BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................... 3
B. RumusanMasalah............................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR................................6
A. Hakikat Ekonomi dan Perbankan Syariah.......................................................6
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi
dunia. Berbagai kebijakan diberlakukan guna mengatasi penyebaran COVID-19,
seperti physical distancing, pemakaian masker hingga Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB). Akibatnya terjadinya penurunan aktivitas manusia, para pelaku usaha
khususnya pedagang kecil terpaksa berhenti berjualan dan aktivitas ekonomi lainnya
sehingga mereka tidak memiliki pemasukan. Pandemi COVID-19 menyebabkan
dampak luar biasa kepada ekonomi sehingga bisa menyebabkan peningkatan jumlah
kemiskinan jika tidak ditanggulangi.
Masalah kemiskinan tidak hanya menjadi problem ekonomi, tetapi juga
menjadi problem sosial dan politik. Problem ekonomi berdampak pada problem
sosial, pendidikan, kesehatan dan politik. Problem inilah yang ini dihadapi oleh
negara-negara berpenduduk muslim karena dapat membahayakan serta mengancam
akidah, akhlak kelogisan berfikir, keluarga dan mengancam masyarakat muslim
(Qardhawi, 2005). Kemiskinan bisa disebabkan oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal disebabkan oleh manusia sendiri seperti rendahnya tingkat
pendidikan, keterampilan, hingga budaya. Sedangkan faktor eksternal seperti
rendahnya kemampuan mengakses sumber daya ekonomi, keterbatasan sarana
prasarana umum hingga adanya bencana termasuk pandemi.
.
Pandemi merupakan tantangan nyata bagi dunia usaha, termasuk di dalamnya
industri jasa keuangan perbankan. Bank Syariah sebagai lembaga intermediasi
masyarakat yang memiliki dana dengan yang membutuhkan dana dituntut untuk dapat
melakukan aktivitasnya ditengah ancaman paparan COVID-19. Perbankan Syariah
memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan Syariah
harus cepat beradaptasi dengan membuat strategi yang kreatif dan inovatif untuk
bertahan dalam Pandemi COVID-19. Tantangan yang dihadapi perlu untuk diubah
menjadi sebuah kesempatan. menjadi lebih baik. Selain itu masa berakhirnya pandemi
belum bisa diketahui.
4
Bank Syariah Indonesia berperan hampir di semua sektor ekonomi
masyarakat seperti konsumsi dan investasi. Di masa pandemi COVID-19, peran BSM
sangat dibutuhkan untuk membantu sektor ekonomi yang tengah mengalami tekanan
baik melalui restrukturisasi kredit nasabah maupun melalui penyaluran pembiayaan
kredit baru. Sebagai bank syariah. Bank Syariah Indonesia memiliki peran besar untuk
memajukan ekonomi syariah, yakni ekonomi yang berbasis ajaran Islam untuk
kemaslahatan umat manusia. Mengingat besarnya efek pandemi terhadap
perekonomian dan pentingnya peran bank syariah di Indonesia maka penelitian terkait
peran Bank Syariah Mandiri bagi perekonomian Indonesia di masa pandemi COVID-
19 penting untuk dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang diatas maka selaku peneliti memberikan batasan masalah
berupa rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana model kebijakan pengembangan system pelayanan bank syariah di
Indonesia agar calon nasabah lebih muda mendapatkan informasi dan pelayanan
secara mandiri di Kota Makassar?
2. Bagaimana implementasi kebijakan tentang stabilitas perbankan syariah Indonesia
di era digilitasasi agar masyarakat dapat merasakan pelayanan syar’i Indonesia di
Kota Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengembangan system pelayanan bank syariah di Indonesia
agar calon nasabah lebih muda mendapatkan informasi dan pelayanan secara
mandiri
2. Mengetahui stabilitas perbankan syariah Indonesia di era digilitasasi agar
masyarakat dapat merasakan pelayanan syar’i di Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut ini adalah :
1. Manfaat praktis
A. Bila pengembangan system pelayanan bank syariah di Indonesia
ditemukan maka akan memberikan kemudahan bagi para calon nasabah
5
untuk mendapatkan akses informasi dan pelayanan seputar perbankan
syariah di Indonesia yang berupa e-bangking di era digitalisasi seperti
sekarang ini ditengah-tengah pandemi COVID 19
B. Bila stabilitas perbankan syariah Indonesia di era digilitasasi ditemukan
masyarakat dapat merasakan pelayanan syar’i di Indonesia maka
berdampak pada sektor investasi, perdagangan, transportasi, dan
pariwisata sehingga mengalami peningkatan dan berhasil menghasilkan
laba atau keuntungan
2. Manfaat teoritis
Adapun manfaat penelitian ini secara teoritis adalah sebagai berikut
pandemi berdampak postif bagi transaksi digital BSM seperti peningkatan
jumlah pengguna Mandiri Syariah Mobile, peningkatan transaksi digital, dan
peningkatan pembukaan rekening online sehingga BSM di masa pandemi
meliputi restrukturisasi pembiayaan nasabah, bantuan sosial, pemaksimalan
program corporate social responsibility (CSR), penerapan protokol
kesehatan, dan pengalihan kegiatan bank menjadi berbasis digital
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Ekonomi Kreatif dan Perbankan Syariah
Selain pertanian, industri dan informasi sektor ekonomi menempati urutan keempat
dalam proses manifestasi pembangunan yang segera butuh penanganan pada masa pandemi
covid. Ekonomi kreatif menurut hemat saya adalah bagian dari manifestasi dalam upaya
mencari pembangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan
berkelanjutan dan kontinue sebagai suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan
memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Ekonomi kreatif menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk
menciptakan, pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi.
