Anda di halaman 1dari 12

SMART UMKM SHARIA : INOVASI UMKM DIGITAL

DALAM OPTIMALISASI PEREKONOMIAN SYARIAH


UNTUK MEWUJUDKAN SDGs 2040

Anysa Puspita Hidayati


anysa.puspita.2104216@students.um.ac.id
Universitas Negeri Malang

Abstrak
Pasca pandemi, pemerintah Indonesia mulai bergerak dalam pembangunan nasional
terutama pada bidang perekonomian. Banyak upaya yang telah dilakukan untuk
memulihkan perekonomian nasional. Dalam 3 tahun terakhir, terdapat dua sektor
ekonomi yang memiliki resiliensi cukup tinggi dan pulih dengan cepat yakni UMKM dan
Ekonomi syariah. Sebagai kontributor utama perekonomian Indonesia maka UMKM
menjadi salah satu objek implementasi yang akan menjasi solusi inovatif untuk
memulihkan perekonomian nasional. Selain itu, ekonomi syariah menjadi elemen penting
dalam pembangunan ekonomi yang cocok menjadi subjek implementasi dalam aktifitas
perekonomian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan konsep inovatif
berupa UMKM menjalankan aktifitas ekonominya sesuai dengan prinsip syariah yang
adil dan menguntungkan sekaligus bertransformasi ke dalam ekonomi digital. Penelitian
ini menggunakanmetode naratif dengan menerapkan literature review melalui buku,
jurnal, dan artikel online mengenai SDGs dan ekonomi syariah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aplikasi UMKMS yang direncanakan peneliti merupakan produk
kompleks yang mengubah sistem usaha mikro secara total. Inovasi ini merujuk pada
penelitian sebelumnya dan harapan pemerintah serta memperhatikan keresahan para
pelaku UMKM sehingga peneliti telah menyesuaikan fitur-fitur yang terdapat dalam
aplikasi tersebut agar dapat digunakan dengan mudah dan mewujudkan pembangunan
nasional yang berkelanjutan. Peneliti juga berharap inovasi ini melibatkan seluruh aktor
perekonomian dan juga didukung penuh dengan pihak-pihak yang terlibat. Adanya
aplikasi UMKMS maka pelaku UMKM nantinya akan turut mendukung penerapan
ekonomi syariah dan memperkuat perekonomian nasional.
Kata Kunci: UMKM, digitalisasi, ekonomi syariah, SDGs 2040
Abstract
After the pandemic, the Indonesian government began to engage in national
development, especially in the economic sector. Many efforts have been made to restore
the national economy. In the last 3 years, there have been two economic sectors that have
high resilience and recovered quickly, namely SMEs and Islamic economics. As the main
contributors to the Indonesian economy, MSMEs are one of the implementation objects
that will become innovative solutions to restore the national economy. In addition,
Islamic economics is an important element in economic development which is suitable to
be the subject of implementation in economic activities. The purpose of this research is to
provide an innovative concept in the form of MSMEs carrying out their economic
activities in accordance with sharia principles that are fair and profitable while
simultaneously transforming into a digital economy. This study uses a narrative method
by applying a literature review through books, journals and online articles regarding the
SDGs and the sharia economy. The results of the study show that the UMKMS
application planned by the researcher is a complex product that completely changes the
micro business system. This innovation refers to previous research and the government's
expectations and pays attention to the concerns of MSME actors so that researchers have
adjusted the features contained in the application so that it can be used easily and realize
sustainable national development. Researchers also hope that this innovation involves all
economic actors and is also fully supported by the parties involved. With the UMKMS
application, MSME actors will later support the implementation of the Islamic economy
and strengthen the national economy.
Keywords: MSME, digitization, Islamic economy, SDGs 2040

Pendahuluan

Pemerintah Indonesia telah memperbarui rancangan pembangunan nasional


yang sering disebut dengan nama SDGs. SDGs merupakan kepanjangan dari
Substainable Development Goals yang memiliki arti yakni tujuan pembangunan
berkelanjutan. Tujuan pemerintah dengan konsep SDGs adalah pembangunan
yang dapat menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi secara
berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kualitas hidup sosial, serta menjamin
keadilan yang mampu menjaga kualitas kehidupan dari setiap generasi dalam 17
tujuan dan 169 target yang sekaligus juga sebagai bentuk aksi global untuk masa
depan. SDGs dirancang secara partisipatif dengan melibatkan lebih banyak pihak
daripada rencana pembangunan pemerintah pendahulunya, MDGs, seperti adanya
keterlibatan pihak pemerintah, komunitas sosial, sektor swasta, pelaku ekonomi,
hingga akademisi (Sustainable Development Goals, 2017)

Sejak tahun 2015, perekonomian menjadi fokus utama pemerintah untuk


mewujudkan tujuan dari SDGs. Namun, adanya pandemi pada tahun 2019 yang
menyebabkan stagnasi perekonomian Indonesia dan memicu kesulitan dalam
perputaran ekonomi di tengah masyarakat sehingga rencana pembangunan
pemerintah terpaksa harus berjalan dengan lambat. Pada akhir tahun 2020,
Indonesia mulai melakukan pembenahan, terutama pada sektor ekonomi, dimana
terdapat dua sektor yang aman dan resilien. Sektor ekonomi pertama yaitu
UMKM sebagai kontributor terbesar bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Kementerian Investasi (2020) menyatakan bahwa 98,7% dari total unit usaha di
Indonesia merupakan UMKM. Hal ini dibuktikan dengan kontribusi UMKM
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yakni sebanyak 61,7% pada tahun 2020.
Usaha ini dinilai memiliki stabilitas yang cukup tinggi di tengah krisis yang
melanda.

Sektor perekonomian yang kedua yaitu keuangan syariah sebagai salah satu
instrumen penting dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi. Dalam dekade
terakhir, keuangan syariah dinilai menjadi sektor yang memiliki pertumbuhan
tercepat di industri keuangan global. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan Febrio
Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (2021), yang menjelaskan bahwa
pertumbuhan sektor perbankan syariah dengan aset yang tumbuh sebesar 15,6%
(yoy) dan mencapai Rp 598,2 Trilyun pada bulan Mei 2021, selain itu pasar
modal syariah mencatat pertumbuhan investor sebesar 9,3% dalam tiga bulan
pertama tahun 2021. Pertumbuhan sektor ekonomi syariah pada tahun tersebut
sesuai dengan proyeksi yang disampaikan oleh Sri Mulyani Indrawati, Menteri
Keuangan RI (2021), bahwa keuangan syariah akan pulih dan tumbuh mencapai
$3,69 triliun mulai dari tahun 2019 hingga tahun 2024.

Berdasarkan pemaparan di atas, menunjukkan bahwa terdapat dua sektor


ekonomi yang kini menjadi fokus pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional
dan menyambut pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.
Konsep Smart UMKM Sharia yang diangkat dalam karya ini merupakan bentuk
kolaborasi antara UMKM, ekonomi syariah, dan teknologi yang memanfaatkan
sumber daya manusia berupa ide, bakat, dan keterampilan dengan prinsip syariah
yang mengutamakan kemaslahatan umat. Konsep inovatif ini melibatkan semua
pihak dari berbagai latar belakang yang sesuai dengan slogan G20 yaitu “Recover
Together, Recover Stronger” dan memperhatikan prinsip utama SDGs yakni
“Leave No One Behind”. Keberhasilan penerapan Smart UMKM Sharia sangat
berdampak besar dalam mewujudkan SDGs dan menjawab tantangan ekonomi
nasional pasca pandemi.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode naratif


dengan menerapkan literature review atau tinjauan pustaka. Literatur review
merupakan suatu metode yang terstruktur, terperinci dan reprodusibel yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi terhadap karya tulis hasil
peneliti terdahulu (Ulhaq, Zulfikar, & Rahmayanti, 2020). Pada penelitian ini,
jenis dan sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder
merupakan suatu data yang diperoleh oleh peneliti secara tidak langsung,
misalnya lewat perantara atau lewat dokumen penelitian terdahulu. Dalam
penelitian ini, data sekunder berasal dari dari buku, jurnal, berita online, dan
referensi lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh penulis. Maka dari
itu, ulasan kami merupakan publikasi yang secara eksplisit terkonsentrasi pada
optimalisasi perekonomian syariah untuk mencapai SDGs 2040 melalui UMKM
digital sehingga pencarian dimulai dengan istilah “SDGs”, “ekonomi syariah”,
“UMKM”, “digitalisasi”, “Lembaga keuangan syariah”, “prospek UMKM dengan
ekonomi syariah”, dan “harapan digitalisasi UMKM”. Berdasarkan pencarian
tersebut, kami mengidentifikasi beberapa pokok pembahasan seperti bagaimana
konsep pemerintah dalam SDGs; bagaimana prospek kolaborasi antara UMKM
dengan Ekonomi Syariah; sejauh mana rencana pemerintah dalam ekonomi
digital; bagaimana implementasi UMKM saat ini; bagaimana tanggapan
masyarakat terkait ekonomi syariah; dan apa saja harapan serta kendala unuk
transformasi ke ekonomi digital. Review tersebut memudahkan peneliti untuk
menganalisis berbagai sumber yang didapat untuk menyimpulkan hasil dari
penelitian. Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak dapat menghindari pemikiran
khusus dari penulis karena informasi yang ditemukan dalam penelitian merupakan
hasil interpretasi dari peneliti.  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Smart UMKM Sharia

Konsep Smart UMKM Sharia merupakan kolaborasi nyata antara ekonomi


syariah, UMKM, dan teknologi guna mencapai tujuan SDGs 2040. Terobosan
inovatif ini diawali dengan penguatan ekosistem digital dan edukasi syariah untuk
menciptakan pelaku bisnis yang melek digital dan prinsip syariah dalam
bertransaksi. Selain itu, digitalisasi yang akan dilakukan sebagai jawaban
keresahan pemerintah dalam perekonomian nasional dan menciptakan industri
inovasi di Indonesia. Sementara, unsur ekonomi syariah dalam konsep bertujuan
untuk mewujudkan kesejahteraan umat dengan memberikan cara mengatur aset
dan transaksi hingga pengelolaan biaya resiko dan keuangan sosial yang sesuai
prinsip keadilan. Perpaduan kedua unsur tersebut yang nantinya akan
diimplementasikan pada kontributor terbesar ekonomi Indonesia yaitu UMKM,
sehingga usaha mikro tidak hanya beradaptasi dengan zaman namun juga
mendukung pengembangan ekonomi syariah yang sedang menjadi proyek
pemerintah serta menguatkan resiliensi perekonomian nasional.

Inovasi yang ditawarkan merupakan sebuah solusi kompleks dimana semua


aktifitas usaha mikro akan dilaksanakan secara sistematis sesuai prinsip syariah
yang dibantu oleh teknologi.implementasi Smart UMKM Sharia menggunakan
aplikasi yang memudahkan pelaku bisnis untuk mengenalkan produknya,
pemasaran, edukasi penjualan, pengajuan pendanaan, hingga manajemen data
konsumen. Sementara pembeli akan dimudahkan dengan fitur-fitur belanja online
yang inovatif, aman, dan mudah dengan produk bervariasi. Adapun penerapan
Smart UMKM Sharia dikemas dalam ide inovatif berupa Aplikasi UMKMS
Partner dan UMKMS Store.

Implementasi aplikasi UMKMS

Inovasi ini merujuk pada penyempurnaan penelitian sebelumnya yang


menyatakan bahwa digitalisasi tidak hanya mengenai usaha dan aspek ekonomi
melainkan membantu pelaku usaha untuk mengurangi risiko dengan adanya fitur
yang dikembangkan pada setiap aplikasi. Selain itu, sebagai jawaban atas
permasalahan pelaku UMKM yang masih awam dan susah untuk memulai
transformasi ke ranah usaha digital (Allo, Runturambi, & Hanita, 2022).

Penelitian diatas membuat aplikasi ini menjadi produk utama dalam konsep
Smart UMKM Sharia. Sesuai dengan tagline, aplikasi ini terbagi menjadi dua
yakni UMKMS Partner yang dibuat khusus untuk para pelaku UMKM dan
aplikasi UMKMS Store akan digunakan oleh para konsumen produk UMKM.
Tujuan dari pemisahan fungsi dari aplikasi ini adalah guna memudahkan pelaku
bisnis untuk adaptif terhadap digitalisasi dengan fitur-fitur yang disediakan.
Sementara, bagi konsumen agar lebih mudah untuk mengeksplorasi produk-
produk UMKM dan memudahkan konsumen untuk berkomunikasi dengan
penjual.

Gambar 1. Tampilan utama aplikasi UMKMS Partner dan UMKMS Store

Menurut Purwana ES dan Rahmi (2017), digitalisasi sebuah usaha sangat


berkaitan erat dengan fitur aplikasi yang dapat mendorong penjualan seperti alat
penjualan, layanan pelanggan, alat komunikasi, dan pengembangan produk.
Berkaitan dengan pernyataan diatas, maka fitur utama yang akan ditawarkan
dalam aplikasi UMKMS sebagai berikut :

Gambar 2. Tampilan homepage aplikasi UMKMS dengan fiturnya


a. Purchase Management
Fitur ini berfungsi untuk memudahkan pelaku usaha mengatur
pembelian yang diterima. Selain itu, pada fitur ini juga membantu pelaku
usaha untuk mengelola konsumen dengan menyediakan fitur broadcast
guna memudahkan promosi produk dan took. Dalam fitur pengelolaan
konsumen, pelaku usaha dapat memberitahu promo terbaru sesuai dengan
target pasar produk yang ditawarkan. Fitur ini hanya tersedia pada
UMKMS Partner.
b. Data
Fitur yang menunjukkan data terupdate harian toko dan
memperlihatkan data performa toko dalam per bulannya guna
memudahkan pemilik usaha untuk mengevaluasi tokonya.
c. Funding Business
Fitur utama dalam aplikasi UMKMS Partner adalah pendanaan bisnis
yang nantinya bekerja sama dengan beberapa Lembaga Keuangan Syariah.
Fitur ini memudahkan akses UMKM dalam pengajuan dana usaha dan
menunjukkan performa masing-masing usaha pada Lembaga Keuangan
tersebut.
d. Seller Education
Fitur yang menyediakan pembelajaran atau strategi terkait dunia bisnis
guna menambah wawasan pelaku usaha. Fitur ini direncanakan dapat
diakses oleh penjual maupun pembeli untuk memperluas pengetahuan dan
menarik masyarakat Indonesia untuk menjadi pelaku ekonomi dan
menyerap tenaga kerja.
Fitur diatas memang merupakan beberapa fitur yang akan hadir pada aplikasi
UMKMS Partner. Namun, pada UMKMS Store akan dilengkapi oleh fitur
business and sharia education, chatting, dan fitur utama yaitu katalog UMKM
yang terhubung dengan lokasi pengguna sehingga konsumen dapat
mengeksplorasi UMKM dimanapun berada.
Rencana pengembangan aplikasi tersebut akan tetap dilengkapi oleh
implementasi transaksi yang sesuai dengan akad-akad syariah. Selain itu,
pengembangan tersebut akan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat,
dikarenakan nantinya aplikasi ini akan dikelola secara terpusat agar memudahkan
pemerintah untuk melakukan pengawasan dan pendampingan.

Pihak Pendukung Smart UMKM Sharia

Adapun beberapa pihak yang dapat mendukung dalam mengimplementasikan


konsep ini yaitu :
1. Pemerintah Pusat
Dalam pembangunan Smart UMKM Sharia perlu adanya dukungan
dari Pemerintah Pusat untuk mendukung segala aspek dalam mewujudkan
Smart UMKM Sharia yang nantinya Pemerintah Pusat akan berperan
sebagai peninjau, penetap regulasi dan perencanaan, dan melakukan
pengelolaan.
2. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah sebagai peninjau terhadap penerapan aplikasi
UMKMS di daerah masing-masing. Peran utama dari pemerintah daerah
yakni sebagai pionir utama dan fasilitator yang melakukan pembinaan
rutin terhadap UMKM yang sedang berkembang.
3. Pelaku bisnis dan filantropi
Dalam pembangunan Smart UMKM Sharia diperlukan aktor ekonomi
yang memahami urgensi penerapan digital dalam kegiatan ekonomi.
Pelaku bisnis sebagai eksekutor utama dalam penerapan konsep ini yang
berfungsi untuk meningkatkan dan menguatkan ekosistem digital dalam
dunia perekonomian dengan tujuan menciptakan pembangunan yang
berkelanjutan.
4. Masyarakat
Penerapan konsep ini pastinya diperlukan peran masyarakat sebagai
pengguna utama layanan UMKM digital. Keterlibatan dan dukungan
masyarakat untuk peningkatan penerimaan yang dirasakan langsung dari
implementasi Smart UMKM Sharia.
5. Startup Teknologi
Dalam pelaksanaan pembuatan aplikasi UMKMS diperlukan adanya
proses kolaborasi dengan pengembang teknologi yang mendukung dalam
bidang perekonomian seperti finance, marketplace, dan pemasaran.

6. Ahli Keuangan dan Lembaga Keuangan Syariah


Perencanaan aplikasi ini membutuhkan pihak ahli keuangan syariah
untuk meninjau apakah fitur-fitur dan aktifitas transaksi telah sesuai
dengan prinsip syariah. Selain itu, Lembaga keuangan syariah akan
menjadi fasilitator UMKM dalam perihal dana usaha.
Bagan 1. Langkah strategis implementasi Smart UMKM Sharia
Pembuatan
Regulasi dan Mediasi dan koordinasi antara
Aturan Program Pemerintah Pusat dengan
Smart UMKM Pemerintah daerah
Sharia
Proses launching dan
pengenalan aplikasi
UMKMS pada pelaku
bisnis

Proses
Pembangunan
Berhasil Tidak Berhasil
Sistem Berkelanjutan
dan Integrasi

Penyempurnaan dan
Perbaikan Sistem

Uji Coba Pelaksanaan


dan Penerapan pada
UMKM secara
bertahap

Penerapan Smart
UMKM Sharia secara
massif di masyarakat

Langkah Strategis Implementasi Smart UMKM Sharia

Smart UMKM Sharia diciptakan untuk menerapkan secara langsung kegiatan


ekonomi berbasis digital dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, diperlukan
langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah melakukan pembuatan regulasi
dan aturan program yang meliputi persyaratan, tujuan, dan proses
ekonomi.
2. Pemerintah pusat melakukan mediasi dan koordinasi dengan pemerintah
daerah. Kemudian mengenalkan aplikasi UMKMS pada pelaku usaha di
daerah setempat.
3. Pemerintah daerah melakukan peninjauan terhadap proses penerapan
aplikasi tersebut yang dilakukan oleh pelaku bisnis.
4. Uji coba penerapan secara bertahap dan mengimplementasikannya
ditengah masyarakat sebelum diterapkan secara massif.
5. Penerapan secara massif berdasarkan hasil uji coba dengan melakukan
pengembangan dan evaluasi.

KESIMPULAN

Guna menciptakan Smart UMKM Sharia dalam perekonomian Indonesia


maka diperlukannya kolaborasi dan regulasi dari Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah dengan masyarakat terutama pelaku bisnis serta menjalin
Kerjasama yang baik antara berbagai pihak yang dibutuhkan untuk mewujudkan
Smart UMKM Sharia sebagai wujud pembangunan berkelanjutan.

Dalam implementasi Smart UMKM Sharia ini penulis merekomendasikan


hal-hal yang perlu diperhartikan sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah pusat maupun daerah perlu berupaya untuk melakukan


pendampingan dan pengawasan terhadap UMKM. Aplikasi ini berguna
untuk memudahkan fungsi pemerintah dalam dunia perekonomian
sehingga sangat perlu sikap tanggap dan aktif pemerintah dalam
menyikapi kendala lapangan yang akan dihadapi nanti dengan solutif.
2. Bagi pelaku bisnis perlu inisiatif, inovatif, kreatif, dan aktif saat
menggunakan aplikasi tersebut. Fitur yang telah disediakan akan
memudahkan kinerja pelaku bisnis dalam segala aspek, maka dari itu
diharapkan pelaku bisnis meningkatkan semangat untuk terus berinovasi.
3. Bagi Lembaga keuangan syariah perlu meningkatkan persentase
pendanaan usaha mikro agar UMKM dapat berkembang dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lembaga keuangan syariah
diharapkan juga turut mendampingi dalam implementasi aplikasi ini.
DAFTAR REFERENSI
Allo, E. R., Runturambi, A. J., & Hanita, M. (2022). Peran Digitalisasi Pelaku
UMKM dalam mendukung Ketahanan Ekonomi di Masa Pandemi Covid-
19: Studi Kasus Pedagang Kaki Lima di Lima Wilayah DKI Jakarta.
Jurnal Keamanan Nasional Volume VIII.

ES, D. P., & Rahmi. (2017). Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM).

Fiskal, B. K. (2021, August 25). Keuangan Syariah Sangat Berperan dalam


Pemulihan Ekonomi Nasional. Retrieved from Fiskal Kemenkeu:
https://fiskal.kemenkeu.go.id/baca/2021/08/25/4308-keuangan-syariah-
sangat-berperan-dalam-pemulihan-ekonomi-nasional

Investasi, K. (2020, Oktober). Minat Usaha Mikro Tetap Juara Di Masa Pandemi.
Retrieved from BKPM: https://www.bkpm.go.id/

Sustainable Development Goals. (2017). Retrieved from sdg2030indonesia:


https://www.sdg2030indonesia.org/

Ulhaq, Zulfikar, & Rahmayanti. (2020). Panduan Penulisan Skripsi Literatur


Review.

Anda mungkin juga menyukai