Anda di halaman 1dari 31

PENDIDIKAN BUDAYA ANTIKORUPSI

TENTANG NILAI-NILAI ANTIKORUPSI dan


PENERAPANNYA

Oleh :

Bella Ayunina Ivada (181602002)

Deslyka Istumniani Purnomo (181602003)

Gita Feby Meladila (181602011)

Silvia Nuruzzamzami (181602007)

Wanda Larasati Almaidah (181602008)

Yuliance Anti Yuseva (181602010)

Dosen :

Fransiska N, S.ST,M.Keb

STIKES PAMENAMG

Prodi D3 Kebidanan

Jl. Soekarno Hatta No.15, Bendo Pare – Kediri, Jawa Timur

Tahun ajaran 2018/1019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik

hidayah, inayah, dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “PENDIDIKAN ANTIKORUPSI TENTANG NILAI-NILAI ANTI

KORUPSI dan PENERAPANNYA”. Tidak lupa kami sampaikan banyak

terimakasih kepada dosen saya ibu Fransiska N, S.ST,M.Keb yang telah

memberikan bimbingan, petunjuk, dan bantuannya kepada saya dalam pembuatan

makalah ini.

Seiring berjalannya waktu, maka asuhan kebidanan juga harus meyelaraskan

dengan perkembangan ilmu yang mendasari agar mampu menjawab tantangan

jaman dan kebutuhan masyarakat. Dengan adanya ini mungkin data mejadi

pengetahuan labih untuk dapat mengetahui cara yang di lakukan saat hamil dalam

hubungan pemeriksaan fisik pada ibu hamil dan juga dapat mengetahui tenang

pemeriksaan pada panggul bagaimana dan seperti apa.

Kami menyadari akan semua kekurangan dalam penulisan makalah ini karena

kemampuan keterbatasan kami. Dan kami mengharapkan kepada pembaca untuk

memberikan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah

ini dan semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penilis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujuan..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

2.1 Nilai-nilai anti korupsi dan penerapannya ......................................................3

BAB III PENUTUP.............................................................................................27

3.1 Kesimpulan......................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Korupsi yang terjadi di Indonesia dewasa ini menjadi bukti penyakit soail yang

sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Terungkapnya kasus korupsi di Negara ini adalah bukti

belum mempannya dunia pendidikan. Korupsi yang di lakukan oknum pejabat di

berbagai aparatur Negara merupakan bukti tidak berhasilnya pembinaan mental

bangsa indonsia. Pendidikan selama ini mampu memberikan konstribusi nyata

terhadap pencegahan korupsi yang di lakukan alumni pendidikan sendiri.

Kenyataan demikian menjadikan dunia pendidikan kita semakin jauh dari realitas

kehidupan umat manusia

Dalam rangka mewujudkan kehidupan Negara yang bersih dari korupsi, maka

perlu sistim pendidikan antikorupsi, berupa sosialisasi bentik-benttuk korupsi,

cara pencegahan dan serat pengawasan terhadap tindak pidana korupsi.

Pendidikan antikorupsi akan berpengaruh pada perkembangan psikologi pelajar,

agar tidak melakukan koruptif. Pemberantasan korupsi tidak cukup teratasi hanya

dengan mengandalkan proses penegakkan hukum. Memberantas korupsi sampai

ke akarnya juga perlu di lakukan dengan tindakan preventif, antara lain dengan

menanamkan nilai religious, moral bebas korupsi atau pembelajaran antikorupsi

melalui berbagai lembaga pendidiakan.


1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja nilai-nilai anti korupsi dan bagaimana penerapannya?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa saja nilai-nilai anti korupsi dan bagaimana penerapannya


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Nilai-Nilai Anti Korupsi dan Penerapannya

A. Nilai Kejujuran

Jujur adalah kebalikan dari bohong. Orang yang tidak jujur adalah

orang yang telah melakukan kebohongan. Seperti yang telah dianjurkan

dibangku sekolah tentang sifat terpuji dan tercela, bohong adalah salah

satu perbuatan tercela. Dalam pandangan agama, orang yang telah

melakukan kebohongan dan membuat orang lain celaka hukumnya adalah

dosa.

Jujur adalah sikap yang ditunjukan dengan perbuatan dan perkataan

yang sebenarnya, tidak berbohong, dan tidak melakukan perbuatan curang.

Dalam hal ini, jujur merupakan perbuatan yang di lakukan dengan tidak

membohongi diri sendiri maupun orang lain. Nilai kejujuran ini dalam

kehidupan sehari-hari adalah sebagai fondasi awal dalam mencegah

tindakan korupsi.

Jujur atau kejujuran mengacu pada spek krakter, moral dan berkonotasi

atribut positif dan budi luhur, seperti integritas, kejujuran, dan

keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan

dan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dan

penyimpangan lainya. Selain ini, kejujuran berarti dapat dipercaya, setia,

adil, dan tulus. Kejujuran dihargai di banyak budaya etnis dan agama.
Seseorang yang telah menanamkan sifat kejujuran dalam dirinya akan

terhindar dari perbuatan korupsi. Ia merasa takut apabila harus mencurigai

orang lain. Selain karena akan merugikan orang lain, dampak yang di

peroleh dengan melakukan perbuatan tidak jujur adalah keresahan psikis

yang dirasakan secara berturut-turut. Ia akan merasa berdosa dan terus

memikirkan hal tersebut hingga hiduppin terasa tidak tenang. Sebaliknya,

orang yang nilai kejujurannya lemah akan terbiasa dab mudah melakukan

kebohongan-kebohongan yang mengakibatkan kerugian orang lain,

termaksud korupsi yang merugikan keuangan Negara.

Contoh perbuatan antikorupsi yang mencerminkan nilai kejujuran

adalah sebagai berikut:

1) Melakukan pekerjaan yang seharunya diselesaikan

2) Tidak menyontek atau menyalin pekerjaan orang lain

3) Tidak memanipulasi data dan fakta pada suatu pekerjaan

4) Bersikap arif dan bijaksan dalam mengambil keputusan

B. Nilai Kepedulian

Peduli adalah suatu tindakan yang di dasari kepribadian terhadap

masalah orang lain. Menurut Sugono definisi kata peduli adalah

mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan (Sugono,2008). Kata

peduli tentunya sudah terlalu awam untuk di dengar, terlebih dalam

kehidupan modern seperti saat ini.

Sejalan dengan arus globalisasi dan modernitas serta teknologi yang

semakin canggih, perkembangan dalam berbagai aspek menimbulkan


berbagai fenomena social. Kebudayaan masyarakat juga ditentukan oleh

fenomena social tersebut. Khususnya kebudayaan masyarakay Indonesia,

yang saling membantu, prihatin dan saling peduli. Kemajuan teknologi

dan globalisasi memberi banyak manfaat bagi banyak pihak. Namun,

terdapat beberapa dampak negative yang mengakibatkan masyarakat

bersifat individualis, berfikir penek, dan kurang peduli sehingga mudah

terjerumus dalam kasus kejahatan, termasuk tindak pidana korupsi.

Dengan menjunjung sikap peduli, seseorang akan semakin waspada

terhadap fenomena social globalisasi dan modernitas. Penanaman

antikorupsi yang mencerminkan nilai kepedulian dapat diterapkan melalui

sikap peduli terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

1) Peduli terhadap diri sendiri

Setiap orang memiliki beberapa kepribadian yang tidak di sadari.

Sifat asli yang di kembangkan dengan kebaikan dan nilai positif

kehidupan, dapat menghasilkan individu yang berkualitas. Sifat adalah

sistim neurophysis yang digeneralisasikan dan di arahkan, dengan

kemampuan unruk menghadapi bermacam-macam perangsang secara

bersama-sama, dan memulai serta membimbing tingkah laku adaptif

dan ekspresi secara sama.

Terdapat slogan yang menyatakan “ Mendahulukan kepentingan

umum daripada kepentingan individu” slogan tersebut menerangkan

bahwa kepentingan umum lebih penting daripda kepentingan diri

sendiri. Selain itu seorang indivisu harus mempedulikan keduanya.


Walaupun kepentingan umum lebih utama, namun jangan sampai

keadaan diri menjadi terabaikan.

Mengapa diri sendiri perlu diperhatikan? Karena sebelum orag lain

peduli, sebaiknya diri sendiri memperlihatkan kemampuan yang patut

diperhatikan, dihargai, dan di nilai oleh orang lain. Sikap ini perlu

untuk memotivasi diri menjadi lebih baik, dan mawas diri agar

terhindar dari hal-hal negative. Bila dari dalam diri sendiri sudah

peduli, pasti dapat menularkan energy positif kepada orang-orang di

sekitarnya. Berikut beberapa perilaku antikorupsi yang mencerminkan

nilai peduli terhadap diri sendiri.

a. Melakukan pola hidup sederhan agar tidak terpengaruh oleh

modernitas dan perilaku konsumtif

b. Semakin mendekatkan diri kepada tuhan

c. Mengontrol emosi agar tidak mudah terjerumus dalam pergaulan

yang salah

d. Menyibuykkan diri dengan melakukan kegiatan yang positif

2) Peduli terhadap keluarga

Sebagai sistim terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki peran

sebagai pendidik pertama kepada anak. Karena keluargalah yang

mampu memdidik seorang anak menjadi individu yang berwawasan

luas, berbudaya, dan berilmu dengan kemuliaan akhlak. Dengan

memainkan peran-peran kecil dalam lingkungan keluaga, seorang akan

terampil dengan tanggung jawab sebagai anggota kelurga.


Setiap anggota keluarga harus peduli dengan anggota keluarganya

yang lain. Kepedulian dalam keluarga juga merupakan bentuk kontrol

yang dilakukan agar anggota keluarga tidak melakukan korupsi. Sikap

peduli ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya sebagai

berikut :

a. Memberikan pendidikan moral dan agama terhadap anak.

b. Sebagai seorang istri tidak memaksa suaminya untuk membelikan

barang mewah dan mahal, begitupun sebaliknya.

c. Tidak mengeluh, apalagi memilih jalan instan dengan menghadapi

masalah dan cobaan keluarga.

d. Menghindari hal-hal yag menyebabkan anggpta keluarga

melakukan korupsi, seperti berkata bohong, melakukan suap, dan

memberikan imbalan hadiah berlebih.

e. Saling menguatkan dan mengingatkan kepada anggota keluarga

bahwa korupsi adalah perbuatan yang keji dan harus di hindari.

Belajar dari kasus-kasus tindak pidana korupsi yang telah tangani

keluarga koruptor adalah pihak yang paling merasakan kekecewaan

terbesar. Mengapa demikian? Sejak kecil orang tualah yang

mengajarkan tentang perilaku budi pekerti, namun anak-anak tumbuh

justru mempraktikkan hal-hal yang melanggar hukum. Orang tua

merasa gagal dalam mendidik anak. Dalam kondisi sebaliknya, anak

yang mengetahui orang tuanya melakukan korupsi juga akan sangat

kecewa dan malu dengan olok-olok orang lain. Sikap saling peduli
dalam keluarga yang sangat diharapkan dapat membantu menanamkan

perilaku antikorupsi dalam sistim terkecil bagi diri individu.

3) Peduli terhadap lingkungan masyarakat

Bila membandingkan tingkat saling kepedulian masyarakat

perkotaan dan pedesaan, yang terlihat adalah perbedaan yang

signefikan. Masayarakat pedesaan dinilai lebih memiliki sikap peduli

terhadap lingkungan dan masyarakat disbanding masyarakay

perkotaan. Salah satu penyebabnya adalah tingkat moderenitas

masyarakat perkotaan lebih tinggi.

Masyarakat di kota-kota besar lebih banyak menghabiskan

waktunya bekerja dikantor-kantor dengan segudang aktivitas yang

menguras tenaga, pikiran dan membuat mereka jarang berinteraksi

dengan kehidupan social yang melibatkan masyarakat banyak. Bahkan

mereka sangat jarang mengetahui bila ada tetengga yang sedang

berduka karena salah seorang tetengga meningga dunia. Kondisi ini

sangat berbeda dengan masyarakat pedesaan yang hidup guyup rukun.

Masyarakat pedesaan mayoritas adalah seorang petani yag bekerja di

sawah dan ladang dengan interaksi social yang tinggi. Dengan

melakukan berbagai sistim yang ditetapkan secara turun-menurun,

keadaan lingkungan dan masyarakat pedesaan dirasa sangat berarti.

Lalu muncul pertanyaan, mengapa korupsi dekat dengan orang

yang memiliki kedudukan? Kedudukan dalam hal ini adalah orang-

orang yang memliki jabatan dalam pemerintahan dan orang yang

berkuasa dalam bisnis swasta. Hal ini menunjukkan adanya sikap


kurag peduli pejabat terhadap masyarakat. Dampak-dampak yang

ditimbulkan dari korupsi tentu akan menyengsarakan masyarakat.

Berikut perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilai kepedulian

terhadap lingkungan dan masyarakat :

a. Tidak menebang hutan secara illegal, selain mengakibatkan

keruguan negara, juga mengakibatkan kerusakan lingkungan dan

berbagai bencana alam

b. Saling bertegur sapa dengan orang0orang dilingkungan agar saling

mengenal

c. Memberikan pengarahan kepada warga untuk bekerja secara jujur

d. Memedulikan lingkumgan sekitar dan menjalin komunikasi dengan

baik

e. Melakukan musyawarah dalam mengambil keputusan bersama

4) Peduli terhadap bangsa

Pada akhirnya, korupsi berdampak pada kesejahteraan masyarakat,

yang dalam hal ini adalah bangsa Indonesia. Bagi individu yang hidup

di sebuah bangsa, searusnya ia turut memperdulikan bangsanya. Peduli

terhadap nasib orang-orang yang sebenarnya dapat hidup sejahtera dan

dapat meningkatkan derajat bangsa. Hal ini dapat di wujudkan dengan

mewujudkan cita-cita bngsa Indonesia yang ingin menyejahterakan

bangsa, salah satu cara adalah dengan tidak melakukan korupsi.

Sikap peduli terhadap bangsa inilah yang kelak dapat mewujudkan

cita-cita bangsa. Bila tidak, kesenjangan demi kesenjangan soail dapat

terjadi dimana-mana. Konflik kepentingan pun semakin berpengaruh


dalam roda perpolotikan di tanah air. Kemiskinan semakin bertambah,

bencana alam semakin mewabah dan infrastruktur rakyat bertabah

parah.

C. Nilai Kemandirian

Salah satu nilai antikorupsi adalah kemandirian. Dalam pandangan

konformistik, kemandirian merupakan konformitas terhadap prinsip moral

kelompok rujukan. Oleh sebab itu, individu yang mandiri adalah yang

berani mengambil keputusan dilandasi oleh pemahaman akan segala

konsekuensi dari tindakanya. Dalam hal ini, pemahaman mendalam

tentang hokum moralitas menjadi factor pendukung untuk kemandirian.

Pada dasarnya, perkembangan kemandirian individu merupakan

parkembangan eksistensial manusia. Seseorang dikatakan mandiri apabila

pemikiran dan sikap yang ia tunjukan menunjukan arah kedewasaan dan

bertanggung jawab dengan tindakan yang telah dilakukan. Hal ini

ditunjukkan dengan sikap yang tidak bergantung pada orang lain untuk

menerjakan tugas dan tanggung jawabnya.