B. Pengaruh Ekonomi Kreatif dan Perbankan syariah Pada Masa Pandemi Covid
19
7
dengan kekuatan industri kreatif yang nyata di dunia.
Ekonomi kreatif yang mencakup industri kreatif, dimana semakin berkembang pada
beberapa negara saat ini, diyakini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kemajuan perekonomian bangsanya. Di Indonesia, yang dimaksud dengan kontribusi
terhadap perekonomian antara lain sebagai berikut: Pertama, kontribusi terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB). Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) industri ini di Indonesia
memberi kontribusi sebesar 7,28 % terhadap PDB pada tahun 2018 dan 7,8 % terhadap
PDB secara rata-rata dari tahun 2012 sampai 2018. Kontribusi industri kreatif terhadap
PDB sebagian besar berasal dari lapangan usaha fashion (3,7
%) dan kerajinan (1,9 %).dan perbankan sekitar (4, 5) %
Kedua, penciptaan lapangan pekerjaan, data dari BPS menunjukkan bahwa industri
kreatif di Indonesia menyerap 7.686.410 tenaga kerja pada tahun 2018 dan rata-rata
7.391.642 tenaga kerja dari tahun 2012 sampai 2018. Secara rata-rata dari tahun 2012
sampai 2018, industri kreatif menyerap 7,7 % total tenaga kerja di industri. Dengan
persentase sebesar tersebut, industri kreatif merupakan industri kelima terbesar yang
menyerap tenaga kerja setelah industri Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan;
Perdagangan, Hotel dan Restoran; Jasa Kemasyarakatan; dan Pengolahan.
Ketiga adalah peningkatan kegiatan ekspor. Dalam kurun waktu tahun 2018 - 2020,
industri kreatif mencatatkan kontribusi net trade yang dominan dan selalu meningkat,
berturut- turut sebesar 41,7%, 54,7%, 57,8% dibandingkan dengan net trade nasional.
Statistik ini menunjukkan bahwa industri kreatif merupakan salah satu penopang
peningkatan pendapatan masyarakat. Dan sebagai salah satu sektor penyumbang devisa
utama nasional, industri kreatif memiliki peran penting dalam terciptanya stabilitas moneter
nasional.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jones et.al (2019) di Inggris menyatakan
bahwa industri kreatif memberikan kontribusi terhadap ekonomi dan sosial pada level
nasional, regional, dan lokal; dan adanya tantangan bagi manajemen perusahaan untuk
memberikan dukungan dan promosi pada sektor industri ini. Selain itu terdapat
berbagai dampak yang ditimbulkan oleh ekonomi kreatif terhadap suatu bangsa, yaitu
menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, berbasis
pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas yang
merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa, memberikan dampak sosial yang
positif. Oleh karena itu, Indonesia pun mulai melihat berbagai subsektor yang terdapat
8
dalam industri kreatif sangat berpotensi untuk dikembangkan mengingat Indonesia
memiliki warisan budaya yang kaya dan sumber daya manusia yang kreatif.
Sandiaga S.Uno (2021) mengatakan bahwa melihat ekosistem ekonomi digital
yang saling menguatkan menjadi krusial karena ekonomi digital di Indonesia tetap bisa
tumbuh di tengah pandemi Covid-19 yaitu dengan menjalankan tiga pilar yaitu Inovasi,
Adaptasi, dan Kolaborasi.pernyataan ini disampaikan pada acara ICIEFI UMY Ke-5, 25
Agustus 2021 Salah satu cara untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah global ini
adalah bekerja sebagai satu kesatuan, yaitu memperkuat kolaborasi, inovasi, dan adaptasi.
Kita harus melanjutkan kolaborasi bisa dari pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, media,
dan masyarakat pada umumnya sehingga memperkuat ekonomi kreatif dan pariwisata
bahkan pasca pandemi. Pada kegiatan ini juga pak menteri Sandiaga S.Uno menyampaikan
bahwa sektor ekonomi kreatif dan pariwisata sangat terdampak karena adanya pandemi.
Jadi dibalik kerugian triliunan rupiah yang dialami Indonesia, sebenarnya ada pelaku
ekonomi kreatif dan pariwisata di dalamnya yang terancam kehilangan mata pencaharian
mereka. “Maka dari itu kita perlu berjuang di setiap sektor pekerjaan di masa pandemi ini.,
Berdasarkan apa yang disampaikan oleh Sandiaga S. Uno pada acara seminar
tersebut maka selaku penulis bisa berkesimpulan bahwa cara untuk mengelola produk
pada masa pandemic yakni pelajari kembali target pasar dan ubah produk kreatif pada saat
pandemi
9
signifikan terhadap kinerja usaha kecil. Hal ini membawa implikasi bahwa untuk memprediksi
pembentukan kinerja usaha kecil harus diperhitungkan besaran variabel model komunikasi
wirausaha, pembelajaran wirausaha, dan sikap kewirausahaan. Sejalan dengan model
pengembangan Ekonomi kreatif dimasa pandemi Covid 19 sehingga dimungkinkan bahwa
pembelajaran wirausaha sebagai bagian penting dari model ekonomi kraetif yang prlu
dikembangkan oleh para pelaku usaha.
Pada kesempatan yang lain Muhammad Rakib (2017) dalam jurnal kepariwisataan
mengatakan bahwa sumbangsih ekonomi kreatif dalam perekonomian dan kultur Indonesia
dengan keragaman sosio-budaya menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan ekonomi
kreatif di Indonesia. Keragaman sosio-budaya Indonesia memberikan indikasi bahwa
kreativitas masyarakat Indonesia sangat tinggi. Begitu pula halnya dengan keragaan produk
dari berbagai etnis, yang menjadi factor pendukung pengembangan ekonomi kreatif.
Pengembangan ekonomi kreatif tidak terlepas dari budaya masyarakat setempat.
Pengembangan ekonomi kreatif harus berbasis budaya masyarakat setempat. Budaya
masyarakat setempat merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan dan dikembangankan
dalam bentuk terintegrasi dalam setiap kegiatan pembangunan. Kearifan local dalam budaya
biasa dalam bentuk fisik dan non fisik. Kearifan local dalam bentuk fisik dan non fisik dapat
berupa produk-produk yang memiliki nilai-nilai yang bermakna seperti kerajian, seni,
kuliner, dan lain-lain.
Ekonomi kreatif bukan hanya diukur dari segi ekonomi tetapi juga dapat diukur dari
segi dimensi budaya. Dewasa ini, ide- ide kreatif yang muncul pada dasarnya bersumber
dari kearifan localdaerah. Hal ini memberikan makna bahwa kearifan lokal sangat
menentukan arah perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia.
Ekonomi kreatif yang dikembangkan dengan memperhatikan kearifan lokal
merupakan solusi alternative yang dapat mendorong perkembangan ekonomi kreatif untuk
menjadi lebih mandiri terutama di daerah. Dimana, daerah memiliki produk-produk yang
mencerminkan budayanya masing-masing. Hal ini merupakan potensi yang dapat
dikembangkan menjadi produk berbasis kearifan lokal yang dengan sentuhan teknologi
sehingga memiliki keunikan atau kekhasan tersendiri.
Menurut UK Government Task Force yang disitasi oleh Jones et.al (2014)
mengartikan industri kreatif sebagai berikut “those industries which have their origins in
individual creativity, skill and talent and which have a potential for wealth and job
10
creation hrough the generation and exploitation of intellectual property”. Kemudian
pengertian industri kreatif hampir sama dengan yang dirujuk oleh buku Pengembangan
Ekonomi Kreatif Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-
2015,‖ yang diterbitkan oleh Kementrian Perdagangan RI, industri kreatif didefinisikan
sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
memberdayakan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
11
2. Intensitas Sumber Daya
Secara umum, industri kreatif menekankan pada kreativitas sebagai sumber daya
utama. Tetapi, terdapat banyak industri yang membutuhkan sumber daya yang bersifat fisik,
seperti penggunaan sumber daya alam. Misalnya saja pada industri fashion , meskipun tren
globalnya adalah pada peningkatan nilai tambah dari aspek desain, tetap saja industri ini
memerlukan sumber daya alam berupa benang yang kemudian dijadikan kain sehingga
produk yang dihasilkan nampak bentuk fisiknya. Contoh lainnya adalah industri kerajinan
yang masih memerlukan bahan baku alam seperti kayu, rotan, batu- batuan, logam, dan lain
sebagainya juga industri percetakan yang masih memerlukan kertas yang kesemuanya
memerlukan bahan baku dari alam.
Contoh industri-industri di atas merupakan industri yang berbasis pada sumber daya
yang kasat mata (tangible-based). Sementara beberapa subsektor industri kreatif lainnya
sangat minim menggunakan sumber daya fisik. industri- industri seperti permainan interaktif,
film dan musik misalnya yang mengandalkan sumber daya kreativitas sebagai sumber daya
utamanya. Industri-industri ini merupakan contoh dari industri yangberbasis pada sumber
daya yang tidak kasatmata (intangible-based).
