Anda di halaman 1dari 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perancangan produk adalah suatu proses yang selalu terkait dengan aktivitas

produk, mulai dari konsep hingga produk yang sudah siap diproduksi. Produk sendiri

dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

diperhatikan, di miliki, digunakan, atau dikonsumsi dan juga dapat memuaskan

keinginan dan kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat,

organisasi dan gagasan. Perancangan produk adalah kegiatan awal dari suatu

rangkaian kegiatan dalam proses pembuatan produk. Dalam tahap perancangan dibuat

keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan lain yang

menyusul. Dalam hal ini perancangan produk sangat penting untuk dapat bersaing

serta meningkatkan suksesnya ekonomi sebuah perusahaan. Selain melakukan

perancangan produk, kita juga dapat melakukan pengembangan produk.

Pengembangan produk adalah mengembangkan konsep produk menjadi produk nyata

untuk dapat memastikan bahwa ide produk dapat diubah menjadi produk yang bisa

dikerjakan. Produk adalah sebuah benda teknik yang keberadaannya di dunia

merupakan hasil karya keteknikan atau hasil perancangan, pembuatan dan kegiatan

teknik lainnya yang terkait. Untuk itu agar perusahaan tetap bisa bersaing dengan

perusahaan lain produk yang dihasilkan harus mempunyai perbedaan atau inovasi

terbaru yang berbeda dengan perusahaan lain.


Metode adalah suatu bentuk prosedur tertentu yang harus dilakukan untuk

mencapai atau mendekati suatu tujuan rencana secara sistematis dan teratur. Salah

satu metode yang dapat digunakan adalah metode Quality Function Deployment

(QFD). Metode QFD pertama kali ditemukan oleh Yoji Akao di Jepang pada 1966.

Quality Function Deployment (QFD) adalah metode perencanaan dan pengembangan

produk secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan mengindentifikasi

secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan atau konsumen. Metode ini berfokus

pada kepuasan dari konsumen yang dimana untuk mengetahui kepuasan konsumen

dapat dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Hasil dari kuesioner tersebut

akan diolah menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD).

Pada praktikum kali ini, praktikan membuat produk Advance dari meja dengan

menggunakan alat bahan yaitu kayu, triplek, paku, pilox atau cat dan bahan yang

lainnya. Produk yang dibuat adalah meja yang diberi nama MANGAN (Meja Khas

Lamongan) dengan ditambahkan inovasi 4 saku di bagian salah satu sisi meja dan

terdapat tempat minum di salah satu sisi lainnya. Keunggulan dari produk meja ini

adalah ergonomis saat digunakan, adanya 4 saku di salah satu sisinya memudahkan

untuk meletakkan barang barang dan juga terdapat tempat minum yang

mempermudah peletakan minum tanpa mengganggu ketika menggunakan meja dan

agar meja tetap luas ketika digunakan.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan pada subbab

sebelumnya, dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara menerapkan metode Quality Function Deployment (HOQ)

agar dapat mengetahui kelayakan produk MANGAN ?

2. Bagaimana cara mengetahui suatu atribut dapat dikatakan sudah memenuhi

permintaan konsumen ?

3. Bagaimana mengelompokkan ke dalam hirarki primer dan menentukan tingkan

kepentingan relatif suatu produk?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan praktikum modul I

Perancangan Produk, yaitu :

1. Agar dapat memahami metode Quantity Function Deployment (QFD) yang

digunakan pada produk MANGAN.

2. Agar dapat mengaplikasikan rancangan dan pengembangan produk sesuai

keinginan konsumen pada produk MANGAN.

3. Agar dapat memahami fase atau tahapan dalam merancang produk.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah untuk modul I Perancangan Produk ini adalah:

1. Data yang diolah berdasarkan 100 responden yang telah mengisi kuesioner oleh

peneliti.
2. Metode penelitian yang digunakan hanya metode Quantity Function Deployment

(QFD).

3. Produk yang dinilai oleh responden hanya terbatas pada meja dengan inovasi

saku di salah satu sisi dan juga tempat minum di sisi lainnya.

1.5 Asumsi-Asumsi

Adapun asumsi masalah untuk modul I Perancangan Produk ini adalah:

1. Asumsi bahwa responden mengisi kuesioner dengan sebenar-benarnya sesuai

dengan visualiasi yang telah diberikan.

2. Asumsi bahwa hasil pengolahan data House of Quality (HOQ) telah sesuai

dengan perhitungan hasil kuesioner.

3. Asumsi bahwa produk MANGAN telah sesuai dengan permintaan konsumen.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan untuk modul I Perancangan Produk ini adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dari

praktikum, batasan masalah dan asumsi-asumsi yang digunakan serta

sistematika penulisannya.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang teori-teori yang dapat digunakan untuk melakukan

pembahasan lebih lanjut terhadap masalah yang diangkat dengan


mengambil beberapa literatur yang ada. Pada bab ini membahas tentang

pengertian produk, perancangan produk, pengembangan produk, desain

kuesioner, dan Quality Function Deployment (QFD).

BAB III PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisikan tentang pengumpulan data praktikum antara lain langkah-

langkah pemecahan masalah, identifikasi variabel, dan format kuesioner.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang pengolahan data yang sudah didapatkan dari bab

sebelumnya yang antara lain hasil kuesioner, refleksi hasil kuesioner,

menginterpretasikan data, mengelompokkan hirarki dan menentukan

tingkat kepentingan relative, evaluasi produk advance dengan produk

basic, menetapkan proyek modifikasi rancangan, parameter teknis dan

menghubungkan antar parameter, dan perancangan House of Quality

(HOQ).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran saran

yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Produk

“MANGAN” merupakan meja inovasi khas Lamongan dengan bentuk

persegi dengan ukuran meja yaitu sebesar 50 cm x 50c m x 38,5 cm. Meja Khas

Lamongan “MANGAN” ini dibentuk menggunakan material dari kayu yang

membuat meja ini kokoh dan tahan lama. Meja ini cocok untuk digunakan sehari-

hari karena ukurannya yang ergonomis. Meja ini juga dilengkapi dengan

memiliki inovasi 4 saku yang terbuat dari kain di satu sisi meja untuk meletakkan

barang dan di sisi lainnya terdapat tempat minum yang mempermudah peletakan

agar meja tetap luas ketika digunakan. Meja ini dirancang begitu kokoh, sehingga

sangat cocok untuk digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

2.2 Perancangan Produk

Perancangan atau merancang merupakan suatu usaha untuk menyusun,

mendapatkan, dan menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Merancang dapat yang benar-benar produk baru atau pengembangan dari produk yang

sudah ada, sehingga mendapatkan peningkatan kinerja dari produk tersebut (Jakaria &

Sukmono, 2017). Perancangan produk merupakan tahapan dalam proses menciptakan

sebuah produk berdasarkan model bentuk, ukuran, dan warna tertentu. Produk yang

diciptakan memiliki nilai jual dan kegunaan untuk konsumen pada pasar penjualan

yang di targetkan. Seiring perjalanan waktu konsumen dapat saja berpindah atau
mengonsumsi produk lain maka dari itu perusahaan harus dapat mempertahankan

konsumen dalam persaingan pasar. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya dengan

memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta peningkatan kualitas pada produk

yang dihasilkan (Saeful Nurochim et al., 2021).

2.2.1 Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan dalam

perusahaan, kualitas merupakan salah satu kebijakan penting dalam meningkatkan

daya saing produk yang utama memberi kepuasan kepada konsumen yang melebihi

atau paling tidak sama dengan kualitas produk dari pesaing. Sebelum mengetahui

pengertian kualitas produk kita harus mengetahui pengertian produk terlebih dahulu

(Santoso, 2019). Kualitas produk merupakan salah satu faktor penentu kepuasan

konsumen karena kualitas produk yang baik akan menciptakan, mempertahankan dan

menjadikan konsumen loyal. Kualitas Produk merupakan kemampuan sebuah produk

dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas,

ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

Ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan Konsumen.

Konsep kualitas produk telah menjadi faktor yang sangat dominan terhadap

keberhasilan organisasi, baik organisasi profit maupun non profit, karena apabila

konsumen merasa bahwa kualitas produk yang diterimanya baik atau sesuai harapan,

maka akan merasa puas, percaya dan mempunyai komitmen menjadi konsumen yang

loyal. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan

yang kuat dengan perusahaan. Kualitas produk merupakan kemampuan dari suatu

produk dalammenjalankan fungsinya. Kualitas produk mempunyai hubungan yang


sangat eratdengan kepuasan pelanggan karena kualitas produk dapat dinilai dari

kemampuanproduk tersebut untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Semakin tinggi

tingkatkualitas produk dalam memuaskan pelanggan, maka akan menyebabkan

kepuasan pelanggan yang tinggi pula (Sudaryanto & Astuti, 2017).

2.2.2 Desain Produk

Perusahaan diharapkan mampu menciptakan produk yang sesuai dengan harapan

pasar. Oleh karena itu, salah satu atribut produk yang memiliki peranan besar dalam

meningkatkan persepsi konsumen adalah desain. Desain produk dalam kegiatan

pemasaran menjadi penting bagi suatu perusahaan dalam rangka menarik minat

konsumen, dengan tujuan membuat konsumen untuk melakukan pembelian produk.

Karena desain dapat memberikan bentuk dan fungsi pada produk yang dapat menjadi

ciri khas pada produk suatu merek.

Desain produk dapat dikatakan baik atau layak diperjual belikan dapat dinilai

dari segi tampilannya yang menarik. Selain tampilan setiap fitur dari produk tersebut

harus dapat berjalan dengan baik dan normal. Fungsi dari produk tersebut juga harus

sesuai digunakan sesuai dengan kegunaan dariproduk tersebut. Dan dari segi ketahanan

produk tersebut harus memiliki kualitas yang baik dari segi pengerjaan. Kemasan juga

menjadi faktor pendukung lainnya produk dapat dikatakan baik.

Keputusan pembelian konsumen pada dasarnya dimulai ketika konsumen

membutuhkan suatu produk, dan hal pertama yang akan dilihat adalah model atau

desain dari produk tersebut, lalu konsumen menggali informasinya, mencari referensi

produk merek lain dan mempertimbangkan produk mana yang dapat memuaskan

harapan konsumen (Kusumaningrat, 2020).


2.3 Pengembangan Produk

Dalam perencanaan dan Perancangan produk pada prinsifnya di bedakan menjadi

2 (dua) barang dan jasa. Produk barang yang dihasilkan adalah dari proses manufaktur.

Produk manufaktur yang dihasilkan dapat berupa produk jadi, setengah jadi,

komponen, asembling, subasembling atau bahan baku produk. Fungsi-fungsi yang

mendukung langsung pengembangan produk yaitu pemasaran, designer (merancang),

manufaktur, distribusi. Proses pengembangan produk adalah gabungan berbagai

disiplin ilmu. Para ahli di bidang marketing, design, dan produksi bergabung menjadi

satu tim yang utuh mengisi satu sama lain untuk menghasilkan rancangan produk yang

sesuai kebutuhan konsumen. Dalam mengembangkan suatu produk juga perlu

melewati berbagai tantangan pengembangan produk, diantaranya adalah :

a. Trade off

Kondisi dimana kondisi di lapangan tidak sesuai dengan kondisi yang sudah

direncanakan. Misalnya pesawat terbang harus dibuat dengan material ringan,

tetapi biaya mahal.

b. Dinamika

Dalam mengembangkan suatu produk harus siap dengan dinamika yang ada

diluar sana. Misalnya teknologi berkembang dengan cepat, selera konsumen

berubah, kompetitor dengan produk baru, bahan baku harus diimpor, ekonomi

makro berubah, kebijakan pemerintah berubah, dan dinamika-dinamika lainnya.

c. Detail

Perusahaan pengembangan produk harus memahami benar persoalan teknis

yakni pemilihan komponen secara detail yang berimplikasi kepada biaya.


d. Tekanan Waktu

Perusahaan harus segera meluncurkan dan menghasilkan produk baru karena

waktu pengembangan produk dibatasi oleh kompetitor, tren, dan kebutuhan

konsumen akan suatu produk manufaktur tertentu. Perusahaan harus cepat dan

tepat dalam menghasilkan produk manufaktur yang sesuai kebutuhan konsumen.

Sukses tidaknya produk akan dipengaruhi oleh siklus hidup produk (product life

cycle).

e. Faktor Ekonomi

Perbandingan biaya pengembangan produk dengan harga jual harus

mendapatkan keuntungan bagi perusahaan supaya dapat tumbuh berkembang

serta berkelanjutan.

(Jakaria & Sukmono, 2017)

2.4 Desain Kuisioner

Kuesioner dapat membantu pelaku riset pasar dalam mengumpulkan infomasi

dengan tingkat akurasi cukup tinggi dengan biaya terjangkau. Sehingga hal ini

membuat Kuesioner menjadi elemen yang cukup penting yang harus disusun dengan

baik dan akurat. Melalui penggunaan survei dapat dikumpulkan data kuantitatif dengan

media survei elektronik, surat elektronik, atau survei secara langsung face-to face.

Dalam melakukan riset yang efektif, berikut adalah kriteria desain yang harus

diterapkan saat membuat kuesioner :

1) Supaya Responden dapat bekerjasama dan terlibat, Kuesioner harus menarik dan

mudah dibaca. Pertanyaan dapat dibuat sesingkat mungkin.


2) Saat merancang pertanyaan, pelaku riset perlu memikirkan informasi yang ingin

didapatkan. Pertanyaan yang diberikan harus bisa menghasilkan informasi

spesifik yang ingin didapatkan. Pertanyaan tidak boleh lebih dari 20 kata, atau

dapat dipecah menjadi beberapa pertanyaan lain yang lebih singkat.

3) Setiap satu pertanyaan harus langsung dijawab oleh reponden sehingga jawaban

lebih akurat.

4) Pertanyaan harus jelas dan mudah dimengerti. Tidak boleh ada frasa ambigu,

yaitu memiliki lebih dari satu makna. Penggunaan kata yang tidak tepat dapat

menyebabkan ketidakjelasan dan jawaban yang ambigu.

5) Kalimat yang digunakan dalam survei harus mudah dipahami oleh semua

responden tanpa perlu adanya pendampingan dan pengarahan dalam pengisian

survei. Hindari istilah teknis spesifik dari suatu bidang keilmuan yang membuat

responden awam tidak memahami survei tersebut.

6) Pertanyaan yang diberikan tidak boleh bias dan memberi pengaruh terhadap

jawaban responden. 83

7) Urutan pertanyaan juga dapat memberikan pengaruh terhadap jawaban dan hasil

riset. Sehingga perlu disusun dengan baik sehingga menarik minat responden

untuk menyelesaikan semua pertanyaan. Petanyaan yang rumit dan

membosankan dapat diletakkan dibagian akhir

8) Dalam mendapatkan informasi pribadi yang dapat membuat ketidaknyamanan

responden, dapat menggunakan skala Likert.

(Irawan, 2019)
Data yang telah dikumpulkan dengan metode kuesioner online berbasis situs

web. Pada tahap ini, data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara

perlu diproses sehingga data memiliki makna untuk menjawab masalah dan berguna

untuk menguji hipotesis atau pertanyaan penelitian. Pemrosesan data kuantitatif

dilakukan melalui tahapan berikut. Bagian ini berisi pemrosesan data awal dan

pemrosesan data akhir. Pada tahap ini, data yang dikumpulkan melalui survei perlu

diproses sehingga respons yang diperoleh berkualitas tinggi, lengkap, jelas, singkat,

dan mudah dipahami. Pemrosesan data awal dilakukan melalui tahapan-tahapan

berikut. Pada tahap Editing, data yang dikumpulkan melalui kuesioner atau wawancara

perlu dibaca lagi untuk melihat apakah ada pertanyaan tentang jawaban responden.

Jadi, pengeditan bertujuan untuk meningkatkan kualitas data dan menghilangkan

keraguan data. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengedit data meliputi hal-

hal berikut.

1. Kelengkapan dan kesempurnaan data. Semua pertanyaan yang diajukan dalam

kuesioner semua harus dijawab dan tidak ada yang kosong.

2. Kejelasan penulisan. Pengumpulan data yang ditulis pada kuesioner harus dapat

dibaca.

3. Kejelasan makna jawaban. Pengumpul data harus menuliskan jawaban dalam

kalimat yang sempurna dan jelas.

4. Konsistensi data. Data harus memperhatikan konsistensi jawaban yang diberikan

oleh responden.

5. Keseragaman unit yang digunakan dalam data (keseragaman data). Ini

dimaksudkan untuk menghindari kesalahan dalam pengolahan dan analisis data.


Misalnya penggunaan kilogram dalam pengukuran berat. Jika dalam kuesioner

tertulis satuan berat lainnya, harus diseragamkan sebelum memasuki proses

analisis.

6. Jawaban yang sesuai. Jawaban yang diberikan oleh responden harus

berhubungan dengan pertanyaan dan masalah yang dipelajari.

(Ramadhan et al., 2021)

2.5 Quality Functional Defelopment (QFD)

Definisi metode Quality Function Deployment (QFD) Batan (2012) adalah

Sebagai sebuah metode yang berorientasi pada kepuasaan konsumen, metode Quality

Function Deployment (QFD) juga dikembangkan oleh para ahli perancangan. Karena

efektifitasnya hampir seluruh bidang pelayanan memanfaatkan metode ini. Kuisoner

disebarkan ke konsumen, masukan dari konsumen, masukan dari konsumen menjadi

dasar untuk perbaikan. Oleh karena itu, metode Quality Function Deployment (QFD)

dipakai secara luas dibidang pelayanan. Metode tersebut semakin aplikatif, karena

dalam jaman modern pemenuhan kepuasan konsumen menjadi tujuan utama dari

aktivitas di beberapa bidang, baik dalam pelayanan jasa dan barang, pembuatan produk

maupun pengembang produk. Secara prinsip Quality Function Deployment (QFD)

banyak0dimanfaatkan untuk mengetahui keinginan konsumen akan sesuatu yang

ditawarkan, kemudian mengolah keinginan tersebut0dalam sebuah kebutuhan, serta

memberikan cara untuk memenuhi0kebutuhan konsumen. Dalam perancangan dan

pengembangan produk menuerut para ahli dalam menulis pengertian dari metode

Quality Function Deployment (QFD) tersebut. Metode Quality Function Deployment


(QFD) adalah sebuah metode dalam pengembangan produk yang memungkinkan tim

pengembang produk untuk dapat menetapkan dengan jelas semua keinginan dalam

kebutuhan konsumen (Jakaria & Sukmono, 2017).

2.5.1 Voice of Custemer (VOC)

Voice of Customer (VOC) atau bisa disebut sebagai "Suara pelanggan"

merupakan istilah dalam perancangan produk yang digunakan untuk menggambarkan

bagaimana kebutuhan atau 109 persyaratan pelanggan baik dinyatakan secara langsung

maupun tidak dinyatakan. VOC ditangkap dalam berbagai cara, diantaranya adalah

diskusi atau wawancara langsung, survei, kelompok fokus, spesifikasi pelanggan,

observasi, data garansi, laporan lapangan, dll. Pemahaman tentang kebutuhan

pelanggan ini kemudian dirangkum dalam matriks perencanaan produk atau HOQ.

Matriks ini digunakan untuk menerjemahkan "apa" atau kebutuhan tingkat yang lebih

tinggi ke tingkat yang lebih rendah "bagaimana" - persyaratan produk atau karakteristik

teknis untuk memenuhi kebutuhan ini (Irawan, 2019).

2.5.2 House of Quality (HOQ)

Dalam menerjemahkan House Of Quality (HOQ) sebagai berikut :

1) Kotak A berisi daftar mengenai kebutuhan (Voice Of Customer)

2) Kotak B berisi matix perencanaan (Planning Matrix) yaitu berisikan informasi

mengenai data kualitatif pasar, Sehingga menunjukkan kepentingan yang relatif

dari kebutuhan konsumen.

3) Kotak C berisikan mengenai tanggapan secara teknis (Technical Respones) yaitu

berisikan mengenai hal informasi tanggapan secara teknis. Dalam melakukan


desain produk biasnya gambaran tersebut diturunkan dari Voice Of Customer

pada bagian pertama House Of Quality (HOQ).

4) Kotak D berisikan mengenai Hubungan (Relationship). Yaitu berisikan mengenai

keputusan tim kerja terhadap tingkat kekuatan hubungan masing-masing elemen

antara tanggapan teknik dengan kebutuhan konsumen.

5) Kotak E berisikan korelasi teknis (Technical Correlations) yang artinya dalam

hal ini merupakan sebuah setengah matrik persegi, terbagi sepanjang garis

diagonal dan berisikan tentang 45 derajat membentuk sebuah atap rumah dan

menafsirkan tim kerja secara objektif terhadap hubungan tiap aspek dan elemen

dari tanggapan secara teknis guna menghasilkan desain yang signifikan.

6) Bagian F berisikan mengenai Matrix Teknis (Technical Matrix), pada bagian ini

menjelaskan mengenai informasi yang dapat diperoleh yaitu tanggapan tehnical

(technical response), perbandingan mengenai produk lain (benchmarking) dan

target Tehnikal (technical target).

(Jakaria & Sukmono, 2017)


BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah

Adapun langkah – langkah dalam pemecahan masalah produk Mangan (Meja

Khas Lamongan) ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Studi Literatur Studi Lapangan

Perumusan Masalah

Tujuan Praktikum

Penetapan Batasan Masalah dan Asumsi - Asumsi

Pengumpulan Data
Kuesioner
Kuesioner

Pengolahan data :
Menggunakan Quality Function Development (QFD)

B A
B A

Tidak
Validasi
Data
Ya

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Langkah – Langkah Pemecahan Masalah

Analisa langkah-langkah masalah diatas:

1. Mulai

Mulai merupakan tahap pertama dalam perancangan produk ini.

2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan tahap pencarian referensi baik dari buku, jurnal

maupun penelitian sebelumnya.

3. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan tahap untuk mengetahui kondisi nyata objek yang

akan diteliti.
4. Perumusan Masalah

Perumusan masalahan dibuat dengan cara mengidentifikasi masalah,

menentukan penyebab permasalahan, mencari solusi dan alternatif, dan

mengimplementasikan solusi tersebut sampai masalah terselesaikan.

5. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum ini adalah agar praktikan dapat merancang sebuah produk

dengan menggunakan metode QFD, Menyusun House of Quality (HOQ), dan

dapat membuat rancangan desain dengan software autocad.

6. Penetapan Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah diberikan agar topik permasalahan dalam penelitian tidak

melebar terlalu jauh. Sedangkan asumsi diberikan sebagai prakiraan sebuah

landasan arah bagi kegiatan penelitian sebelum sesuatu yang diteliti tersebut

terbukti kebenarannya.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan mencari data di lapangan yang akan

digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian terutama dalam

menganalisis rancangan produk Mangan (Meja Khas Lamongan).

8. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah proses yang mengubah data mentah menjadi informasi

yang berguna dan mudah diterima untuk menjawab penelitian. Dalam tahap ini

dilakukan perhitungan dari hasil jawaban kuesioner yang telah dikumpulkan

menggunakan metode QFD. Setelah itu dilakukan pengkajian lebih lanjut.


9. Validasi Data

Validasi merupakan proses membangun kebenaran, akurasi, atau validitas

sesuatu. Verifikasi juga bisa diartikan sebagai perbandingan dua atau lebih item,

untuk memastikan keakuratan, kebenaran, atau kebenaran informasi.

