Anda di halaman 1dari 3

Inisiasi 5 MANAJEMEN KEUANGAN

BISNIS (ADBI4333)
Pengertian Manajemen Persediaan
Pengendalian persediaan atau Inventory Control merupakan salah satu fungsi yang
sangat penting dalam manajemen, khususnya pada manajemen produksi dan operasi.
Persediaan yang berlebihan akan menyebabkan pengeluaran biaya yang tinggi seperti
biaya beban bunga pinjaman, biaya penyimpanan, risiko kerusakan pada persediaan.
Sedangkan persediaan yang tidak cukup akan menyebabkan terhambatnya kelancaran
produksi sehingga memiliki risiko hilangnya penjualan dan ketidakpuasan pelanggan
akibat produk yang diinginkannya tidak dapat diterima pada waktu yang tepat.
Manajemen Persediaan yang baik adalah Manajemen persediaan yang dapat menjaga
keseimbangan antara investasi persediaan dengan tingkat pelayanan kepada
konsumen.

Sedangkan tujuannya adalah untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi


konsumen, memperlancar proses produksi, mengantisipasi kekurangan persediaan
(stock out), dan dalam rangka menghadapi fluktuasi harga. Beberapa pendekatan yang
digunakan adalah economic order quantity, periodic review, dan material requirement
planning. Beberapa pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Economic Order Quantity (EOQ)


Yang dimaksud dengan economic order quantity adalah jumlah pemesanan yang paling
ekonomis, yaitu jumlah pembelian barang yang dapat meminimumkan jumlah biaya
pemeliharaan barang di gudang dan biaya pemesanan setiap tahun. Model EOQ ini
sangat mudah dan sederhana, namun ada beberapa asumsi yang harus diperhatikan,
yaitu:

a. Jumlah kebutuhan barang per periode stabil


b. Hanya ada dua macam biaya yang relevan, yaitu biaya pemesanan dan biaya
pemeliharaan
c. Biaya pemesanan selalu sama
d. Biaya pemeliharaan per unit selalu sama
e. Usia barang relatif lama, tidak cepat rusak
f. Harga barang tetap
g. Barang tersedia tak terbatas.

Dalam EOQ ditentukan titik pemesanan kembali (reorder point = ROP), yaitu jumlah
persediaan tetap setiap kali pemesanan. ROP dilakukan bila persediaan cukup untuk
memenuhi kebutuhan produksi selama tenggang waktu (lead time = LT) pemesanan.
ROP menghendaki pengecekan fisik/kartu catatan secara teratur. Apabila digambarkan
nampak seperti berikut:
Kedua biaya tersebut apabila digambarkan kedalam grafik akan nampak sebagai
berikut:

Contoh 1.
Pada sebuah perusahaan, diketahui rata-rata penjualan 1.000 unit per bulan, biaya
setiap kali pesan adalah Rp 600.000,00 biaya simpan sebesar Rp 10.000,00 per unit,
dengan kebijakan pemesanan 2.000 unit setiap kali pesan. Berapakah jumlah pesanan
ekonomisnya?

2. Metode periodic review, dalam pendekatan ini dilakukan pemesanan dengan interval
waktu sama.

3. Material Requirement Planning (MRP)


Dalam MRP, pembelian barang yang dibutuhkan direncanakan untuk membuat produk
yang terdiri dari beberapa komponen, atau dikenal dengan system assembling.
Tujuannya adalah untuk menjamin tersedianya material, item, komponen dalam
produksi, serta produk jadi. Tujuan kedua adalah untuk menjaga tingkat persediaan
seminim mungkin, serta untuk merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan, dan
pembelian material.

Keuntungan yang diperoleh apabila kita menerapkan MRP adalah:

Mengurangi kesalahan dalam memperkirakan kebutuhan barang, sebagai dasar


perencanaan jumlah produksi.
Memberi informasi perencanaan kapasitas pabrik
Melakukan perbaikan secara terus-menerus terhadap jumlah persediaan dan
pemesanan material.

Ciri-ciri MRP adalah dapat memenuhi permintaan bergelombang, pengadaan material


tepat waktu dan jumlah, tepat bahan, dan tepat harga. Arus informasi dalam MRP
adalah sebagai berikut:

Master Production Schedulling, yaitu ringkasan skedul produksi produk jadi untuk
periode yang akan datang berdasar pesanan atau permintaan secara pasti

Bill of Materials, daftar harga barang yang diperlukan untuk membuat suatu produk

Struktur Produk, hubungan beberapa komponen dari beberapa pekerjaan sampai


produk jadi.

Data inventory, terdiri dari kebutuhan kotor (gross requirement), skedul penerimaan
(schedule receipt), persediaan di tangan (projected on hand inventory), rencana
penerimaan persediaan (planned receipt), dan rencana pemesanan (planned order
release).

Anda mungkin juga menyukai