Anda di halaman 1dari 20

LEMBAGA JASA

KEUANGAN
Oleh: Reksa Anugrah, S.Sos.
Lembaga
Jasa
Keuangan

Otoritas Jasa
Lembaga
Keuangan Bank Pasar Modal Perasuransian Dana Pensiun Pegadaian
(OJK)
Pembiayaan
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)
◦ Otoritas Jasa Keuangan adalah Lembaga independent yang memiliki wewenang untuk melaksanakan
pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor, perbankan, pasar modal,
perasuransian, dana pension, Lembaga pembiayaan, serta Lembaga jasa keuangan lainnya.
◦ OJK mengambil alih fungsi Bank Indonesia sebagai pengatur dan pengawas bank serta mengubur
eksistensi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Tujuan Pendirian OJK
Tujuan pendirian OJK menurut UU RI Nomor 21 Tahun 2011 Pasal 4 yaitu agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan:
◦ Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
◦ Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
◦ Mampu melindungi kepentingan konsumen dan Masyarakat.
Fungsi OJK
◦ Menurut UU RI Nomor 21 Tahun 2011 pasal 5, OJK berfungsi menyelenggarakan system pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Tugas dan Wewenang OJK
◦ Menurut UU RI Nomor 21 Tahun 2011, OJK bertugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap
bank, pasar, perasuransian, dana pension, Lembaga pembiayaan, dan Lembaga jasa keuangan lainnya.
◦ Dalam melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi sektor perbankan, OJK memiliki wewenang
sebagai berikut.
a) Mengatur dan mengawasi kelembagaan bank.
b) Mengatur dan mengawasi Kesehatan bank.
c) Mengatur dan mengawasi aspek kehati-hatian bank.
Mengatur dan Mengawasi
Kelembagaan Bank
◦ Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan,
kepengurusan, dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi, dan akuisisi bank, serta pencabutan izin
usaha bank;
◦ Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang
jasa.
Mengatur dan Mengawasi Kesehatan
Bank
◦ Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum
pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank;
◦ Laporan Bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;
◦ Sistem informasi debitur;
◦ Pengujian kredit (credit testing)
◦ Standar akuntansi bank.
Mengatur dan Mengawasi Aspek
Kehati-hatian Bank
◦ Manajemen risiko;
◦ Tata Kelola bank;
◦ Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang;
◦ Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan;
◦ Melakukan pemeriksaan bank.
BANK
◦ Bank berasal dari Bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja. Meja disini bukan berarti meja untuk
menaruh suatu barang, tetapi tempat untuk melakukan tukar menukar uang.
◦ Dalam UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari Masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada Masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Fungsi Bank
◦ Penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan.
◦ Penyalur dana pada masyarakat dalam bentuk kredit.
◦ Pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaran uang, seperti pengiriman uang, inkaso, kartu kredit, dan
pelayanan jasa lainnya.
Jenis-jenis Bank
Berdasarkan Fungsinya, bank dibagi menjadi menjadi dua yaitu:
◦ Bank Umum merupakan bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip konvensional
maupun syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
◦ Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip konvensional
maupun bagi hasil yang dalam kegiatan usahanya tidak boleh memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Jenis-jenis Bank
Berdasarkan kepemilikan modalnya, bank dibedakan sebagai berikut:
◦ Bank Pemerintah, merupakan bank yang seluruh modalnya berasal dari pemerintah.
◦ Bank Swasta Nasional, merupakan bank yang seluruh modalnya berasal dari pihak swasta nasional.
◦ Bank Koperasi, merupakan bank yang saham-sahamnya dimiliki oleh koperasi.
◦ Bank Asing, merupakan bank yang modalnya berasal dari pihak swasta asing maupun dan pemerintah
asing.
◦ Bank Campuran, merupakan bank yang modalnya berasal dari pihak swasta nasional dan pihak asing.
Jenis-jenis Bank
Berdasarkan Statusnya, bank dibedakan menjadi dua yaitu:
◦ Bank devisa, merupakan bank yang dapat memberikan pelayanan transaksi hingga ke luar negeri.
◦ Bank nondevisa, merupakan bank yang hanya dapat memberikan pelayanan jasa perbankan dalam
lingkup nasional saja.
Jenis-jenis Bank
Berdasarkan caranya menentukan harga jual maupun harga belinya, bank dibedakan menjadi dua yaitu:
◦ Bank Konvensional. Untuk mencari keuntungan bank konvensional menggunakan dua cara, yaitu dengan
menetapkan tingkat bunga tertentu untuk pinjaman maupun simpanan, serta penggunaaan fee based atas
penggunaan jasa-jasa perbankan lainnya.
◦ Bank Syariah. Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah. Menurut jenisnya, bank syariah terdiri atas bank umum syariah
dan bank pembiayaan rakyat syariah. Dalam menjalankan kegiatannya bank syariah berpedoman pada
prinsip-prinsip hukum islam.
Prinsip Kegiatan Usaha Bank
Prinsip Konvensional
◦ Menetapkan bunga sebagai balas jasa atas simpanan dan kredit yang diberikan. Besarnya persentase
bunga yang diberikan tergantung pada kebijakan masing-masing bank. Penentuan bunga ini dikenal
dengan istilah spread based. Apabila suku bunga simpanan lebih besar daripada suku bunga pinjaman,
maka hal ini biasa disebut negative spread.
◦ Untuk jasa-jasa perbankan lainnya, bank akan menerapkan biaya-biaya dalam nominal atau persentase
tertentu. Sistem ini biasa disebut fee based.
Prinsip Kegiatan Usaha Bank
Prinsip Syariah
◦ Mudharabah merupakan prinsip bagi hasil.
◦ Musyarakah merupakan prinsip penyertaan modal.
◦ Murabahah merupakan prinsip jual beli.
◦ Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas barang jasa atau jasa, melalui pembayaran upah sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan.
◦ Ijarah wa iqtina merupakan akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah
sewa yang diikuti dengan pemindahan kepemilikan.
Produk-produk Bank
◦ Simpanan
1) Simpanan Giro
2) Simpanan Tabungan
3) Simpanan Deposito: Deposito Berjangka, Sertfikat Deposito, Deposito on call.
◦ Kredit
1) Dilihat dari Segi Kegunaan: Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja.
2) Dilihat dari Segi Tujuan Kredit: Kredit Produktif, Kredit Konsumtif dan Kredit Perdagangan.
3) Dilihat dari Segi Jangka Waktu: Kredit Jangka Pendek, Jangka Menengah dan Jangka Panjang.
4) Dilihat dari Segi Jaminan: Kredit dengan jaminan dan tanpa jaminan.
5) Dilihat dari Segi Sektor Usaha: Kredit Pertanian, Industri, Peternakan, Pertambangan, Pendidikan,
Profesi, Perumahan.
Jasa-jasa Bank Lainnya
◦ Jasa Transfer.
◦ Jasa Kriling.
◦ Jasa Jual Beli Valuta Asing.
◦ Jasa Kartu Bank.
◦ Jasa safe deposit box.
◦ Jasa Bank garansi.
◦ Jasa jual beli travellers cheque.
◦ Jasa pembukaan dan pelayanan L/C
◦ Jasa inkaso.
Lembaga Penjamin Simpanan
◦ Fungsi LPS
1) Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
2) Turut aktif dalam memelihara stabilitas system perbankan sesuai dengan kewenangannya.
◦ Tugas LPS
1) Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.
2) Melaksanakan penjaminan simpanan.
3) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif memelihara stabilitas sistem
perbankan.
4) Merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelesaian Bank gagal yang tidak
berdampak sistemik.
5) Melaksanakan penanganan Bank gagal yang berdampak sistemik.

Anda mungkin juga menyukai