Disusun Oleh :
NIM : 19111005P
ii
DAFTAR PUSTAKA BAB 1 PENDAHULUAN
1
Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat terjamin keamanannya dalam
mengkonsumsi obat-obatan yang dihasilkan dan mendapatkan mutu obat
yang baik.
1.3 Tujuan
2
BAB 2 ISI
3
(3) Barang jadi
b. Biaya modal
f. Biaya pajak
a. Proses pesanan
b. Sarana komunikasi
c. Pengiriman barang
d. Pemeriksaan barang
4
(3) Biaya yang timbul akibat perusahaan kehabisan persediaan (stock-out
cost/shortage cost)
a. Kehilangan penjualan
b. Hilangnya pelanggan
5
(3) Safety Stock
6
Menurut WHO 2004 didefiniskan sebagai semua aspek yang secara
kolektif maupun individual mempengaruhi mutu produk, dari konsep design
hingga produk tersebut ditangan konsumen.
Sistem pemastian mutu yang benar dan tepat bagi pembuatan obat
hendaknya memastikan bahwa :
7
h. Tersedia pengaturan yang memadai untuk memastikan bahwa, sedapat
mungkin produk disimpan, didistribusikan dan selanjutnya ditangani
sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga selama masa penyimpanan obat
i. Tersedia prosedur inspeksi diri dan audit mutu yang secara berkala
mengevaluasi efektivitas dan penerapan sistem pemastian mutu
j. Pemasok bahan awal dan bahan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk
memenuhi spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh perusahaan
8
dan kemurnian produk akhir. Untuk masing-masing karyawan hendaklah ada
catatan tentang kesehatan mental dan fisiknya (BPOM, 2009).
Dalam banyak hal, mutu produksi dalam satu bagian mempunyai pengaruh
yang penting bagi bagian pekerjaan lainnya, karena itu karyawan harus dilatih
supaya mengerti keterkaitan seperti itu. Melatih karyawan harian dalam
9
lingkungan pembuatan sangat penting, karena karyawan mendapatkan dirinya
dalam lingungan yang relatif teknis, berurusan dengan bahan kimia, dan
bekerja menggunakan sistem berat dan ukuran yang belum biasa bagi mereka.
Pelatihan buat karyawan juga berguna untuk memberikan pengetahuan
tentang perkembangan yang terjadi, pengetahuan tentang alat baru,
meningkatkan kemampuan kinerja, dan sebagainya (Dhadhang, 2009).
11
c. Evaluasi bahan pengemas
Setiap ada perubahan dalam bahan pengemas akan dilakukan
evaluasi terhadap perubahan tersebut.
d. Standarisasi bahan pengemas
Standarisasi bahan kemas supaya dapat berlaku secara general.
Standarisasi ukuran master box dan menyesuaikan kapasitasnya untuk
efisiensi biaya dan mempermudah penyimpanan.
2.5 QC (Quality Control)
12
2.6 CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
b. Tahap proses yang kritis dalam pembuatan, pengawasan proses dan sarana
penunjang serta perubahannya yang signifikan divalidasi
d. Prosedur dan instruksi ditulis dalam bentuk instruksi dengan bahasa yang
jelas, tidak bermakna ganda, dapat diterapkan secara spesifik pada sarana
yang tersedia
14
BAB 3 SIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16