Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT

Version Date

0.00 Desember 2012 Madya Wandri (43111120159) Ayu Destriana (43111120067) M. Amir Abadi (43111120030) Agus Sugiono (43111120053)

Prepared By

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami penulis sehingga makalah mata kulia Manajemen Inventory & Logistic mengenai Deterministic Model Untuk Sistem Independent ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun dan dibuat berdasarkan materi materi yang ada. Materi materi bertujuan untuk agar dapat menambah belajar dalam pengetahuan deterministic dan model wawasan mahasiswa/i system dalam

independent

manajemen inventory dan logistic. Serta mahasiswa/i juga dapat memahami nilai nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak. Mudah-mudahan kesulitan-kesulitan dengan yang mempelajari timbul dalam makalah belajar ini, para mahasiswa/i akan mampu menghadapi masalah-masalah atau Manajemen Inventory & Logistic Dan dengan harapan semoga mahasiswa/i mampu berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki. Jakarta, Desember 2012

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 2 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

Tim Penulis

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 3 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Di era globalisasi dimana pelayanan pelanggan menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan, pengontrolan dan optimasi persediaan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena itulah perencanaan dan inventory control harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan produksi dan permintaan pelanggan. Bagi perusahaan utamanya yang banyak menanamkan modal kerja dalam pesediaan, efektifitas proses ordering dan carrying harus pula mendapat perhatian yang cukup agar memberikan penghematan biaya yang lebih signifikan. Dengan demikian pengendalian dan optimasi persediaan ini akan membantu meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan. Misalnya, tak dapat dibayangkan, berapa besar kerugian yang akan ditanggung perusahaan, jika terjadi kerusakan mesin, sementara suku cadang (spare part) mesin tidak tersedia di gudang, dan harus menunggu kedatangan dari supplier selama dua minggu, satu bulan atau dua bulan. Pengendalian persediaan suku cadang merupakan tugas manajemen logistic dalam suatu perusahaan, untuk memberi dukungan dalam hal pengadaan barang bagi seluruh keperluan pemeliharaan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Pengendalian suku cadang sangat penting dalam hal : penentuan keputusan suatu barang diperlukan, termasuk perlu atau tidaknya melakukan penyimpanan, kepada siapa pembelian dilakukan, kapan dilakukan pemesanan apa dan berapa yang dipesan tingkat dan jaminan mutu suku cadang yang diperlukan anggaran suku cadang dan sebagainya. Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macammacam bentuk dari persediaan dan persediaan mewakili sebagian besar dari investasi perusahaan yang harus dikelola dengan baik untuk memaksimalkan keuntungan. Persediaan berhubungan dengan mencari perimbangan antara jumlah persediaan yang benar tetapi tidak terlalu banyak meningkatkan turnover persediaan tanpa mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga persediaan terendah tetapi tidak membahayakan kinerja perusahaan, memelihara

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 4 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC bermacam-macam persediaan yang sangat luas tetapi tidak menghabiskan dengan cepat sehingga persediaan menjadi menipis, mempunyai persediaan yang mencukupi tanpa item-item yang using atau tidak terpakai, selalu mempunyai persediaan yang diinginkan tetapi tidak dengan item yang lambat. Jadi dapat dikatakan bahwa persediaan (inventory) adalah salah satu asset yang sangat mahal dalam suatu perusahaan. Dimana pada satu sisi, manajemen menghendaki biaya yang tertanam pada persediaan itu adalah minimum, namun sebaliknya di lain pihak seringkali konsumen mengeluh karena kehabisan persediaan. Manajemen harus mengatur agar perusahaan berada pada suatu kondisi dimana kedua kepentingan tersebut dapat terpuaskan. Oleh karena setiap perusahaan memiliki jenis inventory tersendiri maka perusahaan membuat perencanaan dan system pengendalian sedemikian spesifik. Seperti yang kita ketahui bahwa laba yang maksimal dapat dicapai dengan meminimalkan biaya berkaitan dengan persediaan. Namun meminimalkan biaya persiapan dapat dengan memesan atau memproduksi dalam jumlah yang kecil, sedangkan untuk meminimalkan biaya pemesanan dapat dicapai dengan melakukan pesanan besar dan jarang. Jadi meminimalkan biaya penyimpanan mendorong jumlah persediaan yang sedikit atau tidak ada, sedangkan meminimalkan biaya pemesanan harus dilakukan dengan melakukan pemesanan persediaan dalam jumlah yang relative besar sehingga mendorong jumlah persediaan yang besar. Alasan yang kedua yang mendorong perusahaan menyimpan persediaan dalam jumlah yang relative besar adalah masalah ketidakpastian permintaan. Jika permintaan akan bahan atau produk lebih besar dari yang diperkirakan maka persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga yang memberikan perusahaan kemampuan untuk memenuhi tanggal penyerahan sehingga pelanggan merasa puas. Pengendalian persediaan secara statistis dapat dikelompokan atas tiga karakteristik yaitu deterministic, probabilitas dan bersifat tidak tentu (uncertainly). Memperhatikan ketiga karakteristik tersebut pada makalah ini, kami melakukan kajian atas Deterministic Model untuk System Independent atau Permintaan Bebas.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 5 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diteliti pada makalah ini adalah memformulasikan deterministic model untuk system independent. 1.3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari makalah ini adalah mengetahui langkah-langkah dalam memformulasikan deterministic model untuk system independent.

BAB II

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 6 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

LANDASAN TEORI
2. Dhfkjshsjaf 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian yang penting dalam operation management karena membutuhkan modal atau dana yang cukup besar dana mempengaruhi penyerahan barang-barang pada para pelanggan. Pengaturan inventory berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis seperti operation, marketing dan financial. Yang dimaksud dengan inventory adalah : bahan baku, barang dalam proses, bahan pembatu, barang jadi supplies. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan sebuah perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik. Beberapa pendapat lain mengenai pengertian dari persediaan adalah :

1)

Persediaan adalah segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan baik internal maupun eksternal.1

2)

Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan.2

T. Hani Handoko. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE, 2008.
2

Indrio Gitosudarmo. Manajemen Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2002.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 7 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

3)

Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.3

2.1.2. Alasan Diadakannya Persediaan Semua prinsipnya perusahaan akan yang melaksanakan proses produksi baku pada untuk

menyelenggarakan

persediaan

bahan

kelangsungan proses produksi dalam perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menyebabkan suatu perusahaan harus menyelenggarakan persediaan bahan baku, adalah:4

1)

Bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi perusahaan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi perusahaan tersebut. Bahan baku tersebut pada umumnya akan dibeli dalam jumlah tertentu, dimana jumlah tertentu ini akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi perusahaan yang bersangkutan dalam beberapa waktu tertentu pula. Dengan keadaan semacam ini maka bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan namun belum dipergunakan untuk proses produksi akan masuk sebagai persediaan bahan baku dalam perusahaan tersebut.

2)

Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tersebut akan terganggu. Ketiadaan bahan

3
4

Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2001. Agus Ahyari. Efisiensi Persedian Bahan. Yogyakarta : BPFE, 2003

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 8 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC baku tersebut akan mengakibatkan terhentinya pelaksanaan proses produksi pengadaan bahan baku, dengan cara tersebut akan membawa konsekuensi bertambah tingginya harga beli bahan baku yang dipergunakan oleh perusahaan. Keadaan tersebut tentunya akan membawa kerugian bagi perusahaan.

3)

Untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut, maka suatu perusahaan dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Tetapi persediaan bahan baku dalam jumlah besar tersebut akan mengakibatkan terjadinya biaya persediaan bahan yang semakin besar pula. Besarnya biaya yang semakin besar ini berarti akan mengurangi keuntungan perusahaan. Disamping itu, resiko kerusakan bahan juga akan bertambah besar apabila persediaan bahan bakunya besar.

2.1.3. Fungsi Persediaan Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :5 1) Persediaan dalam Lot Size Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan (replishment) kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya setup, biaya
5

Rosnani Ginting. Sistem Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 9 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC persiapan produksi atau pembelian dan biaya transport. 2) Persediaan Cadangan Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan permintaan konsumen biasanya diprediksi peramalan. Waktu siklus produksi (lead time) mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah produksi yang ditolak (reject) hanya bisa diprediksi dalam proses. Persediaan cadangan mengamankan kegagalan mencapai permintaan konsumen atau memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya.

3) Persediaan Antisipasi
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahaan dapat memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja. 4) Persediaan Pipeline Sistem persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point) dengan aliran di antara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan terdiri dari pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan terakumulasi di tempat persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen, persediaan dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi (work in process). Jika suatu produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain, persediaan disebut persediaan transportasi.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 10 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC Jumlah dari persediaan setengah jadi dan persediaan transportasi disebut persediaan pipeline. Persediaan pipeline merupakan total investasi perubahan dan harus dikendalikan. 5) Persediaan Lebih Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yang terjadi.

2.1.4. Biaya Yang Ditimbulkan oleh Persediaan & Jenis Persediaan 2.1.4.1. Biaya yang ditimbulkan oleh Persediaan 1) 2) 3) 4) Biaya penyimpanan (holding cost atau carying cost) Biaya pemesanan (ordering cost atau procurement cost) Biaya penyiapan atau pemasangan (set-up cost) Biaya kehabisan stok (Shortage cost)

2.1.4.2. Jenis Persediaan 1) 2) 3) 4) Persediaan bahan baku Persediaan barang dalam proses Persediaan MRO (maintenance and repair operation) Persediaan barang jadi

2.2. Pengendalian Persediaan 2.2.1. Pengertian Pengendalian Persediaan Pengendalian adalah suatu proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan.6 Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan, tentunya diusahakan untuk dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Keterpaduan dari seluruh pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan akan menunjang terciptanya pengendalian bahan baku yang baik dalam suatu perusahaan.
6

Arman Hakim Nasution & Yudha Prasetyawan. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 11 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan fisik pada perusahaan akan melibatkan investasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produk dan penggunaan sumber daya dapat maksimal. 2.2.2. Tujuan Pengendalian Persediaan Tujuan pengendalian persediaan adalah menyediakan persediaan dengan mutu dalam jumlah dan waktu yang sesuai dengan permintaan. Jumlah yang disediakan tidak terlalu banyak agar investasi tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu sedikit agar jika ada kekurangan, harga inventory tidak terlalu mahal. Permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian persediaan adalah : 1) Item mana saja yang harus disediakan atau disimpan di gudang. Suatu item akan selalu disediakan sebagai suatu persediaan di gudang atau dibeli. Yang perlu diperhatikan juga apakah item yang ada akan terus disimpan atau sudah waktunya ditukar atau diganti. Mungkin saja banyak item yang sudah rusak atau ketinggalan jaman. 2) Berapa jumlah persediaan yang harus dibeli. Kita harus mengetahui terlebih dahulu biaya-biaya yang berhubungan dengan inventory. 3) Kapan waktunya suatu pembelian harus dilakukan. Suatu inventory control yang bagaimana yang harus digunakan. 2.2.3. Sistem Permintaan Bebas (Independent Demand) Dalam manajemen persediaan tersedia sejumlah system yang mengatur dan menghitung bagaimana mengisi kembali persediaan barang. Persediaan barang yang ada di gudang, akan berkurang karena diambil dan dipakai oleh berbagai pihak atau bagian perusahaan. Jumlah, frekuensi, keteraturan dan turun naiknya pengambilan atau pemakaian tergantung dari kebutuhan atau permintaan. Dan kebutuhan ini kadang-kadang teratur, kadang-kadang agak tidak teratur, kadang-kadang bahkan tidak teratur sama sekali. Oleh karena

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 12 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC itu system yang dikembangkan untuk pengisian kembali persediaan juga didasarkan atas berbagai kondisi kebutuhan atau permintaan barang ini. Atas dasar ini, secara garis besar, system yang dikembangkan tersebut dibedakan dalam system permintaan bebas atau independen, system permintaan terikat atau dependen dan system permintaan dengan ciri tersendri. Permintaan bebas atau independent ialah jenis permintaan suatu barang yang bebas, artinya tidak tergantung dari waktu atau jumlah permintan barang lain. Permintaan seperti ini biasanya seragam dan relative lebih teratur. Dalam system permintaan bebas seperti ini, model-model perhitungan jumlah pemesanan kembali antara lain adalah system pemesanan tetap system produksi tumpukan (batch), system periodic tetap, system persediaan minimum-maksimum dan sebagainya. 1) Sistem Pemesanan Tetap Dalam system ini, setiap kali pemesanan, jumlah yang dipesan selalu bersifat tetap. Model yang paling popular ialah model EOQ (economic order quantity) 2) Sistem Produksi Tumpukan System ini berorientasi pada produksi barang dalam tumpukan tertentu. Model yang cukup popular adalah formula EPQ (Economic Production Quantity), ROT (Runout Time Method), dan AROT (Aggregate Runout Time Method) 3) Sistem Periodik Tetap Adalah suatu system yang digunakan untuk perhitungan atau tinjauan pemesanan kembali persediaan barang berdasarkan jadwal waktu yang tetap. Ada beberapa model yang dikembangkan dalam system ini diantaranya EOI (Economic Order Interval). 4) Sistem Minimum-Maksimum System ini menganut faham bahwa sebaiknya diusahakan suatu jumlah persediaan minimum untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan, namun juga perlu ditetapkan jumlah maksimal untuk menjamin tidak tertumpuknya barang secara tidak terkendali. Ini sesuai dengan prinsip manajemen persediaan.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 13 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC Untuk setiap jenis system tersebut dikembangkan beberapa model rumus atau formula, yang beberapa diantaranya akan dibahas lebih lanjut. Model-model di atas ini juga disebut model deterministic, karena dalam model ini perhitungan pasti dilakukan untuk jumlah yang paling ekonomis dan parameter serta variable yang digunakan yang bersifat tetaap, dihitung secara pasti pula. Variable-variabel yang dimaksud adalah jumlah permintaan, biaya penyediaan barang dan waktu pemesanan. Namun, disamping itu ada juga model-model dalam system ini yang dikembangkan secara lain yaitu secara probabilistic jadi bukan deterministic. Dalam model deterministik variable-variabel yang digunakan dalam perhitungn lebih bersifat tetap dan pasti sedangkan dalam model probabilistic, variable-variabel tersebut tidak bersifat pasti atau tetap tetapi berubah-ubah. Variable yng sering sekali berubh biasanya meliputi jumlah permintaan, waktu permintaan, dan waktu pemesanan. Untuk ini modelmodel perhitungan yang sudah dijelaskan tersebut perlu disempurnakan dengan menambah dan menggunakan perhitungan persediaan pengaman (safety stock).

2.3. Model Pengendalian Persediaan Deterministik Sistem Independent


Untuk menentukan kebijaksanaan persediaan yang optimum, dibutuhkan informasi mengenai parameter-parameter berikut : 1) Perkiraan kebutuhan 2) Biaya-biaya persediaan 3) Lead time Dalam model persediaan deterministik parameter-parameter yang berpengaruh terhadap sistem persediaan dapat diketahui dengan pasti. Ratarata kebutuhan dari biaya-biaya persediaan diasumsi diketahui dengan pasti. Lamanya lead time juga diasumsikan selalu tetap. Karena semua parameter bersifat deterministik maka tidak dimungkinkan adanya kekurangan persediaan. Dalam dunia nyata, akan sangat jarang ditemukan situasi dimana seluruh parameter dapat diketahui dengan pasti. Karena itu, akan lebih masuk akal jika digunakan model-model probabilistik yang mempertimbangkan ketidakpastian

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 14 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC pada parameter-parameternya. Namun, model deterministik terkadang

merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan. 2.3.1. Economic Order Quantity (EOQ) Konsep perhitungan atas dasar jumlah pemesanan ekonomis ini didasarkan atas pemikiran yang cukup logis dan sederhana sebagai berikut. Makin sering pengisian kembali persediaan itu dilakukan, persediaan ratarata akan semakin kecil dan ini berakibat bahwa biaya dalam bentuk biaya penyediaan barang akan makin kecil juga. Tetapi dilain pihak, makin sering pengisian kembali persediaan itu dilakukan, maka biaya pemesanan akan semakin besar pula. Oleh karena itu dicari suatu keseimbangan yang paling ekonomis atau paling optimal dari dua hal yang saling bertentangan tersebut. Untuk mencari titik keseimbangan itulah maksud dari rumus EOQ tersebut. 1) Konsep Persediaan Rata-rata Apabila suatu perusahaan misalnya membeli satu macam barang pada setiap permulaan tahun untuk keperluan seluruh tahun itu, maka barang tersebut akan habis dipakai pada setiap akhir tahun. Diandaikan juga bahwa penggunaan barang tersebut sepanjang tahun adalah konstan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa persediaan rata-rata adalah separuh dari jumlah yang dibeli tersebut, seperti tampak pada gambar dimana jumlah setiap kali pemesanan adalah 12.000 satuan yaitu untuk keperluan satu tahun, sehingga persediaan rata-ratanya adalah 6.000 satuan. Apabila dengan grafik penggambaran tersebut belum meyakinkan dapat dibantu dengan perhitungan matematis bisa sebagai berikut.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 15 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

Gambar 3 menunjukkan grafik, dimana pemesanan tidak dilakukan setahun sekali untuk keperluan seluruh tahun, tetapi dua kali setahun dan setiap kali untuk keperluan pemakaian setengah tahun, yaitu 6.000 satuan. Dalam hal ini maka tingkat persediaan rata-rata menjadi 6.000/2 = 3.000 satuan. Demikian seterusnya, makin sering pemesanan dilakukan persediaan rata-rata menjadi semakin kecil.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 16 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

2) Konsep Biaya Minimum Namun untuk pemesanan, diperlukan pula biaya. Setiap kali memesan tidak tergantung dari jumlah pesanan, diperlukan biaya sejumlah tertentu yang relative konstan. Dengan demikian, semakin sering memesan, semakin besar pula biaya pemesanan ini. Misalnya perusahaan tersebut mengeluarkan biaya Rp 100,- setiap kali memesan. Harga satuan barang dimaksud adalah Rp 1,- dan biaya penyediaan barang 20% per tahun. Untuk itu dapat dibuat berbagai kemungkinan frekuensi pemesanan setiap tahun seperti tampak pada table. Dari table tersebut dapat dibaca bahwa dalam tahap-tahap kenaikan frekuensi pemesanan, terjadi gejala-gejala berikut ini 2.3.1.1. 2.3.1.2. Kjkjfksjfsjf kdjkskkjdfkj

2.3.2. Economic Order Interval (EOI) 2.3.3. Economic Production Quantity (EPQ) 2.3.4. Runout Time (ROT) 2.3.5. Aggregate Runout Time (AROT) 2.3.6. Metode Min-Maks

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 17 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

BAB III PEMBAHASAN PERHITUNGAN


3. Jdksjkfjsasfkdskl 3.1. Perhitungan

3.1.1. Economic Order Quantity (EOQ)


3.1.2. Economic Order Interval (EOI) Pemakaian barang X selama setahun terakhir adalah 120 buah, waktu pemesanan rata-rata 6 bulan, setiap 4 bulan sekali dilakukan perhitungan mengenai pemesanan artinya berapa yang dibutuhkan dan perlu dipesan, yang tersedia di gudang masih 50 buah dan yang sedang dipesan tidak ada, sedangkan telah ditetapkan bahwa persediaan pengaman adalah 2 bulan pemakaian. Jawab Diketahui: C T R P S O = 10 =6 =2 =4 = 50 =0 = C ( P+T+R) ( S+O) = 10 (4+6+2) (50+0) = (10X12) 50 = 70 buah 3.1.3. Economic Production Quantity (EPQ) Suatu Perusahaan memproduksi peralatan stir mobil lengkap yang terdiri atas poros dan roda stir. Permintaan stir mobil didasarkan atas permintaan mobil yang sifatnya tetap dan diketahui sebesar 6.400 unt/tahun. Stir yang digunakan sebagai bagian peralatan dapat diproduksi sendiri dengan kecepatan produksi 128 unt/hari. Biaya setup setiap siklus produksi USD 24 dan holding cost USD 3/unit/tahun. Bila diketahui dalam 1 tahunnya

Maka Q

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 18 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC perusahaan beroperasi selama 250 hari, maka tentukanlah kebijaksanaan perusahaan untuk komponen roda kemudi tersebut. Jawab Diketahui: D p S H = 6.400 unit/thn = 128 unt/hari = USD 24/setup = USD 3/unit/thn Q0 = 2DS/H (1-D/P) = 2 (24)(6400)/3(1-6400/32000) = 358 unit Waktu optimal antara setup satu ke setup berikutnya t0 = Q0/D = 358/6400 = 0.056 thn = (0.056)(250) = 14 hari kerja Waktu selama siklus produksi tp = Q0/P = 358/32000 = 0.011thn = (0.011)(250) = 2.8 hari Tingkat persediaan maksimum dimana tahap produksi berhenti Imax TC0 = (P-D) tp = (32000-6400)(0.011) = 282 unit = 2 H(1-D/P) DS = 2 (3)(1-6400/32000)(6400)(24) = USD 858.65 per tahun TC minimum persediaan dalam setahun p = 128 x 250 = 32.000 unit/thn

Jumlah kuantitas produksi ekonomis setiap siklus produksi

3.1.4. Runout Time (ROT)


Metoda ini digunakan untuk menghitung dan menentukan prioritas produksi barang yang dibuat oleh mesin atau fasilitas yang sama, berdasarkan kondisi persediaan bahan yang ada. Pada waktu permulaan produksi, dibuatkan ROT untuk setiap jenis barang, yaitu rasio antara posisi atau jumlah persediaan yang ada dan permintaan barang tersebut dalam suatu jangka waktu tertentu.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 19 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC

Posisi persediaan barang i sekarang ROTi = ---------------------------------------------------------Permintaan waktu tertentu untuk barang i Penentuan prioritas produksi adalah terlebih dahulu mendahulukan barang yang ROTnya paling rendah dan seterusnya. Di samping itu, makin rendah ROT barang, maka makin mendesak untuk mengadakan penggantian barang tersebut. Contoh perhitungan di bawah ini akan menjelaskan metoda tersebut. Dengan menggunakan data di Tabel 7, buatlah penjadwalan urutan produksi dari suatu kelompok yang terdiri dari 4 jenis barang sehingga secara keseluruhan meningkatkan waktu kehabisan (runout time). Apakah tersedia cukup kapasitas apabila kapasitas produksi yang tersedia untuk setiap minggu adalah 90 jam ? Tabel 7 Data 4 Jenis Barang ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Pos Standar Jam Ukuran lot Perkiraan Posisi persediaan Standar jam per unit produksi permintaan sekarang per lot per minggu produksi ----------------------------------------------------------------------------------------------------------1 2 3 4 5 6 (2 : 3) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------A 0,10 100 35 100 10 B 0,20 150 50 120 30 C 0,30 100 40 130 30 D 0,20 200 60 100 40

