Anda di halaman 1dari 4

Pembeda Bank Konvensional Bank Syariah

Tujuan Pendirian Berorientasi pada Tidak hanya berorientasi


keuntungan dengan bebas pada profit saja, tetapi
nilai atau menganut prinsip penyebaran dan penerapan
yang dimiliki oleh nilai syariah.
masyarakat umum.
Prinsip Pelaksanaan Prinsip konvensional Prinsip islami berdasarkan
dengan acuan peraturan hukum Islam mengacu dari
nasional dan internasional Al-quran dan Hadist serta
berdasarkan hukum berlaku diatur oleh fatwa Ulama
Sistem Operasional Sistem operasionalnya Bank syariah tidak
memberlakukan penerapan menerapkan bunga dalam
suku bunga dan perjanjian transaksinya
secara umum berdasarkan
aturan nasional
Hubungan Antara Nasabah bank konvensional Hubungan antara nasabah
Nasabaha dan berperan sebagai kreditur, dan bank terbagi menjadi 4
Lembaga sementara perbankan jenis, meliputi penjual-
Perbankan berperan sebagai debitur. pembeli, kemitraan, sewa
dan penyewa
Kesepakatan Bank konvensional Bank syariah melakukan
Formal melakukan perjanjian secara akad dengan
hukum nasional memperhatikan hukum
Islam
Pengawas Kegiatan Bank konvensional diawasi Pengawasan bank syariah
oleh dewan komisaris terdiri dari berbagai
lembaga, diantaranya
dewan pengawas syariah,
dewan syariah nasional,
dan dewan komisaris bank.
Proses Pengelolaan Pengelolaan dana dapat Uang nasabah dalam bank
Dana dilakukan dalam seluruh lini syariah harus dipergunakan
bisnis menguntungkan di sesuai aturan Islam. Bank
bawah naungan Undang- syariah harus mengelola
Undang dana nasabah pada lini
bisnis yang diizinkan oleh
aturan Islam.
Sistem Bunga Bank umum menggunakan Bank syariah tidak
suku bunga sebagai acuan menggunakan sistem
dasar dan keuntungan bunga, tetapi imbal hasil
atau nisbah. Bagi hasil
diperoleh dari pembagian
keuntungan antara bank
dan nasabah.
Pembagian Bank konvensional Bank syariah, keuntungan
Keuntungan mendapatkan keuntungan bank diperoleh dari hasil
dari suku bunga yang jual beli, sewa-menyewa,
dibebankan pada nasabah. dan kemitraan dengan
nasabah
Pengelolaan Denda Terdapat denda yang Bank syariah tidak
dibebankan kepada nasabah, memiliki aturan beban
apabila telat melakukan denda bagi nasabah saat
pembayaran terlambat atau tidak bisa
membayar. Sebagai
gantinya, bank akan
melakukan perundingan
dan kesepakatan bersama
1. Tujuan Pendirian
Bank konvensional berorientasi pada keuntungan dengan bebas nilai atau menganut prinsip
yang dimiliki oleh masyarakat umum. Sementara itu, bank syariah tujuan pendiriannya tidak
hanya berorientasi pada profit saja, tetapi penyebaran dan penerapan nilai syariah. Aktivitas
keuangan perbankan dilakukan tidak hanya melihat efek dunia saja, tetapi juga memperhatikan
aspek akhirat juga.
2. Prinsip Pelaksanaan
Prinsip pelaksanaan antara bank syariah dan konvensional jelas berbeda. Bank konvensional
menggunakan prinsip konvensional dengan acuan peraturan nasional dan internasional
berdasarkan hukum berlaku. Sedangkan, prinsip bank syariah berdasarkan hukum Islam
mengacu dari Al-quran dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama sehingga seluruh aktivitas
keuangannya menganut prinsip Islami.
3. Sistem Operasional
Pada bank konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan penerapan suku bunga dan
perjanjian secara umum berdasarkan aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah bank
banyak dilakukan berdasarkan kesepakatan jumlah suku bunga. Sementara itu, bank syariah
tidak menerapkan bunga dalam transaksinya. Menurut syariat Islam, bunga masuk dalam
kategori riba sehingga sistem operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau
nisbah. Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank berdasarkan pembagian keuntungan dan
melibatkan kegiatan jual beli.
4. Hubungan Antara Nasabah - Lembaga Perbankan
Dalam bank konvensional, hubungan antara nasabah dan lembaga perbankan yaitu debitur dan
kreditur. Nasabah bank konvensional berperan sebagai kreditur dan perbankan berperan
sebagai debitur. Berbeda dengan bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi
menjadi 4 jenis, meliputi penjual-pembeli, kemitraan, sewa dan penyewa.
5. Kesepakatan Formal
Proses transaksi dalam lembaga perbankan harus ada kesepakatan atau perjanjian formal antara
nasabah dan pihak bank. Dalam bank konvensional melakukan perjanjian secara hukum
nasional. Sedangkan, bank syariah melakukan akad dengan memperhatikan hukum Islam juga.
Beragam jenis akad transaksi dalam bank syariah mulai dari mencari keuntungan hingga layanan
jasa sosial. Selainitu, dalam melaksanakan perjanjian, terdapat beberapa rukun dan syarat sah
yang harus ditunaikan untuk mengesahkan akad tersebut.
6. Pengawas Kegiatan.
Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam aktivitasnya. Sementara itu, struktur
pengawasan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya dewan pengawas syariah,
dewan syariah nasional, dan dewan komisaris bank.
7. Proses Pengelolaan Dana
Pada bank konvensional, pengelolaan dana dapat dilakukan dalam seluruh lini bisnis
menguntungkan di bawah naungan undang-undang. Sementara itu, uang nasabah dalam bank
syariah harus dipergunakan sesuai aturan Islam. Bank syariah harus mengelola dana nasabah
pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Akibatnya, uang nasabah tidak boleh
diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha bertentangan dengan nilai Islam, seperti
perusahaan rokok, narkoba, dan sebagainya.
8. Sistem Bunga
Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan dasar dan keuntungan. Sedangkan, bank
syariah tidak menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil atau nisbah. Bagi hasil diperoleh
dari pembagian keuntungan antara bank dan nasabah.
9. Pembagian Keuntungan
Pada bank syariah, keuntungan bank diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan
kemitraan dengan nasabah. Berbeda dengan bank konvensional yang mendapatkan keuntungan
dari suku bunga yang dibebankan pada nasabah.
10. Pengelolaan Denda
Pada bank konvensional, nasabah akan dikenakan denda apabila terlambat terlambat
melakukan pembayaran. Bahkan besaran bunga bisa semakin meningkat, bila nasabah tidak
membayar hingga batas waktu ditetapkan. Sementara itu, bank syariah tidak memiliki aturan
beban denda bagi nasabah saat terlambat atau tidak bisa membayar. Sebagai gantinya, bank
akan melakukan perundingan dan kesepakatan bersama. Namun, ada beberapa bank syariah
yang menetapkan denda pada kasus tertentu, tetapi uang denda dari nasabah tidak dinikmati
oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai dana sosial.

Anda mungkin juga menyukai