“Pengangguran dan
Kebijakan Pemerintah
dalam Mengatasinya”
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Yenni Samri Julianti Nasution, S.H.I, M.A
Disusun Oleh Kelompok 8
1 2 3 4
Dela Syakillah
Dita Saharani Eva Nur Setriani Muhammad Dhio
Nuraisah Br Bancin
(0502202081) (0502202063) (0502202127) Natama Harahap
(0502202093)
3
A. Pengangguran
1. Pengertian Pengangguran
Data mengenai angkatan kerja, Jumlah yang bekerja, dan jumlah yang
menganggur merupakan satu dari sekian data ekonomi yang dirancang
dengan sangat cermat dan terpadu dalam suatu bangsa.
Berikut rumus cara mengukur tingkat pengangguran:
● Angkatan kerja = Jumlah yang bekerja + Jumlah yang tidak bekerja
● Tingkat pengangguran = (Jumlah yang tidak bekerja/Angkatan kerja) x
100%
● Tingkat partisipasi angkatan kerja = (Angkatan kerja/populasi orang
dewasa) x 100%
Mereka yang tidak bekerja termasuk dalam salah satu dari dua kategori yaitu:
• Menganggur, untuk dianggap mengganggur, seseorang harus siap bekerja dan melakukan
usaha khusus untuk menemukan pekerjaan selama empat minggu sebelumnya.
• Tidak termasuk dalam angkatan kerja, orang yang tidak mencari pekerjaan entah karena
menginginkan pekerjaan atau berhenti mencari, meliputi pelajar/mahasiswa, pensiunan,
orang-orang di lembaga permasyarakatan dan mereka yang tinggal di rumah untuk mengasuh
anak atau orang tua, diklasifikasikan sebagai orang yang tidak termasuk dalam angkatan kerja.
5
3. Jenis-Jenis Pengangguran
4. Penyebab Pengangguran
Pendapatan
1 Nasional dan 2 Penerimaan 3 Beban
Pendapatan per Negara Psikologis
Kapita
4 Biaya Sosial
8
“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terkait (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak
dapat (berusaha) dimuka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka
tidak meminta kepada orang seara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu
nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah mengetahui. (Q.S Al-baqarah ayat 273).
9
Muhammad Al-bahi, sebagaimana yang telah dikutif oleh mursi mengatakan bahwa ada tiga
unsur penting untuk menciptakan kehidupan yang positif dan produktif, yaitu :
- Mendayagunakan seluruh potensi yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada kita
untuk bekerja, melaksanakan gagasan dan produksi.
- Bertawakal kepada Allah berlindung dan meminta pertolongan kepada-Nya ketika
melakukan suatu pekerjaan.
- Percaya kepada Allah bahwa Allah mampu menolak bahaya, dan kesombongan yang
memasuki lapangan pekerjaan. Bermalas-malasan atau menganggur akan memberikan
dampak negatif langsung kepada pelakunya serta akan mendatangkan dampak tidak langsung
terhadap perekonomian secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan bidang pekerjaan yang
harus dipilih, islam mendorong umatnya untuk memproduksi dan menekuni aktivitas ekonomi
dalam segala bentuk seperti : pertanian, pengembalaan, berburu, industri, perdagangan dan
lain-lain. Islam tidak semata-mata hanya memerintah untuk bekerja tetapi harus bekerja
dengan lebih baik (insan), penuh ketekunan dan profesional
10
- Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan.
- Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada usia
dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
- Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.
- Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
- Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian.
KESIMPULAN 12
― Irene M. Pepperberg
13
Thank you!