Anda di halaman 1dari 57

Tu ga s

Prese nt asi
h Kelompok 1B
Disusun Ole
Anggota Kelompok

Daniel Ryan (4132301046)


Diva Andina Puti
Dinda Yolanda
Mazaya Pratsabitah
Manajemen
Inventory
Inventory adalah bahan mentah, barang dalam proses, dan
barang jadi yang disimpan perusahaan untuk berbagai alasan
seperti menghemat waktu, untuk memenuhi tujuan ekonomi.

Elemen dasar layanan pelanggan untuk semua logistik adalah


ketersediaan inventaris, dan umumnya biaya logistik yang paling
mahal adalah inventaris

01
Fungsi Manajemen
Inventory
Inventaris yang dikelola dengan baik memungkinkan perusahaan
untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih baik.
Dengan memiliki inventaris yang cukup dan tepat waktu,
perusahaan dapat menghindari kekurangan stok yang dapat
menyebabkan ketidakpuasan pelanggan.

Dalam konteks ini, pengelolaan inventaris yang efektif dapat


meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun reputasi
perusahaan yang baik.

02
Fungsi Manajemen
Inventory
alah satu tujuan utama dari pengelolaan inventaris yang efektif
adalah untuk mengurangi biaya operasional perusahaan. Ini bisa
dilakukan dengan menghindari pembelian barang yang berlebihan
atau tidak terjual, mengurangi biaya penyimpanan, dan
mengoptimalkan proses pengadaan dan pengelolaan stok.

Dengan demikian, perusahaan dapat menghemat biaya yang


seharusnya digunakan untuk inventaris yang tidak diperlukan.

03
Tujuan Inventory
Management

Manajemen inventaris yang efisien juga dapat menghemat waktu dan tenaga
01
perusahaan. Tanpa sistem yang baik, mencari dan menghitung stok barang secara
manual dapat menjadi tugas yang sangat memakan waktu dan rentan terhadap
kesalahan. Apalagi, kesalahan mencatat stok dapat mengakibatkan kesalahan
pesanan, biaya tambahan, dan ketidaknyamanan bagi pelanggan.. 02

04
Tujuan Inventory
Management

Manajemen inventaris berperan penting dalam meningkatkan profitabilitas


bisnis dengan mengelola stok secara efisien dan akurat. Dengan pemantauan
yang cermat terhadap persediaan barang, bisnis dapat menghindari kekurangan
atau kelebihan stok yang dapat merugikan. Melalui pembaruan teratur pada
daftar pesanan, biaya dapat diminimalkan, dan keuntungan dapat ditingkatkan. 01

Dengan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan memastikan


ketersediaan produk yang tepat pada waktu yang tepat, manajemen
inventaris berkontribusi positif terhadap hasil finansial perusahaan.

05
Tujuan Inventory
Management

manajemen persediaan barang adalah kunci utama dalam memastikan


pengiriman barang tepat waktu kepada pelanggan. Manajemen persediaan ini
melibatkan pemantauan dan pengelolaan stok barang dengan baik, sehingga
bisnis dapat mengantisipasi permintaan pelanggan dan memastikan
ketersediaan barang yang cukup untuk memenuhi pesanan dengan tepat waktu. 01

Dengan adanya manajemen persediaan yang efektif, bisnis dapat menghindari


masalah seperti kekurangan stok atau kelebihan stok yang berpotensi menghambat
proses pengiriman. Sebagai hasilnya, bisnis dapat lebih responsif terhadap
permintaan pelanggan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap layanan
pengiriman yang disediakan.

06
Manfaat Manajemen
Inventory
Ada beberapa manfaat manajemen inventory yang tentunya bagus sekali untuk keberlangsungan bisnis Anda, di antaranya:

1. Meningkatkan Visibilitas Bisnis


Sebuah bisnis perusahaan perlu mengetahui dengan pasti berapa banyak inventaris yang tersedia untuk dijual dan dipasarkan. Hal ini sering terjadi di industri
dengan produk yang minat pasarnya tinggi dan bergerak sangat cepat untuk dipesan dan dikirim dalam hitungan jam.

Dengan manajemen inventaris, maka Anda bisa tahu detail berapa banyak unit yang tersedia. Jika tingkat persediaan tidak jelas atau hampir habis, tidak
menutup kemungkinan Anda bisa kehilangan pelanggan.Namun, jika Anda tahu jumlah stok yang cukup, maka bisa mendapatkan kesepakatan yang bagus
dengan pelanggan. Dengan manajemen inventaris, maka Anda bisa memiliki gambaran yang akurat dan real-time mengenai stok barang untuk mengurangi
kesalahan dan memastikan kuantitas yang ada.

