Anda di halaman 1dari 10

RESUME MANAJEMEN PERSEDIAAN

Disusun Oleh :

Rifky Azzumar A

R.206

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2022
BAB 11

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena


persediaan phisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity
cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan. Demikian pula,
bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya
biaya dari terjadinya kekurangan bahan.

Istilah persediaan (inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu
atau sumber daya – sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasi nya terhadap
pemenuhan permintaan. Permintaan akan sumber daya mungkin internal atauapun eksternal.
Ini meliputi persediaan bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir,
bahan bahan pembantu atau pelengkap dan komponen komponen lain yang menjadi bagian
keluaran produk perusahaan. Jenis persediaan ini sering disebut dengan istilah persediaan
keluaran produk (product output), dimana hampir semua orang mengidentifikasikan dengan
cepat sebagai persediaan. Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan
pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang
harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan.

JENIS JENIS PERSEDIAAN PHISIK

Seperti yang telah disebut diatas, ada beberapa jenis persediaan. Setiap jenis mempunyai
karakteristik khusus tersendiri dan cara pengelolaannya yang berbeda. Menurut jenisnya,
eprsediaan dapat dibedakan atas :

1. Persediaan bahan mentah (raw materials), yaitu persediaan barang arang berwujud
seperti baja, kayu, dan komponen komponen lainnya yang digunakan dalam proses
produksi. Bahan mentah dapat diperoleh dari sumber – sumber alam atau dibeli dari para
supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi
selanjutnya.

2. Persediaan komponen – komponen rakitan ( purchased parts/components), yaitu


persediaan barang barang yang terdiri dari komponen komponen yang diperoleh dari
perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) yaitu persediaan barang barang
yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen
barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (work in process) yaitu persediaan barang barang yang
merupakan kelauran dari tiap tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah
menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu persediaan barang barang yang telah
selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual atau dikirim kepada
langganan.

FUNGSI FUNGSI PERSEDIAAN

Efisiensi operasional suatu organisasi dapat ditingkatkan karena berbagai fungsi penting
persediaan. Pertama, harus diingat bahwa persediaan adalah sekumpulan produk phisikal
pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan
kemudian barang jadi.

Fungsi “Decoupling”

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi operasi perusahaan internal dan
eksternal mempunyai kebebasan (independence). Persediaan “decouples” ini memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier.
Fungsi “Economic Lot Sizing”

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber


daya sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya per unit. Persediaan “lot
size” ini perlu mempertimbangkan “penghematan penghematan” ( potongan pembelian,
biaya pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan
pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya biaya yang timbul
karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, inventasi, risiko, dan sebagainya).

Fungsi Antisipasi

Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan dan


diramalkan berdasar pengalaman atau data data masa lalu, yaitu permintaan musiman. Dalam
hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman (seasonal inventories).

Biaya – Biaya Persediaan

Dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya jumlah


persediaan, biaya biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan

Biaya penyimpanan (holding costs) terdiri atas biaya biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kauntitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila
kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata rata persediaan semakin tinggi.
Biaya – biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah :

1) Biaya fasilitas – fasilitas penyimpanan (termasuk, penerangan, pemanas, atau pendingin).


2) Biaya modal (opportunity cost of capital, yaitu alternatif pendapatan atas dana yang
diinvestasikan dalam persediaan).
3) Biaya keusangan
4) Biaya penghitungan phisik dan konsilisasi laporan
5) Biaya asuransi persediaan
6) Biaya pajak persediaan
7) Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan
8) Biaya penanganan persediaan; dan sebagainya.

Biaya – biaya ini adalah variabel bila bervariasi dengan tingkat persediaan. Bila biaya
fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variabel, tetapi tetap, maka tidak dimasukkan dalam
baiya penyimpanan per unit.

Biaya pemesanan (pembelian). Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan menanggung
biaya pemesanan ( order costs atau procurement costs). Biaya – biaya pemesanan secara
terperinci meliputi :

1) Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi


2) Upah
3) Biaya telephone
4) Pengeluaran surat menyurat
5) Biaya pengepakan dan penimbangan
6) Biaya pemeriksaan penerimaan
7) Biaya pengiriman ke gudang
8) Biaya hutang lancar; dan sebagainya.

Biaya penyiapan (manufacturing). Bila bahan bahan ini tidak di beli, tetapi di produksi
sendiri “dalam pabrik” perusahaan, perusahaan menghadap biaya penyiapan (setup costs)
untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya – biaya ini terdiri dari :

1) Biaya mesin mesin menganggur


2) Biaya persiapan tenaga kerja langsung
3) Biaya scheduling
4) Biaya ekspedisi;dan sebagainya.

Seperti biasa pemesanan, biaya penyiapan total per periode adalah sama dengan biaya
penyiapan dikahkan jumlah penyiapan per periode. Karena konsep biaya ini analog dengan
biaya pemesanan, maka untuk selanjutnya akan digunakan istilah “biaya pemesanan” yang
dapat berarti keduanya.
MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah model model economic order
quantity (EOQ) atau economic lot size (ELS). Metode metode ini dapat digunakan baik untuk
barang barang yang dibeli maupun yang diproduksi sendiri. Dalam teori, konsep EOQ
(kadang kadang disebut model fixed-order-quantity) adalah sederhana. Model EOQ
digunakan untuk menentukan kuantitas pesanan persediaan yang meminimumkan biaya
langsung penyimpanan persediaan dan biaya kebalikannya pemesanan persediaan. Rumusan
EOQ yang biasa digunakan adalah :


2 SD
EOQ = h ¿
¿

EOQ dengan “backorders”

Sangat sering perusahaan dapat, dan akan mengalami kekurangan persediaan tanpa
kehilangan penjualan selama periode kehabisan persediaan (out-of-stock). Bila barang barang
disuplai terlambat kepesanan pesanan di waktu lalu, “backordering” terjadi. Hal ini akan
menyebabkan adanya biaya “backordering” persediaan. Bila biaya backordering besarnya
proposional dengan kuantitas unit dan waktu barang barang dipesan kembali, model
sederhana dapat digunakan untuk menentukan EOQ.

EOQ Dengan Tingkat Produksi Terbatas (Finite Production Rate)

Model EOQ dasar menganggap bahwa kuantitas yang dipesan diterima seluruhnya pada
saat yang sama, dalam jumlah tunggal Q. Berbagai produk yang dibeli dan diproduksi sendiri
perusahaan tidak selalu memenuhi anggapan tersebut. Jadi persediaan tidak dipenuhi oleh
semua seketika sebagai secara bertahap. Kuantitas pesanan tidak diterima dalam jumlah
besar, tetapi dalam kuantitas kuantitas yang lebih kecil sejalan dengan kemajuan produksi.
Produk produk yang dibeli atau di produksi sendiri mempunyai tingkat produksi (p) yang
relatif lebih besar daripada tingkat permintaan (d).
Model Model Potongan kuantitas

Model model sebelumnya tidak memperhatikan kemunginan bahwa potongan kuantitas


atau harga per unit lebih rendah mungkin diberikan bila perusahaan membeli dalam kuantitas
kuantitas persediaan yang lebih besar. Pada umumnya tidak ada rumusan sederhana untuk
memecahkan masalah EOQ bila potongan diberikan. Ada beberapa algoritma umum yang
dapat digunakan bila potongan kuantitas diberikan.

Potongan Kuantitas Dengan Biaya Penyimpanan Merupakan Suatu Persentase Dari


Harga

Dalam situasi ini supplier memberikan pengurangan harga kepada para langganan pada
kuantitas yang berbeda beda dan biaya penyimpanan per unit dinyatakan dalam persentase
dari harga. Sebagai contoh persentase biaya penyimpanan per unit (h) adalah 22% dari harga.
Prosedur untuk menemukan EOQ dalam kasus ini adalah

1) Hitung EOQ pada harga terendah, Bila EOQ feasibel (yaitu, mungkin pada harga itu), ini
berarti merupakan kuantitas pesanan yang optimal. Perhitungan lebih lanjut tidak diperlukan.
2) Bila EOQ tidak feasibel (yaitu tidak mungkin pada harga itu) hitung biaya total pada
kuantitas terendah yang feasibel pada harga itu.
3) Kemudian hitung EOQ untuk harga terendah berikutnya (kedua). Bila EOQ feasibel hitung
biaya totalnya. Kuantitas optimal adalah salah satu dari kuantitas yang telah dihitung yang
mempunyai biaya total terendah. Bila langkah kedua dan EOQ kedua ini tidak feasibel,
ulangi langkah 2 dan 3 sampai EOQ yang feasibel diketemukan atau perhitungan selanjutnya
tidak memungkinkan.

Potongan Kuantitas Dengan Biaya Penyimpanan Tertentu


Bila biaya pemesanan per unit bukan dinyatakan dalam persentase dari harga pembelian
tetapi bervariasi sesuai ketentuan, pencarian kuantitas pesanan yang optimal memerlukan
perhitungan seluruh biaya biaya minimum feasibel. Prosedur yang digunakan sebagai
berikut:
1) Hitung biaya total untuk setiap harga dan biaya penyimpangan pada EOQ yang feasibel.
2) Bila EOQ tidak feasibel hitung biaya total pada kuantitas terendah yang feasibel.
3) Kuantitas pesanan yang optimal adalah EOQ yang menghasilkan total biaya minimum.

MODEL MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK

Model – model yang dibahas sebelumnya semuanya merupakan model model


deterministik (yaitu, semua parameter dianggap telah diketahui dengan pasti. Dalam
kenyataannya adalah sering terjadi parameter parameter tersebut merupakan nilai -nilai yang
tidak pasti, satu atau lebih parameter parameter berikut ini dapat merupakan variabel variabel
acak :

1) Permintaan tahunan (D)


2) Permintaan harian (d)
3) Lead time (L)
4) Biaya penyimpanan (H)
5) Biaya pemesanan (S)
6) Biaya kehabisan persediaan atau chortage (stock-out) cost (B)
7) Harga (C)

Model – model EOQ yang sebelumnya dapat tidak peka terhadap perubahan perubahan D, H,
S atau B. Suatu model persediaan stokastik (probabilistik) atau simulasi merupakan metode
yang valid dalam penentuan EOQ.

EOQ Dengan Ketidakpastian Permintaan Selama Lead Time

Tujuan model ini adalah menentukan besarnya persediaan pengaman (safety stocks)
untuk meminimumkan biaya kehabisan bahan (expected costs of shortages) dan biaya
penyimpanan persediaan pengaman (holding safety stocks). Ada perbedaan permintaan dan
lead times teoritik dengan senyatanya, sehingga bila tidak ada persediaan pengaman maka
perusahaan akan mengalami kekurangan bahan. Tujuannya adalah menemukan kuantitas
persediaan pengamanan dimana :

E(MHC = E(MSC)
E (MHC) adalah expected marginal holding cost (biaya penyimpanan tambahan yang
diperkirakan) bila sejumlah n unit tambahan disimpan. E (MSC) adalah expected marginal
shortage cost (biaya tambahan karena kehabisan bahan yang diperkirakan) bila sejumlah n
unit diminta tetapi tidak tersedia dalam persediaan. Karena persediaan pengaman, disimpan
sepanjang tahun, probabilitas penyimpanan unit terakhir dianggap = 1. Jadi, E (MHC) = 1 1
(MHC) = H. Kehabisan persediaan akan terjadi bila permintaan selama lead time ( d L) lebih
besar dari titik pemesanan kembali R. Sehingga, E (MSC) penyimpanan R unit pada waktu
pemesanan kembali adalah sama dengan P (d L > R) (MSC).

