Anda di halaman 1dari 5

Nama : Choirun Nisa

NIM : 191011201206

06 SAKE 008

PERTEMUAN 6

MANAJEMEN PERSEDIAAN

1. Persediaan Bahan Baku (Raw Materials Stock)


Bahan baku atau umumnya berupa bahan mentah merupakan bahan/barang yang
dibutuhkan oleh perusahaan untuk membuat atau membentuk barang yang akan
diproduksi oleh perusahaan tersebut. Bahan baku pada suatu perusahaan merupakan unsur
penting dan paling aktif. Bahan baku merupakan bahan yang prosesnya didapatkan
kemudian diubah, lalu dijual kembali kepada konsumen. Maka, ketersediaan bahan baku
yang cukup dan memadai ini diharapkan bisa memperlancar kegiatan produksi pada suatu
perusahaan serta mencegah terjadinya kekurangan bahan baku saat proses produksi

2. Persediaan Barang Setengah Jadi ( Work In Process- WIP Inventory)


Untuk persediaan barang setengah jadi (WIP-Inventory) atau sering juga disebut
sebagai barang dalam proses, hal ini dikarenakan durasi waktu dalam proses produksi
sangat memengaruhi persediaan. Kompleksitas pada proses produksi ini akan
memengaruhi biaya-biaya pada persediaan.

3. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Stock )


Persediaan barang jadi (Finished Goos Stock) adalah barang-barang yang sudah
selesai diolah atau diproses dan siap pakai. Dengan kata lain persediaan barang jadi
merupakan barang yang siap untuk dijual kepada konsumen ataupun perusahaan lain yang
memerlukan barang tersebut. Barang jadi ini termasuk ke dalam persediaan karena,
permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu kemungkinan belum atau bahkan tidak
dapat diketahui.

1. Departement Terkait Persediaan

Berikut ini adalah department dalam perusahaan yang biasanya terkait dengan persediaan
a. Bagian Pembelanjaan, bagian ini merupakan bagian yang mengontrol atau mengatur
efisiensi pembelanjaan perusahaan secara menyeluruh, khususnya dalam hal
persediaan bahan baku.
b. Bagian Pemasaran (Marketing Division), bagian ini merupakan bagian efektifitas
penjualan yang dimana akan memengaruhi jumlah persediaan barang jadi dan
secara otomatis juga akan memengaruhi persediaan bahan baku.
c. Bagian Produksi (Production Division), bagian ini merupakan bagian efisiensi bahan
baku serta efektifitas barang jadi.
d. Bagian Pengadaan (Purchasing Division), bagian ini berperan dalam menjaga
keberlangsungan proses produksi perusahaan.

2. Biaya Persediaan

Pada pengembangan teoritis terkait biaya persediaan ini berfokus pada proses untuk
menetapkan besaran persediaan yang optimum, investasi persediaan, dan waktu
pemesanan kembali bahan baku. Menurut Heizer dan Render (2014) biaya persediaan
terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a) Biaya Penyimpanan (Holding Cost atau Carrying Cos), Biaya ini merupakan biaya
yang terkait dengan menyimpan persediaan selama periode tertentu.
b) Biaya Pemesanan (Ordering Cost), Biaya ini merupakan biaya yang mencangkup
biaya dari persediaan, formulir, proses pemesanan, pembelian, dan sokongan
administrasi.
c) Biaya Penyetelan (Setup Cost) Biaya ini ialah biaya untuk mempersiapkan sebuah
alat atau mesin dalam proses pembuatan suatu pesanan.
3. Pengendalian Persediaan

a. Pengawasan Sistem ABC


Penggunaan sistem ABC ini merupakan cara dalam membagi item pada
kelompok A,B,C dan seterusnya dengan membentuk urutan berdasar besarnya
investasi.
b. Model Economic Order Quantity (EOQ)
Economical Order Quantity (EOQ) ialah sejumlah unit barang atau bahan
yang harus dipesan ketika ingin membuat pesanan supaya biaya yang berhubungan
dengan pengadaan persediaan itu minimal serta diperoleh dengan biaya yang
minimum dengan kata lain merupakan jumlah pesanan yang paling ekonomis.
c. Syarat-Syarat Economic Order Quantity (EOQ)
Diperlukan adanya perhitungan dan pertimbangan yang tepat untuk
mendapatkan jumlah yang dibutuhkan dengan harga yang minimum terhadap
persediaan bahan baku yang bertujuan juga agar tidak terjadinya hambatan pada
aktivitas produksi perusahaan
d. Keunggulan dan Kelemahan EOQ
Keunggulan dan kelemahan pada Economic Order Quantity (EOQ)
merupakan cara dalam menentukan jumlah pembelanjaan atau pembelian bahan
secara optimal.
1) Keunggulan EOQ
Economic Order Quantity (EOQ) ini digunakan sebagai alat
dalam menentukan jumlah pesanan dengan harga yang minimum
atau harga yang paling ekonomis agar terhindar dari adanya
pemborosan bahan serta supply bahan baku sesuai dengan
kebutuhan produksi perusahaan.
2) Kelemahan EOQ
Kelemahan pada perhitungan EOQ ini tidak memperlihatkan
batas kerusakan dari materi atau bahan baku itu sendiri, yang
dimana batas pada kerusakan tersebut selalu ada di setiap material
atau bahan baku, serta harga bahan baku dengan berapapun jumlah
pembeliannya akan dihitung sama dengan harga perunit
e. Penerapan Model EOQ
Setiap perusahaan berharap mendapatkan biaya pemesanan yang sangat
ekonomis guna untuk memperkecil biaya pengeluaran. Maka disarankan
menerapkan perhitungan EOQ, namun sebelum perusahaan menerapkan model
EOQ perlu mengetahui asumsi-asumsi yang terdapat dalam penerapam model
tersebut dengan mempertimbangkan biaya operasional dan finansial. Berikut
beberapa asumsi tersebut, yaitu:
1) Dapat diketahui jumlah keseluruhan bahan baku per-tahun.
2) Pesanan bisa terpenuhi dengan cepat.
3) Jumlah dari biaya pemesanan dan biaya penyimpanan merupakan total
biaya persediaan
4) Biaya pemesanan bersifat konstan sepanjang tahun.
5) Biaya penyimpanan dalam jumlah persentase (%) yang tetap sepanjang
tahun.
6) Pemasok tidak memberikan potongan harga atau diskon.
7) Total penggunaan bahan baku tetap hanya selama satu periode tertentu.

f. Pengembangan Model EOQ


Kapasitas dan jumlah maksimum produksi perusahaan per-hari atau disebut
juga dengan R, memiliki pengaruhi bagi perusahaan yang membuat persediaan
produksinya. Apabila perusahaan ingin membuat persediaan produksinya dalam
kurun waktu per-tahun, maka kapasitas atau jumlah maksimum per-tahun akan
dikalikan dengan 360.

Anda mungkin juga menyukai