07
Manfaat Manajemen
Inventory
2. Bisnis Lebih Produktif
Salah satu keuntungan terbesar menggunakan solusi manajemen inventory adalah Anda dapat menyederhanakan
berbagai proses kerja di dalam perusahaan Anda yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan produktivitas dan
efisiensi. Secara khusus, sistem manajemen inventaris memastikan informasi stok persediaan antara karyawan ke
karyawan dan departemen ke departemen dengan pasti, menghasilkan lebih sedikit kesalahan. Tanpa visibilitas dan
komunikasi real-time, pesanan mudah tercampur, inventaris salah tempat, dan produktivitas terhambat

08
Manfaat Manajemen
Inventory
3.Akurasi Pengiriman Lebih Baik
Mengirimkan barang yang salah ke pelanggan tidak hanya merusak reputasi bisnis Anda, tetapi juga menghasilkan biaya
tambahan. Anda harus membayar barang yang akan dikirim kembali, mengirim ulang barang yang benar, dan mengisi
kembali inventaris yang dikembalikan.

Dengan menerapkan manajemen inventaris, Anda dapat memverifikasi keakuratan pesanan di setiap tahap proses
pengambilan, pengemasan, dan pengiriman yang meningkatkan efisiensi dan sangat mengurangi tingkat kesalahan
pengiriman ke pelanggan.

09
Tipe TIpe inventory
1.
1. Cycle Stock

Pentingnya "cycle stock" terletak pada kemampuannya untuk


memenuhi permintaan pelanggan secara teratur dan konsisten.
Barang-barang ini cenderung memiliki pola atau siklus penjualan
yang stabil, yang memungkinkan perusahaan untuk menghitung
dengan akurat kapan dan seberapa banyak persediaan yang perlu
diisi ulang.

10
Tipe TIpe inventory
1.
1. Cycle Stock

Dalam prakteknya, manajemen persediaan yang efektif


memperhatikan "cycle stock" secara cermat. Perusahaan harus
memantau tingkat persediaan "cycle stock" mereka,
memperkirakan permintaan masa depan, dan mengatur proses
pengadaan dan produksi agar sesuai dengan siklus penjualan yang
terjadi. Dengan demikian, mereka dapat menghindari kekurangan
persediaan yang dapat mengganggu operasi bisnis dan
memastikan ketersediaan produk yang memadai bagi pelanggan.

11
1. Cycle Stock
Contoh Kasus

Sebuah toko pakaian memiliki "cycle stock" yang terdiri dari pakaian musim
panas. Setiap tahun, mereka memperhatikan pola penjualan yang stabil di
musim panas, dengan permintaan yang meningkat dari bulan April hingga
Agustus, kemudian menurun saat musim panas berakhir.

Dengan memahami pola ini, toko tersebut dapat merencanakan persediaan


mereka dengan baik. Mereka akan meningkatkan pengadaan pakaian musim
panas menjelang musim panas dimulai untuk memenuhi permintaan yang
meningkat, dan kemudian mengurangi stok mereka saat musim panas
berakhir. Dengan memanfaatkan "cycle stock" ini, toko dapat memastikan
bahwa mereka memiliki persediaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan tanpa menumpuk persediaan yang tidak terjual di luar musim.

12
2. Safety Stock

stok pengaman atau safety stock adalah suatu persediaan


yang dipersiapkan oleh perusahaan guna mencegah adanya
kekurangan persediaan ketika kondisi permintaan pasar
sedang tidak pasti. Faktor yang berdampak besar pada
persediaan ini memerlukan jangka waktu tertentu sebelum
barang yang dipesan tiba.

Dalam sistem akuntansi perusahaan dagang, sistem safety


stock ini dimanfaatkan guna menghitung kuantitas suatu
produk barang. Untuk itu, diperlukan perhitungan khusus
agar persediaan produk bisa memenuhi permintaan
pelanggan. 13
3. Transit Inventory
merujuk pada produk-produk yang sedang dalam perjalanan
antara lokasi produsen dan pembeli, dan belum siap untuk
digunakan atau dijual. Inventaris ini mencakup produk-
produk yang sedang dalam perjalanan dari produsen ke
pembeli dan belum tiba di tujuan akhir.

Konsep ini sangat penting dalam manajemen rantai pasok


karena mempengaruhi perencanaan persediaan, pengiriman,
dan pemenuhan pesanan. Transit inventory dihitung
berdasarkan perkiraan permintaan selama lead time, yaitu
waktu yang dibutuhkan dari saat pemesanan hingga saat
penerimaan. 14
4.Speculative Stocks

Adalah persediaan yang dibeli perusahaan untuk mengantisipasi


permintaan di masa depan. Bisnis mungkin menyimpan lebih banyak
persediaan daripada yang mereka harapkan untuk dijual dalam periode
penjualan jika diperlukan di masa depan. Praktik ini membantu mereka
bertahan dari masalah rantai pasokan dan kenaikan harga yang dapat
menyebabkan kekurangan stok atau biaya tambahan.

Dengan menimbun persediaan secara berlebihan, perusahaan dapat


menghemat uang dan memastikan mereka memiliki persediaan yang
dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Untuk menentukan
kebutuhan persediaan spekulatif, perusahaan mempelajari sistem
pengendalian persediaan dan mengukur biaya persediaan terhadap
risiko kenaikan harga atau kekurangan pasokan.
15
5.Seasonal Stocks

Produk-produk musiman tentu saja mengakibatkan fluktuasi, naik


turunnya permintaan yang mengharuskan pengusaha cerdik dalam
berbisnis. Fluktuasi seperti ini biasanya mempengaruhi bisnis ritel dan
eCommerce. Jika suatu produk sedang musim, stok persediaan bisa
cepat terbang dari rak. Namun, saat musim atau masa liburan berakhir,
permintaan pun bisa cepat hilang.

Musiman adalah elemen penting dalam manajemen inventory, tetapi


fluktuasi ini juga sering kali membuat pengelolaan tingkat inventory
Anda menjadi sulit. Contoh terbaik adalah hari besar keagamaan, di
mana sebagian besar produk melihat beberapa tingkat musiman, yang
menyebabkan peningkatan penjualan yang signifikan di seluruh industri

16
Seasonal Stocks

Sangat penting untuk memanfaatkan musim produk karena


tidak hanya membantu bisnis mendapatkan peningkatan
keuntungan, tetapi juga dapat memberikan banyak informasi
tentang industri brand dan perilaku belanja pelanggan target
mereka.

Perusahaan yang ingin bersiap untuk periode ini perlu secara


proaktif mengembangkan proses manajemen inventory yang
efisien dan membantu melacak dan mengevaluasi kinerja
setelah periode tersebut berakhir.

17
6. Dead Stocks
Dead stock adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan barang yang
tidak terjual atau tidak dapat terjual dalam jangka waktu tertentu karena
berbagai alasan. Misalnya, produk yang rusak atau kadaluarsa, produk
musiman, hingga produk yang salah kirim.

Dalam dunia bisnis, dead stock seringkali menjadi masalah serius karena
dapat mengakibatkan kerugian finansial dan mempengaruhi reputasi
perusahaan.

18
Inventory Management
Process
Proses manajemen inventaris adalah tentang melacak dan
mengendalikan stok merek Anda mulai dari saat diproduksi hingga
mencapai pelanggan. Ini termasuk pengadaan, penyimpanan,
pemindahan, pemrosesan, dan penjualan inventaris.

Manajemen persediaan bertujuan untuk memastikan bahwa jumlah stok


yang tepat selalu tersedia di tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
Untuk menghindari kekurangan atau kelebihan pasokan, merek perlu
secara hati-hati melakukan pemantauan stok dan membuat perkiraan
berdasarkan permintaan musiman, tren masa lalu, dan promosi
pemasaran. Manajemen inventaris dapat berdampak besar pada
kesejahteraan finansial suatu merek
. 19
langkah penting yang diperlukan untuk setiap proses
manajemen inventaris

1. Menerima dan memeriksa produk


Langkah pertama dalam proses manajemen inventaris termasuk menerima pesanan Anda dari pemasok.
01
Melakukan bagian ini dengan benar sangat penting agar langkah-langkah berikut dapat berfungsi seefisien
mungkin. Hal pertama yang harus dilakukan setelah pesanan tiba adalah memeriksa produk. Penting untuk
memeriksa apakah kode produk kuantitas dan kode seri semuanya benar. Anda juga harus memastikan kondisi
penanganan seperti suhu akurat untuk produk yang mudah rusak dan semua produk dalam kondisi baik.

2. Sortir dan stok produk


Setelah memeriksa produk, produk tersebut harus disimpan dengan benar di gudang dan dimasukkan ke dalam
sistem manajemen cuti Anda. Pada tahap ini, merupakan ide bagus untuk mengambil sikap strategis mengenai
bagaimana produk disimpan. Teknik penempatan gudang seperti pengorganisasian produk berdasarkan SKU dan
jenis produk dapat bermanfaat. Penting juga untuk meminimalkan jarak ke produk terlaris dengan
menyimpannya di tempat yang paling mudah dijangkau. 20
langkah penting yang diperlukan untuk setiap proses
manajemen inventaris

3. Menerima pesanan pelanggan


Langkah selanjutnya dalam proses manajemen inventaris melibatkan penerimaan pesanan pelanggan. Pesanan
01
biasanya akan melalui sistem point of sale (POS) yang memproses pesanan dan menerima pembayaran. Sistem
POS akan memiliki fitur manajemen inventaris bawaan atau terintegrasi dengan perangkat lunak manajemen
inventaris yang memungkinkan detail pesanan dilihat oleh staf gudang.

4. Memenuhi paket dan mengirimkan pesanan


Setelah pelanggan melakukan pemesanan, langkah selanjutnya adalah memenuhi paket dan mengirimkan
pesanan secara akurat dan cepat. Jika langkah kedua dalam proses ini dioptimalkan, pencarian dan pemilihan
produk di gudang seharusnya relatif mudah. Beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan ketika
mengemas produk adalah pengalaman pelanggan, ketahanan dan keberlanjutan . Saat mengirimkan produk,
pastikan untuk mengirimkan email konfirmasi kepada pelanggan dengan informasi pelacakan
21
langkah penting yang diperlukan untuk setiap proses
manajemen inventaris

5. Susun kembali stok baru 01


Saat memesan ulang stok baru, penting untuk memastikan waktu pemesanan baru dan jumlah barang sudah
tepat. Dengan memanfaatkan rumus titik pemesanan ulang, Anda dapat meminimalkan risiko kehabisan stok
dan stok mati – dua masalah yang berdampak negatif terhadap keuntungan Anda. Sistem manajemen
inventaris tertentu mengotomatiskan proses pemesanan ulang sehingga menghemat waktu dan mencegah
kesalahan manusia.

21
langkah-langkah dalam proses
manajemen inventaris sebagai
berikut

Penerimaan Produk: Produk dikirimkan Persetujuan Pesanan: Proses otomatis


ke fasilitas Anda. dalam sistem POS atau meneruskan
Pemeriksaan dan Penyimpanan: Produk pesanan ke pemasok dalam
diperiksa, disortir, dan disimpan sesuai dropshipping.
strategi yang dipilih. Pengambilan Produk: Produk diambil
Pemantauan Tingkat Inventaris: Melalui dari stok, dikemas, dan dikirim atau
inventaris fisik, penghitungan siklus diantar ke pelanggan.
inventaris, atau perangkat lunak Pembaruan Tingkat Inventaris:
inventaris. Otomatis melalui program inventaris
Penempatan Pesanan Pelanggan: atau secara manual.
Pesanan pelanggan ditempatkan, baik Pemesanan Ulang Stok: Menghitung
secara langsung atau melalui platform titik pemesanan ulang untuk
digital. mengoptimalkan persediaan tepat
waktu.

22
Menentukan Alur Proses
Manajemen Inventaris

Kedelapan langkah ini dapat dilakukan dengan lebih efisien dengan alur
proses inventaris yang dikelola dengan baik. Setiap langkah dapat
dioptimalkan dengan melacak dan meninjau setiap langkah. Anda dapat
menghilangkan pemborosan, menemukan kekurangan, dan
mengalokasikan kembali sumber daya ke langkah apa pun yang
memerlukannya untuk meningkatkan keuntungan dan membatasi biaya.

23
Buat Peta Proses
Peta proses inventaris adalah diagram alur yang
menunjukkan setiap langkah dalam program inventaris
Manajemen Inventaris
Anda. Meskipun delapan langkah tersebut cukup standar,
ada banyak variabel yang spesifik untuk bisnis Anda.
Dengan memetakan semua langkah dan opsi, Anda selalu
dapat bersiap menghadapi perubahan apa pun dalam
penawaran atau permintaan
.
Misalnya, jika ada pesanan masuk dan Anda kehabisan
stok, Anda perlu tahu apa yang harus dilakukan. Peta
proses inventaris Anda harus menyertakan metode
pilihan bisnis Anda dalam menghadapi situasi ini. Ini
mungkin melakukan pemesanan di awal atau
mengembalikan dana kepada pelanggan. Anda bahkan
dapat memasukkan di peta Anda bahwa Anda melakukan 24
keduanya tergantung pada nilai itemnya.
Cara Mengoptimalkan Proses
Manajemen Inventaris

• Sistem pengendalian persediaan . Pemindai kode batang dan teknologi RFID


adalah cara yang paling banyak digunakan untuk melacak tingkat inventaris,
mengurangi kesalahan, memberikan visibilitas waktu nyata, dan mengotomatiskan
pengumpulan data.

• Audit rutin . Mereka membantu merekonsiliasi stok sebenarnya dengan jumlah


di perangkat lunak Anda. Jika Anda menemukan perbedaan besar, Anda harus
mempertimbangkan perbaikan proses manajemen inventaris Anda.

• Gunakan inventaris tepat waktu . Juga dikenal sebagai proses manajemen


inventaris JIT, ini pada dasarnya berarti menerima inventaris hanya ketika
diperlukan untuk penjualan atau produksi. Hal ini menurunkan biaya penyimpanan
dan menjamin penggunaan ruang gudang yang optimal
.
25
Cara Mengoptimalkan Proses
Manajemen Inventaris

• Titik pemesanan ulang dan tingkat persediaan pengaman . Berdasarkan permintaan,


suatu bisnis dapat menentukan titik pemesanan ulang yang optimal. Mencegah stockout
merupakan salah satu hal penting dalam memperbaiki proses persediaan.

• Metode FIFO . Persediaan harus diatur sedemikian rupa sehingga stok lama digunakan
terlebih dahulu. Itulah yang disebut metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO). Hal ini
sangat penting terutama bagi industri yang barang-barangnya mempunyai umur simpan
yang lebih pendek.

• Manajemen vendor . Sebuah bisnis sama kuatnya dengan mata rantai terlemahnya. Oleh
karena itu, dalam memilih grosir dan pemasok, perusahaan perlu membangun hubungan
yang kuat dengan bisnis yang dapat diandalkan. Menegosiasikan persyaratan seperti
pengurangan waktu tunggu dan pengiriman

26
Inv en t or y
a na g em e nt
M
M e th o ds
Study Case

Penelitian ini dilakukan di PT Apparel One Indonesia (AOI), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang garmen
dengan memproduksi pakaian olahraga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengusulkan perbaikan pada tata letak
penempatan barang di gudang benang dengan menggunakan metode ABC analysis. Hal ini dilakukan karena
prinsip penataan barang similarity yang ada saat ini menjadikan barang yang sering digunakan justru terletak
cukup jauh dari tempat operator berada. Jenis benang yang disimpan dalam warehouse benang ada Epic, Gramax,
Saba C, Seamsoft, Sylco, dan Sabatex dengan ukuran yang berbeda-beda. Metode ABC analysis membagi barang
menjadi tiga kelompok yakni kelas A yang paling dekat dengan akses keluar-masuk, kelas B berada diantara kelas A
dan C, sedangkan kelas C berada pada area yang paling jauh dari akses keluar-masuk. Metode ABC analysis
menjadikan barang-barang yang tingkat pemakaiannya tinggi diletakkan dekat dengan dimana operator berada.
Hasil dari penerapan metode ABC analysis ini dapat menambah kapasitas gudang menjadi 402 slot kotak yang
awalnya 399 slot kotak dengan maksimal tujuh tumpukan dan dapat meminimasi jarak perpindahan operator
sampai sebanyak 8,9 meter
ABC Analysis

Metode klasifikasi persediaan yang berdasarkan tingkat


kepentingan dan biaya pengelolaannya. Metode ini didasarkan
pada prinsip Pareto, yang menyatakan bahwa 20% dari item
persediaan akan berkontribusi terhadap 80% dari total nilai
penggunaan, sementara 80% item lainnya hanya berkontribusi
terhadap 20% dari total nilai penggunaan.

27
ABC Analysis

A: Item penting dengan nilai penggunaan tinggi (biasanya 20%


dari total item) yang membutuhkan pengawasan ketat dan
pengelolaan khusus.
B: Item dengan nilai penggunaan sedang (biasanya 30% dari total
item) yang membutuhkan pengelolaan standar.
C: Item dengan nilai penggunaan rendah (biasanya 50% dari total
item) yang membutuhkan pengelolaan minimal.

28
1. Membantu fokus pada item persediaan yang paling penting secara finansial.
2. Mengoptimalkan alokasi sumber daya untuk pengelolaan persediaan.
3. Menyederhanakan proses pemesanan dan pengelolaan persediaan.

1
K
a ele biha

n
lem ha
Ke

2
1. Tidak mempertimbangkan faktor-faktor non-finansial seperti
keamanan, kelangkaan, dan ketergantungan produksi.
2. Bisa jadi tidak akurat untuk item dengan permintaan tidak stabil
atau berfluktuasi.
3. Memerlukan data akurat tentang penggunaan dan biaya persediaan. 29
Demand
Forecasting

Metode dengan cara memprediksi berapa banyak produk atau


SKU yang dibutuhkan di masa depan, dengan tujuan utama untuk
memenuhi permintaan pelanggan sebaik mungkin. Dengan
peramalan yang akurat, kita bisa membuat keputusan tepat
terkait pengelolaan persediaan, seperti apa yang harus disimpan,
berapa banyak yang harus disimpan, dan fasilitas apa yang
dibutuhkan.

30
Economic Order
Quantity (EOQ)

Sejak awal abad lalu, EOQ tetap menjadi metode dominan untuk
pengendalian sistem permintaan independen. EOQ menawarkan
panduan yang baik untuk berbagai keadaan, serta fleksibel dan
mudah digunakan. Metode ini mengharuskan stok selalu
mencukupi dan tidak boleh ada kekurangan sehingga produk
tetap tersedia untuk memenuhi permintaan konstan per unit
waktu.

31
Just-In-Time (JIT)

Metode ini mengatur semua aktivitas agar berlangsung tepat


pada saat dibutuhkan. Aktivitas tidak dilakukan terlalu dini (yang
menyebabkan material tersimpan lama) dan tidak terlambat
(yang akan memberikan pelayanan pelanggan yang buruk).
Prinsip utama JIT adalah menghilangkan stok dan
mengidentifikasi serta mengatasi masalah yang menyebabkan
kebutuhan stok tersebut. Hal ini tentunya memberikan tekanan
baru pada logistik.

