1. Pendahuluan
Kehadiran Bank Syariah belakangan ini semakin banyak. Hal ini merupakan indikasi
bahwa sambutan masyarakat atas layanan perbankan syariah cukup baik. Kehadiran
bank syariah menjadi salah satu pilihan bagi para nasabah perbankan, terutama
mereka yang menginginkan layanan khusus berbasis syariah Islam dengan berbagai
fasilitas perbankan pendukungnya.
Sebagian besar masyarakat awam yang kurang familier dengan kehadiran bank
syariah, meskipun hampir semua bank terbesar telah memilikinya. Akses yang tidak
merata di semua wilayah bisa jadi salah satu alasannya mengingat bank syariah
pada umumnya baru terdapat di wilayah perkotaan saja.
1
Hal ini diatur Pemerintah melalui lembaga keuangan dan pihak-pihak lainnya
yang dianggap berkepentingan dengan masalah tersebut (misalnya bank
Indonesia dan Otoritas jasa Keuangan/OJK).
Sementara dalam bank konvensional, pengelolaan dana ini bisa dilakukan pada
berbagai lini bisnis yang dianggap aman dan menguntungkan. Selama
pengelolaan dana ini tidak menyalahi aturan dan hukum yang berlaku maka
pihak bank memiliki kebebasan untuk menjalankan dan mengelola dana tersebut
pada berbagai lini bisnis yang dianggap bisa memberikan keuntungan yang
maksimal.
Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat bank juga memiliki sejumlah
kewajiban kepada nasabahnya terkait dengan dana simpanan dan investasi yang
disetorkan ke bank yang bersangkutan.
2
Dalam praktiknya, bank syariah tidak menerapkan sistem bunga pada layanan
mereka. Bank syariah dijalankan berdasarkan syariat Islam. Penerapan bunga
dilarang dan tidak terjadi dalam bank syariah. Sebab hal tersebut dianggap tidak
sesuai dengan syariat Islam.
Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan mendapatkan sejumlah
keuntungan dari sistem tersebut. Keuntungan inilah yang kemudian digunakan
pihak bank (selaku pengelola) untuk membiayai seluruh kegiatan operasional
perbankan yang dijalankan.
2.4.Metode Transaksi
Sesuai dengan ketentuan syariat Islam, transaksi yang terjadi dalam bank
syariah tentu akan berbeda dengan yang terjadi di bank konvensional pada
umumnya. Secara khusus, beberapa transaksi ini telah diatur berdasarkan fatwa
MUI, antara lain akad al-Mudharabah (bagi hasil), al-Musyarakah (perkongsian),
al-Musaqat (kerja sama tani), al-Ba’i (bagi hasil), al-Ijarah (sewa-menyewa), dan
al-Wakalah (keagenan).
Hal yang sama tidak akan ditemui dalam bank konvensional. Sebab semua
aturan serta kebijakan transaksi di bank konvensional telah diatur dan dijalankan
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.
Sekilas, bank syariah dan konvensional tampak sama. Bahkan sebagian besar bank
saat ini memiliki cabang konvensional dan syariahnya sendiri. Meski demikian,
keduanya tetap berbeda lho! Selengkapnya tentang perbedaan bank syariah dan
konvensional adalah sebagai berikut:
3
3.1. Tujuan Pendirian
Bank konvensional memiliki orientasi keuntungan dengan bebas nilai atau
menganut prinsip yang dimiliki oleh masyarakat umum. Berbeda dengan bank
syariah, tujuan pendiriannya tidak hanya berorientasi pada profit saja, namun
penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas keuangan perbankan
dilakukan tidak hanya melihat efek dunia saja, tetapi juga memperhatikan aspek
akhirat.
3.5.Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau
perjanjian formal antara nasabah dan pihak bank. Perbedaan bank syariah dan
bank konvensional ditinjau dari kesepakatan formal yaitu bank konvensional
melakukan perjanjian secara hukum nasional. Berbeda pada bank syariah
melakukan akad dengan memperhatikan hukum Islam.
Beragam jenis akad transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan
hingga layanan jasa sosial. Tidak hanya itu, dalam melaksanakan perjanjian,
terdapat beberapa rukun dan syarat sah yang harus ditunaikan untuk
mengesahkan akad tersebut.
3.6.Pengawas Kegiatan
Perbedaan bank syariah dan konvensional juga ditinjau dari pengawas
kegiatannya. Meskipun keduanya sama-sama diatur oleh Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, tetapi pihak yang mengawasinya
berbeda.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara
struktur pengawasan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya
dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional, dan dewan komisaris bank.
3.8.Sistem Bunga
5
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling menonjol terlihat dari
penerapan sistem bunga. Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan
dasar dan keuntungan.
Sementara, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil
atau nisbah. Bagi hasil diperoleh dari pembagian keuntungan antara bank dan
nasabah.
3.9.Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional.
Pada bank syariah, keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli,
sewa-menyewa, dan kemitraan dengan nasabah. Tetapi bank konvensional
mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang dibebankan pada nasabah.
3.10.Pengelolaan Denda
Ketika Anda terlambat melakukan pembayaran dalam bank konvensional,
terdapat denda yang dibebankan kepada nasabah. Bahkan besaran bunga bisa
semakin meningkat, bila nasabah tidak membayar hingga batas waktu
ditetapkan.
Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah
saat terlambat atau tidak bisa membayar. Sebagai gantinya, bank akan
melakukan perundingan dan kesepakatan bersama. Meskipun beberapa bank
syariah ada yang menetapkan denda pada kasus tertentu, tetapi uang denda dari
nasabah tidak dinikmati oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai dana
sosial.
6
itu sendiri. Padahal, apabila ditelisik lebih jauh lagi, bank syariah juga telah memiliki
hampir semua layanan yang dimiliki bank konvensional.
Disamping itu, persepsi yang keliru tentang bank syariah sebagai bank khusus kaum
muslimin menyebabkan banyak orang ragu untuk memilih bank syariah.
Sekitar awal tahun 90-an, bank syariah pertama muncul di Indonesia. Bank
Muamalat, bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip syariah.
Munculnya Bank Muamalat menjadi pemicu lahirnya bank-bank syariah lainnya,
sebut saja Mandiri Syariah dan BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah. Kemudian ada
bank konvensional yang juga membuat bank syariah dengan berbagai produknya.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Yuslam Fauzi,
jika bank konvensional ingin menerbitkan produk perbankan syariah, bank tersebut
harus memiliki minimal satu unit usaha syariah agar bisa menjual produk syariah.
Tak hanya produk perbankan syariah yang bermunculan, investasi syariah pun kini
cukup banyak menjadi perbincangan. Pertanyaannya adalah: Apakah produk
perbankan bank syariah sudah pasti lebih baik daripada bank konvensional?
7
Dan ternyata, produk bank syariah tidak hanya diminati oleh masyarakat Muslim.
Kini, non-muslim pun banyak yang tertarik pada produk perbankan syariah.
Setiap produk perbankan, pasti mempunyai sisi plus dan minus tersendiri. Tak hanya
soal keyakinan karena ternyata produk bank syariah pun sudah menarik minat
masyarakat yang nonmuslim. “Untuk mereka yang muslim, pastinya bank syariah
akan lebih baik. Akan tetapi, di luar pertimbangan masalah agama, produk-produk
bank konvensional masih lebih diminati oleh masyarakat,”