12
mengelola suatu perusahaan.pembelajaran, kompetensi inti para karyawan dalam rangka
mencapai tujuan, program- program di organisasi dan tugas-tugas fungsional mereka. Mc
Gregor et.al (2019) menyatakan bahwa human capital mencakup pertimbangan sumber
daya manusia secara luas, yaitu sebagai tenaga kerja pada suatu perusahaan dan secara
lebih spesifik, yaitu kompetensi individu dalam bentuk pengetahuan, skill, dan sifat- sifat
dari para manajer serta orang-orang yang diaturnya.
13
mengembangkan sektor ekonomi kreatif kini dan mendatang masih menghadapi
permasalahan.
Pertama, penetapan 16 subsektor ekonomi kreatif belum diiringi upaya penyiapan
yang sistemik, khususnya pada tataran regulasi dan infrastruktur penunjang. Artinya,
sebagian besar pemerintah daerah belum menyadari keberadaan ekonomi kreatif sebagai
suatu talenta baru yang dapat menghasilkan nilai tambah ekonomi dan bahkan memicu daya
saing daerah.
Kedua, kehadiran ekonomi kreatif sebagai wujud ide kreatif-inovatif masyarakat dan
manfaat keekonomiannya, belum mampu menstimulasi pemerintah daerah khususnya untuk
segera merespons melalui pengaturan dan penataan serta pengembangan usaha dan produk-
produk kreatif yang mampu memberikan nilai tambah ekonomi dan nilai kemanfaatan yang
dapat langsung dirasakan masyarakat.
Ketiga, diversifikasi budaya dan potensi wilayah yang spesifik dan sangat variatif
telah mendorong masyarakat untuk melakukan usaha-usaha dan menghasilkan produk-
produk kreatif. Hanya saja, pemerintah daerah belum melakukan upaya yang dapat
terjangkau untuk mengangkat keunggulan, budaya, dan karakteristik wilayahnya, sehingga
dapat menstimulasi lahirnya kewirausahaan lokal yang berkontribusi bagi pertumbuhan
perekonomian daerah dan turut memicu daya saing daerah, bahkan nasional.
E. Komponen Model Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Perbankan Syariah
Dalam pengembangan ekonomi kreatif terdapat lima pilar utama yang harus
diperkuat agar industri kreatif dapat terus tumbuh dan berkembang. Kelima pilar utama
tersebut antara lain:
1. Industri
Industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang berhubungan langsung dengan
kegiatan produksi, distribusi serta konsumsi dari suatu produk baik itu berupa barang
ataupun jasa pada suatu area tertentu. Industri menjadi pilar utama dalam
pengembangan ekonomi kreatif ini dianalisi dengan smenggunakan pendekatan teori
Michael Porter yang dikenal dengan sebutan five forces model. Porter berpendapat
bahwa terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis jika perusahaan ingin berjalan
sukses dan bertahan dalam suatu industri tertentu, yaitu persaingan antar perusahaan
sejenis, ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar pemasok,
dan kekuatan tawar pembeli.
14
2. Teknologi
Kemajuan teknologi sangat penting peranannya dalam segala bidang misalnya dalam
industri kreatif ini yang berbasis pada kreativitas manusia dan terdapat pengetahuan di
dalamnya. Teknologi bukan hanya mesin ataupun alat bantu tetapi termasuk di
dalamnya adalah kumpulan teknik atau metode-metode, atau atktivitas yang membentuk
dan mengubah budaya. Teknologi merupakan tools bagi pengembangan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, teknologi dapat digunakan untuk berkreasi, memproduksi,
mencari informasi, sarana berkomunikasi dan bersosialisasi yang akan memudahkan
proses ekonomi kreatif
3. Sumber daya
Sumber daya yang dimasudkan adalah input bagi suatu proses penciptaan nilai tambah, yaitu
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lain. Ide dan kreativitas
merupakan sumbangan dari sumber daya manusia sebagai human capital. Negara Indonesia
kaya akan sumber daya alamnya, seperti kayu, rotan, kapas, batu-batuan bahkan sampai ke
logam mulia. Sinergi antara sumber daya manusia dan sumber daya alam yang optimal akan
menciptakan daya kreasi berupa produk yang bernilai.
4. Institusi
Pilar terakhir yang sangat penting menopang ekonomi kreatif adalah lembaga
15
intermediasi keuangan. Lembaga ini merupakan lembaga yang menyalurkan pendanaaan
kepada masyarakat terutama para pelaku bisnis di industri kreatif baik berupa
pinjaman/kredit maupun dalam bentuk modal/ekuitas. Sudah lazim kita dengar salah satu
faktor produksi yang dapat menghambat para pelaku bisnis (entrepreneur) pemula
adalah dalam hal modal. Sekarang ini banyak ide-ide kreatif yang berasal dari kaum
muda namun usaha mereka non formal dan belum mature, sehingga dibutuhkan
dukungan yang kondusif terhadap akses-akses finansial. Bentuk dukungan yang bisa
diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Intelektual
Dalam konteks ekonomi kreatif, para intelektual mencakup budayawan,
seniman, punakawan, begawan, para pendidik di lembaga-lembaga pendidikan, para
pelopor paguyuban, sanggar budaya dan seni, individu atau kelompok studi dan peneliti,
penulis, dan tokoh-tokoh lainnya di bidang seni, budaya (nilai dan filsafat) dan ilmu
pengetahuan yang terkait dengan pengembangan industry kreatif. Di Indonesia sendiri
terdapat beberapa tokoh intelektual baik dari bidang seni maupun bidang lainnya yang
mempunya potensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia, misalnya M.H
Ainun Nadjib, Sudjiwo Tedjo, Rhenald Khasali, Iwan Fals, (Alm) Rendra, Saung Udjo
dan masih banyak lagi. Para intelektual ini memiliki kapasitas yang sangat besar dalam
memperkuat basis-basis formal dan informal dari inovasi, dan memeiliki kemampuan
untuk mematangkan konsep- konsep inovasi dan juga memiliki kapasitas mendesiminasi
informasi dengan jejaring di dunia internasional.
2. Pemerintah
Pemerintah merupakan sutu organisasi yang memiliki kewenangan untuk
mengelola suatu negara, sebagai sebuah kesatuan politik serta memiliki
kekuasaan untuk membuat dan menerapkan undang- undang di wilayah tertentu.
Dalam pelaksanaan kegiatannya pemerintah dibantu oleh para menteri yang
terbagi dalam kementrian-kementrian yang membawahi badan-badan negara.
Dalam mewujudkan pengembangan ekonomi kreatif suatu bangsa diperlukan
dukungan pemerintah, baik pemerintah daerah dan pusat, akan berjalan dengan
kondusif. Hal ini disebabkan pengembangan ekonomi kreatif tidak hanya pada
pembangunan industrinya melainkan juga pada pembangunan ideologi, sosial,
budaya, dan politik. Sebagai contoh pemerintah Korea Selatan telah berhasil
mengembangkan bahkan memajukan ekonomi kreatifnya pada sektor film, musik,
16
fesyen sampai mendunia yang dikenal dengan gelombang hallyu (hallyu wave). Saat
ini juga hallyu diikuti dengan banyak perhatian pada produk buatan Korea Selatan,
misalnya masakan, barang elektronik serta mempromosikan bahasa dan budaya
Korea Selatan. Hal ini terjadi bukan untuk waktu yang instan. Pemerintah Korea
Selatan sendiri mempersiapkan budaya korea menjadi kiblat hiburan di dunia telah
dirintis selama dua puluh tahun.
Hal ini dimulai dengan pemberian beasiswa kepada para seniman untuk
belajar bagaimana dapat membuat film dan musik dengan kulitas yang baik sehingga
bisa disejajarkan dengan produk-produk Hollywood. Dampaknya banyak para
wisatawan yang berbondong-bondongdatang ke Korea Selatan untuk berwisata yang
akhirnya sektor pariwisata Korea Selatan dapat menyumbangkan devisa. Berdasarkan
hal tersebut pemerintah Korea Selatan menyadari dengan penuh bahwa human
capital yang menjadi basis industri kreatif mempunyai peranan yang sangat penting.
Dengan melihat hallyu wave berhasil menembus dunia, pemerintah Indonesia dapat
melakukan studi banding mengenai hal ini.
17
investasi venture financing (Cevik & Charap, 2011). Tumbuh dan berkembangnya lembaga
keuangan bank dalam perekonomian, sangat ditentukan oleh besarnya tingkat keuntungan
yang diperoleh dalam kegiatan operasional.
18
keuangan yang dapat mendukung dan membantu mengatasi permasalahan permodalan
yang dihadapi oleh sektor UMKM.
Lembaga keuangan syariah hadir salah satu contohnya adalah perbankan syariah
sebagai wujud perkembangan aspirasi masyarakat yang menginginkan kegiatan
perekonomian yang berdasarkan prinsip syariah (Hermanita, 2013: 3). Kehadiran
perbankan syariah seharusnya dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan
sektor riil khususnya UMKM. Hal ini dikarenakan perbankan syariah memiliki core product
pembiayaan bagi hasil yang dikembangkan dalam produk pembiayaan mudharabah dan
musyarakah yang dapat digunakan dalam usaha produktif pada sektor riil (Kara, 2013: 2).
Selain pembiayaan produktif perbankan syariah juga menyediakan pembiayaan konsumtif
dengan akad jual beli yang dikembangkan dalam produk pembiayaan murabahah, dan
istishna seperti jual beli kendaraan operasional usaha, yang juga dapat membantu kelancaran
kegiatan operasional usaha pada sektor UMKM. Perbankan sebagai lembaga keuangan tentu
pertumbuhannya dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi.
Kondisi perekonomian dan keuangan syariah Indonesia di tahun 2017 secara umum
menunjukkan perbaikan pertumbuhan, kinerja yang stabil dengan struktur yang lebih
berimbang. Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Riil
dalam 3 tahun terakhir menunjukkan trend yang stabil dan mengalami peningkatan dari
5,03% menjadi sebesar 5,07%, angka inflasi yang terjaga pada kisaran 3±1% dan nilai tukar
rupiah yang stabil yang berada pada rentang Rp13.323 – Rp13.563 per USD pada akhir tahun
2017. Di sektor perbankan syariah sendiri, meskipun mengalami perlambatan dibandingkan
tahun sebelumnya, namun pertumbuhan aset, pembiayaan yang disalurkan (PYD), dan dana
pihak ketiga (DPK) masih terjaga angka yang cukup tinggi (dua digit), yaitu masing-masing
sebesar adalah 18,97%, 15,24% dan 19,83% (yoy). Perbaikan kinerja tersebut antara lain
dipengaruhi oleh kondisi perekonomian nasional yang stabil dan berdampak kepada
perbaikan kinerja Indeks Jasa Keuangan (IJK) Syariah. Selain perbaikan kinerja keuangan,
capaian juga dapat dilihat dengan adanya keberagaman produk dan aktivitas, kelengkapan
kerangka hukum dan peraturan, dan meningkatnya jumlah pelaku yang turut melakukan
kegiatan usaha di industri keuangan syariah.
. Di Indonesia, penelitian tentang stabilitas keuangan bank syariah telah dilakukan oleh
(Rokhim and Gamaginta, 2011) yang menganalisis stabilitas keuangan 12 bank syariah dan
71 bank konvensional selama periode 2004-2009. Dengan menggunakan ZSCORE sebagai
19
ukuran kesehatan bank, mereka menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
bank syariah dengan bank konvensional terkait dengan istilah stabilitas keuangan. Bank
Islam kecil memiliki level stabilitas yang hampir sama dengan stabilitas bank kecil
konvensional. Sedang full-fledged Islamic banks memiliki ZSCORE yang rendah
dibandingkan dengan unit bisnis Islam. Secara umum stabilitas keuangan bank syariah lebih
rendah dibandingkan dengan kinerja stabilitas keuangan bank konvensional. Sampai saat ini
belum ada definisi baku dari stabilitas keuangan yang diterima secara internasional. Oleh
karena itu, muncul beberapa definisi yang pada intinya mengatakan bahwa suatu sitem
keuangan memasuki tahap tidak stabil pada saat sistem tersebut telah membahayakan dan
menghambat kegiatan ekonomi. Lebih lanjut, Bank Indonesia menyebutkan bahwa arti
stabilitas sistem keuangan dapat dipahami dengan melakukan penelitian terhadap faktor-
faktor yang dapat menyebabkan instabilitas di sektor keuangan yang dapat dipicu oleh
berbagai macam penyebab dan gejolak yang pada intinya merupakan kombinasi antara
kegagalan pasar, baik karena faktor struktural maupun perilaku. Kegagalan pasar dapat
bersumber dari eksternal (internasional) dan internal (domestik). Risiko yang sering
menyertai kegiatan dalam keuangan seperti risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko
operasional (www.bi.go.id). Pertumbuhan bank dapat dipengaruhi oleh kondisi makro
ekonomi seperti inflasi dan GDP. Meningkatnya harga-harga secara umum dan terjadi secara
terus menerus sering disebut dengan inflasi. Inflasi berdampak pada terjadinya penurunan
daya beli masyarakat karena tingkat pendapatan riilnya juga menurun. Bagi industri
perbankan, keadaan tersebut dapat berimbas langsung pada perannya sebagai lembaga
intermediasi yang menjalankan sirkulasi dana di masyarakat. Inflasi dapat mengganggu
fungsi kerja uang, menyebabkan masyarakat enggan menabung, menarik dananya di bank
dan gangguan-gangguan lain yang pada akhirnya berdampak pada sistem ketahanan
keuangan bank. Sedangkan GDP adalah jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam satu
tahun oleh suatu negara. GDP riil dianggap sebagai ukuran luas untuk menggambarkan
kemakmuran ekonomi. Semakin tinggi angka kemakmuran, semakin baik ia dalam
mendukung stabilitas sistem keuangan. Kegairahan ekonomi akan berdampak pada
meningkatnya daya beli dan keinginan untuk menyimpan dana sehingga berdampak positif
pada stabilitas bank
Meskipun belum ada konsensus tunggal tentang definisi corporate governance,
namun sejumlah teori menyatakan bahwa corporate governance yang lemah dapat mengikis
stabilitas keuangan melalui peningkatan kerentanan terhadap kejutan-kejutan eksternal.
20
Kaufman, Kraay and Mastruzzi (2007) mendefnisikan governance sebagai perkembangan
institusional suatu negara yang mungkin berdampak pada risiko bank yang diukur
berdasarkan enam dimensi yaitu berpendapat dan akuntabilitas, kualitas regulasi, stabilitas
politik, efektifitas pemerintah, aturan hukum dan kendali atas korupsi. Keenam dimensi
tersebut dikompilasi dalam suatu indeks Government.
21
syariah sangat mendorong kepada terciptanya kegiatan kegiatan riil ekonomi dan
menjauhkan dari kegiatan ekonomi semu yang dapat menciptakan terjadinya gelembung
gelembung ekonomi (bubble economy) yang suatu saat dapat menghancurkan sendi-sendi
ekonomi itu sendiri yang disebabkan oleh pertumbuhan semu. Penciptaan kegiatan ekonomi
riil juga dapat membantu melakukan kontrol terhadap inflasi. Inflasi dipicu oleh kegiatan
kegiatan yang bersifat spekulatif dan perjudaian serta pertumbuhann semu. Peran dan
kontribusi bank syariah di dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan di
dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari pembiayaan pembiayaan
yang diberikan bank syariah di sektor usaha skala kecil dan menengah. Di sektor pertanian,
bank syariah membantu para petani dalam menggerakkan ekonomi pertanian, sehingga
keberhasilan mereka dapat membantu swasembada pangan bagi pemerintah dan negara.
Keberhasilan di sektor pertanian juga akan membantu menahan laju urbanisasi atau
berpindahnya orang orang pedesaaan ke kota kota guna memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Bila kebutuhan hidup mereka dapat dipenuhi di pedesaan dan pendapatan mereka dapat
ditingkatkan dan dikembangkan di tingkat pedesaan, maka ini dapat mengurangi arus
urbanisasi. Di sektor perumahan dan konstruksi, bank syariah juga berperan dalam
membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Inilah peran dan kontribusi
positif yang diberikan oleh bank syariah dalam membantu pertumbuhan dan pembanguan
ekonomi.
Menurut Jefik Zulfikar Hafizd (2020) mengatakan bahwa Bank Syariah Indonesia
merupakan salah satu lembaga keuangan dengan kontribusi besar pada perekonomian
Indonesia. Pandemi Coronavirus Disease-19 (COVID-19) menyebabkan berbagai sektor
khususnya ekonomi terdampak. Menurutnya Studi pustaka ini bertujuan untuk mengetahui
efek pandemi terhadap ekonomi Indonesia, dampak pandemi terhadap BSM, dan peran BSM
bagi perekonomian di masa pandemi. Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi
berdampak pada sektor investasi, perdagangan, transportasi, dan pariwisata. Kegiatan
intermediasi BSM mengalami peningkatan dan berhasil menghasilkan laba. Pandemi
berdampak postif bagi transaksi digital BSM seperti peningkatan jumlah pengguna Mandiri
Syariah Mobile, peningkatan transaksi digital, dan peningkatan pembukaan rekening online.
Peran BSM di masa pandemi meliputi restrukturisasi pembiayaan nasabah, bantuan sosial,
pemaksimalan program corporate social responsibility (CSR), penerapan protokol kesehatan.
22
KERANGKA PIKIR
Trend
Digitalisasi
Stabilisasi
perbankan syariah
Model
Kebijakan Tentang Stabilitas Perbankan
Syariah
Era Disrupsi
Pandemi Covid 19
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan
Penelitian
Penelitian ini berfokus pada bank Syariah yang ada di Indonesia yang lokus
penelitiannya dimakassar . Nasir ( 2021) mengatakan bahwa penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk
menganalisis, menemukan, memahami dan memberikan gambaran secara jelas serta
mendalam tentang yang dikaji/diteliti.karena dinilai lebih mampu untuk mengkaji hal
hal yang fenomenologis serta digunakan untuk mengungkapkan dan memahami
sesuatu dibalik fenomena yang belum diketahui ( Corbin dan Strauss, 2003:5).
Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong J. Lexi ( 2008:5)
mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar
belakang alamiah dengan tujuan untuk menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada.dalam hala ini biasanya
menggunakan instrument wawancara dan dokumentasi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 1 Juli sampai 1 November 2022. Lokasi Penelitian
di Kota Makassar .
C. Fokus Penelitian
Fokus Penelitian ini, antara lain
3. Model kebijakan pengembangan system pelayanan bank syariah di Indonesia agar
calon nasabah lebih muda mendapatkan informasi dan pelayanan secara mandiri di
Kota Makassar
4. Implementasi kebijakan tentang stabilitas perbankan syariah Indonesia di era
digilitasasi agar masyarakat dapat merasakan pelayanan syar’i Indonesia di kota
Makassar
D. Informan Penelitian
Secara konkrit informan dalam penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan bank
syariah dan nasabah
24
E. Teknik Pengumplan data
Untuk memperoleh data, dapat digunakan teknik penelitian lapangan sebagai
berikut:
a. Observasi, yaitu penelitian dengan cara menggunakan data yang diperoleh
secara langsung yang disesuaikan dengan objek yang diteliti.
b. Teknik wawancara. Untuk lebih melengkapi data yang diperoleh maka
penulis juga menggunakan teknik wawancara.
c. Teknik Dokumenter .yaitu mengumpulkan data dengan cara meneliti
dokumen-dokumen tentang gejala atau fenomena yang akan diteliti
dilapangan.
d. Tekinik Analisis Data
Secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap penataan data, yaitu tahap dimana sebelum memulai analisis data,
penting untuk memastikan bahwa semua data telah lengkap, tercatat dan
diberi label dengan sistematis, sehingga data menjadi teratur dan mudah
dilacak.
2. Tahap reduksi data, yaitu dengan melakukan perangkuman data, memilih
hal hal yang pokok,memfokuskan pada hal hal penting, melakukan
pengkodean, merumuskan tema, membuat kategorisasi dan menyajikan
data secara tertulis
3. Tahap penyajian data, yaitu menyajikan data dalam bentuk matriks dan
bagian jaringan kausal
4. Tahap penarikan kesimpulan, pada tahap ini peneliti melakukan
interpretasi dan penetapan makna dari data tersaji.
25
DAFTAR PUSTAKA
Evarista, Tiara. 2021. Dampak Ekonomi Kreatif pada Pelaku Usaha UMKM di Masa
Pandemic covid-19. https://mridn.com. Diakses 24 oktober 2021
Firdausy, Mulya Carunia.. 2007. Strategi pengembangan Ekonomi Kreatif . Yayasan Pustaka
Obor Indonesia
Hafizd, Jefik Zulfikar (2020) .Peran Bank Syariah Mandiri (BSM) Bagi Perekonomian
Indonesia DI Masa Pandemi Covid-19. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Islam Vol. 5, No. 2, Desember 2020
HP, Manurung. 2021. Peran Pemuda dalam Menciptakan Usaha Ekonomi Kreatif di Era
Revolusi Industry 4.0 di Desa Pulau Tanjung Alam Asahan. Jurnal pengabdian
kepada masyarakat.Vol 1 No 1 Juni 2021.
http://jurnal.una.ac.id/index.php/comunitaria. Di akses tgl 28 oktober 2021.
Ichsan, Nur. Et al 2010. Analisis Pengaruh Ekonomi Makro Dan Stabilitas Perbankan
Syariah Terhadap Pembiayaan Produktif Dan Konsumtif Pada Perbankan Syariah
DI Indonesia Periode Januari 2010 – Maret 2017. Jurnal Akses Volume 12 Nomor
23 – April 2017 Fakultas Ekonomi, Universitas Wahid Hasyim.
Mansur , Ahmad.2011. Peran Bank Syariah Di Dalam Pembangunan Ekonomi (Analisis
Teoritis Atas Mobilisasi, Alokasi dan Utilisasi Sumber Daya Ekonomi Vol. 01, No.
01, Oktober 2011 ISSN 2252-7907 . Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel Surabaya
26
Matondang, Khairani Awaliyah. 2018. Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan
Lokal Besiang Air dalam Meningkatkan Pendapatan Penganyam. Jurnal Niagawan
Vol 7 No 3 November 2018. https://jurnal.unimed.ac.id. Diakses 26 Oktober 2021.
Muklis, Imam.2010. kinerja Keuangan Bank Dan Stabilitas makroekonomi terhadap
Profitabilitas Bank Syariah DI Indonesia Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Malang Jl.Semarang No.5 Malang, 65145.
Rakib, Muhammad. 2010. Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 17, Nomor 2, Juni 2010, hlm. 121-
129
Rakib, Muhammad . 2017. Jurnal Kepariwisataan, Volume 01, No. 02 Agustus 2017. Hal. 54
– 69 ISSN 2580-7803 (print), 2580-5681 (online) Politeknik Pariwisata Makassar
Rakib, Muhammad, syam, Agus. 2016. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Life
Skills Berbasis Potensi Lokal untuk Menigkatkan Produktifitas Keluarga di Desa
Lero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik
volume 6 No 1 Thn 2016. https://ojs.unm.ac.id. Diakses tgl 28 Oktober 2021
Rakib, Muhammad. 2017. Strategi Pengembangan Ekonomi Kretif Berbasis Kearifan Lokal
sebagai Penunjang Daya Tarik Wisata. Jurnal Kepariwisataan Volume 01 No.02
Agustus 2017. http://eprints.unm.ac.id. Diakses 29 Agustus 2021.
Sari, Putri Andika: 2013.Semnas Fekon: Optimisme Ekonomi Indonesia 2013, Antara
Peluang dan Tantangan) STIE EKUITAS
Susyanti, Jeni. 2014. Seminar Nasional Riset Inovatif II, Tahun 2014. ISSN : 2339-1553)
27