang aktif mencari pekerjaan.

• Menurut BPS, bekerja adalah melakukan pekerjaan


dengan tujuan memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan atau keuntungan, dan lamanya bekerja
paling sedikit satu jam terus-menerus dalam seminggu
yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang
membantu usaha/kegiatan ekonomi).
• Angkatan kerja yang bekerja dapat dikelompokan
menjadi:
1. Penduduk yang bekerja menurut kelompok umur.
2. Penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan.
3. Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha.
4. Penduduk yang bekerja menurut status pekerjaan.
5. Penduduk yang bekerja menurut jumlah jam kerja.
• Pengangguran adalah orang yang masuk dalam
angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.

• Contoh orang yang tidak sedang bekerja adalah ibu


rumah tangga, siswa sekolah SMP, SMA, dan
mahasiswa, dan sebagainya karena sesuatu hal tidak
atau belum membutuhkan pekerjaan.

• Menurut BPS pengangguran adalah istilah untuk orang


yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau
seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan.
• Jenis pengangguran menurut penyebabnya
1. Pengangguran friksional. Pengangguran yang bersifat
sementara akibat adanya kendala waktu, informasi,
dan kondisi geografis antara pelamar kerja dan
pembuka lamaran kerja.
2. Pengangguran struktural. Keadaan dimana
penganggur yang mencari pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka
lapangan kerja.
3. Pengangguran musiman. Keadaan menganggur
karena adanya fluktuasi kegiatan ekonomi jangka
pendek yang menyebabkan seseorang orang harus
menganggur.
4. Pengangguran siklis. Pengangguran akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja
lebih rendah ketimbang dengan penawaran kerja.
5. Pengganguran teknologi. Pengangguran yang
ditimbulkan oleh adanya pergantian tenaga manusia
oleh mesin-mesin dan bahan kimia.

• Jenis pengangguran berdasarkan cirinya


1. Pengangguran terbuka
2. Pengangguran tersembunyi
3. Pengangguran bermusim
4. Setengah menganggur
• Besarnya tingkat pengangguran dapat dihitung dengan
menggunakan konsep Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT).

• Penganguran terbuka merupakan bagian dari angkatan


kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari
pekerjaan, atau sedang mempersiapkan pekerjaan,
mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka
yang sudah memperoleh pekerjaan tapi belum bekerja.

• Tingkat Pengangguran Terbuka diukur sebagai


persentase jumlah pengganggur/pencari kerja terhadap
jumlah angkatan kerja.
• Tingkat Pengangguran Terbuka diukur sebagai
persentase jumlah pengganggur/pencari kerja terhadap
jumlah angkatan kerja.

TPT =(Pencari Kerja/Angkatan Kerja) x 100 %

• Kegunaan dari indikator pengganguran terbuka baik


dalam satuan unit (orang) maupun persentase adalah
1. Acuan bagi pemerintah untuk membuka lapangan baru.
2. Perkembangannya juga dapat menunjukkan tingkat
keberhasilan program ketenagakerjaan dari tahun ke
tahun.
3. Bahan evaluasi atas keberhasilan pembangunan
ekonomi Indonesia selain kemiskinan.
B. Pertumbuhan Penduduk
• Menurut BPS pertumbuhan penduduk adalah perubahan
jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya.

• Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna


untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah
atau negara di masa yang akan datang. Dengan
mengetahui jumlah penduduk yang akan datang dapat
diketahui pula kebutuhan dasar penduduk di bidang
sosial, ekonomi, dan politik.

• Prediksi jumlah penduduk belum dapat menunjukkan


karakteristik penduduk di masa yang akan datang.
Karena itu diperlukan proyeksi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin yang membutuhkan data lebih rinci
yaitu mengenai tren fertilitas, mortalitas, dan migrasi.
C. Konsep Ketenagakerjaan
• Tenaga kerja adalah manpower yang berarti penduduk
dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah
seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat
memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan
terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

• Menurut UU No. 13 Tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2


disebutkan bahwa tenaga kerja adalah orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan
barang dan/jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat.

• Dalam ilmu ekonomi, yang dimaksud tenaga kerja


manusia bukanlah semata-mata tenaga kerja saja, tetapi
lebih luas lagi yaitu human resources (sumber daya
manusia).
D. Kesempatan Kerja
• Kesempatan kerja adalah banyaknya orang dapat
tertampung untuk bekerja pada suatu perusahaan atau
instansi.

• Model kesempatan kerja dapat dijelaskan dari dua sudut


pandang yaitu teori klasik dan teori keynes.

• Teori klasik mengemukakan mengenai kesempatan


kerja, yaitu tingkat output dan harga keseimbangan atau
ekuilibrium hanya bisa dicapai kalau perekonomian
berada pada tingkat kesempatan kerja penuh.
Sementara itu keseimbangan dengan kesempatan kerja
penuh hanya bisa tercapai melalui bekerjanya
mekanisme pasar bebas.
• Teori keynes berbeda dengan teori klasik. Perekonomian
tergantung pada segi permintaan, yaitu tergantung pada
pembelanjaan/ pengeluaran agregat/ permintaan
agregat yang dilakukan perekonomian pada suatu waktu
tertentu. Semakin besar permintaan agregat semakin
tinggi tingkat kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja
yang dicapai.

• Permintaan agrerat yang ada tidak selalu mencapai


tingkat permintaan yang diperlukan untuk mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh. Karena itu,
pengangguran akan selalu terjadi. Untuk itu pemerintah
harus mempengaruhi permintaan agregat dengan
menjalankan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
• Dalam UU NO. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
memandang perlu untuk menyusun program yang
mampu mendorong penciptaan lapangan kerja dan
mengurangi pangangguran.

• Program-program dituangkan dalam kebijakan pokok


Sapta Karya Utania yang terdiri atas:
1. Perencanaan tenaga kerja nasional.
2. Sistem informasi dan bursa tenaga kerja yang terpadu.
3. Tenaga kerja pemuda mandiri profesional.
4. Pemagangan.
5. Hubungan indutrial Pancasila dan perlindungan tenaga
kerja.
6. Ekspor tenaga kerja.
• Perluasan dan kesempatan kerja adalah melalui
1. Kebijakan makro seperti
a. penyederhanaan mekanisme investasi.
b. pengembangan sistem pajak yang ramah
pengembangan usaha.
c. sistem kredit yang menggerakan sektor riil.

2. Kebijakan regional, yaitu kebijakan sektoral baik


disektor pertanian maupun sektor industri.
• Di sektor pertanian dapat dilakukan dengan penguatan
kelembagaan yang membentuk kelompok yang terdiri
dari beberapa UKM dalam pengolahan hasil pertanian,
perbaikan teknik usaha tani, hingga pengembangan
sistem pengemasan sesuai kebutuhan pasar di luar
komunitas.

• Di sektor industri melalui penyederhanaan mekanisme


investasi, penataan sistem keamanan yang lebih baik,
melakukan promosi peluang investasi investasi daerah.

Anda mungkin juga menyukai