Anda di halaman 1dari 8

ETIKA PERBANKAN

Materi 8: Bank Syariah vs Bank Konvensional

1. Pendahuluan
Kehadiran Bank Syariah belakangan ini semakin banyak. Hal ini merupakan indikasi
bahwa sambutan masyarakat atas layanan perbankan syariah cukup baik. Kehadiran
bank syariah menjadi salah satu pilihan bagi para nasabah perbankan, terutama
mereka yang menginginkan layanan khusus berbasis syariah Islam dengan berbagai
fasilitas perbankan pendukungnya.
Sebagian besar masyarakat awam yang kurang familier dengan kehadiran bank
syariah, meskipun hampir semua bank terbesar telah memilikinya. Akses yang tidak
merata di semua wilayah bisa jadi salah satu alasannya mengingat bank syariah
pada umumnya baru terdapat di wilayah perkotaan saja.

2. Apa Itu Bank Syariah

Berdasarkan sistemnya, perbankan dibagi menjadi dua, yaitu perbankan


konvensional dan syariah. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional bisa
dilihat dari definisinya. Perbankan konvensional adalah segala aktivitas perputaran
uang yang mengacu pada kesepakatan internasional dan nasional, serta
berlandaskan hukum formil negara.

Sementara itu, perbankan syariah adalah aktivitas perbankan dengan berlandaskan


pada hukum-hukum muamalah agama Islam. Sumber hukum perbankan syariah
mengacu pada dua pedoman besar umat Muslim, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

2.1.Sistem Operasional Bank Syariah


Sistem operasional yang diterapkan bank syariah mengikuti aturan syariat Islam.
Semua kegiatan operasional yang dijalankan di bank syariah akan dilakukan
berdasarkan ketentuan yang telah dikeluarkan melalui fatwa MUI yang diambil
berdasarkan ketentuan-ketentuan syariat Islam.
Sementara dalam bank konvensional, hal tersebut tidak berlaku. Bank
konvensional akan dijalankan berdasarkan standar operasional perbankan yang
telah ditetapkan Pemerintah dan tunduk pada aturan hukum yang berlaku di
Indonesia.

1
Hal ini diatur Pemerintah melalui lembaga keuangan dan pihak-pihak lainnya
yang dianggap berkepentingan dengan masalah tersebut (misalnya bank
Indonesia dan Otoritas jasa Keuangan/OJK).

2.2.Cara Mengelola Dana


Baik bank syariah maupun bank konvensional akan mengelola sejumlah dana,
baik itu yang berasal dari dana nasabah ataupun dana yang dimiliki bank itu
sendiri. Dana tersebut harus dikelola sedemikian rupa sehingga bisa
memberikan hasil bagi bank dan menutupi berbagai biaya operasional yang
dikeluarkan pihak bank. Namun, dalam sistem pengelolaan dana ini, terdapat
perbedaan antara bank konvensional dengan bank Syariah.
Pada bank syariah, dana nasabah yang diterima dalam bentuk titipan ataupun
investasi tidak bisa dikelola pada semua lini bisnis secara sembarangan.
Pengelolaan dan investasi yang dilakukan bank syariah harus berdasarkan
syariat Islam. Lini bisnis yang dipilih haruslah yang memenuhi aturan syariat
Islam.

Sementara dalam bank konvensional, pengelolaan dana ini bisa dilakukan pada
berbagai lini bisnis yang dianggap aman dan menguntungkan. Selama
pengelolaan dana ini tidak menyalahi aturan dan hukum yang berlaku maka
pihak bank memiliki kebebasan untuk menjalankan dan mengelola dana tersebut
pada berbagai lini bisnis yang dianggap bisa memberikan keuntungan yang
maksimal.
Hal ini penting untuk dilakukan, mengingat bank juga memiliki sejumlah
kewajiban kepada nasabahnya terkait dengan dana simpanan dan investasi yang
disetorkan ke bank yang bersangkutan.

2.3.Cara Membagi Keuntungan


Dalam kegiatan operasionalnya, baik bank syariah maupun bank konvensional,
akan sama-sama membutuhkan sejumlah keuntungan atas usaha yang
dijalankan. Sejumlah biaya harus ditutupi bank sehingga mendapatkan
keuntungan adalah hal yang wajib untuk menutupi berbagai biaya-biaya tersebut.
Namun, bank syariah dan bank konvensional akan menerapkan perhitungan
yang berbeda dalam hal keuntungan bisnis usaha.

2
Dalam praktiknya, bank syariah tidak menerapkan sistem bunga pada layanan
mereka. Bank syariah dijalankan berdasarkan syariat Islam. Penerapan bunga
dilarang dan tidak terjadi dalam bank syariah. Sebab hal tersebut dianggap tidak
sesuai dengan syariat Islam.
Bank syariah menggunakan sistem bagi hasil dan mendapatkan sejumlah
keuntungan dari sistem tersebut. Keuntungan inilah yang kemudian digunakan
pihak bank (selaku pengelola) untuk membiayai seluruh kegiatan operasional
perbankan yang dijalankan.

Sementara pada bank konvensional, sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun


1998, bank konvensional menjalankan usaha secara konvensional dan
memberikan keuntungan dalam jumlah tertentu dalam bentuk suku bunga bagi
nasabahnya. Suku bunga ini akan diatur berdasarkan ketentuan yang
dikeluarkan pihak pemerintah melalui lembaga keuangan dan perbankan di
mana besaran suku bunga tersebut haruslah menguntungkan pihak bank. Sebab
keuntungan inilah yang juga akan digunakan untuk menjalankan seluruh
kegiatan operasional di bank konvensional.

2.4.Metode Transaksi
Sesuai dengan ketentuan syariat Islam, transaksi yang terjadi dalam bank
syariah tentu akan berbeda dengan yang terjadi di bank konvensional pada
umumnya. Secara khusus, beberapa transaksi ini telah diatur berdasarkan fatwa
MUI, antara lain akad al-Mudharabah (bagi hasil), al-Musyarakah (perkongsian),
al-Musaqat (kerja sama tani), al-Ba’i (bagi hasil), al-Ijarah (sewa-menyewa), dan
al-Wakalah (keagenan).
Hal yang sama tidak akan ditemui dalam bank konvensional. Sebab semua
aturan serta kebijakan transaksi di bank konvensional telah diatur dan dijalankan
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Sekilas, bank syariah dan konvensional tampak sama. Bahkan sebagian besar bank
saat ini memiliki cabang konvensional dan syariahnya sendiri. Meski demikian,
keduanya tetap berbeda lho! Selengkapnya tentang perbedaan bank syariah dan
konvensional adalah sebagai berikut:
3
3.1. Tujuan Pendirian
Bank konvensional memiliki orientasi keuntungan dengan bebas nilai atau
menganut prinsip yang dimiliki oleh masyarakat umum. Berbeda dengan bank
syariah, tujuan pendiriannya tidak hanya berorientasi pada profit saja, namun
penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas keuangan perbankan
dilakukan tidak hanya melihat efek dunia saja, tetapi juga memperhatikan aspek
akhirat.

3.2. Prinsip Pelaksanaan


Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional dengan acuan peraturan
nasional dan internasional berdasarkan hukum yang berlaku. Sementara, prinsip
bank syariah berdasarkan hukum Islam mengacu pada Al-quran dan Hadist serta
diatur oleh fatwa Ulama. Seluruh aktivitas keuangan bank syariah dilakukan
berdasarkan prinsip Islami.

3.3. Sistem Operasional


Pada bank konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan
suku bunga dan perjanjian secara umum berdasarkan aturan nasional. Akad
antara bank dan nasabah bank banyak dilakukan berdasarkan kesepakatan
jumlah suku bunga.
Sementara itu, bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya.
Menurut syariat Islam, bunga masuk dalam kategori riba. Sehingga sistem
operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah.
Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian
keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.

3.4.Hubungan Antara Nasabah - Lembaga Perbankan


Peran nasabah dan lembaga perbankan juga memengaruhi perbedaan bank
syariah dan bank konvensional. Dalam bank konvensional, hubungan antara
nasabah dan lembaga perbankan yaitu debitur dan kreditur. Nasabah bank
konvensional berperan sebagai kreditur, sementara perbankan berperan sebagai
debitur.
Berbeda dengan bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi
menjadi 4 jenis, meliputi penjual-pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa. Dalam
4
penggunaan akad murabahah, istishna, dan salam, pihak bank berperan sebagai
penjual dan nasabah sebagai pembeli. Sementara akad musyarakah dan
mudharabah memperlakukan hubungan kemitraan. Akad ijarah memposisikan
bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa.

3.5.Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau
perjanjian formal antara nasabah dan pihak bank. Perbedaan bank syariah dan
bank konvensional ditinjau dari kesepakatan formal yaitu bank konvensional
melakukan perjanjian secara hukum nasional. Berbeda pada bank syariah
melakukan akad dengan memperhatikan hukum Islam.
Beragam jenis akad transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan
hingga layanan jasa sosial. Tidak hanya itu, dalam melaksanakan perjanjian,
terdapat beberapa rukun dan syarat sah yang harus ditunaikan untuk
mengesahkan akad tersebut.

3.6.Pengawas Kegiatan
Perbedaan bank syariah dan konvensional juga ditinjau dari pengawas
kegiatannya. Meskipun keduanya sama-sama diatur oleh Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 mengenai Perbankan, tetapi pihak yang mengawasinya
berbeda.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara
struktur pengawasan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya
dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional, dan dewan komisaris bank.

3.7.Proses Pengelolaan Dana


Karena bank syariah menerapkan prinsip Islam, maka berpengaruh juga
terhadap kebijakan pengelolaan dana. Pada bank konvensional, pengelolaan
dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis menguntungkan di bawah
naungan Undang-Undang. Sementara, uang nasabah dalam bank syariah harus
dipergunakan sesuai aturan Islam. Bank syariah harus mengelola dana nasabah
pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Akibatnya, uang nasabah tidak
boleh diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha yang bertentangan dengan
nilai Islam, seperti perusahaan rokok, narkoba, dan sebagainya.

3.8.Sistem Bunga
5
Perbedaan perbankan syariah dan konvensional paling menonjol terlihat dari
penerapan sistem bunga. Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan
dasar dan keuntungan.
Sementara, bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil
atau nisbah. Bagi hasil diperoleh dari pembagian keuntungan antara bank dan
nasabah.

3.9.Pembagian Keuntungan
Keuntungan perbankan merupakan perbedaan bank syariah dan konvensional.
Pada bank syariah, keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli,
sewa-menyewa, dan kemitraan dengan nasabah. Tetapi bank konvensional
mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang dibebankan pada nasabah.

3.10.Pengelolaan Denda
Ketika Anda terlambat melakukan pembayaran dalam bank konvensional,
terdapat denda yang dibebankan kepada nasabah. Bahkan besaran bunga bisa
semakin meningkat, bila nasabah tidak membayar hingga batas waktu
ditetapkan.
Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah
saat terlambat atau tidak bisa membayar. Sebagai gantinya, bank akan
melakukan perundingan dan kesepakatan bersama. Meskipun beberapa bank
syariah ada yang menetapkan denda pada kasus tertentu, tetapi uang denda dari
nasabah tidak dinikmati oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai dana
sosial.

4. Kenali Sebelum Menentukan Pilihan


Sebelum memutuskan untuk memilih layanan perbankan yang paling tepat dan
sesuai dengan kebutuhan, ada baiknya Anda mengenali dengan baik perbedaan
antara bank syariah dan bank konvensional itu sendiri. Menemukan layanan yang
memuaskan sejak awal akan membuat Anda lebih nyaman dan tenang saat
menggunakan layanan tersebut.
Hingga saat ini pengguna bank konvensional masih jauh lebih banyak daripada
pengguna bank syariah. Hal ini disebabkan banyak faktor, termasuk kurangnya
pemahaman terhadap berbagai fasilitas yang terdapat dalam layanan bank syariah

6
itu sendiri. Padahal, apabila ditelisik lebih jauh lagi, bank syariah juga telah memiliki
hampir semua layanan yang dimiliki bank konvensional.
Disamping itu, persepsi yang keliru tentang bank syariah sebagai bank khusus kaum
muslimin menyebabkan banyak orang ragu untuk memilih bank syariah.

5. Mana lebih Menguntungkan; Bank Syariah atau bank Konvensional?

Sekitar awal tahun 90-an, bank syariah pertama muncul di Indonesia. Bank
Muamalat, bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip syariah.
Munculnya Bank Muamalat menjadi pemicu lahirnya bank-bank syariah lainnya,
sebut saja Mandiri Syariah dan BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah. Kemudian ada
bank konvensional yang juga membuat bank syariah dengan berbagai produknya.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Yuslam Fauzi,
jika bank konvensional ingin menerbitkan produk perbankan syariah, bank tersebut
harus memiliki minimal satu unit usaha syariah agar bisa menjual produk syariah.
Tak hanya produk perbankan syariah yang bermunculan, investasi syariah pun kini
cukup banyak menjadi perbincangan. Pertanyaannya adalah: Apakah produk
perbankan bank syariah sudah pasti lebih baik daripada bank konvensional?

Belum tentu pembagian keuntungan di bank syariah lebih menguntungkan karena


pembagian keuntungan hanya terjadi jika kinerja bank sedang bagus dan pihak bank
mendapat untung. Sedangkan jika kinerja bank tidak bagus maka tidak ada
pembagian keuntungan atau kalaupun ada, pembagiannya lebih kecil dari bunga
bank konvensional. Tapi jika kinerja bank syariah sedang baik maka bagi hasilnya
bisa berpontensi lebih tinggi dari bunga bank konvensional. Bank konvensional
memberikan bunga yang tetap, tidak tergantung kinerja perusahaan.
Namun memang, untuk sebagian orang yang mempertimbangkan masalah kehalalan
uang yang mereka terima, pasti akan lebih memilih produk bank syariah daripada
bank konvesional.
‘Halal’ pastinya faktor utama yang menjadi pertimbangan memilih bank syariah,
walaupun untuk bagi hasil yang diterima lebih kecil daripada bunga yang biasa
diterima dari bank konvensional

7
Dan ternyata, produk bank syariah tidak hanya diminati oleh masyarakat Muslim.
Kini, non-muslim pun banyak yang tertarik pada produk perbankan syariah.

Bank syariah adalah sistem perbankan berdasarkan prinsip-prinsip hukum Islam


syariah. Dalam agama Islam, untuk pinjam meminjam dilarang mengenakan bunga
(riba). Oleh karena itu, bank syariah tidak memberikan bunga, tapi bagi hasil.
Selain itu, dalam agama Islam juga dilarang berinvestasi pada usaha-usaha
terlarang (haram). Beberapa faktor yang menjadi dasar perbankan dan investasi
syariah, yakni tidak berdasarkan riba (interest), dalam operasinya tidak melibatkan
elemen gambling, tidak melibatkan produk dan/atau menjual barang atau layanan
yang haram, dan tidak ada elemen gharar (ketidakpastian). Sedangkan untuk produk
investasi syariah, keragamannya masih cukup terbatas karena itulah minat
masyarakat untuk investasi masih terfokus pada bank konvensional.

Setiap produk perbankan, pasti mempunyai sisi plus dan minus tersendiri. Tak hanya
soal keyakinan karena ternyata produk bank syariah pun sudah menarik minat
masyarakat yang nonmuslim. “Untuk mereka yang muslim, pastinya bank syariah
akan lebih baik. Akan tetapi, di luar pertimbangan masalah agama, produk-produk
bank konvensional masih lebih diminati oleh masyarakat,”

Anda mungkin juga menyukai