Prese nt asi
h Kelompok 1B
Disusun Ole
Anggota Kelompok
01
Fungsi Manajemen
Inventory
Inventaris yang dikelola dengan baik memungkinkan perusahaan
untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan lebih baik.
Dengan memiliki inventaris yang cukup dan tepat waktu,
perusahaan dapat menghindari kekurangan stok yang dapat
menyebabkan ketidakpuasan pelanggan.
02
Fungsi Manajemen
Inventory
alah satu tujuan utama dari pengelolaan inventaris yang efektif
adalah untuk mengurangi biaya operasional perusahaan. Ini bisa
dilakukan dengan menghindari pembelian barang yang berlebihan
atau tidak terjual, mengurangi biaya penyimpanan, dan
mengoptimalkan proses pengadaan dan pengelolaan stok.
03
Tujuan Inventory
Management
Manajemen inventaris yang efisien juga dapat menghemat waktu dan tenaga
01
perusahaan. Tanpa sistem yang baik, mencari dan menghitung stok barang secara
manual dapat menjadi tugas yang sangat memakan waktu dan rentan terhadap
kesalahan. Apalagi, kesalahan mencatat stok dapat mengakibatkan kesalahan
pesanan, biaya tambahan, dan ketidaknyamanan bagi pelanggan.. 02
04
Tujuan Inventory
Management
05
Tujuan Inventory
Management
06
Manfaat Manajemen
Inventory
Ada beberapa manfaat manajemen inventory yang tentunya bagus sekali untuk keberlangsungan bisnis Anda, di antaranya:
Dengan manajemen inventaris, maka Anda bisa tahu detail berapa banyak unit yang tersedia. Jika tingkat persediaan tidak jelas atau hampir habis, tidak
menutup kemungkinan Anda bisa kehilangan pelanggan.Namun, jika Anda tahu jumlah stok yang cukup, maka bisa mendapatkan kesepakatan yang bagus
dengan pelanggan. Dengan manajemen inventaris, maka Anda bisa memiliki gambaran yang akurat dan real-time mengenai stok barang untuk mengurangi
kesalahan dan memastikan kuantitas yang ada.
07
Manfaat Manajemen
Inventory
2. Bisnis Lebih Produktif
Salah satu keuntungan terbesar menggunakan solusi manajemen inventory adalah Anda dapat menyederhanakan
berbagai proses kerja di dalam perusahaan Anda yang pada akhirnya mengarah pada peningkatan produktivitas dan
efisiensi. Secara khusus, sistem manajemen inventaris memastikan informasi stok persediaan antara karyawan ke
karyawan dan departemen ke departemen dengan pasti, menghasilkan lebih sedikit kesalahan. Tanpa visibilitas dan
komunikasi real-time, pesanan mudah tercampur, inventaris salah tempat, dan produktivitas terhambat
08
Manfaat Manajemen
Inventory
3.Akurasi Pengiriman Lebih Baik
Mengirimkan barang yang salah ke pelanggan tidak hanya merusak reputasi bisnis Anda, tetapi juga menghasilkan biaya
tambahan. Anda harus membayar barang yang akan dikirim kembali, mengirim ulang barang yang benar, dan mengisi
kembali inventaris yang dikembalikan.
Dengan menerapkan manajemen inventaris, Anda dapat memverifikasi keakuratan pesanan di setiap tahap proses
pengambilan, pengemasan, dan pengiriman yang meningkatkan efisiensi dan sangat mengurangi tingkat kesalahan
pengiriman ke pelanggan.
09
Tipe TIpe inventory
1.
1. Cycle Stock
10
Tipe TIpe inventory
1.
1. Cycle Stock
11
1. Cycle Stock
Contoh Kasus
Sebuah toko pakaian memiliki "cycle stock" yang terdiri dari pakaian musim
panas. Setiap tahun, mereka memperhatikan pola penjualan yang stabil di
musim panas, dengan permintaan yang meningkat dari bulan April hingga
Agustus, kemudian menurun saat musim panas berakhir.
12
2. Safety Stock
16
Seasonal Stocks
17
6. Dead Stocks
Dead stock adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan barang yang
tidak terjual atau tidak dapat terjual dalam jangka waktu tertentu karena
berbagai alasan. Misalnya, produk yang rusak atau kadaluarsa, produk
musiman, hingga produk yang salah kirim.
Dalam dunia bisnis, dead stock seringkali menjadi masalah serius karena
dapat mengakibatkan kerugian finansial dan mempengaruhi reputasi
perusahaan.
18
Inventory Management
Process
Proses manajemen inventaris adalah tentang melacak dan
mengendalikan stok merek Anda mulai dari saat diproduksi hingga
mencapai pelanggan. Ini termasuk pengadaan, penyimpanan,
pemindahan, pemrosesan, dan penjualan inventaris.
21
langkah-langkah dalam proses
manajemen inventaris sebagai
berikut
22
Menentukan Alur Proses
Manajemen Inventaris
Kedelapan langkah ini dapat dilakukan dengan lebih efisien dengan alur
proses inventaris yang dikelola dengan baik. Setiap langkah dapat
dioptimalkan dengan melacak dan meninjau setiap langkah. Anda dapat
menghilangkan pemborosan, menemukan kekurangan, dan
mengalokasikan kembali sumber daya ke langkah apa pun yang
memerlukannya untuk meningkatkan keuntungan dan membatasi biaya.
23
Buat Peta Proses
Peta proses inventaris adalah diagram alur yang
menunjukkan setiap langkah dalam program inventaris
Manajemen Inventaris
Anda. Meskipun delapan langkah tersebut cukup standar,
ada banyak variabel yang spesifik untuk bisnis Anda.
Dengan memetakan semua langkah dan opsi, Anda selalu
dapat bersiap menghadapi perubahan apa pun dalam
penawaran atau permintaan
.
Misalnya, jika ada pesanan masuk dan Anda kehabisan
stok, Anda perlu tahu apa yang harus dilakukan. Peta
proses inventaris Anda harus menyertakan metode
pilihan bisnis Anda dalam menghadapi situasi ini. Ini
mungkin melakukan pemesanan di awal atau
mengembalikan dana kepada pelanggan. Anda bahkan
dapat memasukkan di peta Anda bahwa Anda melakukan 24
keduanya tergantung pada nilai itemnya.
Cara Mengoptimalkan Proses
Manajemen Inventaris
• Metode FIFO . Persediaan harus diatur sedemikian rupa sehingga stok lama digunakan
terlebih dahulu. Itulah yang disebut metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO). Hal ini
sangat penting terutama bagi industri yang barang-barangnya mempunyai umur simpan
yang lebih pendek.
• Manajemen vendor . Sebuah bisnis sama kuatnya dengan mata rantai terlemahnya. Oleh
karena itu, dalam memilih grosir dan pemasok, perusahaan perlu membangun hubungan
yang kuat dengan bisnis yang dapat diandalkan. Menegosiasikan persyaratan seperti
pengurangan waktu tunggu dan pengiriman
26
Inv en t or y
a na g em e nt
M
M e th o ds
Study Case
Penelitian ini dilakukan di PT Apparel One Indonesia (AOI), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang garmen
dengan memproduksi pakaian olahraga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengusulkan perbaikan pada tata letak
penempatan barang di gudang benang dengan menggunakan metode ABC analysis. Hal ini dilakukan karena
prinsip penataan barang similarity yang ada saat ini menjadikan barang yang sering digunakan justru terletak
cukup jauh dari tempat operator berada. Jenis benang yang disimpan dalam warehouse benang ada Epic, Gramax,
Saba C, Seamsoft, Sylco, dan Sabatex dengan ukuran yang berbeda-beda. Metode ABC analysis membagi barang
menjadi tiga kelompok yakni kelas A yang paling dekat dengan akses keluar-masuk, kelas B berada diantara kelas A
dan C, sedangkan kelas C berada pada area yang paling jauh dari akses keluar-masuk. Metode ABC analysis
menjadikan barang-barang yang tingkat pemakaiannya tinggi diletakkan dekat dengan dimana operator berada.
Hasil dari penerapan metode ABC analysis ini dapat menambah kapasitas gudang menjadi 402 slot kotak yang
awalnya 399 slot kotak dengan maksimal tujuh tumpukan dan dapat meminimasi jarak perpindahan operator
sampai sebanyak 8,9 meter
ABC Analysis
27
ABC Analysis
28
1. Membantu fokus pada item persediaan yang paling penting secara finansial.
2. Mengoptimalkan alokasi sumber daya untuk pengelolaan persediaan.
3. Menyederhanakan proses pemesanan dan pengelolaan persediaan.
1
K
a ele biha
n
lem ha
Ke
2
1. Tidak mempertimbangkan faktor-faktor non-finansial seperti
keamanan, kelangkaan, dan ketergantungan produksi.
2. Bisa jadi tidak akurat untuk item dengan permintaan tidak stabil
atau berfluktuasi.
3. Memerlukan data akurat tentang penggunaan dan biaya persediaan. 29
Demand
Forecasting
30
Economic Order
Quantity (EOQ)
Sejak awal abad lalu, EOQ tetap menjadi metode dominan untuk
pengendalian sistem permintaan independen. EOQ menawarkan
panduan yang baik untuk berbagai keadaan, serta fleksibel dan
mudah digunakan. Metode ini mengharuskan stok selalu
mencukupi dan tidak boleh ada kekurangan sehingga produk
tetap tersedia untuk memenuhi permintaan konstan per unit
waktu.
31
Just-In-Time (JIT)
32
JIT sebagai “Cara memecahkan
masalah dengan paksa”
Metode ini memuat tingkat stok barang rendah. Stok akan naik
sesaat sebelum produksi dimulai ketika pesanan barang diterima.
Stok tersebut kemudian digunakan selama produksi dan kembali
turun ke level rendah yang normal. Meski bermanfaat, MRP
memiliki beberapa kelemahan. Salah satu yang paling jelas adalah
banyaknya informasi dan perhitungan yang dibutuhkan.
Informasi dasar berasal dari jadwal induk yang terperinci.
34
Akibatnya, MRP tidak dapat digunakan jika:
35
FIFO & LIFO
36
Metode FIFO berasumsi bahwa baeang yang pertama kali dibeli akan menjadi
barang yang pertama kali dijual. Hal ini selaras dengan konsep aliran fisik
persediaan pada umumnya, di mana barang yang lebih lama disimpan cenderung
dikeluarkan terlebih dahulu. Akibatnya, persediaan akhir yang tersisa dihargai
berdasarkan harga pembelian terbaru (replacement cost).
1
IFO F I F O
L
2 Metode LIFO berasumsi bahwa barang yang terakhir dibeli akan menjadi
barang yang pertama kali dijual. Hal ini menggambarkan situasi di mana
perusahaan cenderung mengeluarkan barang yang baru diterima daripada
barang yang sudah tersimpan lebih lama. Akibatnya, persediaan akhir yang
tersisa dihargai berdasarkan harga pembelian terdahulu (earlier acquisition
costs), yang mungkin berbeda dengan harga beli saat ini.
37
Warehouse
Inventory System
Warehouse management system (WMS) diperlukan untuk setiap gudang.
Sistem pergudangan otomatis memberikan hasil yang lebih efisien, dan dapat
diandalkan dibandingkan dengan sistem yang ditangani secara manual.
WMS dirancang untuk membantu mengurangi biaya melalui
proses gudang yang efektif. WMS berfungsi untuk menangani proses
gudang tingkat lanjut yang melibatkan pengambilan dan
penyimpanan terarah, serta sistem pengambilan data otomatis.
Tujuan utama gudang adalah untuk mengelola pergerakan dan penyimpanan
barang dengan cara yang paling efisien.
27
Peningkatan kinerja proses sistem manajemen inventaris dengan
Metodologi sistem manajemen gudang otomatis
Setelah mempelajari sistem yang ada, terdapat tiga identifikasi proses utama; menerima pesanan
dari pemasok, mengaktifkan kartu awal dalam jumlah tertentu sesuai dengan nomor serinya secara
first in first out (FIFO), dan akhirnya menyiapkan pesanan dealer.
Perangkat lunak otomatis menghasilkan laporan tentang item yang diterima; ketika pesanan diterima, setiap
item akan memiliki nomor seri, status dan lokasi tertentu, perangkat lunak dapat
menunjukkan jumlah setiap jenis barang, tanggal penerimaan, status aktif atau tidak aktif,
pengguna yang menerima barang dan lokasi.
1
So r
ing Li
e
ell ft w a
Lab
ne
2
Jalur pelabelan memanfaatkan ruang ekstra di gudang. Bagian ini terdiri dari
dua tindakan utama, yaitu mesin dan tenaga kerja manual.
-Bagian mesin adalah tentang pemilihan printer Barcode, jenis printer termal apa yang harus kita pilih,
metode cetak apa yang akan kita gunakan (direct thermal (DT) dan thermal transfer (TT)).
-Bagian Kerja Manual. Bagian ini pada dasarnya terdiri dari tiga proses utama di mana proses pelabelan
akan terjadi Pembongkaran dan Penataan; Pelabelan dan Inspeksi; dan Pengemasan. 28
Sistem Manajemen Persediaan
Spare Part di Gudang Pusat
Sistem Enhanced Fuzzy Neural Network (EFNN) adalah sebuah pendukung keputusan untuk mengelola persediaan spare
part di gudang pusat. Dalam sistem ini, EFNN digunakan untuk memperkirakan permintaan suku cadang.
Persediaan suku cadang di gudang pusat memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat layanan dan mengurangi
biaya operasi rantai pasokan mobil dan sistem logistik. Untuk memaksimalkan tingkat pengisian dan membantu staf
pemeliharaan agar mobil tetap dalam kondisi operasi, gudang pusat harus menyimpan stok pengaman dalam jumlah besar.
Berdasarkan EFNN, sistem manajemen persediaan suku cadang dinamis diusulkan yang terdiri dari tiga komponen:
Kapasitas setiap gudang terbatas. Namun dalam praktiknya, ada berbagai faktor yang mendorong pengambil keputusan dalam
sistem inventori (terutama yang memiliki tingkat permintaan yang bergantung pada tingkat stok) untuk memesan lebih banyak
barang daripada yang dapat disimpan di gudangnya sendiri. Untuk itu, sebuah model inventori deterministik dengan
inventory-dependent demand rate dan dua gudang yang terpisah (gudang milik sendiri (Owned Warehouse/OW) dan
gudang sewaan (Rented Warehouse/RW) dikembangkan untuk membantu dalam mengambil keputusan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai peneliti telah membahas sistem inventori dua gudang. Sistem semacam ini pertama kali
diusulkan oleh Hartely (1976). Dalam sistem ini, diasumsikan bahwa biaya penyimpanan di RW lebih besar daripada biaya penyimpanan
di OW. Oleh karena itu, barang di RW terlebih dahulu dipindahkan ke OW untuk memenuhi permintaan hingga tingkat stok di RW
turun menjadi nol dan kemudian barang di OW dilepaskan.
Model ini akan membuat pengambil keputusan dalam sistem inventori untuk mengetahui apakah akan menyewa RW dan bagaimana
cara memesannya. Gudang milik sendiri memiliki kapasitas yang terbatas dan gudang sewaan memiliki kapasitas yang tidak terbatas.
Stok di RW diangkut ke OW dengan pola intermiten yang lebih praktis. Biaya transportasi untuk memindahkan barang dari
RW ke OW dianggap bergantung pada jumlah yang diangkut.
30
INVENTORY
CONTROL
Pengendalian persediaan adalah serangkaian kegiatan yang
mengoordinasikan pembelian, manufaktur, dan penjualan, dan
distribusi untuk memaksimalkan ketersediaan bahan baku untuk
pembuatan atau ketersediaan barang jadi untuk pelangga.
Dalam model ini, kuantitas pesanan yang optimal dicapai pada titik
pemesanan inventaris biaya per unit waktu (RD/Q) sama dengan
biaya penyimpanan persediaan per unit waktu (HQ/2).
28
Notasi/rumus
30
Optimal Order Quantity
with Price Discount
29
Lead Time
Waktu tunggu (Lead Time/LT) adalah "periode antara
menempatkan pesanan pengisian ulang dan waktu pesanan
tersebut benar-benar diterima".
24
Inventory Management in Uncertain Conditions
Parameter tidak pasti adalah parameter yang tidak memiliki kuantitas yang pasti tetapi distribusi probabilitasnya diketahui.
Salah satu metode yang digunakan untuk pengendalian persediaan dalam kondisi tidak pasti adalah metode FOQ. Dalam model ini,
EOQ akan dipesan setiap kali permintaan menurunkan tingkat persediaan ke tingkat pemesanan kembali. Waktu tunggu (lead time)
permintaan merupakan faktor kunci dalam model ini.
Jika permintaan di luar waktu tunggu lebih tinggi dari yang diperkirakan, maka kita mencapai tingkat pemesanan kembali lebih cepat
dari yang diperkirakan. Jika permintaan di dalam waktu tunggu lebih tinggi dari yang diharapkan, maka sudah terlambat untuk
melakukan penyesuaian, dan akan terjadi kekurangan.
Metode lainnya adalah metode interval pemesanan tetap (fixed order interval, FOI). Metode FOI memungkinkan adanya ketidakpastian
dengan melakukan pemesanan dengan ukuran yang bervariasi pada interval waktu yang tetap.
Jika permintaan konstan, maka kedua pendekatan ini identik, sehingga perbedaan hanya muncul ketika ketidakpastian
dimasukkan ke dalam model. Model FOI mempertimbangkan ketidakpastian dalam waktu tunggu + interval pemesanan.
29
Safety Stocks
29
Safety Stocks : Metode FOQ adalah metode pengelolaan persediaan di
mana perusahaan memesan jumlah barang yang tetap
Fixed Order setiap kali persediaan mencapai titik pemesanan ulang
Quantity (reorder point).