Revolusi Ekonomi Kerakyatan Melalui Digitalisasi Ekonomi Pada Kota Makassar
Guna Mencapai Arah Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan
A . Kondisi terkini mengenai judul esai (diperoleh dari bahan bacaan dengan sumber yang terpercaya) Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) makin meningkat hingga 1,5 juta unit usaha. Sejumlah unit usaha di antaranya bahkan mulai berorientasi mendukung kinerja ekspor menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Peningkatan UMKM di Sulsel sempat mendapat pujian dari Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin dalam kunjungan kerjanya di di Kota Makassar, Sulsel. Memasuki kuartal III tahun 2022, Modalku sebagai platform pendanaan digital bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) resmi melakukan ekspansi ke Makassar untuk mendukung pertumbuhan bisnis melalui penyaluran pendanaan secara lebih merata ke seluruh pelosok Indonesia Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Revolusi Ekonomi Kerakyatan Melalui Digitalisasi Ekonomi Pada Kota Makassar Guna Mencapai Arah Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan” Revolusi Apabila menilik kembali peristiwa masa lalu, dapat dipastikan bahwa seiring berjalannya waktu, berbagai aspek kehidupan akan mengalami revolusi. Revolusi adalah bentuk perubahan sosial yang tidak dapat dihindari bagi umat manusia. Perubahan sosial ini bersifat mendasar dan terjadi dengan cepat dalam periode waktu yang singkat. Menurut Widjojo Nitisastro, seorang ahli ekonomi, revolusi adalah suatu proses transformasi total dari kehidupan tradisional dengan teknologi yang lebih baik dalam arti organisasi sosial untuk pola ekonomi dan politik1. Revolusi merupakan transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi sosial ke arah pola-pola tradisional ekonomi dan politik didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil. Ekonomi Kerakyatan Sistem ekonomi kerakyatan adalah suatu sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah suatu kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan yang mengelola sumber daya ekonomi dengan secara swadaya, menurut apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya. Pengertian ekonomi kerakyatan merujuk pada Pasal 33 UUD 1945, dapat dipahami sebagai suatu sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam bidang ekonomi. Jadi, intinya terletak pada tujuan kedaulatan rakyat. Ekonomi rakyat biasanya banyak diidentikkan dengan keberadaan Usaha Kecil dan Menegah (UKM). Keberadaan atau aktivitas UKM ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar dari masyarakat dalam suatu negara. Peran Negara dalam Ekonomi Kerakyatan di Indonesia Dalam menjalankan sistem ekonomi kerakyatan, negara harus mengambil peran yang besar. Sekalipun masyarakat adalah target utama dalam kegiatan ekonomi, akan tetapi prinsip– prinsip dalam sistem ekonomi kerakyatan ini hanya bisa berjalan baik dengan peran pemerintahan. Indonesia sendiri merupakan satu negara yang juga menerapkan sistem ekonomi kerakyatan. Dalam hal ini, peran negara ditegaskan di dalam Undang –Undang Dasar 1945, pada Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34, yang menyebutkan adanya lima peran negara dalam system ekonomi kerakyatan. Adapun peran negara secara umum tersebut, sebagai berikut: 1). Mengembangkan koperasi. 2). Mengembangkan BUMN. 3). Memastikan pemanfaatan bumi, air, dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. 4). Memenuhi hak setiap warga negara untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak. 5). Memelihara fakir miskin dan juga anak terlantar. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam Abduh (2017:11), Dunia Usaha di Indonesia dibagi menjadi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Usaha mikro secara definitif adalah usaha milik perseorangan sementara usaha besar adalah usaha yang lebih besar daripada usaha menengah. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2008 tersebut juga disebutkan bahwa keberadaan UMKM dan pengelolaannya oleh pemerintah dimaksudkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan, meliputi: 1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang dan berkeadilan. 2) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil dan menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. 3) Meningkatkan peran usaha mikro, kecil dan menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentssan kemiskinan. Ekonomi Digital Ekonomi Digital lebih menitikberatkan pada proses jual beli atau transaksi dan pasar yang terjadi di dunia maya/ internet. Pada tahun 2000 Eric Brynjolfsson dan Brian Kahin dalam bukunya Understanding the Digital Economy: Data, Tools, and Research, menggunakan istilah ekonomi digital untuk menggambarkan ‘transformasi terbaru dan sebagian besar masih belum terealisasi dari semua sektor ekonomi dengan digitalisasi informasi yang diaktifkan komputer’ Definisi ekonomi digital selanjutnya diusulkan oleh OECD (2012) dan para ahli di Komisi Eropa (2013) yang cenderung menyamakan ekonomi digital dengan ekonomi internet. OECD mengakui bahwa ekonomi digital ‘memungkinkan dan melaksanakan perdagangan barang dan jasa melalui perdagangan elektronik di Internet’, sementara Komisi Eropa menyatakan bahwa itu adalah ‘ekonomi berdasarkan teknologi digital (kadang-kadang disebut ekonomi internet)’. Definisi dan pengertian terbaru dari ekonomi digital disampaikan oleh Harald Øverby dan Jan Arild Audestad dalam bukunya yang berjudul “Introduction to Digital Economics: Foundations, Business Models and Case Studies” yang diterbitkan pada tahun 2021. Menurut mereka ekonomi digital didasarkan pada teknologi informasi dan komunikasi seperti Internet, telepon pintar, jaringan seluler dan nirkabel, jaringan optik, Internet of Things (IoT), penyimpanan awan dan komputasi awan, layanan berbagi, aplikasi, dan mata uang kripto. Ukuran dan dampak ekonomi digital didorong oleh adopsi teknologi ini oleh masyarakat secara global. Berdasarkan berbagai defenisi dan penjelesan di atas, dengan demikian yang dimaksud dengan ekonomi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi seperti smarthphone (HP), tablet, laptop dan PC desktop untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis, mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, membuat dan berkomunikasi dengan orang lain agar dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Pembangunan Ekonomi Menurut Irawan (2002: 5) pembanguanan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita. Prof. Meier (dalam Adisasmita, 2005: 205) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang. Sadono Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang. Akhirnya disadari bahwa definisi pembangunan ekonomi (Lincolin Arsyad, 2010:11) itu sangat luas bukan hanya sekadar bagaimana meningkatkan GNP per tahun saja. Pembangunan ekonomi bersifat multidimesi yang mencakup berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, bukan hanya salah satu aspek (ekonomi) saja. Pembangunan ekonomi itu dapat didefinisikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan suatu Negara dalam rangka mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan adanya batasan tersebut, maka pembangunan ekonomi pada umumnya dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu Negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembangaan. b. Solusi yang pernah/akan diterapkan untuk memperbaiki kondisi terkini Digitalisasi ekonomi adalah salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mencapai arah pembangunan ekonomi berkelanjutan serta merekonstruksi pertumbuhan perekonomian Indonesia ke arah yang lebih maju. Digitalisasi ekonomi telah tersedia dalam visi serta misi yang ditawarkan Presiden Indonesia yaitu Joko Widodo, bahkan sebelum pandemi Covid-19 hadir di Indonesia. Perkembangan digitalisasi ini didukung dengan perkembangan teknologi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di Indonesia. Digitalisasi ekonomi dapat membantu Indonesia menyelesaikan berbagai permasalahan perekonomian mulai dari pengangguran, kemiskinan, dan masih banyak lagi Strategi ini juga didorong dengan eksistensi masyarakat Indonesia pengguna media digital yang semakin mengalami peningkatan, misalnya dalam menggunakan media sosial sehari-hari dalam bekerja maupun berinteraksi. Implementasi teknologi dalam digitalisasi perekonomian ini secara signifikan meningkatkan level produktivitas masyarakat yang kemudian mampu menunjang pemulihan perekonomian Indonesia. Digitalisasi perekonomian ini mulai diimplementasikan dengan peningkatan efektivitas sistem operasi teknologi yang juga memasukkan unsur Internet of Things sehingga penggunaan teknologi dapat dimaksimalkan. Digitalisasi menjadi sebuah transformasi perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik dimana dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Digitalisasi perekonomian di mulai dengan perubahan kredit pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) secara digital untuk mendapatkan kemudahan pelayanan yang lebih murah, mudah, dan efektif. Terlebih lagi seluruh kegiatan atau pelaksanaan perekonomian tersebut hanya perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penyokongnya yang dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja c. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengatasi dan mengimplementasikan solusi. Sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan untuk mengimplementasikan solusi revolusi ekonomi kerakyatan melalui digitalisasi ekonomi pada kota Makassar yaitu sebagai berikut : 1). Memberikan pelatihan terhadap pelaku usaha mikro maupun makro. 2). Mengembang literasi digital. 3). Mendorong inovasi dan kreativitas di sektor-sektor strategis yang berpotensi menjadi kekuatan baru ekonomi digital, seperti agritech, fintech, edutech, dan healthtech. 4). Membangun ekosistem digital yang inklusif dan kolaboratif, yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan masyarakat. 5). Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi digital. 6). Meningkatkan akses dan literasi digital bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah terpencil dan perdesaan. 7). Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sosial bagi para pelaku usaha digital, agar tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, diharapkan dapat mengambil peluang dari perkembangan ekonomi digital di era revolusi industri 4.0, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi.