Anda di halaman 1dari 16

Assalamualaikum Wr.

Wb
Nama : Lia Evi Febriana
Nim : C1B020020
Kelas : R-003 Managemen
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen Pengampu:Dr. H. Tona Aurora Lubis, S.E., M.M.

“Manajemen Persediaan”
A. Pengertian Manajemen Persediaan

Manajemen Persediaan yaitu bagian utama dari


modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap
saat mengalami perubahan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
persediaan adalah suatu aktiva yang harus tersedia
dalam perusahaan pada saat diperlukan untuk
menjamin kelancaran dalam menjalankan
perusahaan.
Istilah persediaan memberikan pengertian yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya maksud dan tujuannya adalah sama. Berikut
pendapat para ahli mengenai manajemen persediaan:

• Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen


“istilah persediaan (inventories) merupakan barang dagangan
yang disimpan untuk dijual dalam operasi perusahaan dan
merupakan barang yang terdapat dalam proses produksi atau yang
disimpan untuk tujuan itu”.

• Prawirosentono
Persediaan adalah aktiva lancar
yang terdapat dalam perusahaan dalam
bentuk persediaan bahan mentah
(bahan baku / raw material, bahan
setengah jadi / work in process dan
barang jadi / finished goods).
B. Jenis-jenis Persediaan

1. Jenis Persediaan Menurut Fungsinya


 Bacth Stock/Lot Size Inventory
 Fluctuation Stock
 Anticipation Stock
 Anticipation Stock

2. Jenis Persediaan Menurut Cara Pengolahannya Dan Posisi Barang


 Persediaan bahan baku
 Persediaan bagian produksi
 Persediaan bahan pembantu
 Persediaan barang setengah jadi
 Persediaan Hubungan antara Produksi dan Penjualan Produk.
C. Alasan Memiliki Persediaan

Secara umum alasan untuk memiliki persediaan disebuah perusahaan adalah


sebagai berikut :
 Untuk menyeimbangkan biaya pemesanan atau persiapan dan biaya
penyimpanan.
 Untuk memenuhi permintaan pelanggan, misalnya menepati tanggal
pengiriman.
 Untuk menghindari penutupan fasilitas manufaktur akibat :
 Kerusakan mesin
 Kerusakan komponen
 Tidak tersedianya komponen
 Pengiriman komponen yang terlambat
 Untuk menyanggah proses produksi yang tidak dapat diandalkan.
 Untuk memanfaatkan diskon
 Untuk menghadapi kenaikan harga di masa yang akan datang
 
D. Fungsi dan Manfaat Manajemen Persediaan
 
Menurut Handoko Manajemen Persediaan memiliki
banyak sekali fungsi dan manfaat dalam sebuah
perusahaan. Beberapa fungsi dari manajemen
persediaan dapat mempengaruhi kestabilan,
kelancaran, keuntungan sebuah perusahaan.
Fungsi-fungsi terrsebut antara lain yaitu:
a. Fungsi Decoupling
Persediaan decoupling ini memungkinkan
perusahaan dapat memenuhi permintan langganan
tanpa tergantung pada supplier. Untuk dapat
memenuhi fungsi ini dilakukan cara-cara sebagai
berikut:

 Persediaan bahan mentah disiapkan dengan


tujuan agar perusahaan tidak sepenuhnya
tergantung penyediaannya pada suplier dalam
hal kuantitas dan pengiriman.
 Persediaan barang dalam proses ditujukan agar
tiap bagian yang terlibat dapat lebih leluasa
dalam berbuat.
 Persediaan barang jadi disiapkan pula dengan
tujuan untuk memenuhi permintaan yang
bersifat tidak pasti dari langganan.
b. Fungsi Economic Lot Sizing
c. Fungsi Antisipasi
Tujuan dari fungsi ini adalah
pengumpulan persediaan agar sering menghadapi ketidakpastian
jangka waktu pengiriman dan
perusahaan dapat berproduksi
permintaan akan barang barang
serta menggunakan seluruh
sumber daya yang ada dalam selama periode pemesanan kembali
jumlah yang cukup dengan tujuan sehingga memerlukan kuantitas
agar dapat menguranginya biaya persediaan ekstra. Persediaan
perunit produk. antisipasi ini penting agar proses
produksi tidak terganggu.
Sehubungan dengan hal tersebut
perusahaan sebaiknya mengadakan
seaseonal inventory (persediaan
musiman).
E. Prinsip Pengendalian Manajemen Persediaan

Menurut Matz, sistem dan teknik pengendaliaan


persediaan harus didasarkan pada prinsip-
prinsip berikut:
a. Persediaan diciptakan dari pembelian bahan
dan suku cadang, tambahan biaya pekerja dan
overhead untuk mengelola bahan menjadi
barang jadi.
b. Persediaan berkurang melalui penjualan dan
perusakan.
c. Perkiraan yang tepat atas jadwal penjualan
dan produksi merupakan hal yang esensial bagi
pembelian, penanganan, dan investasi bahan
yang efisien.
d. Kebijakan manajemen
e. Pemesanan bahan merupakan tanggapan
terhadap perkiraan dan penyusunan rencana
pengendalian produksi.
f. Pencatatan persediaan saja tidak akan mencapai
pengendalian atas persediaan.
g. Pengendalian bersifat komparatif dan relatif,
tidak mutlak.
F. Pertimbangan Manajemen Persediaan.

Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai bahan


pertimbangan dalam manajemen persediaan. Baik
itu dari segi biaya, waktu, proses pemesanan, dan
juga dari jenis bahan persediaan yang dibutuhkan.
Seorang manajer akan menganalisis itu semua
dengan pertimbangan yang sudah mereka
tetapkan.
1. Struktur Biaya Persediaan

Struktur biaya persediaan dapat kita kelompokkan


sesuai dengan model pemesannanya, seperti:
 Biaya per unit
 Biaya penyiapan pemesanan
 Biaya pengelolaan persediaan
 Biaya resiko kerusakan dan kehilangan
 Biaya akibat kehabisan persediaan
 
 
Faktor yang mempengaruhi investasi dalam
persediaan.

o Tingkat Penjualan
o Sifak Teknis dan Sifat Produksi
o Lamanya Proses Produksi
o Daya Tahan Bahan Baku dan Produk Akhir
o Lama Pembelian dan pengiriman
 
G. Metode Perhitungan Manajemen Persediaan

Manajemen persediaan dalam perusahaan industri manufaktur dapat


dikategorikan menjadi dua, yaitu model Economic Order Quantity atau
EOQ dan Tepat Waktu atau Just in Time (JIT). Penggunaan model
tersebut tergantung pada kebijakan manajemen terhadap pemasok.
Jika pemasok diperlukan sebagai pesaing, yaitu mencari pemasok yang
paling murah dapat menyediakan bahan baku, maka model EOQ lazim
digunakan. Tetapi jika pemasok diperlakukan sebagai partner bisnis
yang setia dan dinyatakan satu kesatuan dalam proses produksi, maka
model JIT lazim digunakan.
H. Pengawasan Persediaan

Hakikat dari pengawasan persediaan barang adalah


mulai bahan baku dipesan sampai produk jadi
digunakan oleh konsumen, yang terdiri dari
pengawasan fisik, nilai, dan biaya. Pengawasan
barang meliputi pengawasan bahan baku, bahan
pembantu, barang dalam proses, dan pengawasan
barang jadi. Pengawasan bahan baku dan bahan
pembantu dimulai dari bahan dipesan sampai
dengan permintaan pemakaian bahan dalam proses
produksi; pengawasan itu meliputi fisik (jumlah
unit, kerusakan, keuangan, kehilangan, dan tingkat
perputaran), biayanya, dan nilainya dala bentuk
satuan uang.
Thank You

Walaikumsalam Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai