Anda di halaman 1dari 25

AKUNTANSI

MANAJEMEN

MANAJEMEN SEDIAAN
KELOMPOK 11
NAMA KELOMPOK :
1. ANINDIA NURCAHYA (181100030)
2. RUSPY NURULLITA DANIAWATI (181100442)
1. Pengertian Manajemen Sediaan

Manajemen sediaan adalah bahan atau


barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya
untuk dijual kembali. Manajemen sediaan
juga dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
dapat menjaga jumlah optimim barang-
barang yang dimiliki.
Ada dua kondisi ekstrim yang dapat
terjadi pada masalah persediaan yaitu:

1. Over Stocking, dan


2. Under stocking
2. Jenis-Jenis Manajemen sediaan

Sediaan Bahan Baku


Sediaan Barang Dalam Proses
Sediaan produk jadi
Sediaan bahan penolong
Dan lain-lain sediaan, misalnya supplier
kantor, alat-alat pembungkus sperti
halnya pada perusahaan dagang.
3. Faktor Yang Mempengaruhi
Manajemen Sediaan

1. Jumlah dana yang tersedia


2. Lead time, yaitu waktu tunggu barang
yang dipesan sampai barang diterima.
3. Frekuensi penggunaan, merupakan
semakin sering digunakan akan semakin
kecil sediaan yang tersedia.
4. Daya tahan sediaan
4. Pendekatan Manajemen Sediaan

1.Metode Economic Order Quantity

Metode ini biasa disebut dengan metode kuantitas pesanan ekonomi. Metode yang
dijalankan adalah dengan cara membeli persediaan sesuai dengan pesanan yang diterima.

MENGHITUNG EOQ

Metode EOQ adalah


R = Jumlah barang yang dibutuhkan. Biasanya jumlahnya dapat dilihat dari kebutuhan
barabf ditahun sebelumnya.
S = biaya pemesanan.
P = harga beli perunit.
I = biaya penyimpanan pada setiap unit, dibentuk dalan persen
Misalnya PT. ABC memprediksi penjualan mereka akan
sama seperti tahun sebelumnya. Di tahun sebelumnya PT.
ABC memerlukan 240.000 unit bahan baku dalam proses
produksinya. Harga bahan baku per unit untuk tahun ini
adalah Rp 2000. Untuk sekali pengiriman PT. ABC
memerlukan biaya sebesar RP 150.000 (kurir, asuransi,
dokumen, dll). Perhitungan biya penyimpanan PT. ABC
sebesar 25% untuk setiap barang yang disimpan. Lalu,
berapa EOQ yang dimilki peusahaan itu?
Penyelesaian:
Jumlah barang (R) = 240.000 unit
Harga per unit (P) = Rp 2000
Biaya pemesanan (S) = Rp 150.000
Biaya penyimpanan (I) = 25% untuk setiap barang yang disimpan
EOQ =

= 12.000 unit.

12.000 unit itu adalah jumlah yang dibutuhkan oleh PT. ABC
dalam setiap ordernya. Untuk mengetahui berapa kali order yang
dibutuhkan PT. ABC dalam satu tahun tinggal bagi jumlah barang
yang dibutuhkan dengan jumlah unit per order.
Jumlah barang (R) : EOQ = jumlah order yang dibutuhkan.
24.000 : 12.000 = 20.
Jadi PT ABC harus melakukan 20 kali order untuk memenuhi
kebutuhannya.
2. Metode MRP (Material Requirement
Planning)

Material Requirement Planning


merupakan metode persediaan yang
menjamin bahwa bahan persediaan selalu
ada di gudang namun berjumlah sedikit.
Ada beberapa keunggulan dari metode MRP ini
yaitu:

1. Memberi informasi mengenai kapasitas pabrik


2. Meminimalisir kesalahan dalam
memperkirakan kebutuhan dan sekaligus
menjadi acuan perencanaan jumlah produksi
3. Memperbaiki dan mengupdate jumlah
pemesanan dan persediaan barang, dan lain
sebagainya.
3. Metode JIT (Just In Time)

Metode Just In Time membuat


perusahaan memiliki nol persediaan alias
tidak sama sekali ada persediaan. Just In
Time adalah suatu konsep pengaturan
penyediaan bahan baku atau barang agar
lebih efesien dan efektif.
Elemen penting Just In Time yaitu:

1. Perbaikan layout produksi


2. Pengurangan waktu set up
3. Berusaha zero defect
4. Pengembangan fleksibilitas karyawan
Manfaat penerapan Just In Time yaitu:

1. Kebutuhan modal kerja dapat dikurangi


2. Berkurangnya kebutuhan ruangan
3. Berkurangnya waktu proses produksi
4. Berkurangnya tingkat produk cacat
5. Meningkatnya kepuasan pelanggan
6. Meningkatnya keuntungan perusahaan
Untuk menjamin agar penerapan Just In
Time (JIT) dapat berhasil dengan baik maka
perusahaan perlu melakukan :

1. kontrak jangka panjang dan menjaga


hubungan  baik dengan supplier.
2. Pertukaran data elektronik EDI
memungkinkan para supplier untuk
mengakses basis data pembelinya secara
online.
4. Metode Analisa ABC
Metode ABC melibatkan penggolongan
persediaan berdasarkan total persediaan
sesuai masing-masing kelas.

5. Metode periodic review


Metode ini membuat perusahaan
melakukan pemesanan persediaan dalam
jarak waktu yang berdekatan
5. Biaya-Biaya Dalam Manajemen
Sediaan

Biaya Pemesanan
 Biaya Penyimpanan
 Biaya Kekurangan Sediaan
 Biaya yang berhubungan dengan kapasitas
6. Membandingkan Sistem Sediaan Tradisional
Dengan Sistem JIT (Just In Time) dan Theory Of
Constraint (TOC)

Sistem sediaan tradisional merupakan


System manajemen sediaan dengan
pendekatan tradisional menganggap bahwa
ketidakpastian permintaan konsumen
mengakibatkan ketidakpastian produksi dan
pembelian sehingga  perusahaan harus memiliki
persediaan.
Ada beberapa alasan yang mendorong kenapa dalam
pendekatan tradisional perlu diadakan persediaan seperti
itu :
1. Untuk menyeimbangkan biaya penyimpanan dan
pemesanan
2. Untuk memuaskan permintaan pelanggan
3. Untuk berjaga jaga jika terjadi kenaikan harga
4. Untuk menjaga kelancaran proses produksi
5. Untuk menghindari penutupan fasilitas akibat krusakan
mesin, kerusakan kompnen, tidak tersedianya
komponen, dan pengiriman komponen yang terlambat.
6. Untuk memanfaatkan diskon
Sistem persediaan Just-In-Time bertujuan
meminimalkan tingkat persediaan, kalau bisa
tingkat persediaan ditekan menjadi nol.
Sistem semacam ini, suplier akan ditekan
sedemikian rupa sehingga bisa mendatangkan
barang hanya beberapa jam sebelum
dibutuhkan. Pada giliran selanjutnya, supplier
akan ditekan lebih lanjut agar bisa
menyediakan barang dengan cepat.
Perusahaan yang menerapkan Just In Time (JIT) akan
mendapatkan keuntungan antara lain :

1. Modal kerja dapat ditunjang dengan adanya persediaan


karena pengurangan-pengurangan biaya persediaan,
2. Lokasi yang tadinya untuk menyimpan persediaan dapat
digunakan untuk aktivitas lain sehingga produktivitas
meningkat.ik,
3. Waktu untuk melakukan aktivitas produksi berkurang,
sehingga dapat menghasilkan jumlah proudk lebih banyak
dan lebih cepat merespon konsumen.dan
4. Tingkat produk cacat berkurang, menakibatkan
penghematan dan kepuasan konsumen meningkat.
Membandingkan antara sistem sediaan tradisional, Just In Time
dan Theory of Constraint yaitu:
1. sistem sediaan tradisional
a. Sistem tarik
b. Persediaan tidak signifikan
c. Pemasok kecil
d. Kontrak pemasok jangka panjang
e. Struktur selular
f. Tenaga kerja berkeahlian ganda
g. Pelayanan terdesentralisasi
h. Keterlibatan karyawan tinggi
i. Gaya manajemen memfasilitasi
j. Pengendalian kualitas total
k. Dominasi penelusuran langsung
2. Sistem Just In Time
a. Sistem dorong
b. Persediaan signifikan
c. Pemasok besar
d. Kontrak pemasok jangka pendek
e. Struktur departemental
f. Tenaga kerja terspesialisasi
g. Pelayanan tersentralisasi
h. Keterlibatan karyawan rendah
i. Gaya manajemen mengawasi
j. Tingkat kualitas yang dapat diterima
k. Dominasi penelusuran penggerak
3. Theory of Constraint
a. Menurunkan persediaan untuk produk
lebih baik
b. Harga yang lebih rendah dengan
menurunkan biaya operasi
c. Daya tanggap lebih kompetitif
d. Evaluasi ulang terhadap prosesnya
e. Meningkatkan profit dengan
meningkatkan throughput
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai