Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manajemen persediaan merupakan salah satu fungsi manajerial yang sangat

penting dalam operasional suatu perusahaan. Selain merupakan investasi yang

membutuhkan modal besar, manajemen persediaan dapat mempengaruhi

pelayanan terhadap pelanggan dan fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi

keuangan. Manajemen persediaan merupakan salah satu unsur modal kerja.

Apabila manajemen produksi dapat menetapkan berapa jumlah bahan baku yang

dipesan dan kapan melakukan pesanan, maka informasi tersebut sangat berguna

bagi manajemen keuangan untuk menetapkan berapa jumlah dana yang perlu

disediakan untuk pembelian bahan baku dan kapan perlu disediakan dana tersebut.

Inventory (stock barang) merupakan permasalahan operasional yang sering

dihadapi oleh swalayan. Inventory bisa berupa jumlah barang yang diletakkan di

etalase swalayan atau bisa berupa jumlah barang yang disimpan di gudang. Jika

jumlah inventory terlalu sedikit dan permintaan tidak dapat dipenuhi karena

kekurangan persediaan, hal ini akan mengakibatkan konsumen akan kecewa dan

ada kemungkinan konsumen tidak akan kembali lagi. Begitu juga jika inventory

terlalu besar, hal ini akan mengakibatkan kerugian bagi swalayan karena harus

menyediakan tempat yang lebih besar, kemungkinan terjadinya penyusutan nilai

guna barang, serta harus menyediakan biaya-biaya tambahan yang terkait dengan

dengan biaya inventory seperti biaya pemeliharaan dan biaya akuntansi. Karena

itu, manajemen harus bisa memutuskan berapa banyak suatu barang harus

disiapkan (distock) untuk keperluan swalayan. Selain itu, manajemen juga harus

1
2

jeli dalam melihat kebutuhan konsumen sehingga mereka merasa puas karena

mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Untuk melihat dan mendapatkan jumlah

inventory yang tepat serta bisa melihat kebutuhan konsumen, manajemen harus

sering mengadakan kajian terhadap masalah tersebut. Mereka memerlukan survei

pasar, menganalisa data penjualan, mengamati pola pembelian, mengamati

keterkaitan barang yang dibeli oleh konsumen, dan kegiatan lain-lainnya.

Salah satu kajian yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi pasar

(konsumen) adalah dengan mengamati transaksi penjualan dan dilanjutkan dengan

melakukan pengolahan terhadap data penjualan tersebut. Dengan proses

pengolahan terhadap data penjualan ini, manajemen bisa mendapatkan informasi

yang digunakan untuk keperluan manajemen inventory swalayan seperti

menentukan jumlah barang yang harus disiapkan di gudang, mengatur jumlah

minimal stok, jumlah stok aman (safety stock) dan jumlah stok maksimal setiap

barang. Selain itu dengan menggunakan informasi ini, manajemen bisa

memutuskan kapan mereka harus melakukan re-order pembelian barang pada

supplier, menentukan strategi yang harus dilakukan jika ada barang yang

pergerakan stoknya lambat serta menentukan barang apa yang harus dihapus dari

stok karena sudah tidak diminati oleh konsumen.

Dari pengolahan data ini juga bisa didapatkan keterkaitan antara barang

yang dibeli oleh konsumen. Informasi tentang keterkaitan barang ini bisa

digunakan untuk menentukan strategi pemasaran dan meningkatkan pelayanan

pada konsumen, semisal dengan membuat penataan barang yang efektif di etalase

swalayan atau dengan membuat promo-promo penjualan pada beberapa item

barang yang berkaitan. Sistem persediaan barang didesain menggunakan metode


3

pengolahan data langsung. Penggunaan metode pengolahan data langsung tersebut

dimaksudkan agar setiap kejadian atau transaksi atas persediaan barang dagang

dapat secara langsung diproses. Supaya kegiatan persediaan dapat berjalan dengan

baik dan lancar, maka perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap penerapan

sistem informasi yang digunakan terutama pada sistem informasi persediaan.

Karena tanpa persediaan yang cukup, perusahaan akan menghadapi resiko tidak

dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan barang tersebut.

Sebaliknya kelebihan persediaan juga tidak akan menguntungkan perusahaan

karena kelebihan persediaan dapat menyebabkan peningkatan biaya penyimpanan

dan keamanan yang akan dikeluarkan perusahaan.

Pendapatan sebagai salah satu elemen dari laporan laba rugi belum

mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan karena pendapatan

biasanya dibahas dalam hubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian

serta pengungkapan pendapatan itu sendiri. Salah satu permasalahan dalam

penerapan akuntansi pendapatan yaitu pada saat mengakui pendapatan. Proses

pengakuan pendapatan harus dilakukan secara akurat untuk menghindari

kesalahan pemakai laporan keuangan dalam memprediksi kemampuan perusahaan

dan menghindari kesalahan dalam pengambilan keputusan.

Persediaan barang selalu diperlukan dalam aktivitas perusahaan.

Keberadaan persediaan barang disatu pihak merupakan pemborosan sehingga

dapat dikatakan sebagai suatu beban yang harus dihilangkan, tetapi dilain pihak

sangat diperlukan untuk menjamin kelancaran pemenuhan permintaan sebab bila

tidak ada persediaan maka kebutuhan tidak terpenuhi. Kemajuan atau

keberhasilan suatu perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian


4

persediaan. Pengendalian persediaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan

sehingga meminimumkan biaya-biaya yang ditimbulkan.

Masalah umum dalam pengendalian persediaan bersumber dari kejadian

yang dihadapi setiap saat dalam perusahaan. Kejadian-kejadian tersebut dapat

terjadi pada persediaan barang yang terlalu banyak atau mungkin persediaan

barang terlalu sedikit untuk memenuhi permintaan konsumen dimasa mendatang.

Jika barang terlalu banyak dalam persediaan maka perusahaan harus menanggung

biaya tambahan seperti biaya simpan dan biaya pesan. Sebaliknya jika barang

terlalu sedikit akan menimbulkan kekurangan persediaan barang yang akhirnya

akan merugikan perusahaan sendiri dan mengakibatkan kehilangan penjualan

(lost sales). Untuk melihat dan mendapatkan jumlah persediaan barang yang tepat,

pihak perusahaan bisa mengamati dari transaksi penjualan dan dilanjutkan dengan

melakukan pengolahan terhadap data penjualan tersebut. Dengan proses

pengolahan terhadap data penjualan ini, perusahaan bisa mendapatkan informasi

yang digunakan untuk keperluan pengendalian persediaan barang seperti

menentukan jumlah barang yang harus disiapkan di gudang, mengatur jumlah

minimal stok, dan menentukan jumlah stok aman (safety stock). Selain itu dengan

menggunakan informasi ini, perusahaan bisa menentukan kapan mereka harus

melakukan reorder pembelian barang pada suplier.

Berkaitan dengan uraian diatas, manajemen persediaan merupakan hal

yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetitif jangka panjang. Mutu,

rekayasa, produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon

pelanggan akibat kinerja kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan
5

profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang yang dipengaruhi oleh tingkat

persediaan.

Persediaan barang dagang yang terlalu kecil dapat menghambat

operasional perusahaan berupa tidak tersedianya barang pada saat dibutuhkan

sehingga menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk meraih laba.

Akibat jumlah barang dagang yang kekurangan dan berlebihan tersebut maka

sering terjadi over stock dan slow moving stock. Akibatnya mempengaruhi

peningkatan pendapatan. Peranan persediaan sangat menentukan jalannya operasi

peusahaan. Persediaan tersebut akan berjalan dengan baik apabila di dukung

dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu konsep pengelolaan persediaan

sangat penting diterapkan oleh perusahaan agar tujuan efektifitas maupun

efeisiensi tercapai. Dalam pengelolaan persediaan harus memperhatikan sifat,

jenis dan tingkat investasi terhadap persediaan tersebut, karena besarnya tingkat

perputaran persediaan tergantung pada sifat barang, letak perusahaan dan jenis

perusahaan, yang pada akhirnya akan menentukan laba.

PT. Matahari Department Store adalah perusahaan yang bergerak

dalam bidang retail fashion, yang yang sudah berkembang kurang lebih 55 tahun

dalam melayani dan memenuhi kebutuhan sekunder masyarakat Indonesia. Toko

pertama dibuka pada tahun 1958 di Pasar baru Jakarta. PT. Matahari Department

Store Plaza Medan Fair sudah berdiri selama kurang lebih 6 tahun yang bertempat

di Jalan Gatot Subroto No.30 Lt.3 Plaza Medan Fair.

Berdasarkan hasil wawancara dengan General Manager, bahwa sering

terjadi penumpukan persediaan (overstock) di dalam gudang dan kekurangan

barang dagang yang diminta (understock), dikarenakan tidak tepatnya dalam


6

pengadaan barang dagang yang akan dijual kepada konsumen. Produk yang

sering mengalami permasalahan tersebut ialah produk-produk yang perputaran

penjualannya sangat cepat, dalam usaha ritel jenis produk ini biasa disebut

sebagai fast moving consumer goods (FMCG). Oleh karena itu konsep

pengelolaan persediaan sangat penting diterapkan oleh perusahaan agar tujuan

efektifitas maupun efeisiensi tercapai. Dalam pengelolaan persediaan harus

memperhatikan sifat, jenis dan tingkat investasi terhadap persediaan tersebut,

karena besarnya tingkat perputaran persediaan tergantung pada sifat barang, letak

perusahaan dan jenis perusahaan, yang pada akhirnya akan menentukan laba.

Berikut dapat dijelaskan tentang persediaan, Penjualan untuk tahun 2014

sampai dengan 2015 pada PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair

Medan, sebagai berikut :

Tabel 1.1. Data stock barng Fast Moving pada PT. Matahari Departement

Store Plaza Medan Fair Medan dari Tahun 2014-2015.

TAHUN TRIWULAN DATA FAST PENJUALAN


MOVING
2014 triwulan I 2.113.030.419 855.758.728
triwulan II 2.433.826.084 994.447.690
triwulan III 2.566.975.959 1.055.952.367
triwulan IV 2.512.813.680 1.049.600.202
2015 triwulan I 2.101.439.903 896.038.612
triwulan II 2.472.810.410 1.016.604.531
triwulan III 2.810.815.551 1.129.171.458
triwulan IV 2.399.817.563 953.624.991
Sumber : Laporan Penjualan Perusahaan 2014-2015

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat dan

membahas penelitian dengan judul : “Pengaruh Manajemen Persediaan

Terhadap Pendapatan Perusahaan Pada PT. Matahari Departement Store Plaza

Medan Fair”.
7

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi dari permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Inventory (stock barang) merupakan permasalahan operasional yang

sering dihadapi oleh swalayan. Inventory bisa berupa jumlah barang

yang diletakkan di etalase swalayan atau bisa berupa jumlah barang

yang disimpan digudang.

b. Akibat jumlah barang dagang yang berlebihan tersebut maka sering

terjadi over stock dan slow moving stock. Akibatnya mempengaruhi

peningkatan pendapatan.

2. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran

dalam pembahasan dan analisis, maka penulis membatasi pada hal-hal

Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow Moving terhadap

pendapatan perusahaan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan penulis di PT.

Matahari Departement Store Plaza Medan Fair, maka masalah yang dianalisis

adalah :

1. Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow Moving berpengaruh

secara simultan terhadap pendapatan perusahaan pada PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair.


8

2. Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow Moving berpengaruh

secara parsial terhadap pendapatan perusahaan pada PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun manfaat penelitian di PT. Matahari Departement Store

Plaza Medan Fair dengan tujuan:

a. Untuk mengetahui Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow

Moving berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan perusahaan

pada PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair.

b. Untuk mengetahui Apakah Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang

Slow Moving berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan perusahaan

pada PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang penulis lakukan di PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair adalah;

a. Bagi penulis, sebagai kajian untuk memperdalam pengetahuan

dibidang Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow Moving

dan pendapatan perusahaan sebagai perbandingan antara teori-teori

yang diperoleh di perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan.
9

b. Untuk PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair, sebagai

bahan masukan Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow

Moving dan pendapatan perusahaan.

c. Untuk kalangan mahasiswa / akademisi, sebagai bahan perbandingan

untuk memperoleh masukan tentang Stock Barang Fast Moving dan

Stock Barang Slow Moving dan pendapatan perusahaan pada

perusahaan yang sejenis.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan replika dari penelitian Gidion (2009) yang

berjudul “Pengaruh Pendapatan Kompetitor dan stock akhir barang terhadap

pendapatan perusahaan Retail PT. Matahari Departement Store” sedangkan

penelitian ini berjudul “Pengaruh Manjemen Persediaan Terhadap Pendapatan

Perusahaan Pada PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair”.

Perbedaan dan Persamaan penelitian terletak pada :

1. Model Penelitian : Dalam penelitian ini sama-sama menggunakan

pendekatan penelitian jenis kuantitatif.

2. Jumlah Observasi/sampel (n) : Penelitian terdahulu menggunakan

data tahun 2008-2009 sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan data tahun 2014-2015.

3. Waktu Penelitian : Penelitian terdahulu dilakukan tahun 2009

sedangkan penelitian ini tahun 2016.


10

4. Lokasi Penelitian : Penelitian terdahulu di Bursa Efek Jakarta

sedangkan penelitian ini dilakukan di PT. Matahari Departement

Store Plaza Medan Fair.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk

mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu atau sebelumnya

(Amirullah, 2015).

Menurut Harmono (2009) menerangkan bahwa : Manajemen persediaan

adalah pengelolaan fungsi penyimpanan dan penanganan persediaan untuk

mencapai tingkat pelayanan pelanggan yang lebih baik, meningkatkan turnover

persediaan dan keuntungan bagi perusahaan. Metode yang dapat digunakan dalam

pengelolaan manajemen persediaan adalah:

a. Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Economic Order Quantity atau EOQ merupakan jumlah pemesanan

paling ekonomis dengan pertimbangan untuk meminimalkan biaya

pemeliharaan barang dari gudang dan biaya pemesanan setiap tahun

namun tetap dapat memenuhi kebutuhan penggunaan. Metode ini

berlaku untuk permintaan yang dapat ditentukan secara pasti dan

bersifat tetap, item barang yang dipesan independen dengan item

barang yang lain, pesanan dapat diterima dengan segera dan pasti,
11

jumlah barang keluar tidak terlalu fluktuatif, serta harga barang

tersebut bersifat konstan.

10
a. Metode Material Requirement Planning (MRP)

Dalam MRP mencakup kebutuhan material yaitu untuk

pengendalian persediaan dan penjadwalan produksi. Tujuan MRP adalah

untuk menentukan kebutuhan sekaligus mendukung jadwal produksi,

mengendalikan persediaan, menjadwalkan produksi, menjaga jadwal tetap

valid dan up-to date, serta secara khusus berguna dalam lingkungan

manufaktur yang kompleks dan tidak pasti. Empat tahap dalam proses

perencanaan kebutuhan material:

-Netting, merupakan proses perhitungan kebutuhan bersih yang besarnya

merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan.

-Lotting, merupakanpenentuan besarnya pesanan setiap individu

berdasarkan pada hasil perhitungan netting.

-Offsetting, bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk

melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih

yang diinginkan.

-Exploding, merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor setiap tahapan

produksi disesuaikan dengan rencana pemesanan.

c. Metode Just in Time (JIT)

Metode ini adalah pemecahan masalah yang berkelanjutan

sehingga supplier dan komponen-komponen lain ditarik melalui sistem


12

untuk penunjang saat dibutuhkan. JIT bertolak belakang dengan

pemborosan yang tidak memberi nilai tambah produk dan mampu

mencapai produksi ramping dengan mengurangi persediaan. Ada beberapa

pemborosan yang dapat terjadi dalam proses produksi yang terdiri dari

kelebihan produksi, proses yang tidak efisien, persediaan, gerakan yang

tidak perlu dan produk cacat.

d. Metode Analisis ABC

Analisis ABC adalah metode manajemen persediaan untuk

mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi mempunyai nilai investasi

yang tinggi. Analisis ABC ini menggolongkan barang berdasarkan

peringkat nilai dari nilai tertinggi hingga terendah dan kemudian dibagi

menjadi kelas-kelas besar terprioritas sesuai dengan jenis dan fungsi

masing-masing barang.

Menurut Dermawan (2012): “Tugas manajemen persediaan adalah

menyediakan persediaan yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan operasi

perusahaan pd tingkat biaya minimal (TC min). Peran manajemen persediaan

adalah merekonsiliasikan kepentingan-kepentingan ke dalam kebijakan persediaan

yang dapat diterima oleh berbagai kepentingan demi untuk mencapai tujuan

perusahaan.

2. Pengertian Stock (Persediaan)

Persediaan merupakan suatu elemen yang paling penting bagi perusahaan

dagang maupun perusahaan industri, tanpa adanya persediaan perusahaan tidak

dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan pelanggannya. Jumlah persediaan


13

yang tinggi memang dapat membuat perusahaan dapat memenuhi permintaan atau

kebutuhan pelanggannya, namun persediaan yang terlalu besar juga akan

menambah beban operasi perusahaan, antara lain biaya penyimpanan, biaya

perawatan, serta kemungkinan adanya persediaan yang rusak dan usang.

Pada prinsipnya persediaan mempermudah dan memperlancar jalannya

operasi perusahaan industri dan perusahaan dagang yang harus dilakukan untuk

dapat melakukan proses produksi atau penjualan agar dapat memenuhi permintaan

atau kebutuhan pelanggannya, serta untuk mempertahankan kontinuitas usaha

perusahaan.

Sedangkan menurut IAI (PSAK No. 14), menyatakan pengertian

persediaan adalah aktiva:

a. Tersediaan untuk dijual dalam usaha kegiatan normal.

b. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan.

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan.

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali,

misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau

pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga

mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian

yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang

akan digunakan dalam proses produksi.

Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk

memenuhi permintaan dari pelanggan. Dalam perusahaan perdagangan pada

dasarnya hanya ada satu golongan inventory (persediaan), yang mempunyai sifat

perputaran yang sama yaitu yang disebut “Merchandise Inventory” (persediaan


14

barang dagangan). Persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam

perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut

didalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang

yang bersangkutan.

Beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan

barang dagang adalah suatu aset lancar yang digunakan dalam kegiatan

perusahaan dagang dengan cara dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa

mengubah bentuk barang dagangan tersebut.

a. Jenis-Jenis Persediaan

Persediaan biasanya mencakup beberapa jenis persediaan seperti

persediaan bahan mentah, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang

jadi (barang dagangan). Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk

memproduksi barang dagangan. Barang setengah jadi adalah barang yang belum

selesai sepenuhnya menjadi barang dagangan.

Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan siap untuk

dijual. Menurut Munawir (2010) jenis-jenis persediaan sebagai berikut: Untuk

perusahaan perdagangan yang dimaksud dengan persediaan adalah semua barang-

barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang/belum

laku dijual. Untuk perusahaan manufacturing (yang memproduksikan barang)

maka persediaan yang dimiliki meliputi:

(1) Persediaan Barang mentah;

(2) Persediaan Barang dalam proses dan

(3) Persediaan barang jadi.


15

Pada dasarnya jenis-jenis persediaan adalah persediaan barang mentah,

barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Perusahaan dagang

menggunakan jenis persediaan barang jadi yang didapat dengan cara dibeli

dengan tujuan dijual kembali tanpa mengubah bentuk fisik barang dagangan

tersebut

b. Biaya-Biaya Yang Harus Dimasukkan Dalam Persediaan

Biaya-biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang

langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan pembelian, persiapan,

dan penempatan persediaan untuk dijual. Menurut Stice (2009), berikut biaya-

biaya yang harus dimasukkan dalam persediaan :

1. Biaya Produk

Biaya produk (produk costs) adalah biaya yang berhubungan langsung dengan

transfer barang ke lokasi bisnis pembeli dan pengubahan barang tersebut ke

kondisi yang siap untuk dijual. Beban seperti itu mencakup ongkos

pengangkutan barang yang dibeli, biaya pembelian langsung lainnya, dan biaya

tenaga kerja serta produksi lainnya yang dikeluarkan dalam memproses barang

ketika dijual.

2. Biaya Periode

Biaya periode (periode costs) adalah biaya yang tidak dianggap berhubungan

langsung dengan akuisisi atau produksi barang dan, karenanya tidak dianggap

sebagai bagian dari persediaan. Contoh biaya periode adalah beban penjualan

(selling expenses) dan dalam kondisi yang biasa, dan beban umum serta

administrasi (general and administrative expenses).

3. Biaya Manufaktur
16

Sebuah bisinis yang membuat barang menggunakan tiga akun persediaan yaitu

bahanbaku, barang dalam proses, dan barang jadi. Barang dalam proses dan

barang jadi meliputi bahan, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

manufaktur. Biaya overhead manufaktur meliputi bahan tidak langsung, tenaga

kerja tidak langsung, dan pos-pos seperti penyusutan, pajak, asuransi, pemanas,

dan listrik yang dibutuhkan dalam proses manufaktur.

4. Diskon sebagai pengurang biaya

Diskon yang berhubungan dengan pembelian diperlakukan sebagai pengutang

biaya persediaan. Diskon dagang (trade discount) adalah perbedaan antara

harga catalog dengan harga yang dikenakan kepada pembeli. Biaya

didefinisikan sebagai harga dalam daftar dikurangi diskon dagang. Tidak ada

pencatatan yang dibuat untuk diskon dagang dan pembelian harus dicatat pada

harga bersih.

Diskon tunai (cash discount) adalah diskon yang diberikan untuk pembayaran

faktur dalam periode waktu yang terbatas. Diskon tunai biasanya dinyatakan

sebagai persentase tertentu yang akan diberikan jika faktur dibayar dalam

rentang hari tertentu, dan pembayaran dengan jumlah penuh jika melewati

waktu yang ditentukan.

5. Retur dan Potongan Pembelian

Penyesuaian terhadap biaya faktur juga dibuat ketika barang dagangan rusak

atau memiliki kualitas yang lebih rendah daripada yang dipesan. Kadang-

kadang barang dagangan secara fisik dikembalikan kepada pemasok.

c. Penggolongan Persediaan
17

Penggolongan persediaan tergantung pada karakteristik perusahaan itu

sendiri. Bagi perusahaan dagang yang usahanya adalah membeli dan menjual

kembali barang-barang, persediaannya meliputi semua barang yang dimiliki

perusahaan dan siap untuk dijual kembali kepada pelanggan. Dengan kata lain,

perusahaan membeli barang dengan tujuan untuk dijual kembali.

Menurut Michell (2006) Persediaan dalam perusahaan dagang disebut

persediaan barang dagangan (merchandise inventory), sedangkan dalam

perusahaan industri (manufacture) atau pedagang eceran (retail) persediaan terdiri

dari :

1. Bahan Baku atau Mentah (Row Material)

Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh dalam keadaan yang

harus dikembangkan yang akan menjadi bagian utama dari barang jadi. Jika

membuat sepeda, salah satu bahan mentah adalah pipa baja. Bahan baku yang

digunakan dalam proses produksi dikelompokkan menjadi bahan baku

langsung dan bahan baku tidak langsung (bahan penolong).

a) Bahan Baku Langsung (Direct Material) adalah semua bahan baku yang

merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan.

b) Bahan Baku Tidak Langsung (Indirect Material) atau bahan penolong

adalah bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak

secara langsung tampak pada barang-barang yang dihasilkan. Meskipun

bahan penolong atau bahan pembantu disajikan secara terpisah, barang-

barang tersebut harus dilaporkan sebagai bagian dari perusahaan karena

pada akhirnya akan dipakai dalam proses produksi. Bahan penolong atau

bahan pembantu yang dibeli untuk digunakan untuk penyerahan barang


18

penjualan dan berfungsi administrative umum lainnya tidak boleh

dilaporkan sebagai bagian dari persediaan, tetapi sebagai beban dibayar

dimuka (prepaid expanse).

2. Bahan Dalam Proses (Work In Process)

Persediaan bahan dalam proses adalah pesediaan barang-barang yang belum

menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Adapun unsur-unsur yang

terkandung didalam persediaan ini meliputi :

a. Biaya Bahan Langsung (Direct Material) adalah biaya yang secara langung

dikaitkan dengan barang-barang dalam produksi.

b. Biaya Upah Langsung (Direct Labour) adalah seluruh biaya karyawan yang

secara langsung ikut serta memproduksi sampai menjadi produk jadi yang

jasanya dapat diusut secara langsung pada produk dan upahnya merupakan

bagian yang besar dalam memproduksi produk.

c. Biaya Overhead Pabrik (Factory Overhead Expense) yaitu terdiri dari

seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi

barang-barang, selain bahan langsung dan upah langsung, biaya-biaya yang

termasuk biaya overhead pabrik ini antara lain :

1) Bahan penolong

2) Upah tidak langsung

3) Biaya penyusutan pabrik, mesin atau peralatan pabrik (depreciation

expense)

4) Pemeliharaan (maintanance)

5) Perbaikan (reparation)

6) Pajak kekayaan (property taxes)


19

7) Biaya asuransi (insurance expense)

8) Biaya penerangan, pemanasan dan pembangkit tenaga

9) Biaya administrasi atau manajemen yang ada kolerasinya dengan

kegiatan produksi

3. Barang Jadi (Finished Good)

Barang jadi adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses

produksi dan siap untuk dijual ke konsumen. Selain itu barang jadi yang

merupakan hasil produksi suatu perusahaan industri baik sebagai hasil produk

selesai, juga merupakan barang yang digunakan pada proses produksi yang lebih

lanjut pada saat produk selesai biaya diakumulasikan dalam proses produksi yang

ditransfer dari barang dalam proses perkiraan barang jadi.

d. Metode Pencatatan Persediaan

Dalam melakukan pencatatan persediaan, perusahaan dapat menggunakan

salah satu metode yang ada. Terdapat dua metode pencatatan persediaan yang

digunakan menurut Libby dan Short (2008), yaitu antara lain:

1. Dalam sistem persediaan perpetual, perusahaan memiliki detail catatan untuk

setiap persediaan yang di miliki. Catatan tersebut memuat:

a. Unit dan biaya persediaan awal

b. Unit dan biaya setiap pembelian

c. Unit dan harga pokok penjualan untuk setiap penjualan

2. Dalam sistem persediaan periodik, tidak ada catatan persediaan. Pada

setiap akhir periode perusahaan mesti melakukan perhitungan fisik

persediaan untuk menentukan jumlah persediaan yang masih di miliki.

Metode pencatatan persediaan menurut Reeve et al (2009), yaitu antara lain:


20

1. Metode Biaya Persediaan dalam Sistem Persediaan Perpetual

Dalam sistem persediaan perpetual, seluruh kenaikan dan penurunan dalam

persediaan dicatat dengan cara yang sama dengan pencatatan kenaikan dan

penurunan dalam kas. Akun persediaan pada awal periode akuntansi

menunjukkan persediaan tersedia pada tanggal tersebut.

2. Metode Biaya Persediaan dalam Sistem Persediaan Periodik (Fisik)

Saat sistem persediaan periodik digunakan, hanya pendapatan yang dicatat

setiap kali terjadi penjualan. Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat

penjualan untuk mencatat harga pokok penjualan. Pada akhir periode

akuntansi, penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung biaya

persediaan dan harga pokok penjualan.

Pendapat lain yang diungkapkan oleh Kartikahadi (2012) yang

mengatakan bahwa terdapat dua sistem pencatatan persediaan, yaitu antara lain:

1. Metode Periodik

Dalam metode periodik, jumlah persediaan ditentukan secara berkala

(periodik) dengan melakukan perhitungan fisik dan mengalikan jumlah unit

tersebut dengan harga satuan untuk menghitung nilai persediaan yang ada pada

saat itu.

2. Metode Perpetual

Dalam metode perpetual, catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated)

setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan persediaan, sehingga perusahaan

selalu mengetahui kuantitas dan nilai persediaannya setiap saat.

Berdasarakan uraian dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

dalam metode biaya persediaan dalam sistem persediaan perpetual, pencatatan


21

persediaan dilakukan secara terus-menerus, sehingga harga pokok penjualan dan

nilai persediaan dapat diketahui setiap saat. Sedangkan dalam metode biaya

persediaan dalam sistem persediaan periodik (fisik), perhitungan harga pokok

penjualan dan perhitungan fisik persediaan dilakukan setiap akhir periode

akuntansi.

e. Metode Penilaian Persediaan

Selama setiap periode akuntansi tertentu, kemungkinan besar suatu barang

dibeli dengan beberapa harga yang berbeda. Hal ini seringkali menjadi

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 tahun 2012 oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(IAI), terdapat beberapa metode penilaian harga pokok penjualan, yaitu antara

lain:

1. Identifikasi Khusus

Identifikasi khusus biaya artinya biaya-biaya tertentu yang diatribusikan ke

unit persediaan tertentu. Cara ini merupakan perlakuan yang sesuai bagi unit

yang dipisahkan untuk proyek tertentu, baik yang dibeli maupun yang

dihasilkan. Namun demikian, identifikasi khusus biaya tidak tepat ketika

terdapat jumlah besar unit dalam persediaan yang dapat menggantikan satu

sama lain (ordinarily interchangeable).

2. Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)

Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) mengasumsikan unit persediaan yang

pertama dibeli akan dijual atau digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang

tertinggal dalam persediaan akhir adalah yang dibeli atau diproduksi kemudian.

3. Metode Rata-rata
22

Biaya rata-rata biaya tiap unit yaitu biaya tiap unit ditentukan berdasarkan

biaya rata-rata tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya

unit yang serupa yang dibeli atau diproduksi selama satu periode. Perhitungan

rata-rata dapat dilakukan berkala atau pada setiap penerimaan kiriman,

tergantung pada keadaan entitas.

Jenis-jenis metode penilaian persediaan menurut Stice (2009) adalah

sebagai berikut:

1. Identifikasi Khusus

Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke

barang yang ada ditangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit

tersebut. Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk

mengidentifikasikan biaya historis dari setiap unit persediaan. Dengan

identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik

barang.

2. Metode Biaya Rata-rata

Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit.

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya

dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit

yang dibeli pada tiap harga.

3. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-In, First-Out –FIFO)

Metode masuk pertama, keluar pertama (first-in, first-out –FIFO) didasarkan

pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk.

4. Metode Masuk Terakhir, Keluar Terakhir (Last-In, First-Out–LIFO)


23

Metode masuk terakhir, keluar pertama (last-in, first-out –LIFO) didasarkan

pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual.

Metode penilaian persediaan dan harga pokok penjualan berdasarkan biaya

pembelian menurut Kartikahadi (2012) adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Khusus (Spesific Identification)

Metode identifikasi khusus lazimnya diaplikasikan untuk perdagangan atau

perusahaan dagang yang khusus atau unik dan lazimnya bernilai tinggi.

Misalnya barang antik, gaun pengantin yang dirancang khusus, bangunan

rumah, kapling tanah menurut lokasi dan ukuran, dan lain-lain.