10. Hasil dan Pembahasan

Hasil dan pembahasan adalah output penelitian dalam praktikum ini. Dalam

tahapan ini terdapat hasil dari perhitungan yang dapat menentukan apakah

penelitian ini valid atau tidak.

11. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran adalah bagian penutup dari penelitian. Kesimpulan sendiri

bertujuan untuk menyimpulkan semua isi dari penelitian ini dan menjawab

tujuan. Sedangkan saran bertujuan untuk memberikan masukan supaya penelitian

ini lebih baik kedepannya .

12. Selesai

Selesai adalah langkah terakhir dari penelitian, dimana hal ini adalah tahap

setelah tercapainya perancangan produk.

3.2 Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama

dalam penelitian dan penentuan fungsinya masing-masing. Adapun identifikasi

variabel yang terdapat pada modul Perancangan Produk adalah sebagai berikut :
3.2.1 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah suatu variabel yang dapat berubah karena pengaruh

variabel bebas. Dalam hal ini variabel terikatnya adalah metode Quality Function

Deployment (QFD), benchmarking, Project Objectivities, Interaction Matrix, dan

House of Quality (HOQ).

3.2.2 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam hal

ini variabel terikatnya adalah perancangan produk dan Voice of Customer (VOC).

3.3 Format Kuesioner

Pada praktikum ini responden berjumlah 100 orang dengan umur 19-30 tahun.

Berikut daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden:

Nama : ….

Jenis Kelamin : Pria/Wanita

Usia : ….

1. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki desain yang nyaman dilihat?

1 2 3 4 5

2. Dari desain yang kita tawarkan, apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" cocok

untuk semua kalangan ?

1 2 3 4 5

3. Apakah inovasi Meja Khas Lamongan "Mangan" bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari ?

1 2 3 4 5
4. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki inovasi yang menarik ?

1 2 3 4 5

5. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki ukuran yang sesuai untuk

khalayak umum ?

1 2 3 4 5

6. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki desain yang nyaman ketika

digunakan ?

1 2 3 4 5

7. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki bentuk yang kokoh ketika

digunakan ?

1 2 3 4 5

8. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki daya tahan yang lama ?

1 2 3 4 5

9. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki harga yang ekonomis ?

1 2 3 4 5

10. Apakah harga Meja Khas Lamongan "Mangan" sudah sesuai dengan kualitas yang

diberikan ?

1 2 3 4 5
BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Hasil Kuesioner

Jawaban dari pertanyaan kuesioner tersebut adalah:

1. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki desain yang nyaman dilihat?

a. Sangat Tidak Setuju : 0%

b. Tidak Setuju : 3%

c. Cukup Setuju : 7%

d. Setuju : 44%

e. Sangat Setuju : 46%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 46%

konsumen sangat setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki desain yang

nyaman dilihat.

2. Dari desain yang kita tawarkan, apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" cocok

untuk semua kalangan ?

a. Sangat Tidak Setuju : 0%

b. Tidak Setuju : 3%

c. Cukup Setuju : 10%

d. Setuju : 47%

e. Sangat Setuju : 40%


Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 47%

konsumen setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" cocok untuk semua

kalangan.

3. Apakah inovasi Meja Khas Lamongan "Mangan" bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari ?

a. Sangat Tidak Setuju : 0%

b. Tidak Setuju : 0%

c. Cukup Setuju : 5%

d. Setuju : 48%

e. Sangat Setuju : 47%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 48%

konsumen setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" bermanfaat dalam

kehidupan sehari-hari.

4. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki inovasi yang menarik ?

a. Sangat Tidak Setuju : 0%

b. Tidak Setuju : 3%

c. Cukup Setuju : 5%

d. Setuju : 42%

e. Sangat Setuju : 50%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 50%

konsumen sangat setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki inovasi

yang menarik.
5. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki ukuran yang sesuai untuk

khalayak umum ?

a. Sangat Tidak Setuju : 1%

b. Tidak Setuju : 4%

c. Cukup Setuju : 20%

d. Setuju : 39%

e. Sangat Setuju : 36%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 39%

konsumen setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" ukuran yang sesuai untuk

khalayak umum.

6. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki desain yang nyaman ketika

digunakan ?

a. Sangat Tidak Setuju : 0%

b. Tidak Setuju : 2%

c. Cukup Setuju : 12%

d. Setuju : 45%

e. Sangat Setuju : 41%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 45%

konsumen setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki desain yang

nyaman ketika digunakan.

7. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki bentuk yang kokoh ketika

digunakan ?

a. Sangat Tidak Setuju : 1%


b. Tidak Setuju : 1%

c. Cukup Setuju : 7%

d. Setuju : 44%

e. Sangat Setuju : 47%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 47%

konsumen sangat setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki bentuk

yang kokoh ketika digunakan.

8. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki daya tahan yang lama ?

a. Sangat Tidak Setuju : 0%

b. Tidak Setuju : 2%

c. Cukup Setuju : 13%

d. Setuju : 38%

e. Sangat Setuju : 47%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 47%

konsumen sangat setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki daya tahan

yang lama.

9. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki harga yang ekonomis ?

a. Sangat Tidak Setuju : 1%

b. Tidak Setuju : 6%

c. Cukup Setuju : 8%

d. Setuju : 32%

e. Sangat Setuju : 53%


Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 53%

konsumen sangat setuju produk Meja Khas Lamongan "Mangan" memiliki harga yang

ekonomis.

10. Apakah harga Meja Khas Lamongan "Mangan" sudah sesuai dengan kualitas

yang diberikan ?

a. Sangat Tidak Setuju : 0%

b. Tidak Setuju : 1%

c. Cukup Setuju : 8%

d. Setuju : 42%

e. Sangat Setuju : 49%

Dari pertanyaan yang telah dijawab, hasil menunjukkan bahwa sebesar 49%

konsumen sangat setuju harga produk Meja Khas Lamongan "Mangan" sudah sesuai

dengan kualitas yang diberikan.

4.2 Refleksi Kuesioner

Manfaat utama dari pengujian konsep adalah memperoleh umpan balik dari

pelanggan potensial. Pandangan kualitatif yang dikumpulkan melalui suatu diskusi

terbuka dengan responden tentang konsep-konsep yang diusulkan mungkin merupakan

hasil yang paling penting dari pengujian konsep, terutama pada awal proses

pengembangan.

Dalam merefleksikan hasil pengujian konsep, sebaiknya diajukan dua pertanyaan

kunci seperti:
1. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" merupakan produk inovasi yang

bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari ?

Jawaban : Iya, Meja Khas Lamongan "Mangan" merupakan produk dengan

inovasi bermanfaat untuk digunakan sehari-hari.

2. Apakah Meja Khas Lamongan "Mangan" merupakan produk yang sesuai dengan

keinginan konsumen dan layak diperjual belikan ?

Jawaban : Iya, dengan manfaat inovasi yang ditawarkan Meja Khas Lamongan

"Mangan" layak diperjual belikan kepada konsumen.

4.3 Menginterpretasikan Data dalam Bentuk Kebutuhann Konsumen

Tabel 4.1 Template Data Pernyataan dari Pelanggan

No Question Customer Statement Interpreted Needed

Saya tertarik pada desain Desain yang dimiliki


Yang
1 Desain produk inovasi yang akan produk sudah memenuhi
Diinginkan
dibuat keinginan dari customer
Saya tertarik pada inovasi Inovasi yang dimiliki
Yang
2 Inovasi produk inovasi yang akan produk sudah memenuhi
Diinginkan
dibuat keinginan dari customer
Saya menyukai produk
Ukuran yang dimiliki
Yang inovasi yang akan dibuat
3 Ergonomis produk sudah memenuhi
Diinginkan karena desain yang
keinginan dari customer
ergonomis
Saya menyukai produk Ketahanan dan
Yang inovasi yang akan dibuat kekokohan yang dimiliki
4 Ketahanan
Diinginkan karena produk tahan lama produk sudah memenuhi
dan kokoh keinginan dari customer
Saya menyukai produk
Harga yang dimiliki
Yang inovasi yang akan dibuat
5 Ekonomis produk sudah memenuhi
Diinginkan karena memiliki harga
keinginan dari customer
yang ekonomis
4.4 Mengelompokkan ke dalam Hirarki Primer dan Menentukan Tingkat

Kepentingan Relative

Dengan melakukan survey kepada 100 responden, berikut ini merupakan hasil

dari tabel skala linkert:

Tingkat Setuju :

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Cukup Setuju

4 = Setuju

5 = Sangat Setuju

Tabel 4.2 Hasil Pengelompokan Kedalam Hirarki Primer dalam Skala Linkert

Variabel 1 2 3 4 5 Mean % N Rank


Desain
0 6 17 91 86 4,29 19,92 200 IV
Menarik
Inovasi 0 3 10 90 97 4,41 20,48 200 I
Ergonomis 1 6 32 84 77 4,15 19,29 200 V
Ketahanan 1 3 20 82 94 4,33 20,11 200 III
Ekonomis 1 7 16 74 102 4,35 20,20 200 II
Total 21,51 100
Perhitungan :

Desain Menarik

𝛴𝑥 1(0)+2(6)+3(17)+4(91)+5(86)
a. Mean = = = 21,51
𝑁 200

𝑀𝑒𝑎𝑛 4.29
b. Mean% = 𝛴𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑥 100% = 𝑥 100% = 19,92%
21,51
4.5 Atribut Produk Berdasarkan Prioritas

Atribut produk adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi

bagian dari produk itu sendiri. Berikut merupakan atribut produk untuk inovasi meja:

Tabel 4.3 Atribut Produk

Relative Importance Index


No Atribut Produk
(Weight Factors)
1 Desain Menarik 4
2 Inovasi 5
3 Ergonomis 4
4 Ketahanan 4
5 Ekonomis 3

0 1 2 3 4 5

Tidak Penting Penting

4.6 Evaluasi Produk Advanced dengan Produk Basic (Benchmarking)

Benchmarking adalah suatu standar yang dimanfaatkan sebagai pembanding

antara satu hal dengan lainnya yang sejenis. Berikut merupakan pengukuran kinerja

produk inovasi meja terhadap produk basic :

Tabel 4.4 Evaluasi Produk

Product Atributes
Desain Menarik
Inovasi
Ergonomis
Ketahanan
Ekonomis
4.7 Menetapkan Proyek Modifikasi Rancangan (Project Objectives)

Dengan memperhatikan performa data perbandingan dan relative importance

index (weight factor) dan atribut produk, maka kita akan dapat melihat peluang

perbaikan yang bisa dilakukan dan menetapkannya sebagai tujuan yang harus dipenuhi

dalam proyek modifikasi rancangan produk (product objective).

Tabel 4.5 Project Objectives

Target Value

Weight (%)
Rel. Impc.
Imp. Rate

Weight
Product Atributes

Desain Menarik 4 1 4 4 19.14


Inovasi 5 1 5 5 23.92

Ergonomis 4 1 4 4 19.14
Ketahanan 4 1 4 4 19.14
Ekonomis 4 1.3 3 3.9 18.66
21 100

Perhitungan :

Desain Menarik

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 4
• Improvement Rate = 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 = =1
4

• Relative Importance Index = Nilai atribut produk berdasarkan prioritas = 4

• Weight = Relative Importance Index x Imporvement rate

=4x1=4

𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 4
• Weight (%) = 𝛴𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑥 100% = 𝑥 100% = 19,14%
21
4.8 Parameter Teknis dan Menghubungkan Antar Parameter (Interaction

Metric)

Tabel 4.6 Interaction Metric

= Strong Relationship (9)


= Medium Relationship (3)

Rel.Imp.Index
= Weak Relationship (1)

Multifungsi
Tahan Lam

Terjangkau

Bernilai
Indah
Product Attributes

Desain Menarik 4
172,26 19,14

Inovasi
71,76
5
23,92

Ergonomis 4
57,42 82,26
Ketahanan 4
19,14
Ekonomis 3
167,94 19,14
SUM Scores 19,14 129,18 167,94 256,52 62,2 634,98
Priority (%) 3,01 20,34 26,45 40,40 9,80 100
Perhitungan:

Desain yang menarik x Indah = Weight (%) x relation = 19,14 x 9 = 172,26


𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 19,14
Priority (%) = 𝛴𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑥 100% = 𝑥 100% = 3,01%
634,98
4.9 Perancangan The House of Quality

Tabel 4.7 House Of Quality

= Strong Relationship (9)


= Medium Relationship (3)

Rel.Imp.Index
= Weak Relationship (1)

Multifungsi
Tahan Lam

Terjangkau

Bernilai
Indah
Product Attributes

Desain Menarik 4
172,26 19,14

Inovasi
71,76
5
23,92

Ergonomis 4
57,42 82,26
Ketahanan 4
19,14
Ekonomis 3
167,94 19,14
SUM Scores 19,14 129,18 167,94 256,52 62,2 634,98
Priority (%) 3,01 20,34 26,45 40,40 9,80 100
Measurement Unit Tahun - Rp - Rp
Basic Product 3 E 60.000 A 50.000
Advanced Product 5 F 99.999 B 99.999
Target Value 5 F 99.999 B 99.999
Keterangan Measurement Unit :

• Tahan Lama :

Dilihat berdasarkan ketahanan pada produk basic dan produk advanced (dalam

satuan tahun).

• Multifungsi:

Dilihat berdasarkan jenis model pada produk basic dan produk advanced (dalam

satuan EF). Deskripsi E ialah satu produk dengan satu fungsi dan F ialah satu

produk dengan multifungsi.

• Terjangkau:

Dilihat berdasarkan jenis dan inovasi pada produk basic dan produk advanced

(dalam satuan Rp).

• Indah:

Dilihat berdasarkan jenis model pada produk basic dan produk advanced (dalam

satuan AB). Deskripsi A ialah unik dari segi bentuk basic meja dan B ialah indah

dari segi inovasi dengan satu produk yang memiliki dua inovasi yaitu saku dan

tempat minum.

• Bernilai:

Dilihat berdasarkan jenis dan inovasi pada produk basic dan produk advanced

(dalam satuan Rp).

Kesimpulan:

Dari hasil pengolahan data House Of Quality (HOQ) menunjukan bahwa

perancangan produk lebih unggul untuk yang diketahui dari dua variabel prioritas

dengan nilai persen priority yang paling tinggi, yaitu pada variabel indah dengan persen
priority 40,40% dan juga variabel terjangkau dengan persen priority 26,45%. Data dari

penelitian ini akan dipergunakan sebagai bahan evaluasi serta menentukan apa saja

aspek-aspek yang harus diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

4.10 Desain Rancangan Produk Advanced

Adapun desain rancangan produk anvanced sebagai berikut:

Gambar 4.1 Desain Produk Anvanced Meja Khas Lamongan “Mangan”


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari modul 1 adalah:

1. Metode QFD (Quality Function Deployment) diterapkan dalam tahap analisis

kuesioner tertutup yang telah diisi oleh 100 orang partisipan. Pertanyaan yang

telah dijawab melalui kuesioner dikelompokkan menjadi beberapa atribut.

Selanjutnya, atribut tersebut dianalisis lalu menentukan atribut mana yang

menjadi tujuan utama pembuatan produk. Setelah melakukan analisis

menggunakan QFD maka dilanjutkan dengan analisis menggunakan tabel House

Of Quality (HOQ).

2. Setelah pertanyaan yang telah dikelompokkan menjadi beberapa atribut. Maka

perlu direkapitulasi untuk mengetahui seberapa banyak yang telah memilih di

angka 5 (sangat setuju). Setelah itu, dihitung kembali untuk presentase agar

mengetahui atribut tersebut dapat dikatakan telah memenuhi konsumen atau

tidak. Jika presentase terbanyak di angka 3/4/5 maka bisa dikatakan atribut

tersebut sudah memenuhi kebutuhan konsumen.

3. Dari perhitungan untuk mengelompokkan hirarki primer dan menentukan tingkat

kepentingan relative, dapat disimpulkan bahwa variabel indah berada pada

peringkat pertama, terjangkau berada pada peringkat kedua, multifungsi pada

peringkat ketiga, bernilai berada pada peringkat keempat, dan tahan lama berada
pada peringkat kelima. Hal ini telah sesuai dengan hasil kuesioner yang diberikan

kepada pelanggan produk Meja Khas Lamongan “Mangan”.

5.2 Saran

Adapun saran yang diperoleh dari modul 1 adalah:

1. Sebaiknya peneliti menggunakan lebih banyak data agar hasil pengolahan data

lebih valid.

2. Sebaiknya penjelasan dari peneliti harus lebih rinci dan jelas.

3. Sebaiknya peneliti lebih teliti saat mengambil data agar pengolahan data dapat

menghasilkan output yang sesuai.


DAFTAR PUSTAKA

Irawan, P. A. (2019). Perancangan dan pengembangan pengembangan produk manufaktur.

Jakaria, R., & Sukmono, T. (2017). Perencanaan dan Perancangan Produk. In Lesiba Sekele

(Vol. 1, Issue MAY).

Kusumaningrat, C. I. M. (2020). Pengaruh Desain Produk Dalam Keputusan Pembelian

Konsumen. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 34(1), 35–51.

Ramadhan, D. T., Astuti, R. D., & Iftadi, I. (2021). Uji Kelayakan Desain Kuesioner Budaya

Keselamatan ECAST(European Commercial Aviation Safety Team). ECAST. Matrik:

Jurnal Manajemen Dan Teknik Industri Produksi, 21(2), 101–110.

https://doi.org/10.350587/Matrik

Saeful Nurochim, As’ad, N. R., & Rukmana, A. N. (2021). Perancangan Produk Waistbag

dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD). Jurnal Riset

Teknik Industri, 1(1), 1–13. https://doi.org/10.29313/jrti.v1i1.91

Santoso, J. B. (2019). ( Studi Pada Konsumen Geprek Bensu Rawamangun ). Akuntansi Dan

Manajemen Vol. 16 No. 01, April 2019, 16(01), 127–146.

Sudaryanto, C., & Astuti, S. (2017). ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK,

KUALITAS PELAYANAN, DAN KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN

PELANGGAN. 6, 1–10.
LAMPIRAN

1. Perhitungan Rata-Rata

a. Desain Menarik

𝛴𝑥 1(0)+2(6)+3(17)+4(91)+5(86)
➢ Mean = = = 4,29
𝑁 200

𝑀𝑒𝑎𝑛 4.29
➢ Mean% = 𝛴𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑥 100% = 𝑥 100% = 19,92%
21,51

b. Inovasi

𝛴𝑥 1(0)+2(3)+3(10)+4(90)+5(97)
➢ Mean = = = 4,41
𝑁 200

𝑀𝑒𝑎𝑛 4.41
➢ Mean% = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 20,48%
𝛴𝑀𝑒𝑎𝑛 21,51

c. Ergonomis

𝛴𝑥 1(1)+2(6)+3(32)+4(84)+5(77)
➢ Mean = = = 4,15
𝑁 200

𝑀𝑒𝑎𝑛 4.15
➢ Mean% = 𝛴𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑥 100% = 𝑥 100% = 19,29%
21,51

d. Ketahanan

𝛴𝑥 1(1)+2(3)+3(20)+4(82)+5(94)
➢ Mean = = = 4,33
𝑁 200

𝑀𝑒𝑎𝑛 4.33
➢ Mean% = 𝛴𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑥 100% = 21,51
𝑥 100% = 20,11%

e. Ekonomis

𝛴𝑥 1(1)+2(7)+3(16)+4(74)+5(102)
➢ Mean = = = 4,35
𝑁 200

𝑀𝑒𝑎𝑛 4.35
➢ Mean% = 𝛴𝑀𝑒𝑎𝑛 𝑥 100% = 𝑥 100% = 20,20%
21,51
2. Perhitungan Project Objective

a. Desain Menarik

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 4
➢ Improvement Rate = = =4
𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 1

➢ Relative Importance Index = Nilai atribut produk berdasarkan prioritas

=1

➢ Weight = Relative Importance Index × Imporvement Rate

=1×4=4

𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 4
➢ Weight (%) = 𝛴𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 × 100% = 21
× 100% = 19,14

b. Inovasi

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 5
➢ Improvement Rate = = =5
𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 1

➢ Relative Importance Index = Nilai atribut produk berdasarkan prioritas

=1

➢ Weight = Relative Importance Index × Imporvement Rate

=1×5=5

𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 5
➢ Weight (%) = 𝛴𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 × 100% = × 100% = 23,92
21

c. Ergonomis

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 4
➢ Improvement Rate = = =4
𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 1

➢ Relative Importance Index = Nilai atribut produk berdasarkan prioritas

=1

➢ Weight = Relative Importance Index × Imporvement Rate

=1×4=4
𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 4
➢ Weight (%) = 𝛴𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 × 100% = × 100% = 19,14
21

d. Ketahanan

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 4
➢ Improvement Rate = 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 = =4
1

➢ Relative Importance Index = Nilai atribut produk berdasarkan prioritas

=1

➢ Weight = Relative Importance Index × Imporvement Rate

=1×4=4

𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 4
➢ Weight (%) = 𝛴𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 × 100% = × 100% = 19,14
21

e. Ekonomis

𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 4
➢ Improvement Rate = 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 𝐼𝑚𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 = =4
1

➢ Relative Importance Index = Nilai atribut produk berdasarkan prioritas

=1

➢ Weight = Relative Importance Index × Imporvement Rate

=1×4=4

𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 4
➢ Weight (%) = 𝛴𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 × 100% = × 100% = 19,14
21

3. Perhitungan Interaction Metric

a. Desain Menarik

➢ Desain yang menarik x Indah = Weight (%) x relation = 19,14 x 9 = 172,26

➢ Desain yang menarik x Bernilai = Weight (%) x relation = 19,14 x 1 = 19,14


𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 19,14
➢ Priority (%) = 𝛴𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑥 100% = 𝑥 100% = 3,01%
634,98
b. Inovasi

➢ Inovasi x Multifungsi = Weight (%) x relation = 23,92 x 3 = 71,76

➢ Inovasi x Bernilai = Weight (%) x relation = 23,92 x 1 = 23,92


𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 129,18
➢ Priority (%) = 𝛴𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑥 100% = 𝑥 100% = 20,34%
634,98

c. Ergonomis

➢ Ergonomis x Multifungsi = Weight (%) x relation = 19,14 x 3 = 57,42

➢ Ergonomis x Indah = Weight (%) x relation = 19,14 x 9 = 82,26


𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 167,94
➢ Priority (%) = 𝛴𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑥 100% = 634,98
𝑥 100% = 26,45%

d. Ketahanan

➢ Ketahanan x Tahan Lama = Weight (%) x relation = 19,14 x 1 = 19,14


𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 256,52
➢ Priority (%) = 𝛴𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑥 100% = 𝑥 100% = 40,40%
634,98

e. Ekonommis

➢ Ekonomis x Terjangkau = Weight (%) x relation = 19,14 x 9 = 167,94

➢ Ekonomis x Bernilai = Weight (%) x relation = 19,14 x 1 = 19,14


𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 62,2
➢ Priority (%) = 𝛴𝑆𝑈𝑀 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒𝑒𝑠 𝑥 100% = 634,98
𝑥 100% = 9,80%
4. Screenshoot Kuisioner

Anda mungkin juga menyukai