Setiap aspek psikologis lainya, kemandirian juga bukan pembawaan

yang melekat pada diri individu sejak lahir. Perkembangan kemandirian

seorang dipengaruhi oleh berbagai stimulasi yang dating dari lingkungan

selain dari potensi keturunan. Berikut beberapa factor yang mempengaruhi

perkembangan kemandirian seorang remaja menurut Ali dan Asrori:

1. Gen atau keturunan orang tua. Jika orang tua memiliki sifat

kemandirian tinggi, sifat tesebut akan menurun kepada anaknya.


Namun, factor ini sering terjadi perdebatan. Ada yang beroendapat

bahwa, sebenarnya bukan sifat orang tua yang menurun kepada anak,

melainkan cara orang tua dalam mendidik anak yang menjadikan anak

menjadi pribadi yang mandiri.

2. Pola asuh orang tua. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau

mengeluarkan kata “jangan ” kepada anaknya tanpa disertai penjelasan

yang rasional akan menghambat perkembangan kemandirian anak.

Sebaliknya orang tua yang menciptakan suasana aman dalam interaksi

keluarganya dapat mendorong kelancaran kemandirian anak. Demikian

juga, orang tua yang sering menbanding-bandingkan anak yang satu

dengan yang lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhada[p

perkembangannya.

3. Sistim pendidikan di sekolah. Proses pendidikan yang tidak

mengembangkan prinsip demikrasi dan cenderung menekan

indokriminasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja.

Begitu juga gengan pemberian sanksi hukuman juga menjadi factor

penghambat kemandirian remaja. Berbanding terbalik dengan proses

pendidikan yang menekankanpentingnya penghargaan terhadap potensi

anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi yang positif akan

memperlancar perkembangan kemandirian remaja.

4. Sistim kehidupan di masyarakat. Sistim kehidupan di masyarakat yang

terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur social, merasa kurang

aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi potensi

remaja dalam kegiatan produksidapat menghambat perkembangan


kemandirian remaja. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang aman,

menghargai ekspansi potensi remaja dalam berbagai kegiatan, dan

tidak berlaku hierarki akan merangsang dan mendorong perkembangan

kemandirian remaja.

Faktor perkembangan kemandirian remaja di atas menjadi titik tolak

seseorang individu (dewasa) untuk dapat mengemban tugas dan tanggung

jawabnya dengan baik. Bila kemandirian sudah tertanam dalam dirinya, ia

pun akan menghindari perbuatan-perbuatan korupsi yang dapat merugikan

keuangan Negara dan mencelakakan nasib bangsanya. Oleh sebab itu,

penting juga di lakukan pembiasaan diri agar tidak terpengaruh untuk

melakukan korupsi. Berikur beberapa perilaku antikorupsi yang

mencerminkan nilai kemandirian :

a. Menyelesaikan tanggung jawab tanpa bantuan orang lain

b. Mengontrol diri agar dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu

c. Dapat mengatur diri sendiri sebelum mengatur orang lain (bawahan)

d. Tidak putus asa dalam menghadapi kendala dan hambatan yang di

hadapi

D. Nilai Kedisiplinan

Kata disiplin bersal dari kata Latin discipline yang berarti latihan atau

pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat.

Kedisiplinan berasal dari kata dasar “disiplin” yang berarti ketaatan

kepada peraturan atau tata tertib. Sikap disiplin erat kaitanya dengan

peraturan dan sanksi. Seorang dikatakan disiplin karena telah melakukan


perbuatan yang patuh terhadap peraturan, baik yang telah disepakati

denagn pihak maupun peraturan yang di buat sendiri.

Sikap disiplin sering dikaitkan dengan hidup ala militer. Perlu diketahui

bahawa tidak hanya militer saja yang harus hidup disiplin. Setiap individu,

dan sebagai warga Negara, setiap orang harus disiplin dan patuh terhadap

eraturan. Dari hal kecil misanya, mengatur waktu dan memanfaatkan

peluang dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas, juga dapat

disebut dengan disiplin diri.

Disiplin perlu di terapkan ubtuk mengatur kehidupan dari berbagai

aspek. Mengapa demikian? Karena apabila tidak di dukung dengan

disiplin, berbagai aspek kehidupan akan menjadi carut-marut dan

berantakan. Itulah sebabnya di buat berbagai rambu-rambu lalu lintas,

yaitu memanimalisir terjadinya kecelakaan di jalan raya, pengguna jalan

akan merasa aman, dan nyaman. Sebaliknya, jika pengguna jalan

melanggar rambu-rambu lalu lintas, misalnya tidak berhenti saat lampu

merah menyala, akan banyak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bisa

saja terjadi tabrakkan dengan pengguna jalan atau pengendara yang lain,

ditilang polisi lalu lintas, mendapat cacian dari pengguna jalan yang lain,

atau yang paling menghawatirkan adalah kecelakaan lalu lintas hingga

mengakibatkan kematian. Oleh sebab itu, penting sekali menerapkan

perilaku disiplin, dari hal-hal kecil agar dapat disiplin terhadap hal-hal

yang besar, termasuk tidak melanggar peraturan perundang-undanagan

tentang tindak pidana korupsi.


Banyak manfaat yang didapat dari penerapan pola hidup disiplin.

Disiplin dapat membuat orang lain percaya dengan kinerja yang telah di

lakukan, karena tugas di selesaikan dengan tepat waktu. Membangun

kepercayaan diri orang sangat sulit, salah satu cara agar di percaya orang

lain adalah dengan hidup disiplin. Namun, masih bnayak perilaku-perilaku

di masyarakat yang kurang/ tidak mencerminkan kedisiplinan yang dapat

menular kepada oramg lain di sekitarnya. Masalah buang sampah tidak

pada tempatnya misalnya, jika hal ini dilakukan oleh seorang saja di

tempat umum, pasti orang lain yang melihat banyaknya sampah yang

berceceran pasti juga akan melakukan hal yang sama. Oleh sebabitu, sikap

ini harus di mulai dari diri sendiri agar bermanafaat bagi orang lain.

E. Nilai Tanggung Jawab

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah

kewajiban menanggung segala sesuatunya, bila terjadi apa-apa boleh

dituntut, dipersalahkan, dan di perkarakan. Adapu dalam kamus hukum,

tamggung jawab adalah suatu keseharusan bagi bagi seorang untuk

melaksanakan apa yang telah diwajibkan kepadaanya. Sementara itu,

tanggumg jawab menurut hokum, Notoatmojo menyatakan bahwa

tanaggung jawab adalah kosekuensi seseorang tentang perbuatanya yang

berkaitan dengan etika atau moral dalam melakukan perbuatan.

Secara sudut pandang yang lebih luas, tanggung jawab adalah

kesadaran seseorag terhadap tingkah laku atau terbuatan yang telah

dilakukan, baik yang di sengaja maupun tidak disengaja. Sikap ini


dipandang sebagai perwujudan atau kesadaran dan kewajiban. Di mana

ada kewajuban disitulah ada tagging jawab yang harus di lakukan secara

sadar. Kesadaran disebabkan oleh kodrat manusia sebagai masyarakat dan

hidup di lingkungan (alam). Setiap manusia yang hidup di dunia ini

terlahir dengan beban tanggung jawab sebagai bagian di masyarakat yang

beradab dan berbudaya. Ia merasa bertanggung jawab karena menyadari

akibata baik atau buruk dari suatu perbuatan.

Bila ditinjau dari keadaan individu terhadap hubungan yang dibuatnya,

tanggung jawab dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu sebagai

berikut :

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Tanggung jawab seorang individu terhadap diri sendiri dilakukan

untuk memenuhi kewajiban serta untuk mengembangkan potensi

sebagai kepribadian yang melekat pada dirinya. Hal ini dilakukan

untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi oleh dirinya

sendiri dengan pendapatnya sendiri. Selain sebagai pribadi, manusia

juga makluk bermoral. Oleh sebab itu, meskipun dapat menyelesaikan

permasalahannya sendiri, seseorang seseorang harus tetap memikirkan

tentang baik buruknya keputusan tersebut.

Walaupun demikian, manusia memang tidak pernah luput dari

kesalahaan dan kekliruan. Hal yang perlu diperhatikan adalah

perbuatan dan tindakan yang dilakukan jangan sampai menimbulkan

dampak yang dapat merugikan orang lain, yang dapat membuat bentuk

tanggung jawab yang lebih besar terhadap dirinya sendiri. Orang yang
bertanggung jawab adalah orang yang terhindar dari praktik-praktik

korupsi yang merugika orang lain, bnagsa dan Negara. Berikut

beberapa contaoh perulaku antikorupsi yang mencirminkan nilai

tanggung jawab terhadap diri sendiri:

a. Menjalankan amanah kerja dengan baik

b. Mengerjakan tugas dan kewajiban dengan sungguh-sungguh

c. Menjaga diri sendiri agar tidak terpengaruh untuk melakukan

tindakan korupsi

d. Membuat managemen waktu agar tidak agar pekerjaan tidak

terbengkalai

2. Tanggung Jawab Terhadap Keluarga

Keluarga menghadirkan anak ke dunia. Secara kodrat, keluarga juga

mempunyai tanggung jawab unruk mendidikanak. Selain tanggung

jawab orang tua teehadap anak, tanggung jawab juga dilakukan oleh

tiap-tiap anggota keluarga. Tanggung jawab terhadap keluarga

menyangkut nama baik kelurga. Artinya apabila seorang anggota

keluarga melakukan kebaikan, yang mendapat pujian adalah seluruh

anggota keluarga. Sebaliknya pabilaseorang anggota keluarga

melakukannperbuatan yang tidak terpuji, pihak yang akan menerima

dampaknya juga seluruh keluarga.

Sebagai organisasi terkecil dalam masayarakat, keluarga harus

menanaman sikap tanggung jawab di dalam keluarga sejak anak

mengenal kewajiban yang harus dilakukan. Berikut beberapa perilaku


anti korupsi yang mencerminkan nilai tanggung jawab terhadap

keluaarga :

a. Berperilaku baik agar dapat dituru anak

b. Orang menerapkan pendidiakn moral agar anak dapat bersosialisasi

dengan masyarakat

c. Anak harus menunjukkan sikap patuh dan mengerjakan tugas-

tugasnya di bawah pengawasan orang tua

d. Mengembangkan potensi diri agar dapat membanggakan keluarga.

3. Tanggug Jawab Terhadap Masyarakat

Manusia adalah makluk social yang tidak dapat hidup sendiri tanpa

peran orang lain. Peran individu dalam masyarakat adalah menjalankan

perannya sebagai warga dalam menjalankan peraturan yang berlaku.

Seorang individu harus menjalin komunikasi baik terhadap masyarakat

di sekitarnya. Dengan demikian, seorang individu dapat

melangsungkkan kehidupannya dalam masyarakat tersebut sebagai

manusia yang bertanggung jawab.

Pertanggung jawaban terhadap masyarakat menurpakan wujud

bukti dan cinta terhadap lingkungan. Berikut beberapa perilaku

antikorupsi yang mencerminkan nilai tanggung jawab serhadap

masyarakat :

a. Tidak mengejek atau meghina tetangga

b. Menunjukkan potensi dengan tujuan membangun masyarakat

c. Tidak melkukan apelanggaran terhadapa nilai dan norma yang

berlaku di masyarakat
d. Menunjukakan rasa solidaritas dan empati yang tinggi terhadap

peristiwa yang terjadi

4. Tanggung Jawab Terhadap Bangsa dan Negara

Sebagai warga Negara, setiap individu juga memiliki tanggung

jawab terhadap bangsa dan Negara. Nasib bangsa berada ditangan tiap-

tiap warga Negara. Setiap ungkapan “Maju mundurnya suati bangsa

sangat bergantung dari tanggung hawab warga negaranya”. Sebagai

warga Negara, tentunya tidak ingin negaranya mengalami kemunduran

atau kehancuran dalam berbagai aspek kenegaraan.

Bentuk sikap dan perilaku warga Negara yang dapat dilakukan

sebagai perwujutan tanggungjawab Negara terhadap bangsa dan

Negara adalah sebagai berikut:

a. Memahami dan mengamalkan ideologi pancasila dalam kehidupan

sehari-hari

b. Menjaga, memelihara dan mengharumkan nama baik bangsa

Indonesia di kancah dunia

c. Menjaga persatuan dan kesatuan bnagsa indonesai

d. Memlihara rasa solodaritas antar warga Negara Indonesia

e. Meningkatkan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air

f. Mengebangkan pola hidup taat aturan yang berlaku

g. Mematuhi aturan perundang-undangan serta tidak melakukan

tindakan korupsi

5. Tanggung Jawab Terhadap Tuhan


Selain bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, keluarga,

masyarakat serta bangsa dan Negara, seorang individu juga

bertanggung jawab kepada Tuhan. Sebagai makluk ciptaan-Nya, sudah

selayaknya manusia melakukan hal yang dapat dipertanggung

jawabkan kepada Tuhan. Sesuai dengan sila pertama pancasial, yakni

Ketuhanan Yang Maha Esa, dan UUD 1945 pasal29 yang menyatakan

bahwa (1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; dan (2)

Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masung dan untuk beribadah menurut agamanya dan

kepercayaanya itu. Oleh karena itu, manusia sejak selayaknya

melakukan tanggung jawab kepadaTuhan.

Bentuk tanggung jawab seseorang terhadap Tuhannya diwujudkan

dengan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Seorang

yang dekat dengan Tuhan dan iman yanag kuat dapat menahan

nafsumua untuk melakukan hal-hal yang negarif. Berikut beberapa

contoh lainnya bentuk perilaku tanggung jawab kepada Tuhan:

a. Mensyukuri segala nikmat yang telah dikaruniakan-Nya

b. Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya

c. Menurut ilmu dan mengamalkannya

d. Menjalin silaturahmi dan persaudaraan sesame manusia dan

antarpemeluk agama agar tercipta masyarakat yang damai

F. Nilai Kerja Keras


Kerja keras merupakan istilah yang menunjukkan suatu upaya yang

harus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan

yang menjadi tuhasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti kerja

sampai tuntas lalu berhenti, istilah yang dimaksud mengarah pada visi

besar yang haris dicapai untuk kebaikkan/kemaslahatan manusia (umat)

dan lingkungannya.

Dalam arti positif, setiap orang yang yang bersungguh-sungguh dan

pantang mundur pasti akan ,endapatkan leinginan dan meraih cita-cita

yang diimpikan.seseorang yang kerja keras akan amendapatkan hasil lebih

baik daripada mereka yang lelah dan memutuskan untuk menyerah.

Seorang yang penuh harapan dan kepercayaan diri tinggi akan menjadi

lebih kuat dalam melaksanakan kewajibannya.

Orang yang kerja keras disebut juga orang yang ulet dan gigih. Ia tidak

akan menyia-nyiakan kesempatan dan akan terus berusaha sehingga

keinginannya tercapai. Sayangnya, banyak orang yang terlalu kerja keras

sampai melupakan waktu dan kurang mengurus diri. Hal ini perlu

diantisipasi agar tidak terus berlanjut dan kurang mengurus diri. Hal ini

perlu diantisipasi agar tidak terus berlanjut dab berdampak buruk. Oleh

sebab itu, sangat penting membuat menegemen waktu.

Berikut beberapa perilaku kerja keras yang dapat dilakukan dalam

mewujudkan Indonesia yang bersih korupsi:

a. Mengenali potensi diri dan mengembangkan dan meraih apa yang

diinginkan tanpa melakukan suap

b. Bekerja dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal purus asa


c. Membuat situasi kerja menajadi senyaman mungkin agar hasil yang

didapatkan bisa maksimal

d. Berkeyakinan teguh bahwa tugas yang diembannya dapat terselesaikan

dengan baik

e. Berusaha sebaik mungkin tanpa mengorbankan orang lain, kesehatan

dan waktu bersama keluarga

G. Nilai Kesederhanaan

Di zaman serba modern seperti sekarang ini banyak orang yang bergaya

hidup metropolitasn. Sulit membedakan antara barang kebutuhan dan

keinginan, karena keinginan untuk menikmati barang dan jasa sangat

tinggi. Tidak jarang pengeluaran lebih tinggi dari pendapatan. Hingga

kekurang akebutuhan hidup di tutup dengan cara berutang, utang menjadi

bertumpuk-tumpuk. Tanpa disadari, uang yang bertumpuk itulah yang

membuat hidup menjadi tidak tennag dan selalu resah. Bahkan dapat

mengakibatkan tindakan korupsi.

Tidak sedikit orang yang memilih hidup glamour, sementara masih

banyak orang yang hidup serba kekurangan. Memiliki dan menikmati

bnayak asset dan akses, baik barang maupun jasa, memang menunjukkan

strata kedudukan di masyarakat.orang yang memiliki rumah megah dan

mobil mewah akan di pandang lebih bermartabat disbanding mereka yang

tidak berpunya. Pandangan ini yang membuat gejolak masyarakat yang

menginginkan kehidupannya juga di pandang oleh orang lain. Persaingan

yang tidak kasat mata pun mutlak terjadi.


Perlu adanya perubahan mindset terhadap pola hidup, salah satunya

dengan hidup sederhana. Hidup yang sederhana adalah seni bagaimaa

untuk mengatur kepemilikan suatu barang dab jasa berdasarkan nilai guna

yang bisa dikonsumsi dan di manfaatkan. Hidup sederhana adalah hidup

bersahaja tanpa memerhatikan kemewahan dan kepemilikan asr mewah

dan mahal. Kesederhanaan dapat dikaitkan dengan sikap menjaga

kesopanan perbuatan, peraturan dan tingkah laku yang menunjukkan

rendah hati dan tidak sombong. Orang yang sederhana tidak menggunakan

kemampuan mereka untuk menarik perhatian orang lain terhadap prestasi

yang dihasratkannya.

Dengan menerapkan pola hidup sederhana, hidup akan lebih tentram

dan terhindar dari tindakan-tindakan yang dapat menjerumuskan kedalam

praktik-praktik korupsi, membangun kehidupan yang sederhana di zaman

yang modern ini, membutuhkan kemampuan untuk meninggalkan hal-hal

yang rumit dan kompleks, menjadi hal-hal yang lebih simple. Seperti

ungkapan “Orang yang sederhana bisa tampil lebih menawan daripada

orang yang hidup mewah”. Kesederhanaan membuat seseorang melihat

keindahan di setiap kemewahan mauoun yang tidak mewah.

Dapat disimpulkan bahwa hidup sederhana yang sangat penting di era

modern ini. Berikut beberapa langkah membangun hidup yang sederhana

manurut Afrin:

1. Menemukan hal yang penting

2. Melepaskan hal yang tidak penting

3. Janagan focus terhadap persepsi dan keinginan orang lain


4. Berfokus pada kualitas, bukan kuantitas

5. Melihat dunia secara sederhana

6. Membiasakan pola konsumsi yang moderat

H. Nilai Keberanian

Daalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berani dalaah mempunyai hati

yang mantap dan rasa percaya diri yang benar dalam menghadapi bahaya,

kesulitan, dan sebagainya. Berani adalah kebalikan dari takut,seperti

ungkapan “Berani karena benar, takut karena salah”. Dari ungkapan ini,

orang yang berani adalah orang yang melakukan kebenaran, sedangkan

mereka yang sedang takut adalah yang melakukan kesalahan.

Setiap orang pasti pernah mengalami masa-masa sulit dan masalah

besar. Untuk menghadapinya memerlikan keberanian untuk berpegangan

teguh pada tujuan. Terkadang masalah-masakah itulah yang membuat

seseorang menjadi semakin berani dalam menghadapi kenyataan hidup.

Seringkali orang merasa gagal dalam membangun keberanian karena

melihat kenyataan dari luar, ucapan orang lain, membayangkan dampak

yang ditimbulkan, dan oleh beberapa factor lainnya. Perlu diketahui bahwa

factor terbesar dalam membangun keberanian berada dalam diri sendiri.

Kemampuan dan ketekatan diri sendiri lebih utama dibangdingkan

pengaruh dari luar yang justru dapat membuat takut menjadi leboh tinggi.

Keberanian seseoramg di tunjukkan dalam bentuk dan cara yang

berbeda-beda. Salah satunya seperti kasus seseorang yang melakuakan

korupsi karena pengaruh orang lain dan kondisi ekonomi yang


menghimpitnya. Dalam hal ini dia tidak mmapu menumbuhkan jiwa

melawan hasutan orang lain. Sudah jelas ia telah gagal dalam membangun

keberanian diri dalam melawan korupsi. Sebaliknya , jika ia menolak dan

mencari jalan lain untuk menghadapi permasalahannya, ia termasuk orang

yang berhasil untuk melawan korupsi. Beriku beberapa perilaku

antikorupsi yang mencerminkan nilai keberanian:

1. Menuruti hati dan nurani hati sendiri

2. Mengatakan apa yang dirasakan dan diketahui

3. Membenarkan apa yang telah diketahui tenttang orang lain

4. Menolak suap dari atasan untuk melakukan hal-hal yang menyimpang

I. Nilai Keadilan

Sejak awal kemunculan fisafat Yunani, keadilan menjadi pokok

pembicaraan serius. Cakupan dari pembicaraan keadilan meluas, mulai

dari yang bersifat etik, filosofi, hokum, dan sampai keadilan social. Paham

Plato dalam buku politeia melukiskan suatu model tentang Negara yang

adil. Negara harus diatur secara seimbang menurut bahian-bagiannya,

supaya adil. Timbulnya keadilan menurut Plato bila tiap-tiap kelompok

atau golongan (filsafat, tentara, pekerja) berbuat apa yang sesuai dengan

tempat dan tugasnya.

Menurut Aritoteles, hokum positif yang dibuat oleh manusia harus

dibimbing oleh rasa keadailan dengan prinsip kesamaan (equity), yang

kemudian melahirkan keadilan distributive dan keadilan korektif. Keadilan

distributive yaitu pembagian barang dan jasa kepada setiap orang sesuai
dengan kedudukannya dalam masyarakat, serta perlakuan yang sama

terhadap kesejahteraan di hadapan hukum. Aturan dalam hukum harus

memiliki strandar umum untuk memperbaiki akibat setiap tindakan, tanpa

memperhatikan pelakunya, dan tujuan dari perilaku, yang harus diukur

dengan sudut pandang objektif. Hukum yang dikenakan harus dapat

memperbaiki kerugian masyarakat, ganti rugi harus memulihkan

keuntungan yang tidak sah.

Kata keadilan dalam bahasa Inggris adalah justice yang merupakan

turunan dari bahasa Latin iustitia. Kata justice memiliki tiga macam

makna yang berbeda, yaitu (1) secara atributif suatu kualitas yang adil atau

fair, (2) sebagai tindakan berarti tindakan menjalankan hokum atau

tindakan yang menentukan hak dan ganjaran atau hukuman, dan (3) orang,

yaitu pejabat public yang berhak menentukan persyaratan sebelum suatu

perkara di bawa kepengadilan. Kata adil berasal dari bahasa Arab, adala

yang berarti lurus. Adil adalah memberikan apa saja sesuai dengan hak.

Keadilan berarti tidk berat sebelah, mnempatkan sesuatu di tengah-tengah,

tidak memihak, berpihak kepada orang benar, dan tidak sewenang-

wenang.

Banyak pandangan tentang konsep tindak adil dan tidak adil. Hal ini

bergantung kedapa kekuatan dan kemampuan yang dimiliki, menjadi

terlihat mudah, namun tidak dalam penerapannya. Orang yang melakukan

perbuatan tidak adil biasanya sangat dekat dengan kasus-kasus korupsi.

Berikut beberapa contoh perilaku antikorupsi yang mencerminkan nilaim

adil:
1. Memberikan orang lain sesuai dengan hak yang seharusnya diterima

2. Tidak melakukan tindakan curang dengan mengambil jatah orang lain

3. Melakukan pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab sebelum

mendapat hak

4. Membuat keputusan tanpa memihak ataupun hal-hal yang

mengandung unsur nepotisme


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Korupsi dapat mejadi faktor internal dan faktor eksternal. Upaya pencegahan

korupsdi pada dasarnya dapat dilkukan dengan menghilangkan atau mengurangun

kedua faktor penyebab kedua korupsi tersebut. Apabila nilai-nikai anti korupsi itu

tertananm dengan kuat didalam diri setiap individu, faktor internal korupsi dapat

dicegah. Nilai-nilai antikorusi meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan,

tanggung jawab, kerja keras, kesedaerhanaa, keberanian, dan deadilan. Nilai-nilai

anti korusi perlu diterapkan oleh setiap individu agar dapa mengatasi faktor

ekternal sehingga korupsi tdak terjadi.


DAFTAR PUSTAKA

Darul, Catrina, Marliani, Dessy. 2016. Pendidikan Anti Korupsi Kajian Korupsi

Teori dan Prrakti. Jakarta: Sinar Grafika Offset

Anda mungkin juga menyukai