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 20 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC -----------------------------------------------------------------------------------------------------------Jumlah 110

ROT untuk masing-masing jenis barang dihitung seperti dalam Tabel 8 yang akan menghasilkan pula prioritas urutan produksi. Tabel 8 Penentuan ROT ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Pos Posisi persediaan Permintaan ROT Urutan sekarang per minggu ----------------------------------------------------------------------------------------------------------1 2 3 4 (2 : 3) 5 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------A 100 35 2,86 3 B 120 50 2,40 2 C 130 40 3,25 4 D 100 60 1,67 1 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 21 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC Dengan ketentuan bahwa hanya tersedia kapasitas produksi 90 jam selama satu minggu, maka dari kalkulasi kebutuhan kapasitas di Tabel 9, kelihatan bahwa akan kekurangan kapasitas sebanyak 20 jam untuk memproduksi semua jenis barang dalam golongan tersebut. Tabel 9 Kebutuhan Kapasitas dalam ROT ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Urutan ROT Ukuran Jam mesin Kapasitas sisa lot per ukuran lot ----------------------------------------------------------------------------------------------------------D 1,67 200 40 50 B 2,40 150 30 20 A 2,86 100 10 10 C 3,25 100 30 20 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Metoda ROT ini pada hakekatnya menghitung urutan prioritas produksi berdasarkan persediaan barang yang paling cepat akan habis. Prioritas tertinggi adalah pada jenis barang yang paling kecil jumlah persediaannya dalam ukuran waktu pemakaian.

3.1.5. Aggregate Runout Time (AROT) 3.1.6. Metode Min-Maks Pemakaian rata-rata per bulan 5 buah, sedangkan waktu pesanan atau pembelian 2.5 bulan, persediaan pengamanan 1 bulan pemakaian. Hitunglah persediaan minimum dan maksimum. Jawab

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 22 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC Diketahui : C T R = 5 buah = 2.5 bulan = 1 bulan pemakaian = (2.5 x 5) + 5 = 17 buah Persediaan maksimum = 2(TxC) = 2 (2.5 x 5) = 25 buah Jadi apabila persediaan sudah tinggal 17 buah, perlu dipesan lagi sebesar: Q = Max Min = 25 17 = 8 buah

Maka persediaan minimum = (TxC) + R

BAB IV PENUTUP
4. djkajskjaksjfaksjfdksa 4.1. Kesimpulan Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan diusahakan untuk dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 23 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC perusahaan yang bersangkutan. Keterpaduan dari seluruh pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan akan menunjang terciptanya inventory control system atau system pengendalian persediaan yang baik dalam suatu perusahaan. Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan fisik pada perusahaan akan melibatkan investasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produksi dan penggunaan sumber daya dapat maksimal. Dari keseluruhan uraian di atas terlihat bahwa penyusunan model pengendalian persediaan untuk suatu perusahaan dapat dikembangkan dari model-model dasar yang ada namun tetap mempertimbangkan prinsip ekonomis yaitu trade off antara kemudahan penyusunan dan penerapan model dengan keakuratan hasil sesuai tujuan yang ingin dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.trisakti.ac.id/jurnalti/files/2011/07/JURNAL-TI-Vol-1-No-1-MARET2011.pdf http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00458-TISI-Bab%202.pdf

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 24 dari 25

DETERMINISTIC MODEL UNTUK SISTEM INDEPENDENT


MAKALAH MANAJEMEN INVENTORY & LOGISTIC T. Hani Handoko. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE, 2008. Indrio Gitosudarmo. Manajemen Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2002. Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2001. Agus Ahyari. Efisiensi Persedian Bahan. Yogyakarta : BPFE, 2003 Rosnani Ginting. Sistem Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007. Arman Hakim Nasution & Yudha Prasetyawan. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.

Deterministic Model untuk Sistem Independent

Halaman 25 dari 25

Anda mungkin juga menyukai