Anda di halaman 1dari 4

PERBANKAN SYARI’AH: RESESI EKONOMI GLOBAL PASCA COVID

19? EKONOMI SYARI’AH SOLUSINYA

Oleh: AKHMAD HANIF

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI Prodi Manajement Bisnis


Syari’ah

Pandemi Covid telah menyerang seluruh dunia sejak Tahun 2019 dan
menjadi wabah atau bencana yang sangat besar bagi seluruh umat manusia,
bahkan dampak nya masih dirasakan hingga saat ini. Mulai dari sektor Per-
Ekonomian, Pendidikan, Sosial, Budaya dan yang paling terdampak yaitu
Kesehatan, semua terdampak dan mengalami kemunduran skala besar.

Sosial dan Budaya masyarakat juga terdampak dikarenakan virus Covid 19


sangat amat mudah menular melalui udara, maka setiap interaksi yang dilakukan
oleh masyarakat efektif mudah menjadi sarana virus untuk menularkan penyakit,
jadi pemerintah pun memberlakukan pembatasan interaksi atau bisa disebut juga
lockdown selama waktu yang ditentukan, sehingga semua masyarakat Indonesia
diharuskan beraktivitas di dalam rumah, melakukan pekerjaan di rumah (Work
From Home), dan jika mendesak harus keluar rumah diwajibkan menggunakan
masker kain yang tebal, dengan adanya peraturan yang disebabkan oleh pandemi
ini maka kebiasaan, cara bersosial serta budaya masyarakat perlahan berubah
apalagi dengan durasi waktu yang tidak sebentar yaitu sekitar setahun lebih.

Dalam sektor Pendidikan contoh nya, para siswa dan guru tidak bisa
intensif melakukan kegiatan belajar mengajar dikarenakan penyakit Covid 19
yang mudah menular, yang sangat terdampak juga dari sektor Per-Ekonomian
atau Industri, sudah banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami kerugian
akibat pandemi, kemiskinan meningkat dan pengangguran makin banyak, belum
lagi para UMKM yang masih merintis, tak terhitung yang gulung tikar dan jangan
lupakan para karyawan yang di-PHK oleh perusahaan nya akibat dampak pandemi
Covid 19. Maka Ekonomi Syari’ah hadir sebagai bagian dari solusi memulihkan
ekonomi.

Mengapa Ekonomi Syari’ah khususnya Perbankan Syari’ah bisa


memberikan solusi memulihkan ekonomi dari pandemi?

Karena Perbankan Syari’ah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan


perbankan Konvensional, diantaranya yaitu:

1. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memaparkan keunggulan


perbankan syari’ah bisa dilihat dari sisi aset nya. “Perbankan Syari’ah
kreditnya kan underline-nya jelas ada aset yang benar-benar terprediksi
dan dari sistem menggunakan bagi hasil, bukan dengan bunga.”
2. Lalu beliau juga menambahkan dari sisi Likuiditas, perbankan syariah
punya sisi fanatisme. Para penabung di perbankan syariah menabung salah
satunya karena faktor keyakinan bahwa sistem syariah sesuai dengan
ajaran Islam. Maka likuiditas perbankan syariah di masa seperti ini tidak
akan mengalami kekurangan likuiditas.
3. Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syari’ah
(KNEKS) Ventje Rahardjo juga menambahkan, kebijakan kelonggaran
likuiditas yang dilakukan oleh otoritas moneter memberikan ruang gerak
kepada perbankan. “Mempunyai ruang gerak menjaga kewajibannya,
menjaga penarikan-penarikannya.” Selain itu Perbankan syariah juga
memiliki satu penyangga lain yaitu kepatuhan terhadap produk dan objek-
objek dari pembiayaan yang diawasi oleh satu kelompok Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang ditunjuk Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI). “Jadi di perbankan syariah risiko terhadap
pembiayaan yang keluar dari prinsip syariah relatif terjaga,” (Aldi, 2020)

Lalu apa kontribusi bank Syari’ah dalam memulihkan Ekonomi?

Menurut Managing Director World Bank, Maria Elka Pangestu


menyampaikan bahwa. Ada empat kunci kontribusi keuangan syariah pada
pemulihan ekonomi pasca-pandemi, yaitu:

“Pertama, melalui peningkatan dukungan terhadap UMKM. Hal ini


mengingat keuangan syariah dapat menawarkan berbagai fitur dan instrumen yang
lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan UMKM. Seperti pelatihan, bimbingan
hingga permodalan yang sesuai akad syari’ah (Murabahah atau Mudharabah, dll)

Kedua, melalui peningkatan inklusi keuangan melalui penggunaan


teknologi digital. Dengan kata lain pencerdasan masyarakat menggunakan
teknologi digital khususnya dalam perbankan syari’ah seperti Mobile Banking.

Ketiga, instrumen khusus pada keuangan syariah seperti zakat, wakaf,


infaq, dan sadaqah serta takaful (asuransi syariah) dapat dijadikan sebagai
instrumen untuk melindungi kelompok masyarakat yang rentan terkena dampak
pandemic Covid. Seperti fakir miskin, dhuafa, anak-anak yatim piatu, dll

Dan yang terakhir. Keempat, dukungan instrumen keuangan syariah


dalam pemulihan ekonomi hijau (green economy) dengan memfasilitasi dan
menyalurkan modal untuk investasi hijau yang sesuai dengan akad Syari’ah
(Musyarakah atau Ijarah, dll)” (KemKeu, 2021)

Maka dengan 4 Peran penting itulah Perbankan bisa berkontribusi


memulihkan kembali Ekonomi Negeri tercinta ini pasca pandemi.

Kesimpulan

Dari pemaparan yang sudah dijelaskan penulis, poin penting yang ingin
disampaikan adalah Ekonomi Syari’ah khususnya dalam sektor Perbankan bisa
jadi solusi bagi Negara tercinta ini, Indonesia untuk pulih dari dampak pandemi
Covid, kemiskinan, pengangguran dan para UMKM yang gulung tikar bisa
terbantukan jika Ekonomi Syari’ah ditegakkan dan terus dikembangkan. Maka
harapan penulis untuk siapapun yang membaca, bisa mengambil pelajaran atau
hikmah dan mari sama-sama kita berjuang untuk Indonesia, menegakkan
Ekonomi Syari’ah khususnya dalam Perbankan Syari’ah, mari sebarkan berita
baik untuk semua masyarakat, mari terus percayakan pada Bank Syari’ah untuk
memulihkan Ekonomi Indonesia. Wallahu A’lam.

DAFTAR PUSTAKA
Aldi, A. d. (2020). Perbankan Syari'ah Memiliki Keunggulan di Masa Pandemi Covid-19.
KNEKS Ekonomi Syari'ah, 1.

KemKeu, R. I. (2021). Keuangan Syari'ah Sangat Berperan dalam Pemulihan Ekonomi


Nasional. Badan Kebijakan Fiskal, 1.

Anda mungkin juga menyukai