MODEL – MODEL PERSEDIAAN LAINNYA DALAM PRAKTEK

Model model yang telah dibahas didepan hanya beberapa dari banyak metode teoritik dan
praktik. Berikut ini akan dibahas beberapa aspek praktek persediaan yang berbeda, yaitu (1)
model model fixed-order-period , (2) Sistem sitem perencanaan kebutuhan bahan ( materials
requirements planning), dan pengawasan persediaan ABC.

Model Periode-Pesanan-Tetap

Model EOQ dasar yang dipelajari di muka sering disebut model fixed – order – guantity.
Kuantitas yang dipesan Q adalah sama setiap waktu persediaan mencapai titik pemesanan
kembali (R). Di lain pihak, model fixed-order-period adalah suatu model dimana pesanan
dilakukan setiap periode : Kuantitas order mungkin bervariasi, tetapi setiap periode(misal, 2
minggu atau bulan) tingkat persediaan ditinjau kembali dan pesanan dilakukan untuk mengisi
persediaan sebesar optimal Q. Model ini penting karena banyak perusahaan membeli
komponen – komponen dengan bisnis periodik.

Analisis Persediaan ABC

Banyak organisasi besar harus menyimpan dan memelihara lebih dari 25.000 macam
barang yang berbeda beda. Barang barang tersebut mungkin produk akhir, komponen
komponen, barang barang lainnya. Investasi dalam barang barang ini adalah sangat besar.
Salah satu maksud manajemen persediaan adalah mengendalikan persediaan pada harga
terendah. Berbagai barang, seperti jepitan kertas dan lem, tidak perlu dimonitor sangat ketat,
karena ini merupakan pemborosan, dengan biaya pengawasan lebih besar dibanding nilai
barang itu sendiri. Dalam praktek sebaliknya sistem persediaan akan menghadapi sejumlah
kecil barang tetapi mempunyai nilai investasi rupiah dalam persediaan yang tinggi. Melalui
identifikasi persediaan barang barang secara individual, manajemen dapat lebih efektif
mengalokasikan sumber daya sumber dayanya untuk mengedalikan barang yang relatif
sedikit dengan nilai tertinggi yang memerlukan perhatian lebih besar.

Perencanaan Kebutuhan Bahan

Model model persediaan yang dibahas didepan biasa disebut metoda – metoda
pengedalian persediaan statistikal . Model – model tersebut merupakan teknik – teknik
sangat penting bila asumsi asumsinya dipenuhi. Tetapi dalam praktek, asumsi – asumsi
penting yang mendasarinya sering tidak realistik bagi komponen komponen yang merupakan
bagian dari suatu barang hasil perakitan. Bila perusahaan merakit produk yang realtif
kompleks, pengedalian persediaan komponen - komponen itu harus melalui penggunaan
sistem yang disebut perencanaan kebutuhan bahan atau material reguirement planning
(MRP). Sistem MRP memainkan peranan penting dalam menjawab pertanyaan pertanyaan
tentang bahan bahan dan komponen apa yang harus dibuat ataudibeli, berapa jumlah yang
dibutuhkan, dan kapan dibutuhkan.

Masalah Penentuan Nilai Persediaan Bahan

Bila bahan bahan dibuat menjadi berbagai produk, nilai uangnya dikurangi dari rekening
bahan mentah dan ditambahkan ke rekening yang menunjukkan barang dalam proses.
Kemudian investasi bahan diambil dari rekening barang dalam proses dan ditambahkan ke
rekening produk jadi. Ini tampaknya sederhana, tetapi ada suatu masalah bagaimana
menentukan nilai bahan yang diambil dari persediaan.

Anda mungkin juga menyukai