2. Rata-rata (Average)

Dalam metode rata-rata atau metode rata-rata tertimbang (weighted average)

biaya barang tersedia untuk dijual (persediaan awal dan pembelian) dibagi

dengan unit yang tersedia untuk dijual, untuk mendapatkan biaya rata-rata per

unit. Apabila perusahaan menggunakan metode pencatatan periodik, maka

biaya rata-rata per unit hanya akan dihitung di akhir periode saja. Sedangkan

dalam metode pencatatan perpetual, setiap kali dilakukan pembelian maka akan

dihitung biaya rata-rata per unit yang baru.

3. Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First out –FIFO)

Metode ini mengasumsikan bahwa barang yang pertama dibeli merupakan

barang yang pertama dijual. Keunggulan metode ini terletak pada nilai

persediaan yang dilaporkan di laporan keuangan (neraca). Karena barang yang

dibeli pertama diasumsikan dijual pertama kali dan barang yang dilaporkan

sebagai persediaan di neraca mencerminkan harga perolehan yang terakhir


24

sehingga dalam keadaan perputaran persediaan normal, nilai persediaan di

neraca mendekati nilai sekarang dari persediaan.

3. Klasifikasi Persediaan

Gudang seperti kegunannya secara umum merupakan suatu tempat untuk

meyimpan benda, benda yang disimpan di dalam gudang ini disebut sebagai

persediaan (inventory), menurut Warman (2012): Berdasarkan aliran arus barang,

persediaan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

a) Barang fast moving, merupakan barang-barang dengan aliran yang sangat

cepat atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada di dalam

gudang dalam waktu yang sangat singkat.

b) Barang medium moving, merupakan barang-barang yang aliran barangnya

sedang-sedang saja, yang berarti tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

Biasanya barang ini akan berada di gudang dalam waktu yang relatif lebih

lama jika dibanding dengan barang-barang fast moving.

c) Barang slow moving, merupakan barang-barang dengan aliran barang yang

sangat lambat, sehingga biasanya barang-barang yang slow moving ini akan

tersedia di gudang dalam jangka waktu yang yang lebih lama dibandingkan

barang medium moving.

Aliran barang ini harus sangat diperhatikan dalam menjalankan

manajemen persediaan. Dengan memperhatikan kecepatan aliran barang

tersebut diharapkan alinea barang yang ada di gudang menjadi lancar. Untuk

barang fast moving dijaga agar persediaan di gudang tidak kehabisan

sehingga tidak mengecewakan konsumen, sedangkan untuk barang slow


25

moving dijaga agar tidak terjadi penumpukan barang yang tidak perlu di

gudang.

Stok barang dagangan perlu mendapat perhatian khusus baik dengan status

fast moving maupun slow moving. Jika stok barang pada status fast moving

sudah tentu konsentrasi usahawan akan berkisar pada teknik pengadaan yang

cepat, pemeliharaan stok dan kontrol inventory yang menjamin ketersediaan

barang dagangan tersebut.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persediaan

Menurut R. Agus Sartono (2010): “Persediaan pada umumnya merupakan

salah satu jenis aktiva lancer yang jumlahnya cukup besar dalam sebuah

perusahaan. Hal ini mudah dipahami karena persediaan merupakan factor penting

dalam menentukan kelancaran operasi perusahaan. Ditinjau dari segi neraca

persediaan adalah baranng-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal

neraca, barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam

periode normal perusahaan” Menurut Bambang Riyanto (2008) besar kecilnya

persediaan yang dimilki oleh perusahaan ditentukan oleh beberapa faktor antara

lain :

1.) Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap

gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau mengganggu

jalannya produksi.

2.) Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang

direncanakan itu sendiri sangat tergantung kepada volume penjualan yang

direncanakan.
26

3.) Besar pembeliaan bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan

biaya pembelian yang minimal

4.) Estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan diwaktu-

waktu yang akan datang.

5. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari

pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih

bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan

dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income. Menurut

IAI (2004), kata “income diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai

pendapatan, penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun

keuntungan (gain).

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees),

bunga, dividen, royalti dan sewa.” Definisi tersebut memberikan pengertian yang

berbeda dimana income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas,

income meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan

maupun yang berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan

penghasil dari penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap

transaksi yang terjadi.

Pengertian pendapatan di kemukakan oleh Kieso, Warfield dan Weygandt

(2011) bahwa “pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut
27

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman

modal”.

Pengertian pendapatan didefinisikan oleh Nafarin (2006) sebagai

“Pendapatan adalah arus masuk harta dari kegiatan perusahaan menjual barang

dan jasa dalam suatu periode yang mengakibatkan kenaikan modal yang tidak

berasal dari konstribusi penanaman modal”.

Adanya penafsiran yang berlainan terhadap pengertian pendapatan bagi

pihak yang berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin yang berbeda

dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu. Konsep pendapatan

belum dapat dijelaskan secara universal oleh pemakai akuntansi, karena pemakai

informasi laporan keuangan khususnya laporan laba rugi yang memuat tentang

pendapatan berguna untuk masing – masing pemakai laporan yang berbeda – beda

tergantung dari sudut mana ia memandang.

a. Jenis dan Sumber Pendapatan

Sumber dan jenis pendapatan ini merupakan suatu unsur yang perlu

mendapat perhatian penting sebelum membahas masalah pengakuan dan

pengukuran pendapatan lebih lanjut. Kesalahan dalam menentukan sumber dan

jenis pendapatan yang kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan

yang akan diperoleh dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran

pendapatan tersebut. Menurut Soemarso (2009), pendapatan dalam perusahaan

dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan

operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan.

Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari

kegiatan utama perusahaan.


28

Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi

tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam

penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan

mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:

1) Transaksi modal atau pendapatan yang mengakibatkan adanya

tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham

2) Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan”

seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau

cabang perusahaan.

3) Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

4) Revaluasi aktiva.

5) Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk

Dari beberapa pengertian mengenai pendapatan yang dibahas pada bagian

sebelumnya, perlu diketahui lebih lanjut jenis – jenis pendapatan dalam

perusahaan. King (2011) menyatakan bahwa “ laba (income) dapat berasal dari

sejumlah sumber daya namun pendapatan (revenue) hanya berasal dari kegiatan

utama perusahaan, untuk itu dapat dibedakan jenis-jenis penerimaan yang

dimasukkan (dicatat) ke dalam pendapatan dengan jenis-jenis penerimaan yang

bukan merupakan pendapatan.”.

Sejalan dengan pendapat King di atas, Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (2004) membagi pendapatan menjadi tiga jenis yaitu :

a) Penjualan barang
29

Barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang

yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk dijual

kembali

b) Penjualan jasa

Penjualan jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas secara kontraktual

telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu yang

disepakati oleh perusahaan. Jasa dapat diserahkan selama satu periode atau

lebih dari satu periode.

c) Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan

bunga, royalti dan dividen.

Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan

dalam bentuk :

a) Bunga-pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah

terhutang kepada perusahaan;

b) Royalti-pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan,

misalnya paten, merk dagang, hak cipta, perangkat lunak komputer;

c) Dividen-distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu.

Dari timbulnya pendapatan itu, dapat disimpulkan bahwa sumber

pendapatan meliputi semua hasil yang diperoleh dari bisnis dan investasi.

Kaitannya dengan operasi perusahaan, pada umumnya sumber dan jenis

pendapatan yang diperoleh perusahaan dapat dikelompokkan atas:

1) Pendapatan Operasional
30

Pendapatan Operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan

barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka

kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang

berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan yang

bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan

usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan

melangsungkan kegiatannya.

Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan

jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional

perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan.

Penjualan ini dapat dibedakan dalam bentuk:

a) Penjualan kotor

Penjualan kotor merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang

maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau

pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang

membutuhkannya.

b) Penjualan bersih

Penjualan bersih merupakan semua hasil penjualan yang sudah

diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan

yang menjadi hak pihak pembeli.

Pada dasarnya jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara,

yaitu:
31

1) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan

sendiri oleh perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa yang telah

selesai diproduksi.

2) Pendapatan diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan

yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.

3) Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama

dengan para investor.

Pendapatan ini juga dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Penjualan Barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk

dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang

dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli

untuk dijual kembali.

b) Penjualan Jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara

kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan

2) Pendapatan Non Operasional

Pendapatan non operasional merupakan pendapatan yang diperoleh perusahaan

dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional

utama perusahaan. Pendapatan non operasional sering juga disebut dengan

pendapatan lain-lain atau other revenue and again. Adapun jenis dari

pendapatan non operasional dapat dibedakan sebagai berikut:

a) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi

perusahaan oleh pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalty

dan lain-lain.
32

b) Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan

atau hasil produksi. Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan

aktiva tak berwujud (gain on sales of fixed asset).

B. Penelitian Sebelumnya

Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang

telah ada sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

Tabel 2.1.Penelitian Sebelumnya

No Nama dan Judul Variabel X Variabel Y Metode Hasil


Tahun Analisis Penelitian
1 Wulandari Analisis Persediaan Meningkat Analisis Hasil Penelitian
Sarita (2013) manajemen Barang kan laba Regresi ini menunjukkan
persediaan Dagang Linier bahwa
barang dagang sederhana manajemen
persediaan
dalam
barang
meningkatkan merupakan salah
laba pada PT. satu factor yang
Fajar Lestari berperan dalam
Abadi meningkatkan
laba

2 Gidion Pengaruh Pendapatan Pendapatan Analisis Hasil


(2009) pendapatan Kompetitor Perusahaan Regresi penelitian ini
competitor dan (X1) Linier menunjukkan
stock akhir Berganda bahwa
barang terhadap pendapatan
pendapatan Stock competitor dan
perusahaan Akhir (X2) stock akhir
Retail PT. barang secara
Matahari serempak dan
Departement parsial
Store berpengaruh
terhadap
pendapatan
perusahaan.
33

3 Felis Ariana Analisis Tingkat Penjualan Laba Analisis Dari analisis


(2012) Penjualan dan Barang Perusahaan regresi tersebut
Persediaan Dagang Linier diperoleh hasil
Barang (X1) berganda bahwa hasil
Dagangan laba
Terhadap laba Persediaan perusahaan
pada perusahaan Barang dipengaruhi
PT. Lotte Dagang oleh tingkat
Shopping (X2) penjualan dan
Indonesia Solo persediaan
barang dagang

4 Abid Analisis Persediaan Laba Analisis Hasil


Muhtarom Manajemen Barang perusahaan Regresi penelitian ini
(2014) Persediaan dagang Linier menunjukkan
Barang Sederhana bahwa variabel
Dagangan persediaan
Dalam barang
Meningkatkan dagangan
laba Pada Hana berpengaruh
Jaya Mary dalam
meningkatkan
Variabel Laba
pada Hana
Mart Jaya
5 Syahruddin Pengaruh Stock Stock Fast Pendapatan Analisis Hasil
(2014) Fast Moving Moving Perusahaan regresi penelitian ini
dan Inventory (X1) Linier menunjukkan
terhadap berganda. bahwa Stock
pendapatan PT. Fast Moving
Inventory
Ramayana dan Inventory
(X2)
Pekanbaru secara
simultan dan
parsial
berpengaruh
terhadap
pendapatan
perusahaan.

Sumber : Diolah penulis 2017

C. Kerangka Konseptual

Persediaan merupakan suatu elemen yang paling penting bagi perusahaan

dagang maupun perusahaan industri, tanpa adanya persediaan perusahaan tidak

dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan pelanggannya. Jumlah persediaan


34

yang tinggi memang dapat membuat perusahaan dapat memenuhi permintaan atau

kebutuhan pelanggannya, namun persediaan yang terlalu besar juga akan

menambah beban operasi perusahaan, antara lain biaya penyimpanan, biaya

perawatan, serta kemungkinan adanya persediaan yang rusak dan usang.

Pada prinsipnya persediaan mempermudah dan memperlancar jalannya

operasi perusahaan industri dan perusahaan dagang yang harus dilakukan untuk

dapat melakukan proses produksi atau penjualan agar dapat memenuhi permintaan

atau kebutuhan pelanggannya, serta untuk mempertahankan kontinuitas usaha

perusahaan. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami masalah tentang

judul penelitian ini, maka penulis membuat sebuah kerangka berpikir yang

dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Stock Barang Fast


Moving
(X2)
Pendapatan
Perusahaan
Stock Barang Slow (Y)
Moving
(X3)

Sumber : Diolah penulis 2017

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari pertanyaan yang ada

pada perumusan masalah penelitian. Dikatakan jawaban sementara oleh karena

jawaban yang ada adalah jawaban yang berasal dari teori. (Marihot dan

Manuntun, 2014:64). Dari pengertian hipotesis tersebut, penulis merumuskan

hipotesis dalam penelitian ini yaitu :


35

1. Secara simultan Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow

Moving berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan pada PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair.

2. Secara parsial Stock Barang Fast Moving dan Stock Barang Slow Moving

berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan pada PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan data dalam bentuk

angka pada analisis statistik. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh

variabel tertentu terhadap variabel lainnya. Berdasarkan tingkat penjelasan dari

kedudukan variabelnya maka penelitian ini bersifat asosiatif kausal, yaitu

penelitian yang mencari hubungan (pengaruh) sebab akibat, yaitu variabel

independen/variabel yang memengaruhi (X) terhadap variable dependen variabel

yang dipengaruhi (Y) (Sugiyono, 2009).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair.

Waktu Penelitian : Mei 2017 sampai dengan Agustus 2017

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

NO AKTIVITAS BULAN/TAHUN
Jan- Agustus- Sep-
    17 April-17 Mei-17 Juni-17 Juli-17 17 17
1 Riset                                              
36

awal/Pengajuan
Judul
Penyusunan
2 Proposal                                              
3 Seminar Proposal                                            
Perbaikan Acc
4 Proposal                                              
5 Pengolahan Data                                              
Penyusunan
6 Skripsi                                              
7 Bimbingan Skripsi                                              
8 Meja Hijau                                              
Sumber : diolah penulis 2017

C. Populasi dan Sampel/Jenis dan Sumber Data


35
1. Populasi

Menurut Prof. Dr. Marihot Manullang dan Drs. Manuntun

Pakpahan,MM (2014:70) Populasi menjelaskan jenis dan kriteria populasi

yang menjadi objek penelitian.

Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah data-data

yang berhubungan dengan data stock barang fast moving dan data stock

barang slow moving serta pendapatan perusahaan di PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair, sejak tahun 2014 sampai dengan 2015.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2006).

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil penulis adalah data stock

barang fast moving dan data stock barang slow moving serta pendapatan

perusahaan di PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair, sejak tahun

2014 sampai dengan 2015.

3. Jenis data dan Sumber data


37

a. Data Primer

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data primer adalah

data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yaitu pada

PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair yang diperoleh dari

proses wawancara dan diskusi dengan pihak staf atau pegawai.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah diolah. Data ini

bersumber dari perusahaan yang diteliti. Data sekunder yang berasal

dari perusahaan antara lain : data stock barang fast moving dan data

stock barang slow moving serta pendapatan perusahaan di PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair sejak tahun 2014 sampai dengan

2015 dan lain sebagainya yang mendukung penelitian penulis.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah

variabel-variabel yang terkandung dalam hipotesis, yaitu stock akhir, penjualan

stock barang fast moving dan penjualan stock barang slow moving serta

pendapatan perusahaan oleh sebab itu perlu didefinisikan variable penelitian

sebagai berikut:

1. Menurut Warman (2014): “Barang slow moving, merupakan barang-

barang dengan aliran barang yang sangat lambat, sehingga biasanya

barang-barang yang slow moving ini akan tersedia di gudang dalam jangka

waktu yang yang lebih lama dibandingkan barang medium moving”


38

2. Barang fast moving, merupakan barang-barang dengan aliran yang sangat

cepat atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada di dalam

gudang jangka waktu yang lebih cepat dibandingkan barang slow moving

dan medium moving (Warman, 2014)

3. Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan gross di dalam asset dan

penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip

akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba (Sofyan Syafri, 2012)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data

dengan dokumen yang dapat berupa laporan keuangan yang telah dikumpulkan

dan dipublikasikan.

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda karena

variabel independen dalam penelitian lebih dari satu. Teknik ini digunakan untuk

mengetahui hubungan dan seberapa besar pengaruh antara variabel-variabel bebas

(independen) terhadap variabel terikat (dependen). Persamaan fungsinya

dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + β1X1 + β2X2 + ∈
Dimana :

Y = Pendapatan Perusahaan
α = Intercept
β1, β2 = Koefisien Regresi
X1 = Stock barang fast moving
X2 = Stock barang slow moving
∈ = Kesalahan Pengganggu/Error Term
39

Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda dilakukan, maka

diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu untuk memastikan apakah model

tersebut tidak terdapat masalah normalitas, multikolinieritas, autokorelasi dan

heteroskedastisitas jika terpenuhi maka model analisis layak untuk digunakan.

Langkah-langkah uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011).

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)

(Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (multikolinieritas).

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode dengan

kesalahan pada periode t-l (sebelumya) (Ghozali, 2011). Model regresi yang

baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji hesteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut


40

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskesdatisitas (Ghozali, 2011).

G. Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Uji F atau Uji Signifikansi Simultan

Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel

independen yang diamati berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

H0 : artinya tidak ada pengaruh persediaan (stock akhir), penjualan

stock barang fast moving dan penjualan stock barang slow moving

terhadap pendapatan perusahaan secara simultan.

H1 : artinya terdapat pengaruh persediaan (stock akhir), penjualan stock

barang fast moving dan penjualan stock barang slow moving

terhadap pendapatan perusahaan secara simultan..

Memilih uji statistik, memilih uji F karena hendak menentukan pengaruh

berbagai variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

dependen.

2. Uji-t atau Uji Parsial

Uji-t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara

parsial terhadap variabel dependen, yaitu pengaruh masing-masing variabel

Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan menggunakan uji-t pada

derajat keyakinan 95% atau = 5%.


41

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a) Pengaruh persediaan (stock akhir) terhadap pendapatan perusahaan:

H0 :  < 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif persediaan (stock

akhir) terhadap pendapatan perusahaan.

H1: 1 > 0, artinya terdapat pengaruh positif persediaan (stock akhir)

terhadap pendapatan perusahaan.

b). Pengaruh penjualan stock barang fast moving terhadap pendapatan

perusahaan:

H01: 1 < 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif penjualan stock

barang fast moving terhadap pendapatan perusahaan.

H1: 1 > 0, artinya terdapat pengaruh positif penjualan stock barang

fast moving terhadap pendapatan perusahaan.

c). Pengaruh penjualan stock barang slow moving terhadap pendapatan

perusahaan:

H0: 1 < 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif penjualan stock

barang slow moving terhadap pendapatan perusahaan.

H1: 1 > 0, artinya terdapat pengaruh positif penjualan stock barang

slow moving terhadap pendapatan perusahaan.

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (R2) adalah antara 0 (nol) dan 1(satu), dimana

nilai R2 yang kecil atau mendekati 0 (nol) berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas, namun jika nilai R2 yang besar atau mendekati 1 (satu) berarti
42

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen (Ghozali, 2011).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair

PT. Matahari Departemen Storedimulai sejak tahun 1958 dimana bapak

Hari Dermawan mendirikan suatu perusahaan dagang yang mempromosikan toko

seluas 159 meter persegi di pasar Baru Jakarta Pusat yang menjual pakaian dari

usaha konveksi garment di lantai dua bangunan toko tersebut. Toko serba ada

Matahari yang pertama dibuka pada tahun 1972 dengan luas sekitar 1500 meter

persegi yang juga terletak di bilangan Pasar Baru. Dari konsentrasi penjualan

pakaian-pakaian Impor dan Eropa, PT. Matahari putra prima mengalihkan pada

pakaian-pakaian buatan lokal sejak adanya pengenaan tarif impor di tahun 1975.

Sejak pada saat itu juga segmen pasar diarahkan pada segmentasi berpenghasilan

menengah. Pada tahun 1984, 12 tahun setelah pembukaan toko yang pertama PT.

Matahari Putra Prima tampil sebagai salah satu perusahaan jaringan “toko Serba

ada” dengan jumlah keseluruhan 11 toko terbesar di 3 kota utama Jakarta, Bogor

dan Bandung, hanya berselang waktu 8 tahun sesudah tahun 1984 telah berhasil

dibuka tambahan 22 toko baru pertanggal 30 Juni 1992, PT. Matahari Putra Prima

membuka 33 buah toko tersebar di 16 kota diseluruh Indonesia.


43

Perseroan yang berkedudukan di Jakarta ini didirikan oleh bapah Hari

Darmawan pada tanggal 11 Maret 1986 berdasarkan akta No. 30 yang dibuat

dihadapan notaris dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia. Berdasarkan surat keputusan No. C2.5238.HT.01-01.TH.86. tanggal 26

Juli 1986 didaftarkan di kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

dibawah No. 1745/1986 tanggal 27 Agustus tahun 1986 dan diumumkan pada
42
berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 1991 tambahan

No 2954, pada saat didirikan pemegang saham perseroan terdiri dari Hary

Darmawan dengan jumlah nominal saham sebesar Rp. 190.000.000 dan Susah

Darmawan dengan nominal jumlah saham Rp. 10.000.000.

Priode akhir tahun 1988 sampai dengan 30 Juni 1992 perkembangan usaha

perseroan memperlihatkan trend yang membaik bila ditinjau dari pertumbuhan

jumlah toko yang diusahakan secara aktual dengan memperlihatkan efek

penggabungan usaha perseroan dengan PT. Matahari Setia Darma dan PT.

Matahari Agung Perdana pada bulan Mei 1991 yang diperhitungkan surat per 31

Desember 1988 jumlah toko yang diusahakan perseroan adalah 9 bulan yang

kemudian menjadi 12 toko akhir 1989 dan 15 toko pada akhir tahun 1990. Per 31

Desember 1991 setelah pengalihan 13 toko dari PT. Matahari Putra Perkasa ke

perseroan yang dilakukan pada bulan Mei 1991 jumlah toko pada pertengahan

pertama 1992 jumlah toko meningkat menjadi 33 buah per 30 Juni 1992.

Matahari telah memenuhi kebutuhan pelanggan selama lebih dari 53tahun

dan sekarang memiliki 104 toko di seluruh Indonesia. Misi kami adalah untuk

selalu menyediakan produk-produk fashion berkualitas tinggi dengan harga yang

terjangkau. Di Matahari, kami selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang


44

terbaik kepada pelanggan kami dan pilihan terbaik dari barang modis dalam

suasana toko yang sangat menarik. Matahari grup terdiri dari perusahaan-

perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh bapak Hari Darmawan beserta

keluarga baik secara langsung maupun tidak langsung.

PT. Matahari Departemen Store Tbk, selama beberapa dasawarsa terakhir

telah meningkatkan merek ikonik Matahari dan juga merek private lebel lain,

melalui penjualan pakaian dan produk lain yang fashionable dan terjangkau

harganya. Sekarang perseroan mempunyai 95 gerai Departemen Store Tbk di

seluruh Indonesia dan merupakan jaringan Departemen Store terkemuka di

Indonesia. PT. Matahari Putra Prima Tbk. adalah sebuah perusahaan ritel di

Indonesia yang merupakan pemilik dari jaringan supermarket Hypermart.

Perkuartal pertama tahun 2008, Matahari Putra Prima sudah mempunyai 79

departmen store, 38 hypermarket, 31 supermarket, 46 outlet farmasi, dan lebih

dari 88 hiburan keluarga di lebih dari 50 kota di Indonesia.

2. Visi & Misi

Visi PT. Matahari Departement Store, Tbk

“Menjadi peritel utama pilihan konsumen”

Misi PT. Matahari Departement Store, Tbk

“Konsisten menawarkan berbagai macam produk bernilai tepat guna

dengan pelayanan terbaik guna meningkatkan kualitas dan gaya hidup

konsumen”

3. Struktur Organisasi Perusahaan


45

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal

dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan

bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut

diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga

menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan

penyampaian laporan.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Matahari Departement Store Plaza Medan

Fair.

Store Manager

Assisten Store Manager

HRD Expedisi Spv Kasir Spv VM Spv Customer maintenance


SPV Service

Men’s Spv Shoes Spv Youtboy Intimate & Youtgirl


Spv Home Spv Spv

Children Ladies Spv Beuty, Bag &


Spv Accessories Spv

Sumber : PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair, 2017

4. Uraian Tugas (Job Description)


46

Secara garis besar tugas pokok, wewenang, dan tanggung jawab yang

dimiliki oleh masing-masing bagian yang berkaitan dengan masalah yang penulis

teliti adalah :

Store Manager

Tugas Pokok dan Tanggung Jawab Store Manager adalah harus bisa

mencapai target penjualan yang ditetapkan, namun hanya sedikit sekali yang

menyadari bahwa mereka harus memperoleh profit atau laba dari hasil usahanya.

Seharusnya seorang store manager sadar betul bahwa kesehatan tokonya di ukur

dari profit yang dihasilkan, bukan semata-mata hanya dari omzet. Penjualan itu

penting karena merupakan tujuan dari adanya suatu toko, akan tetapi profit adalah

tujuan utama dari sebuah bisnis. Apalah artinya suatu penjualan yang banyak

tetapi profit yang sedikit, apalagi tanpa profit sama sekali. Profitabilitas sangat

ditentukan oleh jumlah sales yang diperoleh dengan jumlah biaya yang

dikeluarkan. Untuk memperoleh profit yang maksimal, seorang store manager

harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal pengendalian biaya diantaranya :

a. Penanganan Inventory

Tugas

Seorang store manager harus memiliki kemampuan yang baik dalam hal

penanganan inventori, sebab hal ini sangat mempengaruhi omzet toko yang

dipimpinnya. Perlu kecakapan analisa yang baik untuk memperhatikan

Inventory Turn Over (ITO) agar barang yang tersedia di tokonya dapat cepat

dikonversi menjadi uang.

b. Pengendalian Sumber Daya Manusia

Tugas
47

store manager dalam mengendalikan sumber daya manusia adalah tanggung

jawab yang mungkin paling sulit dilakukan. Karena pengendalian sumber daya

ini membutuhkan kemampuan penunjang yang sangat komplek meliputi

kemampuan komunikasi, manajerial, psikologi, melatih, memotivasi, dan

melakukan evaluasi.

c. Pengendalian Aset

Tugas

dari pengendalian aset ini adalah untuk memastikan bahwa semua aset yang

ada di toko berfungsi sebagaimana mestinya sehingga mendukung pencapaian

tujuan operasional toko. Aset yang menjadi tanggung jawab store manager

adalah :

1) Tangible aset, yaitu aset yang berwujud seperti equipment dan gedung.

2) Intangible aset, yaitu aset yang tak berwujud seperti image perusahaan,

merk, service.

Assistant Store Manager

Assistant Store Manager adalah Orang yang diberikan tanggung jawab

untuk memimpin afdeling (bagian/departement) atau bagian/unit perusahaan dan

berperan sebagai pembantu/membantu, bisa Membantu Manager dan Karyawan

dalam melaksanakan segala jenis pekerjaan di perusahaan itu.

Tugas dan Tanggung Jawab Asistant Store Manager

a. Membantu Manager

1) Memaksimalisasi hasil penjualan & pengolahan profit yang ada.

2) Merencanakan kerja harian


48

3) Mengoptimalisasi Sumber Daya yang ada

4) Menyediakan Informasi yang terpercaya dan tepat waktu.

b. Membantu Karyawan

1) Melatih cara kerja yang benar. (doing the right things right)

2) Memotivasi Karyawan

3) Menjadi mentor/pelindung karyawan

HRD SPV ( Human Resources Departement )

HRD adalah Orang yang menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat

menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen

sumber daya manusia.

Tugas dan Tanggung Jawab Manager HRD :

a. Melakukan Persiapan

Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya

manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang

dapat dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan

yang lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.

Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu

faktor internal seperti jumlah kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi,

departemen yang ada, dan lain-lain.

Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga kerja, dan

lain sebagainya.

b. Rekrutmen tenaga kerja / Recruitment


49

Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,

karyawan, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm

oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang

ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi

pekerjaan / job specification.

c. Seleksi tenaga kerja / Selection

Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat

dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada. Tahap awal yang perlu

dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah melihat daftar riwayat

hidup / cv / curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari cv pelamar

dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang gagal

memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil

kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara kerja /

interview dan proses seleksi lainnya.

d. Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and

protection

Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari

organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan

disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan

eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat

menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat

menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu

diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan


50

tenang sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal

dari waktu ke waktu.

Expedisi SPV

Expedisi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pengiriman

barang, dan surat dalam suatu perusahaan yang bergerak di bidang retail.

Tugas-tugas seorang Supervisor Expedisi secara umum adalah :

1. Mengontrol dalam penerimaan dan pengiriman barang

2. Mencatat data-data barang masuk dan keluar

Kasir SPV

Kasir merupakan tempat terjadinya proses transaksi jual beli dalam

sebuah swalayan atau toko. Adapun tugas dan tanggung jawab Supervisor kasir

yaitu:

1. Mengontrol kinerja petugas kasir.

1. Mengontrol transaksi di kasir

2. Membantu petugas kasir dalam melakukan transaksi

VM SPV ( Visual Merchandice )

Visual Merchandice adalah kegiatan dimana menciptakan tampilan

merchendice untuk mengkomunikasikan pesan penjualan dan tren toko kepada

customer untuk memberikan informasi dan pengalaman belanja yang nyaman dan

menimbulkan rasa ingin membeli.

Adapun tugas dari seupervisor VM adalah:

a. Merancang Tema sesuai dengan tren yang baru,

a. Menata penataan barang


51

b. Membantu petugas VM dalam melakukan pekerjaan.

Customer Service

Customer Service adalah setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditujukan

untuk memberikan kepuasan melalui pelayanan. Pelayanan yang diberikan

termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang dihadapi. Tugas seorang

customer service adalah:

a. Memberika pelayanan kepada customer.

b. Penerima tamu

c. Memberikan informasi berupa promosi, dan kemudahan-kemudahan dan

pemanggilan kepada customer.

Maintenance

Maintenance adalah semua aktivitas yang berkaitan untuk

mempertahankan peralatan system dalam kondisi layak bekerja yang berhubungan

dengan mesin. Adapun tugas seorang Maintenance yaitu:

a. Mengadakan control terhadap pelaksanaan pembersihan mesin oleh

operator.

b. Mengadakan cheking menurut jadwal

c. Mengadakan pencatatan kerusakan mesin.

d. Memperbaiki segala fasilitas toko yang rusak, pemasangan dan penyetelan

mesin.

Supervisor

Tugas supervisor adalah seseorang yang menangani orang-orang yang

memproduksi dan atau melakukan kinerja pelayanan. Seorang supervisor


52

bertanggung jawab untuk hasil atas orang-orang yang diawasi terutama mutu dan

jumlah dari produk dan pelayanan.

Seorang supervisor juga bertanggung jawab melakukan pertemuan sesuai dengan

ebutuhan karyawan guna membicarakan kepentingan dan tugas.

Ia juga mempunyai tugas dan tanggung jawab memerintahkan kepada bawahan

untuk melakukan suatu tugas tertentu atau sesuai dengan kesepakatan bersama

adalah tujuh orang.

a. Tugas dari supervisor Men’s adalah mengatur dan mengontrol para

pramuniaga yang yang berada di area Men’s, Melakukan perubahan di

area penjualan Men’s agar memaksimal penjualan, Bertanggung jawab

atas hasil kerja karyawan atau pramuniaga yang ada di area Men’s.

b. Tugas dari supervisor Shoes adalah mengatur dan mengontrol para

pramuniaga yang yang berada di area Shoes, membuat jadwal kegiatan

kerja bagi para pramuniaga shoes, memberikan breafing kepada para

pramuniaga shoes.

c. Tugas dari supervisor Youthboy adalah mengatur dan mengontrol para

pramuniaga yang yang berada di area youthboy, memberikan motivasi

kepada karyawan, membantu para pramuniaga dalam melakukan

penjualan.

d. Tugas dari supervisor Intimate & Home adalah mengontrol kehadiran

pramuniaga Intimate & Home, menyampaikan tingkat keberhasilan

menampung permasalahan yang terjadi untuk segara diambil langkah

penyelesaiannya, melakukan perubahan di area Intimate & Home agar

memaksimalkan penjualan.
53

e. Tugas dari supervisor Youthgirl adalah mengatur dan mengontrol para

pramuniaga yang yang berada di area Youthgirl, Melakukan perubahan

di area penjualan youthgirl agar memaksimal penjualan, Bertanggung

jawab atas hasil kerja karyawan atau pramuniaga yang ada di area

youthgirl.

f. Tugas dari supervisor Children adalah mengatur dan mengontrol para

pramuniaga yang yang berada di area children, memberikan motivasi

kepada karyawan, membantu para pramuniaga dalam melakukan

penjualan.

g. Tugas dari supervisor Ladies adalah mengatur dan mengontrol para

pramuniaga yang yang berada di area ladies, membuat jadwal kegiatan

kerja bagi para pramuniaga ladies, memberikan breafing kepada para

pramuniaga ladies.

h. Tugas dari supervisor Men’s adalah mengatur dan mengontrol para

pramuniaga yang yang berada di area Men’s, Melakukan perubahan di

area penjualan Men’s agar memaksimal penjualan, Bertanggung jawab

atas hasil kerja karyawan atau pramuniaga yang ada di area Men’s.

i. Tugas dari supervisor Beuty, Bag & Accessories adalah mengatur dan

mengontrol para pramuniaga yang yang berada di area Beuty, Bag &

Accessories Melakukan perubahan di area penjualan Beuty, Bag &

Accessories agar memaksimal penjualan, Bertanggung jawab atas

hasil kerja karyawan atau pramuniaga yang ada di area Beuty, Bag &

Accessories

5. Penyajian Data
54

Dalam penelitian ini perlu disajikan data sehingga jelas permasalahan yang

akan dibahas berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Stock PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair

Plaza Medan Fair

Tahun Periode Stock barang Fast Stock barang Slow Pendapatan


Moving Moving
2014 Triwulan 1 2.113.030.419 612.813.680 855.758.728
Triwulan 2 2.433.826.084 610.815.551 994.447.690
Triwulan 3 2.566.975.959 533.826.084 1.055.952.367
Triwulan 4 2.512.813.680 313.030.419 1.049.600.202
2015 Triwulan 1 2.101.439.903 566.975.959 896.038.612
Triwulan 2 2.472.810.410 599.817.563 1.016.604.531
Triwulan 3 2.810.815.551 472.810.410 1.129.171.458
Triwulan 4 2.399.817.563 301.439.903 953.624.991

Berdasarkan tabel 4.1 PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair

diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2014 dan 2015 masing-masing dilakukan

dengan triwulan I-II-II dan IV tentang stock barang fast moving, stock barang

Slow moving dan pendapatan perusahaan secara bervariasi jumlahnya.

6. Analisis dan Evaluasi Model

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskriptif atau menggambarkan data yang telah

dikumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum dan generelisasi. Dalam hal ini statistik deskriptif

mengetahui perkembangan data stock barang fast moving, dan stock barang

slow moving.
55

Tabel. 4.2 Hasil Statistik Deskriptif.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.


Deviation

stock barang fast


8 2.10 2.81 2.42 2.33
moving

stock barang slow


8 3.01 6.12 5.01 1.28
moving

Pendapatan 8 8.55 1.12 9.93 8.94

Valid N (listwise) 8

Sumber: Hasil Pengelolaan, SPSS v 17,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan bahwa jumlah pengamatan sebanyak

8 (delapan) triwulan. Untuk nilai rata-rata (mean) stock barang fast moving

memiliki nilai 2,42 dan Standart Deviation 2,33. Untuk nilai rata-rata (mean)

stock barang slow moving memiliki nilai 5,01 dan Standart Deviation sebesar

1,28. Untuk nilai rata-rata (mean) pendapatan memiliki nilai 9,93 dan Standart

Deviation 8.94

a. Uji Normalitas: bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

varibel (residual) memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka

uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil. Salah satu uji statistik

yang di gunakan adalah uji non-parametik Kolmogrove-Smirnove.


56

Tabel. 4.3 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

stock barang stock barang pendapatan Unstandardize


fast moving slow moving d Residual

N 8 8 8 8
Mean 2.42 5.01 9.93 7
Normal
Std.
Parametersa,b 2.33 1.28 8.94 1.93
Deviation
Absolute .20 .22 .12 .13
Most Extreme
Positive .16 .19 .11 .12
Differences
Negative -.20 -.22 -.12 -.13
Kolmogorov-Smirnov Z .57 .63 .360 .39
Asymp. Sig. (2-tailed) .89 .81 .99 .99

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Pengolahan, SPSS v 17,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, hasil pengujian normalitas data

menggunakan uji one-sample Kolmogrove-Smirnove dapat dilihat bahwa data

berdistribusi normal karena total nilai asymp.sig pada unstandarized residual

bernilai lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0,99 sehingga dapat disimpulkan

bahwa data berdistibusi normal.

Gambar 4.2 Grafik Normalitas

Sumber : Hasil Pengolahan, SPSS v 17,0


57

Berdasarkan Gambar 4.2 diatas memperlihatkan bahwa distribusi dari

titik - titik data persediaan (stock akhir), penjualan stock slow moving,

penjualan stock fast moving menyebar disekitar garis diagonal yang dapat

disimpulkan bahwa data yang disajikan dapat dikatakan telah berdistribusi

normal. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksi pendaatan

perusahaan berdasarkan masukan variabel independentnya.

b. Uji Multikolinieritas: yaitu untuk mengetahui apakah lebih dari satu

hubungan linier yang sempurna atau antar variabel bebas ada korelasi. Model

regresi yang baik adalah apabila tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari Value

Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance diatas 0.1.

Apabila VIF > 5, maka ada Multikolinieritas

Apabila VIF < 5, maka tidak ada Multikolinieritas.

Tabel. 4.4 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardiz t Sig. Collinearity
Coefficients ed Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Toleran VIF
ce
(Constant) 7.09 1.12 .63 .55
stock fast
1 .37 .03 .98 9.59 .01 .87 1.42
moving
stock slow
.01 .07 .02 .23 .82 .89 1.11
moving

a. Dependent Variable: pendapatan

Sumber : Hasil Pengolahan, SPSS v 17,0

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diatas dapat dilihat bahwa angka

Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari 5, yaitu dimana stock barang
58

fast moving 1,42 < 5; dan stock barang slow Moving 1,11 < 5, serta nilai

tolerance diatas 0,1 yaitu stock barang fast moving 0,87 > 0,1 dan stock

barang slow moving 0,895 > 0,1 sehingga dapat digunakan dan bebas dari

multikolinearitas atau tidak terjadi saling berkorelasi (tidak saling

berhubungan) independen variabelnya.

c. Uji Heteroskedastisitas : yaitu untuk menunjukkan nilai varian antara nilai

dependen variabel tidak sama atau varian (residual) tidak konstan bertujuan

untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians

residual dari suatu pengamatan. Jika varian dari residual antara satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas,

tetapi jika variance berbeda maka disebut heterokedastisitas. Mendeteksi

apakah ada atau tidak gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menganalisis penyebaran titk-titik yang terdapat pada scatterplot yang

dihasilkan program SPSS dengan dasar pengambilan sebagai berikut :

1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola – pola tertentu yang

teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas.

2. Jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak

mengalami heteroskedastisitas.

Gambar. 4.3 Grafik Heterokedastisitas


59

Sumber : Hasil Pengolahan, SPSS v 17,0

Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat titik secara acak tidak membentuk

sebuah pola tertentu yang jelas, secara terbesar baik diatas maupun dibawah

angka 0 pada sumbu Regression Studentized Residual (Y). Hal ini berarti tidak

terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi ini layak

dipakai untuk prediksi pendapatan perusahaan berdasarkan masukan variabel

independennya.

7. Regresi Linear Berganda

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas maka persamaan garis regresi berganda

dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

Persamaan regresinya adalah;

Y = 7,09 + 0,37X1 + 0,01X2

a. Konstanta sebesar (7,09) menyatakan apabila variabel Stock barang Fast

Moving (X1) dan Stock barang Slow Moving (X2) dianggap tidak memiliki
60

nilai 0 maka variabel terikat atau Pendapatan Perusahaan pada PT.

Matahari Departement Store Plaza Medan Fair tetap sebesar (7,09).

b. Koefisien regresi Stock barang Fast Moving (X1) bernilai positif (0,37)

artinya bahwa pengaruh variabel Stock barang Fast Moving searah dengan

Pendapatan Perusahaan. Bila ada kebijakan yang dilakukan untuk

meningkatkan Stock barang fast moving (1 satuan) akan berpengaruh pada

peningkatan Pendapatan Perusahaan PT. Matahari Departement Store

Plaza Medan Fair sebesar (0,37).

c. Koefisien Stock barang Slow Moving (X2) bernilai positif (0,01) artinya

pengaruh variabel Stock barang Slow Moving searah dengan Pendapatan

Perusahaan. PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair sebesar

(0,017).

8. Pengujian Hipotesis

a. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif

stock barang fast moving serta stock barang Slow Moving (Independent

Variabel) terhadap pendapatan perusahaan (dependent variable) pada PT.

Matahari Departement Store Plaza Medan Fair secara simultan pada tingkat

kepercayaan (confidence interval) 95% dan level of test α 5% pada uji

hipotesis yang diajukan.

Hipotesis untuk pengujian secara serempak adalah :

Ho: ß1=ß2=ß2= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan variabel Stock Akhir dan penjualan stock barang fast

moving serta penjualan stock barang Slow Moving


61

(Independent Variabel) terhadap pendapatan perusahaan

(dependent variable) pada PT. Matahari Departement Store

Plaza Medan Fair

Hi: minimal satu ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan variabel Stock Akhir dan penjualan stock barang fast

moving serta penjualan stock barang Slow Moving

(Independent Variabel) terhadap pendapatan perusahaan

(dependent variable) pada PT. Matahari Departement Store

Plaza Medan Fair

Pengujian uji simultan (uji F) dengan Kritera Pengambilan Keputusan adalah :

 Terima Ho (tolak Hi), apabila F hitung < F tabe,l atau Sig.F > α 5%

 Tolak Ho (terima Hi), apabila F hitung > F tabel, atau Sig.F < α 5%

TABEL 4.5 Uji f (ANOVA)


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 5.34 2 2.67 50.71 .01b

Residual 2.63 5 5.26


Total 5.60 7

a. Dependent Variable: pendapatan

b. Predictors: (Constant), stock slow moving, stock fast moving

Sumber : Hasil Pengolahan, SPSS v 17,0

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas bahwa nilai F hitung sebesar 50,71

sedangkan F tabel 9,55 yang dapat dilihat pada  = 0,05 (lihat Lampiran tabel

F) dengan tingkat signifikan 0,01 dari perhitungan didapat nilai F hitung 50,71

> dari F tabel 9,55. Oleh karena probabilitas dibawah 0,05 yaitu 0,01 < 0,05
62

maka tolak Ho (Terima H1). Stock barang fast moving serta stock barang

Slow Moving (Independent Variabel) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan perusahaan (dependent variable) pada PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair.

b. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Uji pengaruh parsianl ( Uji t ) akan dibuat dalam bentuk tabulasi sebagai

berikut.

Tabel 4.6 Uji t ( Uji Pasial)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 7.09 1.12 .63 .55

stock fast moving .37 .03 .98 9.59 .01


1
stock slow
.01 .07 .02 .23 .82
moving

a. Dependent Variable: pendapatan


Sumber : Hasil Pengolahan, SPSS v 17,0

1. Pengaruh Parsial Stock Barang Fast Moving Terhadap PT. Matahari


Departement Store Plaza Medan Fair.

Pengujian secara parsial variabel Stock Barang Fast Moving dengan

tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% dan level of test α 5%

pada uji hipotesis yang diajukan.

Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan adalah :

 Terima Ho (tolak Hi), apabila thitung < ttabel atau sig t >  5%

 Tolak Ho (terima Hi), apabila thitung > ttabel atau sig t <  5%
63

Berdasarkan tabel 4.6 diatas bahwa t hitung adalah sebesar 9,59

sedangkan t tabel 2,446 dan probabilitas signifikan sebesar 0,01, sehingga t

hitung 9,59 > ttabel 2,446 dan probabilitas sig. 0,01 < 0,050, maka disimpulkan

variabel stock barang fast moving dapat dikatakan berpengaruh positif

signifikan terhadap pendapatan perusahaan pada PT. Matahari

Departement Store Plaza Medan Fair.

2. Pengaruh Parsial Stock Barang Slow Moving Terhadap PT. Matahari


Departement Store Plaza Medan Fair.
Pengujian secara parsial variabel Stock Barang Slow Moving dengan

tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% dan level of test α 5%

pada uji hipotesis yang diajukan.

Pengujian signifikan dengan kriteria pengambilan keputusan adalah :

 Terima Ho (tolak Hi), apabila thitung < ttabel atau sig t >  5%

 Tolak Ho (terima Hi), apabila thitung > ttabel atau sig t <  5%

Berdasarkan tabel 4.6 diatas bahwa t hitung adalah sebesar 0,23

sedangkan t tabel 2,446 dan probabilitas signifikan sebesar 0,82, sehingga t

hitung 0,23 < ttabel 2,446 dan probabilitas sig. 0,82 > 0,050, maka

disimpulkan variabel Stock barang slow moving tidak berpengaruh positif

dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan perusahaan pada PT.

Matahari Departement Store Plaza Medan Fair.

c. Determinan
Determinasi dengan R Square akan di buat tabulasi sebagai berikut:
64

Tabel 4.7 Determinan


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the


Estimate

1 .97a .95 .93 2.29

a. Predictors: (Constant), stock slow moving, stock fast moving

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Ver.17

Bes Besarnya Adjusted R² dapat dilihat pada tabel 4.7 diatas

bahwa Adjusted R Square adalah sebesar 0,93. Hal ini menjelaskan bahwa

pengaruh variabel-variabel bebas yang diteliti oleh peneliti yaitu Stock

barang fast moving serta stock barang Slow Moving sebesar 93% terhadap

PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair dan sisanya 100% -

93% = 7 % dijelaskan oleh faktor lain atau variabel bebas lainnya yang

tidak termasuk dalam penelitian ini. Adapun factor lain yang mepengaruhi

pendapatan perusahaan seperti promosi, kualitas barang, harga barang

tersebut.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Simultan (serempak)

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai F hitung sebesar 50,71 sedangkan

F tabel 9,550 yang dapat dilihat pada  = 0,05 dengan tingkat signifikan 0,01 dari

perhitungan didapat nilai F hitung 50,716> dari “F” tabel 9,550. Oleh karena

probabilitas dibawah 0,05 yaitu 0,01 < 0,05 maka tolak Ho (Terima H1). Stock

barang fast moving dan stock barang Slow Moving (Independent Variabel)
65

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan perusahaan (dependent

variable) pada PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair.

Dalam penelitian terdahulu dari Wulandari Sarita (2013) dengan judul

Analisis manajemen persediaan barang dagang dalam meningkatkan laba pada

PT. Fajar Lestari Abadi, bahwa Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan

bahwa Manajemen persediaan barang merupakan salah satu factor yang berperan

dalam meningkatkan laba pada PT. Fajar Lestari Abadi. Penelitian terdahulu

lainnya oleh Felis Ariana (2012) dengan judul Analisis tingkat persediaan barang

terhadap laba pada perusahaan PT. Lotte Shopping Indonesia, dengan hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa laba perusahaan di pengaruhi oleh tingkat

penjualan dan persediaan barang.

Dengan membandingkan penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa

peneliti sebelumnya, disimpulkan sejalan dan mendukung penelitian yang

dilakukan oleh penulis.

2. Pengaruh Parsial Stock barang Fast Moving Terhadap PT. Matahari


Departement Store Plaza Medan Fair.
Hasil penelitian secara parsial variabel Stock barang Fast Moving bahwa t

hitung adalah sebesar 9,59 sedangkan t tabel 2,446 dan probabilitas signifikan sebesar

0,01, sehingga t hitung 4,07 > ttabel 2,446 dan probabilitas sig. 0,01 < 0,050, maka

disimpulkan, Stock barang Fast Moving berpengaruh positif signifikan secara

parsial terhadap pendapatan perusahaan pada PT. Matahari Departement Store

Plaza Medan Fair. Penelitian terdahulu lainnya oleh Syahrudin (2012) dengan

judul Pengaruh Stock Fast Moving dan Inventory terhadap pendapatan PT.

Ramayana Pekanbaru, dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Stock Fast


66

Moving dan Inventory secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap

pendapatan perusahaan, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis.

3. Pengaruh Parsial Stock Barang Slow Moving Terhadap PT. Matahari


Departement Store Plaza Medan Fair.
Hasil penelitian secara parsial variabel Stock barang Slow Moving bahwa

t hitung adalah sebesar 0,23 sedangkan t tabel 2,44 dan probabilitas signifikan sebesar

0,82, sehingga t hitung 0,23 < ttabel 2.44 dan probabilitas sig. 0,82 > 0,05, Stock

barang Slow Moving tidak berpengaruh positif signifikan secara parsial terhadap

pendapatan perusahaan pada PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair.

Penelitian terdahulu lainnya oleh Wulandari Sarita (2013) dengan judul Analisis

manajemen persediaan barang dagang dalam meningkatkan laba pada PT. Fajar

Lestari Abadi, bahwa Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

Manajemen persediaan barang merupakan salah satu factor yang berperan dalam

meningkatkan laba pada PT. Fajar Lestari Abadi.


67

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi data serta pembahasan hasil penelitian,

maka disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh secara serempak (simultant).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa stock barang fast moving dan stock

barang Slow Moving (Independent Variabel) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan perusahaan (dependent variable) pada PT.

Matahari Departement Store Plaza Medan Fair.

2. Secara Parsial

Stock barang Fast Moving berpengaruh positif signifikan secara parsial

terhadap pendapatan perusahaan pada PT. Matahari Departement Store

Plaza Medan Fair, dan Stock barang Slow Moving tidak berpengaruh

positif dan signifikan secara parsial terhadap pendapatan perusahaan pada

PT. Matahari Departement Store Plaza Medan Fair

3. Determinan

Bahwa pengaruh variabel-variabel bebas yang diteliti oleh peneliti yaitu

Stock Akhir dan penjualan stock barang fast moving serta penjualan stock

barang Slow Moving sebesar 93% terhadap PT. Matahari Departement

Store Plaza Medan Fair dan sisanya 100% - 93% = 7 % dijelaskan oleh

faktor lain atau variabel bebas lainnya yang tidak termasuk dalam

penelitian ini. Adapun faktor lain yang mepengaruhi pendapatan

perusahaan seperti promosi, kualitas barang, harga barang tersebut.

67
68

B. Saran

Adapun saran-saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Agar stock barang fast moving diperbanyak, hal ini dikarnakan untuk

menghindari complaint customer atau customer kecewa disebabkan

persediaan barang habis atau kosong.

2. Agar stock barang slow moving didibatasi jumlah Stock barang karena

penjualan barang tersebut lambat terjual. Jangan sampai kelebihan

persediaan serta mati modal yang dapat mengakibatkan kerugian

perusahaan.

3. Kiranya penelitian ini dilanjutkan oleh peneliti atau para akademisi lainnya

agar hasilnya lebih baik kedepan.

Anda mungkin juga menyukai