Indonesia adalah negara yang mempunyai penduduk beragama islam tertinggi,
dan juga Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk mengembangkan sektor ekonomi islam. Negara ini pula menjadi pemimpin dalam kesepakatan investasi yang diperoleh di seluruh sektor ekonomi syariah yang tercakup dalam laporan tersebut. Nah tentunya kabar tersebut menjadi kabar baik di tengah perjuangan ekonomi melawan dampak infection Covid-19. Hampir seluruh industri mengalami berbagai macam tantangan krisis yang luar biasa di tengah wabah pandemic, meski begitu berdasarkan Laporan Ekonomi Dan Keuangan Syariah 2019 yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI), kinerja ekonomi syariah lebih tinggi dibandingkan PDB nasional yakni dengan pertumbuhan mencapai 5,72 persen. Sektor ekonomi syariah meliputi banyak industri, contohnya seperti perbankan syariah, keuangan non-bank, pasar modal, perhotelan, halal food, fashion dan masih banyak lagi. “Potensi keuangan syariah di Indonesia sangat besar. Ini terlihat dari perkembangan indeks inklusi keuangan yang meningkat didukung dengan total asset keuangan syariah. Selain itu, juga didukung penyaluran KUR syariah dan jumlah debitur syariah yang terus meningkat,” jelas sekretaris Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiariso seperti dikutip dari situs kemenko perekonomian. Beberapa peluang sebagai penghubung (enabler) pengembangan keuangan syariah antara lain pertumbuhan keuangan social melalui zakat dan wakaf, tokenisasi sukuk, digitalis dan pengembangan Islamic Fintech, regulasi keuangan syariah dan investasi Berdampak (ESG). Bank Indonesia menyebutkan bahwa ekonomi syariah menujukkan kinerja yang berdaya tahan pada 2019 dengan potensi besar yang untuk terus berkembang ke depan, termasuk dapat turut mendukung upaya menghadapi dampak pandemic Covid-19. Pangsa pasar syariah yang besar dan terus bertumbuh di Indonesia adalah modal penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional sebagai salah satu motor penggerak perekonoian. Salah satu langkah pemerintah untuk memperkuat kelembagaan keuangan syariah di dalam negeri adalah dengan melakukan merger tiga bank umum syariah anak usaha BUMN yakni Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah, dimana BRI Syariah yang kan menjadi surviving entity dalam penggabungan ini. “Penggabungan bank syariah ini merupakan langkah besar untuk memperkuat ekonomi syariah di Indonesia dari segi model, asset, maupun produk dan layanan yang tentunya dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah,” kata CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani dalam keterangan tertulis di Jakarta, jum’at (11/12/2020). “Sistem perekonomian berbasis syariah dapat menjadi alternative dari sistem perbankan konvensional, karena sistem ini mempunyai daya resistansi yang cukup kuat terhadap krisis keuangan global seperti sekarang. Dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia selanjutnya bisa menjadi pelopor ekonomi syariah dunia,” lanjut dia Sektor ekonomi syariah lainnya yang berkembang pesat di Indonesia adalah Industri produk halal. Bagi pengusaha, sertifikasi halal bisa dijadikan acuan bagi para pembeli agar lebih aman saat mengonsumsi. Sedangkan bagi konsumen, label halal menolong mereka merasa aman dan tenang dalam menjatuhkan pilihan untuk mengkonsumsi produk. Kesimpulannya, yaitu Saat ini, berdasarkan Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia, terdapat empat bidang pengembangan ekonomi syariah. Penguatan sektor riil ekonomi syariah, melalui pengembangan industri halal, peningkatan efisiensi kauangan syariah, penguatan penelitian ekonomi syariah melalui peningkatan SDM di bidang ekonomi syariah, serta pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH)
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro