Version Date
0.00 Desember 2012 Madya Wandri (43111120159) Ayu Destriana (43111120067) M. Amir Abadi (43111120030) Agus Sugiono (43111120053)
Prepared By
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami penulis sehingga makalah mata kulia Manajemen Inventory & Logistic mengenai Deterministic Model Untuk Sistem Independent ini dapat diselesaikan. Tugas ini disusun dan dibuat berdasarkan materi materi yang ada. Materi materi bertujuan untuk agar dapat menambah belajar dalam pengetahuan deterministic dan model wawasan mahasiswa/i system dalam
independent
manajemen inventory dan logistic. Serta mahasiswa/i juga dapat memahami nilai nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak. Mudah-mudahan kesulitan-kesulitan dengan yang mempelajari timbul dalam makalah belajar ini, para mahasiswa/i akan mampu menghadapi masalah-masalah atau Manajemen Inventory & Logistic Dan dengan harapan semoga mahasiswa/i mampu berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki. Jakarta, Desember 2012
Halaman 2 dari 25
Tim Penulis
Halaman 3 dari 25
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Di era globalisasi dimana pelayanan pelanggan menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan, pengontrolan dan optimasi persediaan menjadi sangat penting untuk dilakukan. Oleh karena itulah perencanaan dan inventory control harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan produksi dan permintaan pelanggan. Bagi perusahaan utamanya yang banyak menanamkan modal kerja dalam pesediaan, efektifitas proses ordering dan carrying harus pula mendapat perhatian yang cukup agar memberikan penghematan biaya yang lebih signifikan. Dengan demikian pengendalian dan optimasi persediaan ini akan membantu meningkatkan daya saing perusahaan secara keseluruhan. Misalnya, tak dapat dibayangkan, berapa besar kerugian yang akan ditanggung perusahaan, jika terjadi kerusakan mesin, sementara suku cadang (spare part) mesin tidak tersedia di gudang, dan harus menunggu kedatangan dari supplier selama dua minggu, satu bulan atau dua bulan. Pengendalian persediaan suku cadang merupakan tugas manajemen logistic dalam suatu perusahaan, untuk memberi dukungan dalam hal pengadaan barang bagi seluruh keperluan pemeliharaan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Pengendalian suku cadang sangat penting dalam hal : penentuan keputusan suatu barang diperlukan, termasuk perlu atau tidaknya melakukan penyimpanan, kepada siapa pembelian dilakukan, kapan dilakukan pemesanan apa dan berapa yang dipesan tingkat dan jaminan mutu suku cadang yang diperlukan anggaran suku cadang dan sebagainya. Bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi merupakan macammacam bentuk dari persediaan dan persediaan mewakili sebagian besar dari investasi perusahaan yang harus dikelola dengan baik untuk memaksimalkan keuntungan. Persediaan berhubungan dengan mencari perimbangan antara jumlah persediaan yang benar tetapi tidak terlalu banyak meningkatkan turnover persediaan tanpa mengorbankan tingkat pelayanan, menjaga persediaan terendah tetapi tidak membahayakan kinerja perusahaan, memelihara
Halaman 4 dari 25
Halaman 5 dari 25
BAB II
Halaman 6 dari 25
LANDASAN TEORI
2. Dhfkjshsjaf 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian yang penting dalam operation management karena membutuhkan modal atau dana yang cukup besar dana mempengaruhi penyerahan barang-barang pada para pelanggan. Pengaturan inventory berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis seperti operation, marketing dan financial. Yang dimaksud dengan inventory adalah : bahan baku, barang dalam proses, bahan pembatu, barang jadi supplies. Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan sebuah perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu dengan adanya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi perusahaan dan dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik. Beberapa pendapat lain mengenai pengertian dari persediaan adalah :
1)
Persediaan adalah segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan baik internal maupun eksternal.1
2)
Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan.2
T. Hani Handoko. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE, 2008.
2
Halaman 7 dari 25
3)
Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.3
2.1.2. Alasan Diadakannya Persediaan Semua prinsipnya perusahaan akan yang melaksanakan proses produksi baku pada untuk
menyelenggarakan
persediaan
bahan
kelangsungan proses produksi dalam perusahaan tersebut. Beberapa hal yang menyebabkan suatu perusahaan harus menyelenggarakan persediaan bahan baku, adalah:4
1)
Bahan yang akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi perusahaan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang diperlukan perusahaan serta pada saat barang tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi perusahaan tersebut. Bahan baku tersebut pada umumnya akan dibeli dalam jumlah tertentu, dimana jumlah tertentu ini akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi perusahaan yang bersangkutan dalam beberapa waktu tertentu pula. Dengan keadaan semacam ini maka bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan namun belum dipergunakan untuk proses produksi akan masuk sebagai persediaan bahan baku dalam perusahaan tersebut.
2)
Apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang dipesan belum datang maka pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tersebut akan terganggu. Ketiadaan bahan
3
4
Bambang Riyanto. Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2001. Agus Ahyari. Efisiensi Persedian Bahan. Yogyakarta : BPFE, 2003
Halaman 8 dari 25
3)
Untuk menghindari kekurangan bahan baku tersebut, maka suatu perusahaan dapat menyediakan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Tetapi persediaan bahan baku dalam jumlah besar tersebut akan mengakibatkan terjadinya biaya persediaan bahan yang semakin besar pula. Besarnya biaya yang semakin besar ini berarti akan mengurangi keuntungan perusahaan. Disamping itu, resiko kerusakan bahan juga akan bertambah besar apabila persediaan bahan bakunya besar.
2.1.3. Fungsi Persediaan Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :5 1) Persediaan dalam Lot Size Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan (replishment) kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya setup, biaya
5
Rosnani Ginting. Sistem Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
Halaman 9 dari 25
3) Persediaan Antisipasi
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahaan dapat memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja. 4) Persediaan Pipeline Sistem persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point) dengan aliran di antara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan terdiri dari pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan terakumulasi di tempat persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen, persediaan dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi (work in process). Jika suatu produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan dari suatu tempat penyimpanan ke tempat penyimpanan lain, persediaan disebut persediaan transportasi.
Halaman 10 dari 25
2.1.4. Biaya Yang Ditimbulkan oleh Persediaan & Jenis Persediaan 2.1.4.1. Biaya yang ditimbulkan oleh Persediaan 1) 2) 3) 4) Biaya penyimpanan (holding cost atau carying cost) Biaya pemesanan (ordering cost atau procurement cost) Biaya penyiapan atau pemasangan (set-up cost) Biaya kehabisan stok (Shortage cost)
2.1.4.2. Jenis Persediaan 1) 2) 3) 4) Persediaan bahan baku Persediaan barang dalam proses Persediaan MRO (maintenance and repair operation) Persediaan barang jadi
2.2. Pengendalian Persediaan 2.2.1. Pengertian Pengendalian Persediaan Pengendalian adalah suatu proses yang dibuat untuk menjaga supaya realisasi dari suatu aktivitas sesuai dengan yang direncanakan.6 Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan, tentunya diusahakan untuk dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan. Keterpaduan dari seluruh pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan akan menunjang terciptanya pengendalian bahan baku yang baik dalam suatu perusahaan.
6
Arman Hakim Nasution & Yudha Prasetyawan. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008.
Halaman 11 dari 25
Halaman 12 dari 25
Halaman 13 dari 25
Halaman 14 dari 25
merupakan pendekatan yang sangat baik, atau paling tidak merupakan langkah awal yang baik untuk menggambarkan fenomena persediaan. 2.3.1. Economic Order Quantity (EOQ) Konsep perhitungan atas dasar jumlah pemesanan ekonomis ini didasarkan atas pemikiran yang cukup logis dan sederhana sebagai berikut. Makin sering pengisian kembali persediaan itu dilakukan, persediaan ratarata akan semakin kecil dan ini berakibat bahwa biaya dalam bentuk biaya penyediaan barang akan makin kecil juga. Tetapi dilain pihak, makin sering pengisian kembali persediaan itu dilakukan, maka biaya pemesanan akan semakin besar pula. Oleh karena itu dicari suatu keseimbangan yang paling ekonomis atau paling optimal dari dua hal yang saling bertentangan tersebut. Untuk mencari titik keseimbangan itulah maksud dari rumus EOQ tersebut. 1) Konsep Persediaan Rata-rata Apabila suatu perusahaan misalnya membeli satu macam barang pada setiap permulaan tahun untuk keperluan seluruh tahun itu, maka barang tersebut akan habis dipakai pada setiap akhir tahun. Diandaikan juga bahwa penggunaan barang tersebut sepanjang tahun adalah konstan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa persediaan rata-rata adalah separuh dari jumlah yang dibeli tersebut, seperti tampak pada gambar dimana jumlah setiap kali pemesanan adalah 12.000 satuan yaitu untuk keperluan satu tahun, sehingga persediaan rata-ratanya adalah 6.000 satuan. Apabila dengan grafik penggambaran tersebut belum meyakinkan dapat dibantu dengan perhitungan matematis bisa sebagai berikut.
Halaman 15 dari 25
Gambar 3 menunjukkan grafik, dimana pemesanan tidak dilakukan setahun sekali untuk keperluan seluruh tahun, tetapi dua kali setahun dan setiap kali untuk keperluan pemakaian setengah tahun, yaitu 6.000 satuan. Dalam hal ini maka tingkat persediaan rata-rata menjadi 6.000/2 = 3.000 satuan. Demikian seterusnya, makin sering pemesanan dilakukan persediaan rata-rata menjadi semakin kecil.
Halaman 16 dari 25
2) Konsep Biaya Minimum Namun untuk pemesanan, diperlukan pula biaya. Setiap kali memesan tidak tergantung dari jumlah pesanan, diperlukan biaya sejumlah tertentu yang relative konstan. Dengan demikian, semakin sering memesan, semakin besar pula biaya pemesanan ini. Misalnya perusahaan tersebut mengeluarkan biaya Rp 100,- setiap kali memesan. Harga satuan barang dimaksud adalah Rp 1,- dan biaya penyediaan barang 20% per tahun. Untuk itu dapat dibuat berbagai kemungkinan frekuensi pemesanan setiap tahun seperti tampak pada table. Dari table tersebut dapat dibaca bahwa dalam tahap-tahap kenaikan frekuensi pemesanan, terjadi gejala-gejala berikut ini 2.3.1.1. 2.3.1.2. Kjkjfksjfsjf kdjkskkjdfkj
2.3.2. Economic Order Interval (EOI) 2.3.3. Economic Production Quantity (EPQ) 2.3.4. Runout Time (ROT) 2.3.5. Aggregate Runout Time (AROT) 2.3.6. Metode Min-Maks
Halaman 17 dari 25
Maka Q
Halaman 18 dari 25
Halaman 19 dari 25
Posisi persediaan barang i sekarang ROTi = ---------------------------------------------------------Permintaan waktu tertentu untuk barang i Penentuan prioritas produksi adalah terlebih dahulu mendahulukan barang yang ROTnya paling rendah dan seterusnya. Di samping itu, makin rendah ROT barang, maka makin mendesak untuk mengadakan penggantian barang tersebut. Contoh perhitungan di bawah ini akan menjelaskan metoda tersebut. Dengan menggunakan data di Tabel 7, buatlah penjadwalan urutan produksi dari suatu kelompok yang terdiri dari 4 jenis barang sehingga secara keseluruhan meningkatkan waktu kehabisan (runout time). Apakah tersedia cukup kapasitas apabila kapasitas produksi yang tersedia untuk setiap minggu adalah 90 jam ? Tabel 7 Data 4 Jenis Barang ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Pos Standar Jam Ukuran lot Perkiraan Posisi persediaan Standar jam per unit produksi permintaan sekarang per lot per minggu produksi ----------------------------------------------------------------------------------------------------------1 2 3 4 5 6 (2 : 3) ----------------------------------------------------------------------------------------------------------A 0,10 100 35 100 10 B 0,20 150 50 120 30 C 0,30 100 40 130 30 D 0,20 200 60 100 40
Halaman 20 dari 25
ROT untuk masing-masing jenis barang dihitung seperti dalam Tabel 8 yang akan menghasilkan pula prioritas urutan produksi. Tabel 8 Penentuan ROT ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Pos Posisi persediaan Permintaan ROT Urutan sekarang per minggu ----------------------------------------------------------------------------------------------------------1 2 3 4 (2 : 3) 5 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------A 100 35 2,86 3 B 120 50 2,40 2 C 130 40 3,25 4 D 100 60 1,67 1 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Halaman 21 dari 25
3.1.5. Aggregate Runout Time (AROT) 3.1.6. Metode Min-Maks Pemakaian rata-rata per bulan 5 buah, sedangkan waktu pesanan atau pembelian 2.5 bulan, persediaan pengamanan 1 bulan pemakaian. Hitunglah persediaan minimum dan maksimum. Jawab
Halaman 22 dari 25
BAB IV PENUTUP
4. djkajskjaksjfaksjfdksa 4.1. Kesimpulan Pengendalian bahan baku yang diselenggarakan dalam suatu perusahaan diusahakan untuk dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang ada dalam
Halaman 23 dari 25
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.trisakti.ac.id/jurnalti/files/2011/07/JURNAL-TI-Vol-1-No-1-MARET2011.pdf http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2008-1-00458-TISI-Bab%202.pdf
Halaman 24 dari 25
Halaman 25 dari 25