32
JIT sebagai “Cara memecahkan
masalah dengan paksa”

JIT memandang organisasi


Alih-alih mengatasi masalah
memiliki serangkaian masalah
tersebut dengan cara lama
yang menghambat operasi
seperti menyimpan stok
efisien. Masalah-masalah
besar, membeli kapasitas
tersebut termasuk waktu
ekstra, dan sebagainya, JIT
tunggu yang lama, pengiriman
menganjurkan untuk
yang tidak dapat diandalkan,
mengidentifikasi dan
kapasitas terbatas, kerusakan
menyelesaikan masalah secara
peralatan, material yang
langsung.
cacat, dll
33
Material Requirement
Planning (MRP)

Metode ini memuat tingkat stok barang rendah. Stok akan naik
sesaat sebelum produksi dimulai ketika pesanan barang diterima.
Stok tersebut kemudian digunakan selama produksi dan kembali
turun ke level rendah yang normal. Meski bermanfaat, MRP
memiliki beberapa kelemahan. Salah satu yang paling jelas adalah
banyaknya informasi dan perhitungan yang dibutuhkan.
Informasi dasar berasal dari jadwal induk yang terperinci.

34
Akibatnya, MRP tidak dapat digunakan jika:

Tidak ada jadwal induk


Jadwal induk tidak dibuat cukup jauh ke depan
Jadwal induk tidak akurat dan tidak mencerminkan realita
Rencana produksi sering berubah
Biasanya, kesalahan ini cukup kecil dan tidak terlalu menjadi masalah
karena stok yang cukup banyak dapat menutupi kesalahan tersebut
sampai terdeteksi. Namun, MRP tidak memiliki stok cadangan, sehingga
tidak ada toleransi untuk kesalahan.

35
FIFO & LIFO

Dalam praktik manajemen persediaan, terdapat dua metode


umum yang digunakan untuk menilai harga pokok barang yang
dijual (HPP) dan persediaan akhir, yaitu FIFO (First In, First Out)
dan LIFO (Last In, First Out). Masing-masing metode memiliki
pendekatan dan dampak yang berbeda terhadap laporan
keuangan perusahaan.

36
Metode FIFO berasumsi bahwa baeang yang pertama kali dibeli akan menjadi
barang yang pertama kali dijual. Hal ini selaras dengan konsep aliran fisik
persediaan pada umumnya, di mana barang yang lebih lama disimpan cenderung
dikeluarkan terlebih dahulu. Akibatnya, persediaan akhir yang tersisa dihargai
berdasarkan harga pembelian terbaru (replacement cost).
1
IFO F I F O
L
2 Metode LIFO berasumsi bahwa barang yang terakhir dibeli akan menjadi
barang yang pertama kali dijual. Hal ini menggambarkan situasi di mana
perusahaan cenderung mengeluarkan barang yang baru diterima daripada
barang yang sudah tersimpan lebih lama. Akibatnya, persediaan akhir yang
tersisa dihargai berdasarkan harga pembelian terdahulu (earlier acquisition
costs), yang mungkin berbeda dengan harga beli saat ini.
37
Warehouse
Inventory System
Warehouse management system (WMS) diperlukan untuk setiap gudang.
Sistem pergudangan otomatis memberikan hasil yang lebih efisien, dan dapat
diandalkan dibandingkan dengan sistem yang ditangani secara manual.
WMS dirancang untuk membantu mengurangi biaya melalui
proses gudang yang efektif. WMS berfungsi untuk menangani proses
gudang tingkat lanjut yang melibatkan pengambilan dan
penyimpanan terarah, serta sistem pengambilan data otomatis.
Tujuan utama gudang adalah untuk mengelola pergerakan dan penyimpanan
barang dengan cara yang paling efisien.

27
Peningkatan kinerja proses sistem manajemen inventaris dengan
Metodologi sistem manajemen gudang otomatis

Setelah mempelajari sistem yang ada, terdapat tiga identifikasi proses utama; menerima pesanan
dari pemasok, mengaktifkan kartu awal dalam jumlah tertentu sesuai dengan nomor serinya secara
first in first out (FIFO), dan akhirnya menyiapkan pesanan dealer.
Perangkat lunak otomatis menghasilkan laporan tentang item yang diterima; ketika pesanan diterima, setiap
item akan memiliki nomor seri, status dan lokasi tertentu, perangkat lunak dapat
menunjukkan jumlah setiap jenis barang, tanggal penerimaan, status aktif atau tidak aktif,
pengguna yang menerima barang dan lokasi.
1
So r
ing Li

e
ell ft w a
Lab

ne

2
Jalur pelabelan memanfaatkan ruang ekstra di gudang. Bagian ini terdiri dari
dua tindakan utama, yaitu mesin dan tenaga kerja manual.
-Bagian mesin adalah tentang pemilihan printer Barcode, jenis printer termal apa yang harus kita pilih,
metode cetak apa yang akan kita gunakan (direct thermal (DT) dan thermal transfer (TT)).
-Bagian Kerja Manual. Bagian ini pada dasarnya terdiri dari tiga proses utama di mana proses pelabelan
akan terjadi Pembongkaran dan Penataan; Pelabelan dan Inspeksi; dan Pengemasan. 28
Sistem Manajemen Persediaan
Spare Part di Gudang Pusat

Sistem Enhanced Fuzzy Neural Network (EFNN) adalah sebuah pendukung keputusan untuk mengelola persediaan spare
part di gudang pusat. Dalam sistem ini, EFNN digunakan untuk memperkirakan permintaan suku cadang.

Persediaan suku cadang di gudang pusat memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat layanan dan mengurangi
biaya operasi rantai pasokan mobil dan sistem logistik. Untuk memaksimalkan tingkat pengisian dan membantu staf
pemeliharaan agar mobil tetap dalam kondisi operasi, gudang pusat harus menyimpan stok pengaman dalam jumlah besar.
Berdasarkan EFNN, sistem manajemen persediaan suku cadang dinamis diusulkan yang terdiri dari tiga komponen:

(1) pengembangan struktur hirarki dari fuzzy AHP


(2) penentuan bobot, dan
(3) pengambilan keputusan berdasarkan EFNN.
29
Model persediaan dua gudang untuk barang dengan
tingkat permintaan yang bergantung pada tingkat stok

Kapasitas setiap gudang terbatas. Namun dalam praktiknya, ada berbagai faktor yang mendorong pengambil keputusan dalam
sistem inventori (terutama yang memiliki tingkat permintaan yang bergantung pada tingkat stok) untuk memesan lebih banyak
barang daripada yang dapat disimpan di gudangnya sendiri. Untuk itu, sebuah model inventori deterministik dengan
inventory-dependent demand rate dan dua gudang yang terpisah (gudang milik sendiri (Owned Warehouse/OW) dan
gudang sewaan (Rented Warehouse/RW) dikembangkan untuk membantu dalam mengambil keputusan tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai peneliti telah membahas sistem inventori dua gudang. Sistem semacam ini pertama kali
diusulkan oleh Hartely (1976). Dalam sistem ini, diasumsikan bahwa biaya penyimpanan di RW lebih besar daripada biaya penyimpanan
di OW. Oleh karena itu, barang di RW terlebih dahulu dipindahkan ke OW untuk memenuhi permintaan hingga tingkat stok di RW
turun menjadi nol dan kemudian barang di OW dilepaskan.

Model ini akan membuat pengambil keputusan dalam sistem inventori untuk mengetahui apakah akan menyewa RW dan bagaimana
cara memesannya. Gudang milik sendiri memiliki kapasitas yang terbatas dan gudang sewaan memiliki kapasitas yang tidak terbatas.
Stok di RW diangkut ke OW dengan pola intermiten yang lebih praktis. Biaya transportasi untuk memindahkan barang dari
RW ke OW dianggap bergantung pada jumlah yang diangkut.

30
INVENTORY
CONTROL
Pengendalian persediaan adalah serangkaian kegiatan yang
mengoordinasikan pembelian, manufaktur, dan penjualan, dan
distribusi untuk memaksimalkan ketersediaan bahan baku untuk
pembuatan atau ketersediaan barang jadi untuk pelangga.

Ada tiga pertanyaan dasar untuk pengendalian persediaan


Barang apa yang harus kita simpan?: Manajer gudang harus
mengevaluasi manfaat dan kerugian menyimpan barang di gudang
sebelum menambahkannya ke inventaris.
Kapan kita harus memesan?: Ada tiga pendekatan untuk menjawab
pertanyaan ini, yaitu dengan interval waktu tetap, pantau level stok
secara terus menerus, atau berdasarkan permintaan yang diketahui.
Berapa banyak yang harus kita pesan?: Terdapat trade-off antara biaya
pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pengiriman inventaris, yang
harus dipertimbangkan. 27
Pengendalian Kuantitas pesanan ekonomi (EOQ). EOQ klasik diperkenalkan oleh
Ford W. Harris pada tahun 1915 adalah model sederhana yang
Persediaan dalam menggambarkan pertukaran antara pemesanan dan penyimpanan
Kondisi Tertentu biaya. Model tersebut memiliki asumsi sebagai berikut:
Ada permintaan yang diketahui, terus menerus, dan konstan.
Biaya diketahui dan konstan.
ekurangan tidak diperbolehkan
Waktu tunggu antara menempatkan dan menerima pesanan adalah nol,
dan waktu pengisian dapat diabaikan.

Dalam model ini, kuantitas pesanan yang optimal dicapai pada titik
pemesanan inventaris biaya per unit waktu (RD/Q) sama dengan
biaya penyimpanan persediaan per unit waktu (HQ/2).
28
Notasi/rumus

U = biaya satuan barang


R = biaya pemesanan ulang untuk item
tersebut
H = biaya penyimpanan satu unit
barang dalam persediaan untuk satu
periode waktu
Q = pesan kuantitas
T = waktu siklus, waktu antara dua
pengisian ulang berturut-turut
D = permintaan barang yang harus
dipasok dalam jangka waktu tertentu
29
Kuantitas pesanan
Dalam model ini, kita akan menghilangkan asumsi ketiga dari
Optimal Ketika
model EOQ. Dengandemikian, kekurangan (pesanan balik)
kekurangan diperbolehkan dalam model. Untuk alasan ini, SC dan S mewakili-
(Back order) kekurangan terkirim (barang yang dipesan kembali) biaya dan
jumlah pesanan kembali, masing-masing.
diperbolehkan

30
Optimal Order Quantity
with Price Discount

Untuk berbagai alasan (seperti pengurangan biaya


pengiriman), ada diskon harga sehubungan dengan ukuran
pesanan, sehingga ekonomis untuk memesan dalam jumlah
besar. Dua jenis diskon utama didasarkan pada:

(1) Ukuran lot, yaitu diskon berdasarkan jumlah yang dipesan


dalam satu lot (yang sesuai jika ada pasar yang kompetitif
dan harga tetap; dan
(2) Volume, atau diskon berdasarkan jumlah total yang dibeli
selama periode tertentu (yang sesuai ketika permintaan
pelanggan meningkat dan harga menurun).

29
Lead Time
Waktu tunggu (Lead Time/LT) adalah "periode antara
menempatkan pesanan pengisian ulang dan waktu pesanan
tersebut benar-benar diterima".

Waktu tunggu terjadi karena berbagai alasan seperti waktu


yang diperlukan untuk persiapan pesanan sebelum
mengirim barang ke pemasok, waktu yang diperlukan
pemasok untuk memproses pesanan dan mempersiapkan
pengiriman, waktu untuk mendapatkan bahan yang dikirim
dari pemasok, dan waktu untuk memproses pengiriman,
total waktu antara menerima pengiriman dan mendapatkan
bahan yang tersedia untuk digunakan.

24
Inventory Management in Uncertain Conditions
Parameter tidak pasti adalah parameter yang tidak memiliki kuantitas yang pasti tetapi distribusi probabilitasnya diketahui.
Salah satu metode yang digunakan untuk pengendalian persediaan dalam kondisi tidak pasti adalah metode FOQ. Dalam model ini,
EOQ akan dipesan setiap kali permintaan menurunkan tingkat persediaan ke tingkat pemesanan kembali. Waktu tunggu (lead time)
permintaan merupakan faktor kunci dalam model ini.
Jika permintaan di luar waktu tunggu lebih tinggi dari yang diperkirakan, maka kita mencapai tingkat pemesanan kembali lebih cepat
dari yang diperkirakan. Jika permintaan di dalam waktu tunggu lebih tinggi dari yang diharapkan, maka sudah terlambat untuk
melakukan penyesuaian, dan akan terjadi kekurangan.
Metode lainnya adalah metode interval pemesanan tetap (fixed order interval, FOI). Metode FOI memungkinkan adanya ketidakpastian
dengan melakukan pemesanan dengan ukuran yang bervariasi pada interval waktu yang tetap.
Jika permintaan konstan, maka kedua pendekatan ini identik, sehingga perbedaan hanya muncul ketika ketidakpastian
dimasukkan ke dalam model. Model FOI mempertimbangkan ketidakpastian dalam waktu tunggu + interval pemesanan.

29
Safety Stocks

Persediaan tambahan yang disimpan untuk mengantisipasi


ketidakpastian dalam permintaan, lead time, atau keduanya.
Tingkat pelayanan yang diperlukan menentukan jumlah stok
pengaman yang disimpan (tingkat pelayanan yang lebih tinggi
membutuhkan stok pengaman yang lebih banyak). Misalnya,
jika permintaan lebih tinggi atau lead time lebih lama dari
yang diharapkan, maka stok pengaman akan mengimbangi
variasi tersebut. Dengan kata lain, stok pengaman berfungsi
sebagai buffer untuk melindungi bisnis dari potensi
kekurangan stok akibat fluktuasi permintaan dan
ketidakpastian rantai pasokan.

29
Safety Stocks : Metode FOQ adalah metode pengelolaan persediaan di
mana perusahaan memesan jumlah barang yang tetap
Fixed Order setiap kali persediaan mencapai titik pemesanan ulang
Quantity (reorder point).

SS: Safety stock


Z: Banyak deviasi standar dibutuhkan dari nilai rata-rata
sesuai dengan tingkat layanan yang diinginkan
LT: Lead time (waktu tunggu) rata-rata
D: Permintaan rata-rata per unit waktu 30
σ : Deviasi standar lead time
Safety Stocks : FOI adalah metode pemesanan persediaan secara berkala.
Fixed Order Dalam metode ini, pemesanan dilakukan pada interval
waktu yang tetap terlepas dari tingkat persediaan saat itu.
Interval

Z: Nilai Z yang sesuai dengan tingkat layanan yang


diinginkan
T: Periode waktu
LT: Lead time (waktu tunggu) rata-rata
σD: Deviasi standar permintaan selama T + LT 30
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai