Disusun oleh:
KELOMPOK 3
BINTANG ANGGRY A.P.A / 21032010115
EKA ANESTYA OCTAVIA / 21032010132
ANEKE PUTRI NADILA / 21032010193
ULWAN ADI MULYA / 21032010206
BRAMANTIO SUNUBRATA / 21032010211
KELAS : PARALEL B
Di era industri 4.0, semua sektor industri mulai berkembang dan mengalami
kemajuan. Hal tersebut memaksa dan menuntut perusahaan untuk membuat sistem
produksi yang efektif dan efisien. Apabila perusahaan memiliki sistem yang efektif
dan efisien maka produktivitas kerja akan meningkat dan output yang dihasilkan akan
maksimal. Hal tersebut merupakan beberapa tugas dari PPIC yang bisa diterapkan
dalam suatu perusahaan.
Metode perhitungan Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode
perhitungan yang mampu melakukan penyediaan persediaan sehingga tidak pernah
ada kejadian persediaan habis atau stock out. Tujuan dari metode Economic Order
Quantity (EOQ) ini adalah untuk menentukan jumlah ekonomis setiap kali
pemesanan. Sehingga meminimalkan biaya total persediaan, dimana setiap
melakukan pemesanan maka ada
2 macam biaya yang harus diperhatikan, yaitu biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan persediaan
Para produsen keripik singkong mendatangkan bahan bakunya dari
lingkungan sekitar. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah
singkong. Namun seringkali, produsen keripik singkong mengalami kehabisan stok
dan tidak memiliki safety stock yang dapat digunakan sambil menunggu kedatangan
singkong yang telah dipesan. Selain itu, home industri melakukan pemesanan dengan
jumlah pesanan tertentu tanpa melihat kapasitas proses produksi yang dijalankan
selama 24 jam sehari
sehingga persediaan bahan baku yang ada kurang optimal dan proses produksi tidak
dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, dengan adanya permintaan bahan baku
serta melihat kapasitas mesin maupun pekerja, home industri perlu melakukan
pengendalian persediaan bahan baku agar dapat menentukan pemesanan bahan baku
yang optimal sehingga biaya persediaan bahan baku dapat efisien serta proses
produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa perlu mengalami hambatan sedikitpun
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dikemukakan beberapa
rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana Pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan
metode Economic Order Quantity (EOQ) terhadap kelancaram produksi
singkong Kecamatan Terbanggi, Kabupaten Lampung Tengah?
2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku menurut perspektf Ekonomi
Islam?
2.1 Persediaan
Persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala
sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan. Pengertian persediaan memiliki arti yang berbeda
untuk setiap perusahaan. Pengertian ini tergantung pada usaha dan aktivitas
perusahaan. Menurut Harrison yang diterjemahkan oleh Gania pengertian persediaan
adalah : “Persediaan sebagi asset yang (a) disimpan untuk dijual dalam operasi turin
perusahaan (b) dalam proses produksi untuk penjualan atau (c) dalam bentuk bahan
atau perlengkapan yang akan dikonsumsi selama proses produksi atau penyerahan
jasa” (Nurmayanti, 2020).
Fungsi persediaan yaitu:
1. Fungsi Decoupling
Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan
internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independence). Persediaan
decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan
membeli sumber daya sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi
biaya-biaya per unit. Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan
penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per
unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian
pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-
biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi,
risiko dan sebagainya)
3. Fungsi Antisipasi
Sering perusahaan mengalami fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan
dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu
permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan
musiman (seasonal inventories).
Untuk devisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan
pengendalian persediaan yang berbeda yaitu:
1. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehinga menginginkan
persediaan dalam jumlah yang banyak.
2. Produksi beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order produksi
yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi set
up mesin). Disamping itu juga produk menginginkan persediaan bahan baku,
setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak
terganggu karena kekurangan bahan.
3. Pembelian (Purchasing) dalam rangka efisiensi, menginginkan persamaan
produksi yang besar dalam jumlah sedikit dari pada pesanan yang kecil dalam
jumlah yang banyak. Pembeliaan ini juga ingin ada persediaan sebagai
pembatas kenaikan harga dan kekurangan produk.
4. Keuangan (Finance) menginginkan minimasi semua bentuk investasi
persediaan karena biaya investasi dan efek negatif yang terjadi pada
perhitungan pengembalian aset (return of asset) perusahaan.
5. Personalia (Personel and industrial relationship) menginginkan adanya
persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK
tidak dilakukan.
6. Rekayasa (Enginerring) menginginkan persediaan minimal untuk
mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa enginerring (Sulaiman, 2015).
2.2 Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan merupakan salah satu yang sangat penting bagi
sebuah perusahaan, karena tanpa pengendalian persediaan yang tepat perusahaan
akan mengalami masalah didalam memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam bentuk
barang maupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Sebuah perusahaan
harus bijak di dalam menentukan jumlah persediaan barang yang akan di pakai dalam
proses produksi, karena tanpa adanya manajemen yang tepat perusahaan akan
mengalami kerugian akibat biaya-biaya yang semestinya tidak dikeluarkan oleh
perusahaan seperti biaya operasional pabrik, biaya gedung, biaya kehilangan serta
biaya kerusakan barang akibat terlalu lama disimpan.
Pada dasarnya sebuah perusahaan mengadakan perencanaan dan pengendalian
bahan baku yang bertujuan untuk meminimumkan biaya serta memaksimalkan laba
perusahaan tersebut. Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut maka dapat
digunakan analisis Economic Order Quantity (EOQ). Inventory atau persediaan
barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam
keadaan berputar secara terus menerus mengalami perubahan.
Pengendalian persediaan merupakan pencatatan persediaan harus diverifikasi
melalui sebuah audit yang berkelanjutan. Audit seperti ini dikenal dengan
perhitungan berkala (Cycle Counting). Dengan perhitungan berkala barang dihitung,
catatan diverifikasi dan ketidakakuratan yang ditemukan didokumentasikan secara
periodic. Penyebab ketidakakuratan dicari dan tindakan perbaikan diambil untuk
memastikan integritas persediaan
Persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala
sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya
terhadap pemenuhan permintaan
2.3 Inventory
Persediaan (inventory) adalah stok dari suatu item atau sumber daya yang
digunakan dalam suatu organisasi perusahaan. Untuk menjalankan fungsi inventory,
perusahaan-perusahaan umumnya menjaga adanya empat jenis inventory. Keempat
jenis inventory itu adalah:
(1) Bahan baku,
(2) Inventory dari barang dalam proses dikerjakan,
(3) Inventory maintenance/repair/operating supplier (MROs),
(4) Inventory barang jadi
(Hasanudin, 2018)
EOQ=
√ 2 DS
H
Keterangan :
Q* : Jumlah pesanan yang ekonomis
D : Jumlah kebutuhan bahan dalam satuan (unit) per tahun
S : Biaya pemesanan untuk setiap kali pesan
H : Biaya penyimpanan per unit per tahun
Selain rumus EOQ, terdapat beberapa rumus untuk mendukung perhitungan biaya
persediaan, antara lain:
a. Persediaan rata-rata yang tersedia = Q*/2
b. Jumlah pesanan yang diperkirakan = D/Q*
c. Biaya pemesanan tahunan = D/Q* × S
d. Biaya penyimpanan tahunan = Q*/2 × H
e. Total harga per unit = Harga per unit x D
f. Total Harga Keseluruhan = Total harga per unit + Biaya pemesanan tahunan +
Biaya penyimpanan tahunan
g. Menentukan Frekuensi Pembelian
D
F= ¿
Q
Keterangan:
F : Frekuensi pembelian
D : Permintaan yang diperkirakan per periode
Q* : Jumlah pembelian dengan EOQ
h. Menentukan Total Biaya Persediaan
TC = (D/Q* × S) + (Q/2 × H)
Keterangan:
TC : Total biaya persediaan
Q* : Jumlah barang setiap pemesanan
D : Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit
S : Biaya pemesanan untuk setiap pemesanan
H : Biaya penyimpanan per unit per tahun
2. Persediaan Pengaman (Safety Stock)
Persediaan pengaman (safety Stock) adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadi kekurangan bahan
(stockout).
Berikut rumus untuk menentukan besar persediaan pengaman yang perlu
diadakan oleh perusahaan:
SS = z x α
Keterangan:
SS = Persediaan Pengaman (Safety Stock)
z = standar normal deviasi ( safety factor, service level, distribusi normal z)
α = standar deviasi dari tingkat kebutuhan
Rumus perhitungan standar deviasinya (α) adalah sebagai berikut:
α= ∑
√(x−x )2
n
Keterangan:
α = Standar Deviasi
x = Jumlah pemakaian bahan baku
x = Jumlah rata-rata pemakaian bahan baku
n = Jumlah data
3. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Reorder Point atau titik pemesanan kembali adalah tingkat atau titik
persediaan dimana tindakan harus diambil untuk mengisi kembali persediaan barang.
Berikut perhiutungan untuk menentukan titik pemesanan kembali:
Reorder Point = (Lead Time × Penggunaan per hari) + Safety Stock
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
EOQ=
√ 2. D . S
H √=
2.4013 .30000
620000
=19 ,71=18 biji
SD=
√ ∑ ( X−Y )2 =
n √ 1655
n
=16 , 61=17 biji
Persediaan pengaman untuk air isi ulang periode 7-11 November 2022:
SS=Z × SD=1 , 65× 16 , 61=27 , 40=27 biji
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Standar Deviasi, Nilai Z, dan Safety Stock
Standar Deviasi
Keterangan Nilai Z Safety Stock (Biji)
(Biji)
Air Isi Ulang 16,61 1,65 27
4.3 Pembahasan
Untuk dapat mengetahui metode mana yang lebih efisien dalam proses
pengendaliaan persediaan yakni penentuan jumlah pembelian ekonomis, persediaan
pengaman, titik pemesanan kembali dan pengeluaran total biaya persediaan, maka
diperlukan perbandingan antara jumlah pembelian ekonomis, persediaan pengaman,
titik pemesanan kembali dan pengeluaran total biaya persediaan menurut kebijakan
perusahaan dan menurut perhitungan metode Economic Order Quantity (EOQ) yang
telah dilakukan.
Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Pembelian Menurut Penjual dan Metode EOQ
Jenis Bahan Baku Penjual (galon) EOQ (Kg) Selisih (Biji)
Air Isi Ulang 4013 4013 0
Tabel 4.7 menunjukkan perbandingan jumlah pembelian yang ekonomis
antara metode yang digunakan oleh toko galon isi ulang surya dengan Metode EOQ
yang telah dilakukan dalam penelitian ini, dimana terdapat selisih sebesar 0 galon
(setara).
Tabel 4.8 Perbandingan Jumlah Persediaan Pengaman Menurut Penjual dan Metode
EOQ
SS Perusahaan
Jenis Bahan Baku SS EOQ (Kg) SS Selisih (Biji)
(Biji)
Air isi ulang 0,00 27,40 27,40
Tabel 4.8 menunjukkan perbandingan jumlah persediaan pengaman yang
ditentukan oleh toko galon isi ulang surya dengan Metode EOQ, dimana dengan jelas
terdapat selisih yakni sebesar 27,40, dikarenakan selama ini penjual tidak melakukan
perhitungan secara tepat dalam menentukan persediaan pengaman yang dibutuhkan.
Tabel 4.9 Perbandingan Total Biaya Persediaan Menurut Penjual dan Metode EOQ
TIC Perusahaan
Jenis Bahan Baku TIC EOQ (Rp) Selisih TIC (Rp)
(Rp)
Air isi ulang 0 Rp12.218.166,80 Rp 12.218.166,80
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat di ambil
kesimpulan dari penelitian ini adalah Frekuensi pembelian galon air isi ulang. Pada
Toko Surya bila menggunakan metode EOQ adalah sebanyak 203,64 buah dalam 6
bulan. Total biaya simpan per tahun galon air isi ulang bila dihitung menurut metode
EOQ adalah sebesar Rp 620.000,00. Namun Toko Surya tidak menetapkan adanya
persediaan pengaman (Safety Stock), sedangkan berdasarkan metode EOQ, Toko
Surya harus mengadakan Safety Stock untuk memperlancar pengamanan jumlah stok
yang harus disiapkan sebesar 27 galon. Dalam mengantisipasi terjadinya
keterlambatan pengiriman air galon isi ulang yang dilakukan oleh Toko Surya, maka
berdasarkan metode EOQ, Toko Surya harus melakukan titik pemesanan kembali (Re
Order Point) ketika persediaan air galon isi ulang berada pada jumlah sebesar 27
galon.
DAFTAR PUSTAKA